-Rara Gleriska.

"Kita di pertemukan oleh semesta, Tapi apakah pertemuan itu hanya untuk sementara?"
-Rekal Dirmagja.

▪▪▪

Awalnya jatuh dari motor, ehh sekarang malah jatuh cinta. Itulah yang di alami oleh Rekal Dirmagja, seorang l...Read More >>"> Rekal Rara (20. Traumanya Rara) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Rekal Rara
MENU
About Us  

"Gak usah bahas lelaki itu lagi ya bun" Ucap Rara dengan muka yang murung.

"Gak semua berjalan dengan bayang-bayang masa lalu!" ucap bundanya. "Terkadang masa lalu yang membuat kamu terluka adalah pelajaran untuk menghadapi masa depan yang penuh makna."

Rara terdiam. "Bunda.." Lirih Rara

Karena tak kuat, Rara memeluk bundanya dengan air mata yang menetes deras.

"Aku gak bisa lupain Dia bunda..", Tangisnya. 

Bundanya langsung melepaskan pelukan Rara dan memegang pundak Rara dengan keras.

"Lupakan Dia nak.., Dia bukan lelaki yang baik, kalau memang dia lelaki yang baik, gak mungkin kan Dia menutupi kebohongan besarnya itu ke kamu. Lagi pula dia sudah punya istri! sadar Rara!!" Ucap Bundanya yang sudah tak kuat dengan tingkah anaknya.

Masa lalu Rara tentang percintaan sangatlah kelam. Laki-laki yang mendekati dan membuat rasa Rara menjadi hidup pun sangat banyak. Sudah berkali-kali Ia dikhianati oleh lelaki. Rara sudah trauma  itu.

"Rara gak mau buka hati lagi, Bunda"

"Kenapa sayang?" Tanya bundanya dengan lembut.

"Buat apa Rara ngelakuin kesalahan yang sama? Rara udah capek sama cinta-cintaan. Buat apa Rara memulai kisah yang akhirnya gak bakalan bahagia." Lirih Rara.

"Kamu gak bakal tau akhirnya kalau kamu aja belum memulai kisahnya."

Rara menggeleng. "Rara udah tutup rapat-rapat hati Rara, bunda."

~~~

Rekal mendengus. "Susah juga ya perjuangin lo. Gue nge chat jam berapa, di jawabnya jam berapa."

Rekal langsung melempar hp nya kesembarang arah. Maklum lah orang kaya.

Dengan menatap langit-langit kamarnya, Rekal berpikir.

"Kira-kira sikap Rara begitu karena apa ya? masa cowok seganteng gue di tolak sih"

"Gue kurang apa dah?"

"Atau jangan jangan....

"Dia gak suka sama cowok dong?"

Rekal sedang bergulat dengan pikirannya sendiri. Dia sangat sangat beroverthinking saat ini.

~~~

Keesokan hari yang cerah..

Rara sedang merapikan bukunya dan memasukkan bukunya ke dalam tas nya. Baru saja Rara ingin mengambil kunci motornya, tapi bundanya melarangnya.

"Gak usah bawa motor, Ra!" Ucap Bundanya.

Hal itu membuat Rara mengerutkan dahinya. "Kenapa emangnya, bunda?"

"Tuh di depan udah ada pangeran tampan yang ingin menjemput bidadari cantiknya." Goda Yasmine, bundanya.

Ada apa dengan bundanya ini?, Rara pun keluar untuk memastikan siapa yang sudah berada di depan rumahnya.

Ceklek

Rara membuka pintunya dengan tergesa-gesa. Dan..

Sudah Ia duga, bahwa Rekal Dirmagja lah yang sekarang sudah berada di depan teras rumahnya.

Bahu Rara menurun, Ia sungguh-sungguh malas melihat Rekal.

"Lo ngapain disini?" Geram Rara

"Jemput ayang.."

Rara memutar bola matanya malas, dan Ia langsung mendekat ke arah Rekal dan..

Dug

Kepala keras Rekal di getok oleh Rara, dan membuat Rekal mengaduh kesakitan.

"Ayang-ayang, pala lo peang! ngapain jemput gue segala? gak ada kerjaan lain kah anda?" Ucap Rara dengan kesal.

Rekal langsung tersenyum manis. "Kepala gue gak peang kok. Dan gue jemput lo karena emang gak ada kerjaan aja"

"Rara.., Rekal.., Kok belum berangkat?" Tanya Yasmine dengan halus.

Rara menghadap ke bundanya. "Bunda.., Ara gak mau berangkat sama Rekal.." Ucapnya menolak.

"Loh emangnya kenapa? kan searah ini." ucap Bundanya dengan terkekeh.

"Ya tapi kan gak enak jadi ngerepotin gitu loh bun.." Ucap Rara mencari alasan agar tidak jadi berangkat bersama Rekal.

"Gak ngerepotin kok, Ra." Ucap Rekal santai.

"Tuhh Rekal aja gak keberatan sayang.." Ucap Bundanya membujuk.

"Ya udah iya"

Rara pun menghela napasnya dan menghentakkan kakinya dengan kesal. Lalu, kembali masuk ke dalam kelasnya dan mengambil tas sekolahnya.

Bunda dan Rekal pun langsung tos san saat Rara masuk ke dalam rumah.

Sebenarnya, 5 menit sebelumnya...

Rekal sudah meminta izin kepada Bunda di chat.

Mereka berdua sudah bekerja sama agar Rara mau berangkat bareng dengan Rekal.

"Makasih ya bunda" Ucap Rekal sambil cengengesan.

"Iya nak" Ucap bunda sambil tersenyum tulus.

Dan tak lama setelah itu, Rara keluar dengan wajah yang biasa saja sambil menggendong tas sekolahnya.

"Bunda, Rara berangkat ya.." Ucap Rara sambil salim kepada bundanya.

"Eh iya, Hati-hati"

"Rekal juga bun.." ucap Rekal sambil salim kepada Bunda Rara.

Setelah itu, mereka langsung pergi ke sekolah.

~~~

Di perjalanan, Rara membuka hp nya dan melihat notif dari Rekal yang banyak sekali.

"Ck. Banyak banget chat dari lo!" kesal Rara

"Bala tau gak?" Lanjutnya

Rekal hanya terkekeh dari balik helmnya.

"Oh iya, pap itu khusus buat bidadari ku"

Rara hanya memutar bola matanya malas. "Terserah lo deh.., tapi gue gak butuh"

"Ya gak apa-apa, kan Rara belum punya ayang"

Rara hanya memutar bola matanya malas. Ia benar-benar malas dengan gombalan lelaki.

Tak berselang lama, Rekal memulai pembicaraan.

"Oh iya Ra. Gue boleh nanya sesuatu gak?" Tanya Rekal dari balik helm nya.

"Ck. nanya apaan?"

"Rara kok kayaknya judes banget sama semua cowo? kenapa Ra?" Tanya Rekal penasaran.

"Ya suka-suka gue lah"

Rekal menghela napasnya. "Ya udah kalau belum mau cerita mah. Tapi kalau Rara butuh temen cerita, ke Rekal aja ya, hehe"

"Bukannya lo yang butuh temen cerita?" Ucap Rara yang membalikkan kata-kata Rekal.

"Hah? e-enggak kok" Ucapnya di akhiri kekehan.

Rara melihat ekspresi Rekal lewat kaca spion, memang tidak terlihat jelas, tapi Rara yakin kalau Rekal menyimpan rasa sedih itu seorang diri.

Bagaimana tidak? Ia selalu merasa bersalah karena sudah di lahirkan dan menyebabkan mamahnya meninggal. Dan sekarang papahnya pun membencinya. Belum lagi ada seorang ibu tiri yang selalu mencari kesalahan Rekal.

Rara memang tidak tau semua itu, tapi Ia yakin kalau setiap orang mempunyai kesedihan masing-masing, dan mereka juga bisa menutupi semua itu.

~~~

Saat memasuki gerbang sekolah, banyak pasang mata yang melihat mereka dengan tatapan yang sulit diartikan.

Brum.. brum.. brum..

Saat di parkiran, sudah ada Nando dan Jesica yang sedang berpacaran di atas motor. Sebenarnya, mereka berdua memang menunggu Rekal dan Rara.

Kedua pasangan itu langsung melihat Rekal dan Rara. Bukan Nando namanya jika Ia tidak meledeki teman nya itu.

"Anjayyy udah jadian nih?" Ledek Nando.

"Gak, ya!" Sentak Rara.

Rara langsung turun dari motornya dan membuka helm nya, lalau memberikannya kepada Rekal.

"Ini, makasih" Singkat, padat dan jelas.

"Sama-sama bidada—

"STOP!"

"Nama gue itu Rara, bukan bidadari!" Lanjutnya.

"Ya kan, bidadari itu panggilan sayang Ekal ke Ara" Ucapnya sambil tersenyum manis.

Rara memutar bola matanya malas. Sedangkan Nando dan Jesia yang mendengar itu langsung terkejut. Kenapa Rekal bisa selembut ini?

"Ini lo kan Rekal? bukan bebegig?" Tanya Nando.

Lantas Jesica tertawa terbahak bahak, kecuali Rekal dan Rara.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dear Diary
592      388     1     
Short Story
Barangkali jika siang itu aku tidak membongkar isi lemariku yang penuh buku dan tumpukan berkas berdebu, aku tidak akan pernah menemukan buku itu. Dan perjalanan kembali ke masa lalu ini tidak akan pernah terjadi. Dear diary, Aku, Tara Aulia Maharani umur 25 tahun, bersedia melakukan perjalanan lintas waktu ini.
Perfect Love INTROVERT
9444      1732     2     
Fan Fiction
Katanya Buku Baru, tapi kok???
435      289     0     
Short Story
SERENA (Terbit)
16576      2826     14     
Inspirational
Lahir dalam sebuah keluarga kaya raya tidak menjamin kebahagiaan. Hidup dalam lika-liku perebutan kekuasaan tidak selalu menyenangkan. Tuntutan untuk menjadi sosok sempurna luar dalam adalah suatu keharusan. Namun, ketika kau tak diinginkan. Segala kemewahan akan menghilang. Yang menunggu hanyalah penderitaan yang datang menghadang. Akankah serena bisa memutar roda kehidupan untuk beranjak keatas...
Oh, My Psychopaths CEO!
485      348     2     
Romance
Maukah kau bersama seorang pembunuh gila sepertiku?
My Teaser Devil Prince
5564      1337     2     
Romance
Leonel Stevano._CEO tampan pemilik perusahaan Ternama. seorang yang nyaris sempurna. terlahir dan di besarkan dengan kemewahan sebagai pewaris di perusahaan Stevano corp, membuatnya menjadi pribadi yang dingin, angkuh dan arogan. Sorot matanya yang mengintimidasi membuatnya menjadi sosok yang di segani di kalangan masyarakat. Namun siapa sangka. Sosok nyaris sempurna sepertinya tidak pernah me...
Hei, Mr. Cold!
265      219     0     
Romance
"Kau harus menikah denganku karena aku sudah menidurimu!" Dalam semalam dunia Karra berubah! Wanita yang terkenal di dunia bisnis karena kesuksesannya itu tak percaya dengan apa yang dilakukannya dalam semalam. Alexanderrusli Dulton, pimpinan mafia yang terkenal dengan bisnis gelap dan juga beberapa perusahaan ternama itu jelas-jelas menjebaknya! Lelaki yang semalam menerima penolakan ata...
Romance is the Hook
2911      1150     1     
Romance
Tidak ada hal lain yang ia butuhkan dalam hidupnya selain kebebasan dan balas dendam. Almira Garcia Pradnyani memulai pekerjaannya sebagai editor di Gautama Books dengan satu tujuan besar untuk membuktikan kemampuannya sendiri pada keluarga ibunya. Namun jalan menuju keberhasilan tidaklah mudah. Berawal dari satu kotak cinnamon rolls dan keisengan Reynaldo Pramana membuat Almira menambah satu ...
The Reason
9158      1681     3     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
From Ace Heart Soul
542      318     4     
Short Story
Ace sudah memperkirakan hal apa yang akan dikatakan oleh Gilang, sahabat masa kecilnya. Bahkan, ia sampai rela memesan ojek online untuk memenuhi panggilan cowok itu. Namun, ketika Ace semakin tinggi di puncak harapan, kalimat akhir dari Gilang sukses membuatnya terkejut bukan main.