Rara terkejut saat melihat seorang lelaki yang sedang duduk di bengku depan rumahnya.
"Lo? Ngapain disini?" tanya Rara yang sangat terkejut.
Pasalnya, Ia tidak pernah kedatangan tamu laki-laki.
"Gue mau belajar bareng lo, Ra."
Kalau kalian pikir yang datang adalah Rekal, kalian salah besar. Yang datang ke rumah Rara saat ini adalah Rehan.
"Belajar bareng? Buat apa?" tanya Rara yang terheran-heran.
"Buat pelajaran besok. Gue gak ngerti pelajaran MTK yang ini, Ra" ucap Rehan menjelaskan.
Rara mengerutkan dahinya. Tumben sekali Rehan ingin belajar bareng dengannya, padahal Rehan juga pintar.
"Aduh sorry nih, tapi kayak nya gue juga gak ngerti deh pelajaran MTK bab itu," ucap Rara yang berbohong
"Lo belajar sendiri aja deh, gue juga gak enak kalau ada tetangga yang liat."
Kata-kata itu seperti kata-kata yang mengusirnya secara halus. Rehan mengerti, tapi Dia hanya pura-pura tak mengerti.
"Tapi Ra-
"Rara... kenapa temen kamu gak di bawa masuk?" tanya Bundanya yang tiba-tiba keluar dari balik pintu.
Rara gelagapan sendiri, Ia tau kalau Bundanya pasti akan menyuruh Rehan masuk ke dalam rumahnya.
"Oh gak kok Bun.. Dia cuman-
"Saya mau belajar bareng tante, boleh kan?" tanya Rehan dengan halus.
"Oh boleh dong! Rara.. kenapa gak di bawa masuk temen kamunya? Kan dia mau belajar bareng," ucap Bundany menegur Rara.
Rara senang?? oh tentu TIDAK!! Ia tidak suka kalau ada lelaki yang memasuki kediaman rumahnya.
Dengan sangat terpaksa, Rara mempersilakan Rekal untuk masuk ke dalam rumahnya.
Bundaya sudah menyiapkan beberapa minuman hangat untuk Tamu tersebut. Tapi yang membuat Rara bingung adalah kenapa gelas yang di sediakan ada tiga, apakah Bundanya ingin ikut minum teh bersamanya?
"Bun.." panggil Rara kepada Bundanya.
Bundanya menoleh
"Kenapa sayang?" Tanya Bundanya kepada Rara
"Kok gelasnya ada tiga? Bunda juga mau ikut minum teh bareng?" tanya Rara untuk memastikan.
"Enggak," ucap Bundanya sambil menggeleng.
Rara mengernyitkan dahinya,
"Terus gelas yang ini buat siapa? Kok ada tiga?"
"Buat tamu yang satu lagi."
Sontak, itu membuat Rara membolakan bola matanya.
"Tamu yang satu lagi? Siapa?" Tanya Rara
Brum brum brum
Suara dentuman motor yang baru sampai, terdengar di depan gerbang rumah Rara.
"Nah, itu pasti temen kamu yang satu lagi."
"Udah sana ajak masuk gih!" perintah Bundanya
Rara masih belum mengerti, siapakah yang datang ke rumahnya lagi?
Rara langsung mengecek siapa orang yang baru datang tersebut.
Terdengar suara gerbang yang di geser Rara, dan ternyata orang itu adalah Rekal.
"Hai cantik," sapa Rekal sambil tersenyum ke arah Rara
Rara terkejut bukan main.
"Lo? Ngapain lo kesini?" tanya Rara dengan nada yang kurang enak.
"Emang kenapa? Gak Boleh? Padahal kata Bunda lo boleh kok," ucap Rekal yang masih setia dengan senyuman manisnya.
Rara frustasi sekarang, Ingin sekali Ia jambak rambut kedua laki-laki yang sekarang datang ke rumahnya.
Lagi-lagi Bundanya menghampiri Rara dan Rekal.
"Nak Rekal, ya?" tanya Bundanya.
"Iya Bunda, ini Rekal," ucap Rekal dan Ia langsung menyalimi Bunda Rara.
"Ya udah ayok masuk!" ajak Bunda Rara.
Rekal pun masuk sambil tersenyum ke arah Rara sebagai tanda kemenangan. Rara? Jangan ditanya! Ia sudah kesal sekarang.
Saat Rekal masuk ke rumahnya Rara, Rekal dan Rehan langsung sama-sama terkejut.
"Lo? Ngapain lo ada disini?" tanya mereka berdua bersamaan.
Bundanya hanya tertawa kecil. Sepertinya Ia senang kalau putrinya ada dua pawang yang sama gantengnya.
"Bunda, kok dia ada disini?" tanya Rekal kepada Bunda Rara.
"Loh, kok lo manggil Bundanya Rara pake kata 'Bunda' sih?" tanya Rehan.
"Ya terserah gue, dong."
"Ya lo panggilnya pake kata 'Tante' dong!" protes Rehan.
"Lah, gue maunya pake kata 'Bunda' ya suka-suka gue lah," ucap Rekal tak terima.
Mereka berdua terus bertengkar dengan meperdebatkan panggilan 'Bunda' atau 'Tante'.
Bunda yang mendengarnya hanya tertawa. Sedangkan Rara yang mendengarnya langsung kesal dan berteriak.
"LO BERDUA DIEM!!!!" Teriak Rara
Dan itu membuat Rekal dan juga Rehan langsung terdiam.