Di suatu tempat, ada laki-laki yang bermalas-malasan di tempat tidur.
Rekal pun menaiki motor sportnya dan pergi dari halaman rumahnya
Di dalam perjalanan, dia sangat tidak fokus dengan jalan yang ia lalui sekarang. Dan tiba-tiba
Tinnnn..
Ada mobil dari arah berlawanan dan karena reflek, Rekal pun membanting setir ke arah kiri dan ia pun terjatuh.
Bruk
Mobil itu tetap melaju kencang dan tidak menolong Rekal yang terjatuh, untung saja tidak ada yang menabrak Rekal dari belakang. Tapi tetap saja, tangan Rekal yang sebelah kiri sakit, dan dia butuh pertolongan.
Tiba-tiba ada yang berhenti di belakang dia
"Kamu gak papa? sini saya bantu!" ucap seseorang itu
Rekal menengok dan..
"Cakep anjir!" batinnya
Rekal masih diam saat ada orang yang menjulurkan tangannya.
"Hei!, ayok saya bantu!" ucap orang itu
"O-oh...thanks," ucap Rekal sambil membalas juluran tangan tersebut.
Rekal berdiri, tapi..
"Aduh," gerutu nya
"Kenapa?" Tanya 'Dia'
"Tangan kiri gue sama kaki kiri gue sakit," ucap Rekal
"Sini saya tuntun!"
Rekal sebenarnya agak gengsi, tapi ya sudahlah daripada dia tidak bisa berjalan.
'Dia' menuntun Rekal untuk duduk sebentar di bangku yang kebetulan dekat di sana.
"Duduk sebentar deh disini, saya mau cari bantuan dulu," ucap 'Dia'
"Ehh gak usah, gue telepon temen gue aja," ucap Rekal
"Oh ya udah, saya tunggu di sini!"
"Buat apa? lo bisa pergi kok," ucap Rekal
"Kaki sama tangan lo luka, saya bakal obatin. Tunggu ya! kayaknya ada P3K di tas saya."
Rekal agak tertawa karena bahasa cewek itu yang agak formal.
"Gak usah pake 'saya' kali. Pake 'Gue' aja," jelas Rekal
"Oh ya udah."
Rekal masih berusaha untuk mencari topik.
"Emmm.., nama lo siapa?" tanya Rekal
'Dia' menjawab sambil mengeluarkan P3K nya
"Nama gue Rara. Rara Gleriska," ucapnya sambil tersenyum.
Rekal mengsalting gara-gara di senyumin cewe cantik, guys!
"Ehem. Mau ngapain lo?" Tanya Rekal yang melihat Rara mengambil betadine
"Mau ngobatin luka lo! itu tangan kiri lo berdarah," jelas Rara.
Tak lama kemudian, Rara selesai mengobati luka di tangan kiri Rekal.
"Udah selesai. Temen lo kok belum dateng?" tanya Rara
"Ngaret dia mah emang."
Rara hanya mengangguk. Tapi Dia tiba-tiba teringat sesuatu.
"Oh iya, telat gue!" ucapnya sambil melihat jam tangannya.
"Telat apa?" tanya Rekal tak bersalah
"Ya telat sekolah, lah."
"Lo sekolah di mana?" tanya Rekal
"Sekolah di SMA STAR WORLD. Duh telet ini." Rara panik
"SMA STAR WORLD? Gue juga sekolah disana."
Rara mengerutkan dahinya.
"Lo anak apa? kelas berapa?" tanya Rara
"Gue anak IPS 1. Kelas 11. Kalau lo?"
"Gue kelas 11 IPA 2."
"Owh pantes, anak rajin. Dan gue juga gak kenal lo, sih."
"Ya gak nanya," ucap Rara enteng
Brumm... Brummm... Brummm...
Itu suara motor dari temannya Rekal, yaitu Nando
"Sorry lama," ucap Nando.
"Dasar ngaret," kesal Rekal.
Rara melihat kalau si Rekal sudah ada temannya, oleh karena itu, dia bergegas pergi.
"Oke, gue pergi ya. Kan udah ada temen lo!" ucap Rara.
Rekal mengangguk.
"Eh tunggu!"
Bukan Rekal yang menghentikan Rara, tapi Nando.
Rara pun membalikkan badannya
"Kenapa?" tanya Rara.
"Lo Rara Gleriska anak IPA 2 kan ya?" tanya Nando.
Rara mengangguk.
"Weh anjir, akhirnya ketemu juga. Gue minta tanda tangan lo boleh?" pinta Nando.
"B-buat?"
"Ini, pacar gue nge fans sama lo! gara-gara lo sering menang lomba mulu," ujar Nando.
"Jadi dia pengen ketemu lo tapi lo susah banget di deketin. Dia juga pengen tanda tangan lo!" lanjutnya
Rara terkekeh pelan.
"Oke deh, kalau boleh tahu nama pacarnya siapa?"
"Bebeb Jesi."
Rara tidak mengerti.
"Eh, Jesica maksudnya," jelas Nando.
"Owh... iya tahu kalau Jesica. Sorry ya gue emang gak suka di deketin gitu. Tapi gue tau kok yang namanya Jesica."
Nando langsung menyerahkan buku khusus pacaran dia dengan Jesica.
Rara pun memberi tanda tangannya. Dan ia buru-buru pergi.
"Eh santai aja gak usah buru-buru.! Semua anak IPA pada jamkos!" ucap Nando
"Oh ya? kenapa?" tanya Rara
"Katanya semua guru pada rapat. Anak IPS juga," ucap Nando dan melihat ke arah Rekal?
Rara bernapas lega.
Saat Rara pergi, Rekal bertanya kepada Nando,
"Kok lo bisa kenal sama Rara?"
"Dari bebeb gue!" ucap nando
Rekal hanya terdiam memikirkan Rara.
"Heh juminten! lo masih mau diem bae di situ?" tanya Nando
"Ya kagak, lah," ucap Rekal
Rekal pun berjalan pelan ke motor Nando
"Eh iya ya, motor lo gimana?" tanya Nando
"Ck, bentar lagi juga bakal ada yang ngangkut."
"Oh iya ya gue lupa."
Dan mereka pergi meninggalkan motor Rekal.
Benar saja, setelah mereka pergi menjauh, ada beberapa pria yang memakai baju berwarna hitam yang mengangkut motor tersebut. Orang tersebut adalah asisten papahnya.
0O0