Suara kucuran air masih sangat terdengar dengan jelas. Sedangkan sang lelaki tersebut sama sekali belum tersadar dari pingsannya.
Tiba-tiba seorang wanita yang masih muda masuk ke dalam kamar mandi tersebut dengan mengendap-endap.
Reva. Dialah orangnya. Wanita cantik yang sangat menyayangi kakaknya, karena Ia tau kalau tidak adak satu orang pun yang menyayangi abangnya kecuali dirinya.
Dengan perlahan, Revan mengguncang tangan Rekal yang sudah mulai dingin.
"Bang.." Panggil Revan pelan.
Tapi belum ada balasan dari Rekal. Reva pun menaikkan nada bicara sedikit.
"Bang Rekal.. Bangun.." Panggilnya dan sambil menepuk pipi Rekal agar cepat tersadar.
Dan pada akhirnya, Rekal pun tersadar dari pingsannya.
Orang yang pertama kali Rekal lihat adalah adik tirinya, Reva.
Rekal langsung terkejut, "Kamu ngapain kesini dek? kalau papah ngeliat gimana?"
"Aku mau bangunin abang. Tangan abang udah dingin. Aku tau kalau abang bakalan pingsan." lirihnya.
Rekal menghela nafasnya, "Sekarang kamu cepetan ke kamar! Abang bisa sendiri kok."
"T-tapi bang..
"Tapi kenapa?" Tanya Rekal
"Muka abang bonyok, Banyak darah juga di lantai. Apa abang baik-baik aja?"
Rekal tersenyum.
"Abang udah biasa. Sekarang kamu harus ke kamar sebelum ketahuan papah." Titahnya.
Reva mengangguk dan langsung pergi keluar dari kamar mandi.
Rekal menghela nafasnya. Sakit sekali rasanya saat di pukul habis-habisan tanpa melawan.
Dengan cepat, Rekal langsung membersihkan dirinya serta lantai kamar mandi yang terdapat darah.
~~~
Reva yang sedang berjalan menaiki tangga tiba-tiba berhenti karena di depannya sudah ada mamahnya yang menatap Reva.
Reva langsung menatap mamah nya malas. Ia sangat-sangat tidak menyukai mamah nya sendiri.
Reva langsung kembali berjalan tanpa menghiraukan mamah nya.
"Udah mamah bilang, jangan bantuin dia!" Ucap Mama nya.
Langkah Reva terhenti dan langsung membalikkan badannya.
"Kenapa emangnya? Bang Rekal kan abang aku. Gak ada salahnya dong" Ucap Reva
Mamahnya mendelik, "Tapi Dia bukan Abang kandung kamu! Kamu harus ingat itu sampai kapan pun!"
Reva tertawa remeh, "Walaupun bang Rekal bukan abang kandung aku, tapi setidaknya kelakuan dia masih kelakuan manusia. Gak kayak mamah!" Ucapnya dengan penuh penekanan.
Mamahnya terkejut.
"Maksud kamu apa bicara seperti itu?"
Reva mendekat ke arah telinga mamahnya dan berbisik, "Aku tau kalau mamah ada niat buruk sama keluarga ini."
Mamahnya langsung terkejut bukan main. Bagaimana bisa?
Revan tersenyum miring.
"Jujur, aku malu punya mamah kaya gini. Tau kenapa? Ya! karena mamah sangat licik, memanipulasi segalanya, selalu jadi kompor antara bang Rekal dan papah." Ucap Reva sambil mengeluarkan air mata.
Mamahnya langsung terdiam. Mencerna kata-kata dari anak kandungnya sendiri. Kata-kata itu memang sangat tidak sopan, tapi itu adalah sebuah kebenaran.
"Seharusnya mamah sadar, kita hanya orang yang baru masuk ke dalam keluarga papah. Harusnya kita menyatukan papah dan bang Rekal, bukannya malah semakin menjauhkan mereka!" Jelas Reva.
"Mamah senang ngeliat keluarga ini hancur? iya?" lanjut Reva.
Mamahnya tersenyum remeh.
"Kamu gak tau apa-apa. Jangan jangan sok tau!"
"Aku udah besar mah, aku tau mana yang baik dan mana buruk. Kelakuan mamah gak beda jauh sama kelakuan setan, sama-sama licik, memanipulatif dan masih banyak lagi perbuatan busuk mamah." Ucap Reva
Mamahnya sudah di ambang kemarahan, menurutnya kata-kata Reva sudah sangat melebihi batas.
"Kamu gak ngerasain gimana rasanya jadi mamah!! Ingin mendapatkan hati papah kamu itu susah! sekalinya papah kamu jatuh cinta, malah jatuh cinta sama mamah nya Rekal. Kamu tau benci kan? Iya, itu yang mamah rasakan kepada mamahnya Rekal."
"Saat dulu mamah sudah lama mencintai papah nya Rekal, tapi papahnya Rekal sama sekali gak melirik mamah. Selalu aja mamah nya Rekal yang ada pikirannya. Mamah benci sama dia."
"Beruntungnya, saat Dia melahirkan Rekal, Dia malah meninggal dunia. Di situ, Mamah sangat senang. Karena mamah merasa ada kesempatan lagi untuk berjuang mendapatkan hati papahnya Rekal."
Mamahnya tersenyum jahat, "Dan benar saja, akhirnya setalah 5 tahun kepergian mamahnya Rekal, Papah Rekal mau menikah dengan mamah dan setelah itu, mamah punya kamu, nak"
Reva terkejut. Jadi, selama ini mamahnya punya kebencian terhadap mamahnya Rekal?
"Apa?! Mamah benci sama mamahnya Bang Rekal?"
Mamahnya mengangguk.
Reva tertawa remeh, "Cinta itu murni dari hati, gak bisa untuk di paksa pindah ke lain hati."
Kata-kata Reva sangat jleb sekali. Mamah nya langsung terdiam.
"Mamah benci dengan mamah nya Abang Rekal, gak menutup kemungkinan kalau mamah punya dendam sama papah karena pernah di tolak cintanya kan?" Tanya Reva.
Mamah nya langsung terkejut, "Kamu tau darimana kalau mamah yang duluan menyatakan cinta ke papah?"
Reva hanya memutar bola matanya malas. Ia hanya sekedar menebak saja, eh ternyata benar.
"Udah lah, intinya aku malu. Kalau di suruh untuk memilih, lebih baik aku pilih mamahnya bang Rekal daripada mamah." ucapnya dan langsung melenggang pergi.
Tapi mereka sadari, Rekal sedari tadi mendengar pembicaraan tersebut.
"Cih, hanya karena gak bisa dapetin hati papah, malah benci sama mamah? Dasar!" ucap batin Rekal.
~~~
Rekal langsung merebahkan dirinya di atas kasur yang begitu empuk. Rasanya badannya sangat remuk sekarang.
Ia pun segera memejamkan matanya.
Ets, sebelum itu Ia mengirim pesan ke bidadari Rara dulu. Walaupun sebenarnya habis cemburu.
Bidadari Rara❤
Assalamualaikum, Bidadariku..
Apakah bidadari Rara udah tidur?
Pasti udah ya? soalnya udah jam 2 pagi nih.. hehe
intinya, selamat pagi ya bidadari.., maaf malah ngirim pesan jam 2 pagi. Harusnya nanti aja ya, hehe
Maaf juga buat yang tadi, Rekal sok cool banget ya, ra?
Maafin ekal ya Ra?😭
Ekal yang kiyowo ini gak akan sok cool lagi deh ke Araaa😄😸😸
Selain suka Ara, Ekal suka kucing, makanya pake emot kucing😸😸
Kalau Ara suka apa? Suka Ekal gk? hehe
Semoga hari baik akan selalu datang ke Ara ya💋
#dariekalyangkiyowo😸
Setelah rutinitas nya yang ini sudah selesai, maka Ia baru bisa tidur.
~~~
Pagi yang cerah telah tiba. Cerah? itu tidak berarti bagi Rekal karena menurutnya sama saja. Setiap hari kesunyian lah yang ada di rumahnya.
Rekal langsung siap-siap berangkat ke sekolah, tapi sebelum itu Ia melihat notif dari ayang ehh dari bidadari Rara maksudnya.
"Wihh my angel nge bales nih" Ucapnya bermonolog.
Bidadari Rara❤
Lo jam sgt blm tdr?
Dasar!!
=Udah tidur kok, cuman kebangun karena keinget bidadariku❤
Alay
Oh iya, Bunda nanya, lo jemput gue atau gk?
=Udah pasti bakal jemput dong..
Tunggu aku ya my angel😘
Ogah
=Hiks, kok gt?😢
Ck, alay lo!
kalau mau kesini ya udah cepet
=Emang knp sih buru-buru banget? masa lama kali masuknya juga..
Gue sih gk masalah klo lo dtg nya lama, paling nnti keduluan sama Rehan sih..
Rekal langsung terkejut saat Rara mengetik itu. Dengan cepat, Ia langsung turun ke bawah agar langsung berangkat ke sekolah.
Tapi, tiba tiba langkahnya terhenti oleh papahnya.
"Mau kemana kamu?!" Tanya papahnya.
Rekal berhenti dan menghela nafas. Apakah kurang jelas kalau sekarang Ia sedang menggunakan seragam sekolah?
"Mau sekolah lah, ya kali mau mati." Ucapnya santai.
Mamah nya tiba-tiba nyeletuk, "Kamu kalau di tanya sama orang tua jawabannya gak sopan!"
Rekal memutar bola matanya malas.
"Memangnya anda orang tua saya?" Tanyanya kepada Mamah tiri nya.
Plak
Satu tamparan keras dari papahnya mendarat ke pipi mulus Rekal.
"SOPAN KAH KAMU SEPERTI ITU KEPADA MAMAH KAMU?!!" Tanya Papahnya yang penuh dengan amarah.
Rekal pun tersulut emosi, "DIA BUKAN MAMAH KANDUNG REKAL, BUAT APA REKAL SOPAN SAMA ORANG YANG BENCI SAMA MAMAH KANDUNG REKAL?"
Plak
Satu tamparan lagi!!
"GAK PANTAS ORANG SEPERTI KAMU BICARA SEPERTI ITU, REKAL!!" ucap Papahnya.
Rekal tersenyum miring, "Papah yang ngajarin itu, Rekal cuman ngikutin."
Papahnya semakin emosi.
"DASAR ANAK TIDAK SOPAN! MASUK KE KAMAR SEKARANG!!!"
"HARI INI KAMU AKAN DI KURUNG DI RUMAH DAN TIDAK BOLEH PERGI KE SEKOLAH!!"
Rekal terkejut,"HAH?!"