"Gue..
"GUE APA?!! KALAU NGOMONG YANG BENER!!" Bentak Rara.
Rekal ragu untuk menjawab, tapi kalau Ia tidak memberi tahukan dirinya yang sebenarnya maka Rara akan kecewa jika mengetahuinya rahasianya dari orang lain.
"Gue ketua genk motor, Ra" Ucap Rekal dengan tegas.
Masa bodo jika Rara memang marah. Rara terdiam, Ia masih mencerna kata-kata Rekal.
"G-gue gak salah denger kan?" Tanya Rara memastikan.
Rekal kembali menghela nafasnya berat, "Lo gak salah denger, ini gue yang sebenarnya" Ucap Rekal sambil membuka jaketnya.
Terpangpanglah baju yang Ia kenakan dengan tulisan "BRIOZ GANG"
Rara menganga tak percaya. "L-lo..
Sebelum Rara melanjutkan kata-katanya, Rekal sudah menyelaknya.
"Iya, gue adalah ketua genk dari BRIOZ. Banyak yang gak tau siapa gue di sekolah, gue jaga image gue di sekolah karena gue anak kepsek." Ucap Rekal menyiratkan kesedihan.
Rara masih bingung berkata apa, intinya sekarang Ia benar-benar terkejut.
"Lo gak bercanda kan?" Tanya Rara sekali lagi.
"Gue serius, Ra. Lo liat muka gue?! gue lagi gak bercanda." Ucap Rekal meyakinkan.
Tubuh Rara melemas, baru saja Ia berniat akan membuka hati lagi kepada lelaki yang baik-baik tapi ternyata Rekal adalah...
"Kenapa lo kasih tau gue?" Tanya Rara.
"Karena gue gak mau lo tau dari orang lain" Ucap Rekal jujur.
Rara tertawa remeh, "Baru tadi lo ngeyakinin gue buat buka hati lagi, tapi ternyata lo seorang ketua genk motor. Gue pikir lo cowok baik-baik."
Hati Rekal mencelos, "Jadi lo pikir kalau anak genk motor buruk gitu?"
"Menurut lo? kalau bunda tau juga bunda kecewa, Kal" Ucap Rara kesal.
"Anak genk motor gak selalu buruk, Ra. Kita memang anak genk motor, tapi kita gak pernah sedikit pun membunuh orang. Kita memang tawuran tapi bukan berarti bunuh orang." Ucap Rekal menjelaskan.
Rara menatap ke arah depan dengan tatapan kosong, "Jadi, kenapa bunda gue mau di celakain sama orang itu?" Tanya Rara dengan nada yang melemah.
"Gue juga belum tau penyebabnya, Ra" Ucap Rekal melirih.
"Atau jangan-jangan karena gue deket sama lo?" ucap Rara menebak.
Rekal terkejut, "Maksud lo? Ra pliss jangan jauhin gue!" Ucap Rekal memohon dengan memegang kedua tangan rara.
Rara langsung menghempas tangan Rekal yang menggenggam tangannya, "KENAPA ENGGAK? KALAU MEMANG GUE JAUHIN LO BUAT KESELAMATAN BUNDA GUE, KENAPA ENGGAK?"
Rekal terdiam. Entah kenapa kata-kata Rara barusan membuat hatinya tak rela.
"Enggak Ra. Jangan jauhin gue! gue janji bakal gue cari tau penyebab Bunda ketabrak, tapi jangan jauhin gue, Ra! Pliss! gue gak sanggup kalau di jauhin lo." Ucap Rekal memohon.
"Gue udah gak mau di deketin lo! Bye" Ucap Rara dengan tampang judesnya lagi.
Rekal pun berteriak, "RARAAAA!!!!"
Dan Rekal pun terbangun dari mimpinya, semua siswa yang ada di kelas pun melihatnya dengan tatapan yang kaget.
"Lo kenapa bro?" Tanya Angga
"Pasti lo mimpiin Rara ya? molor mulu lo! padahal lagi KBM gini" Ucap Nando menebak.
Rekal pun berusaha mengumpulkan nyawanya. Yap, Rekal tertidur pada saat jam pelajaran sedang berlansung. Mungkin mimpinya di mulai saat Ia pulang bersama Rara.
"Rekal nyenyak tidurnya??" Ledek Bu Gina.
Rekal hanya diam tak menanggapi. Apa ini? jadi tadi hanya mimpi?
"Jadi gue cuman mimpi?" Ucapnya bermonolog. Tapi tanpa sadar, Nando mendengar Rekal berbicara.
"Mimpi apa? mimpi basah?" Tanya Nando kepada Rekal dengan pelan.
Tuk
Rekal menggetok kepala Nando cukup keras sehingga satu kelas kembali memandang Rekal tapi setelah itu langsung fokus belajar lagi.
"Dasar otak kotor!" Ucap Rekal pelan.
Nando hanya cengengesan, "Ya kan gue nanya doang"
~~~
Rekal langsung mencari keberadaan Rara. Dan tanpa sengaja Ia melihat Zia yang sedang berbicara dengan laki-laki yang menurutnya tampak tak asing.
"ZIA!" panggil Rekal.
Zia menoleh, "Ngapain lo manggil gue?" Tanya Zia dengan nada angkuhnya.
"Gue cuman mau nanya" Ucap Rekal.
"Nanya apaan?hah?" Tanya Zia sewot.
"Rara mana?" Tanya Rekal baik-baik.
"Gak tauu.., mati kali" Ucap Zia sembarangan.
Rekal mendelik, "JANGAN SEMBARANGAN LO KALAU NGOMONG!"
Zia terdiam. Laki-laki yang berada di sampingnya pun menjawab.
"Tadi Rara udah pulang sama cowo"
"Siapa?" tanya Rekal penasaran.
"Rehan." Ucapnya.
Rekal terdiam namun hatinya berbicara.
"Sial, keduluan orang" Batinnya
"Oke deh thank's ya. Eh iya, kayaknya lo anak baru ya?" Tanya Rekal.
"Oh.., iya gue anak baru. Kenalin gue Reja" Ucap Reja dengan menjulurkan tangannya.
Dengan senang hati, Rekal pun membalasnya, "Gue Rekal" Ucapnya sambil tersenyum tipis.
Zia yang tak suka saat mereka berdua berkenalan pun langsung menyelak.
"Udah kan? kalau udah, gue sama Reja mau pulang bareng." Ucap Zia sambil menarik tangan Reja dari sana.
Rekal pun langsung bergegas pergi ke rumah Rara karena ingin menemui Bunda dan Rara juga pastinya.
~~~
Rekal melajukan motornya dengan kecepatan maksimal. Ia tak mau kalau orang lain mencuri hati bunda Rara.
Setelah beberapa menit, Rekal pun sampai di depan rumah Rara. Entah harus bagaimana Rekal mengekspresikan lagi hatinya karena saat ini ada motor Rehan di depan motor Rara.
Dengan memberanikan diri, Rekal memencet bel yang ada di samping pagar rumah Rara. Ia berharap kalau Rehan memang sudah pulang dan tidak ada di rumah Rara.
Rekal berusaha menyembunyikan kesenangannya. Ia sedari tadi menahan senyum tapi tak bisa.
Dan tak lama, ada yang membuka pagar rumah Rara dan seketika senyum Rekal memudar.
Rara terkejut saat Rekal berada di depan rumahnya.
"Rekal?ngapain disini?" Tanya Rara.
~~~~