Read More >>"> Bimbang (Segera Terbit / Open PO) (Part 19 | Terungkap?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
MENU 0
About Us  

Hari ini akan dimulai beberapa serentetan acara sebelum acara akad yang akan terlaksana besok siang. Jadi hari ini dikediaman Elisa sudah lumayan ramai karena akan diadakan siraman dan juga pengajian yang hanya dihadiri keluarga dan beberapa tetangga saja.

Disini keluarga Elisa juga sudah mulai bersiap. Elisa dengan gaun berwarna armynya terlihat sangat anggun dan juga cantik. Selain itu juga Erlan tak kalah gagah dan tampannya dengan setelan Batik yang diberikan oleh Maya Ibu Elisa kemarin. Melihat mereka membuat beberapa keluarga Elisa merasa gemas dan tidak sedikit juga yang menggodanya supaya segera menyusul sang kakak.

“Gimana? Betah nggak disini?” tanya Elisa saat mereka sedang menyaksikan prosesi siraman sang kakak.

“Betah dong, apalagi lihat respon keluarga kamu yang welcome banget sama aku, jadi nggak sabar buat nyusul kak Indri” Goda Erlan pada Elisa, bahkan senyumnya setia menghias di wajah tampannya membuat Elisa sedikit kesal dan juga salah tingkah dibuatnya.

“Apasih, aku mau selesaiin kuliah aku dulu ya. Lagian kamu juga kan harus selesai kuliah dulu belum lagi kamu kan punya Band yang harus diurus juga. Oh iya ngomong-ngomong kamu nggak papa disini lama? Band kamu gimana bukannya mau ada event yang kalian ikutin ya?”

“Aku udah ngomong sama anak-anak kok sayang kamu nggak perlu khawatir. Lagi pula eventnya juga masih bulan depan jadi masih ada waktu buat latihan setelah ini”

“Nduk, nak Erlan nya mbok ya diajak makan dulu to, dari tadi kalian belum makan kan?”

tiba-tiba saja sudah ada Maya disamping mereka yang menyuruh mereka makan. Memang sedari pagi tadi mereka semua disibukkan dengan acara ini jadi mereka lupa jika belum makan apalagi sekarang sudah hampir menjelang waktu makan siang.

“Iya Bu. Makasih sudah diingetin hehe” balas Elisa sambil tersenyum malu.

“Ya sudah sana langsung makan saja”

“Iya Ibu. Erlan ayok makan”

“Kalau bicara dengan yang lebih tua mbok ya jangan cuma namanya saja Sa, nggak sopan itu” tegur sang Ibu yang memang masih disamping mereka.

“Bener tuh yang dibilang Ibu sayang. Ya udah yuk mas udah laper” Erlan langsung saja menjawab sebelum Elisa menjawab ucapan Ibunya. “Iya Mas. Bu, kita permisi makan dulu ya” pamit Elisa dengan menekan dua kata di awal sebelum beranjak meninggalkan Ibunya yang hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah putri bungsunya.

🐣🐣🐣

“Sayang, kamu kenapa?” setelah makan tadi memang Elisa lebih banyak diam atau lebih tepatnya mendiami Erlan. Entahlah Erlan juga dibuat bingung melihat sikap sang pacar yang tiba-tiba ini.

“Aku nggak papa kok” jawab Elisa tanpa menatap Erlan yang sedari tadi sedang menatapnya.

“Hmm aku boleh tanya sesuatu nggak?”

“Of cours sayang. Kenapa harus minta izin dulu sih biasanya juga langsung nanya?”

“Hmm kamu, apa sebelumnya udah kenal sama Bang Irgi?” dengan ragu akhirnya Elisa berhasil menanyakan pertanyaan yang sejak tadi mengganggu pikirannya. Karena memang disaat mereka akan pergi mengambil makan tiba-tiba saja ponsel Erlan berdering dan dia langsung meminta izin kepada Elisa untuk mengangkat telfonnya dan agak menjauh karena memang disini cukup ramai. Sesaat setelah Erlan pergi untuk mengangkat telfon tiba-tiba saja ponselnya juga bergetar menandakan ada pesan. Diapun langsung melihat siapa yang memberinya pesan, tetapi yang ada justru pesan dari sebuah nomor yang tidak dikenalnya. Karena penasaran akhirnya Elisa membuka pesan tersebut dan betapa terkejutnya Elisa saat mengetahui apa isi pesan tersebut.

“Kamu kenapa tiba-tiba nanya kayak gitu? Irgi ada gangguin kamu lagi?”

“Enggak, aku cuman tiba-tiba kepikiran aja, soalnya setiap kalian ketemu pasti kamu selalu keliatan emosi. Jadi ya aku mikir aja kalau kalian sempet ada something maybe sebelum kenal sama aku”

“Aku emosi sama dia ya karena dia itu keliatan tertarik sama kamu sayang. Aku cowok jadi aku tahu kalau ada cowok yang juga suka sama cewek aku, apa iya aku nggak boleh emosi karena aku nggak mau dia rebut kamu dari aku” Erlan menjawab dan menjelaskan pertanyaan Elisa dengan sedikit nada tinggi dan juga kesal yang berusaha dia tahan.

“Ya tapi kan kamu tahu aku, aku nggak mungkin khianatin kamu, aku sayang sama kamu. Gimana bisa aku cinta sama cowok lain sedangkan hati aku udah sepenuhnya sama kamu” balas Elisa yang juga sudah ikut terpancing emosi mendengar nada tinggi yang keluar dari mulut sang pacar.

“Maaf sayang. Aku janji nggak akan ulangin lagi, maaf karena tadi aku udah ngeluarin nada sedikit tinggi sama kamu, maaf aku kelepasan” pinta Erlan yang sudah bisa mengendalikan emosinya setelah mendengar penuturan Elisa barusan.

“Its okay. Mungkin aku cuman kebawa perasaan aja di tambah aku juga lagi PMS. Yaudah yuk mending kita kedepan aja lagi takut dicariin Ibu”

Merekapun akhirnya kembali ke depan dimana acara masih belum selesai dengan Erlan yang terus saja menggandeng tangan Elisa seakan-akan dia takut akan kehilangan gadisnya jika dia melepas genggamannya.

🐣🐣🐣

Acara sudah selesai dari pukul sembilan malam tadi karena setelah acara siraman selesai, malam tadi dilanjut dengan acara pengajian dan juga hanya dihadiri keluarga dekat saja.

Sekarang diruang tamu hanya tersisa Elisa, Angga dan juga Erlan saja karena calon pengantin sudah disuruh istirahat oleh kedua orang tuanya begitu juga ayah dan ibunya yang juga sudah pergi ke kamar untuk istirahat.

Angga dan Erlan sedari tadi sibuk berbincang mengenai bisnis yang ternyata sama-sama mereka geluti, Elisa juga baru tahu jika ternyata Erlan selain kuliah juga sudah mulai membantu perusahaan milik keluarganya sejak satu tahun yang lalu.

Elisa yang sedari tadi duduk disamping Erlan dan menyenderkan kepalanya di lengan kekar Erlan sambil memainkan ponselnya mulai merasa bosan karena kedua laki-laki yang ada disampingnya sama sekali tidak mengajaknya dalam perbincangan mereka, bahkan mereka seakan tidak menganggap Elisa ada disini.

“Aku ke kamar aja deh, percuma juga disini tapi nggak dianggep” keluh Elisa lalu bangkit meninggalkan kakak dan juga kekasihnya tanpa menunggu jawaban dari mereka.

“Kenapa tuh bocah? Lagi marahan sama lo?” tanya Angga yang heran melihat kelakuan adik bungsunya.

“Biasa bang lagi PMS” jawab Erlan sambil terkekeh karena memang sejak siang tadi Elisa sedang mudah sekali marah-marah dan jawaban yang keluar dari mulut Elisa karena dirinya sedang dalam masa PMS sehingga sulit untuk bisa mengontrol mood dan juga emosinya. Erlan yang mendengar jawaban itupun hanya bisa pasrah dan berusaha mengerti kekasihnya itu.

“Wah angkat tangan sih gue kalau cewek lagi PMS” jawab Angga yang diakhiri dengan kekehan dan disahuti dengan tawa juga oleh Erlan. Mereka walaupun baru saja kenal tapi sudah terlihat cukup akrab, mungkin karena obrolan mereka yang nyambung sehingga membuat mereka mudah dalam mengakrabkan satu sama lain.

“Cewek lo gitu juga bang?” tanya Erlan setelah menghentikan tawanya.

“Kayaknya nggak ada deh cewek yang biasa-biasa aja kalau lagi PMS” jawab Angga yang langsung disetujui oleh Erlan.

“Udah kebal dong lo ngadepin cewek kayak gitu, apalagi adik lo kan cewek semua”

“Ya bisa dibilang gitulah. Saking kebalnya mending gue tinggal pergi aja kalau mereka lagi mulai kumatnya”

“Wahh parah lo, gue bilangin ke mereka aja baru tahu rasa lo”

🐣🐣🐣

Elisa bangun saat dirinya merasa terganggu dengan cahaya yang merembet masuk ke dalam kamarnya melalui celah jendela di samping ranjang besarnya.

“Eghhh jam berapa sih?”

Elisa segera mencari ponselnya yang ada di nakas samping ranjangnya untuk mengecek jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul delapan pagi. Karena memang setelah selesai shalat subuh tadi dirinya merasa masih sangat lelah akhirnya dia memutuskan untuk kembali tidur. Apalagi mengingat jika nanti sore adalah hari kebahagiaan bagi kakaknya.

“Laper tapi mager” gerutu Elisa saat merasakan perutnya meminta untuk diberi jatah sarapan. Akhirnya dia memutuskan untuk beranjak ke dapur sekedar mencari makanan yang bisa dia bawa kedalam kamarnya. Tapi sebelum dirinya beranjak dari ranjang favoritnya tiba-tiba saja ponselnya bergetar menandakan jika ada pesan masuk. Karena penasaran akhirnya Elisa pun kembali duduk dan memeriksa ponsel yang dia letakkan di nakasnya.

Betapa syoknya Elisa saat mendapati beberapa chat yang masuk dari nomor yang tidak dia kenal hingga tanpa sadar dia bahkan menjatuhkan ponselnya. Untung saja saat ini dirinya berada di ranjang empuknya sehingga ponselnya tidak menjadi korban akhibat ulahnya barusan. Bahkan tanpa sadar air matanya sudah jatuh membasahi pipi chabynya. Menatap ponselnya kembali dengan nanar. Dia berusaha menelfon nomor yang tidak dia kenali sampai akhirnya pada deringan ketiga nomor tersebut berhasil tersambung dengan Elisa.

“Hallo manis, gimana hadiah gue?” sergah suara berat dari seberang sana

“Maksud anda apa dengan mengirimi saya foto ini?”

“Oh ayolah Baby, lo pasti paham dengan semua bukti yang udah gue kasih kan”

“Saya tidak akan semudah itu percaya dengan orang asing seperti anda”

“So, silahkan lo tanya langsung saja sama cowok kesayangan lo itu. Tapi, semoga lo nggak sakit hati ya setelah tahu kebenarannya. Bye baby”

Setelah itu sambungan telfon pun langsung terputus. Elisa benar-benar dibuat gelisah mengingat telfon barusan dan juga beberapa pesan yang dia dapat yang semakin menyudutkan Erlan dan membuat kepercayaannya kepada sang pacar kian menipis. Sebenarnya dia ingin sekali percaya kepada sang pacar tapi saat kembali mengingat pesan-pesan yang dia terima membuat Elisa menjadi lebih susah untuk percaya kepada Elisa, apalagi mengingat foto terakhir yang dia terima barusan benar-benar membuatnya sulit untuk bisa percaya. Meskipun sebenarnya dilubuk hatinya yang paling dalam dia masih berharap jika yang ada dipikirannya hanyalah omong kosong saja.

Tok tok tok

Tiba-tiba dirinya dikejutkan dengan ketukan pintu kamarnya. Dengan malas akhirnya Elisa mengusap wajahnya yang masih meninggalkan sisa air matanya sebelum beranjak untuk membuka pintu dan melihat siapa yang mengganggu waktu overthinkingnya.

“Sayang kamu baru bangun?” ternyata orang yang membuatnya overthinking justru yang mengganggunya saat ini. Dia jadi berfikir untuk segera menanyakan mengenai semua bukti-bukti yang dia terima, tapi disisi lain dia juga takut jika dia menanyakannya sekarang akan membuat suasana menjadi buruk apalagi keluarganya sedang berkumpul semua tidak mungkin jika dia mengacaukan acara kakaknya sendiri. Bengongnya masih dengan memandang wajah Erlan yang ada dihadapannya dengan tatapan bingung.

“Hei sayang, kamu kenapa? Kamu sakit?” tanya Erlan sambil mengelus kepalaku pelan guna menyadarkanku dari lamunanku.

“Eh iya sorry aku baru bangun tidur jadi masih belum ngumpul nyawanya.hehe kamu kenapa kesini?” jawabku berusaha menetralkan pikiranku. Mungkin selesai acara baru dia akan menanyakan masalah ini kepada Erlan.

“Kamu dicariin ibu tadi”

“Oh yaudah aku mau mandi dulu abis itu aku langsung ke Ibu”

Yaudah aku tunggu di depan ya” ujarnya sambil mengacak pelan rambutku membuat pipiku sedikit bersemu hanya karena ulahnya barusan.

“Dasar touchy. Baru disentuh dikit aja langsung melting” gerutunya pada diri sendiri sambil berjalan masuk ke kamar mandi.

Dua puluh menit kemudian Elisa baru saja keluar dari kamarnya dan langsung menemui ibunya yang berada di dapur.

“Ibu kenapa cariin adek?”

“Kamu ini anak gadis kok jam segini baru keluar kamar. Tuh lihat Erlan saja sudah dari tadi loh bantuin kakakmu”

“Iya maaf ibu abisnya badan aku pegel semua jadi males bangun,hehe”

“Ya sudah sekarang kamu ajak tuh Erlan buat makan dari tadi ibu suruh makan katanya mau nungguin kamu”

“Iya ibu aku ke Mas Erlan dulu ya”

Semenjak mendapatkan teguran dari ibunya Elisa memang selalu memanggil Erlan dengan embel-embel Mas, tapi itu juga hanya saat dirinya berada disekitar orang tuanya saja, entahlah Elisa masih merasa canggung jika harus memanggil Erlan seperti itu.

Elisa pun segera beranjak ke halaman depan dimana Erlan kak Angga dan juga ayahnya sedang membantu menyiapkan tempat untuk acara nanti siang bersama para saudara-saudaranya yang lain.

“Mas Erlan makan yuk. Kata Ibu kamu belum makan gara-gara nungguin aku ya?” sapaku setelah berada disamping Erlan yang masih belum menyadari kedatanganku.

“Eh kamu udah ketemu ibu?”

“Iya udah tadi”

“Udah sana makan aja dulu. Nggak bakal diem dia kalau lo belum iyain kemauan dia” sela Angga yang berada di samping Erlan.

“Apaan sih kak Angga ikut-ikutan aja”

Benar kata Angga, kalian pergi makan saja dulu sudah siang ini” sambung Atma ayah Elisa yang sedari tadi memilih diam mendengar percakapan anak-anaknya.

“Iya Yah, ya sudah kita pamit makan dulu ke dalam Yah, Bang” jawab Erlan sambil menepuk pelan kepala Elisa sebelum menggandengnya masuk. Melihat itu Elisa langsung mengejek sang kakak dengan menjulurkan lidahnya.

🐣🐣🐣

Setelah selesai makan Elisa meminta izin untuk menemui kakaknya yang sedang dirias karena sebentar lagi acara akan segera dimulai. Erlan dengan senang hati mengantar sang kekasih sebelum dirinya kembali menemui Angga dan Juga Atma calon ayah mertuanya di depan rumah.

Kakak cantik banget ya ampun, Kak Ragil pasti nggak akan bisa kedip nanti waktu liat kakak” Puji Elisa setelah masuk ke dalam kamar sang kakak yang ternyata sudah hampir selesai make upnya.

Mendengar pujian dari sang adik pun membuat Indri berbalik melihat keberadaan adiknya yang tengah tiduran di ranjangnya tanpa permisi.

“Kok lo belum siap-siap sih dek? Gue nggak mau ya ada gembel yang ngaku-ngaku jadi adek gue nanti di pelaminan” ejek Indri yang berhasil membuat Elisa menjadi cemberut. Niat hati untuk menenangkan hatinya justru malah makin membuatnya kesal saja.

“Enak aja gembel, lagian gue udah mandi ya tinggal make up sama ganti doang juga beres”

Yaudah sih buruan ganti, ini Kak Eri juga udah selesai sama hair do gue juga”

Setelah itu Elisapun beranjak untuk mengganti pakaiannya dengan kebaya yang sudah disediakan jauh-jauh hari. Setelah itu dia kembali ke kamar Indri untuk make up sambil ngobrol-ngobrol beberapa hal bersama kakaknya sebelum Indri dibawa oleh suaminya. Ya memang sesuai kesepakatan, setelah menikah Indri akan ikut dengan Ragil dan tinggal di Jogja karena Ragil masih ada kontrak kerja selama beberapa tahun disana. Ragil juga sudah menyiapkan sebuah rumah di Jogja untuk ditinggali keluarga kecilnya setelah mereka menikah nanti. Mengingat itu entah kenapa Elisa jadi merasa sedih, pasalnya dia dan Indri memang sangat dekat meskipun mereka sering kali berantem.

“Kak, gue boleh kan sering-sering main ke rumah lo di Jogja nanti?”

“Ya pasti dong dek, lo kenapa deh jadi mellow gitu? Perasaan kemarin-kemarin juga biasa aja waktu tau gue bakal pindah?”

Nggak tau gue tiba-tiba jadi sedih aja. Efek PMS kali ya?”

“Dasar aneh”

Setelah cukup lama make up akhirnya mereka selesai juga, dan sekarang adalah waktu dimana Indri akan diantarkan oleh Elisa dan juga Ibunya menuju ke tempat akad dimana Ragilcalon suaminya sudah menunggunyadisana sejak beberapa menit yang lalu.

Setelah mengantar Indri ke pelaminan, Elisa langsung berjalan menuju tempat duduknya yang berada di samping Erlan dan juga Angga.

“Kamu cantik banget sayang, aku sampai nggak rela kalau ada laki-laki lain yang liat kecantikan kamu” ujar Erlan setelah Elisa duduk di sampingnya.

Nggak usah gombal deh, aku lagi nggak mood buat digombalin” jawab Elisa yang memang masih merasa tidak mood karena setiap dia melihat wajah Erlan dia jadi teringat dengan pesan misteriusnya pagi tadi.

Kamu kapan selesai PMS nya sih? Perasaan kemarin-kemarin walaupun kamu lagi PMS kamu nggak sesebel ini sama aku? Aku ada bikin salah ya?”

Erlan masih berusaha menanyakan hal tersebut pasalnya selama mereka menjalin hubungan baru kali ini Elisa menyuekinya selama ini. Bahkan biasanya jika dirinya tengah PMS Elisa selalu meminta lebih diperhatikan dan dimanja oleh Erlan tapi kenapa kali ini berbeda.

Kembali ke acara keluarga Elisa, akhirnya akad dapat berjalan dengan lancar dan dilanjut dengan acara foto-foto sebelum kedua mempelai beristirahat dan berngganti pakaian untuk menunggu waktu resepsi dimulai. Dan disinilah mereka sekarang, ditempat acara resepsi yang sudah berjalan sekitar dua jam yang lalu tapi tamu-tamu masih saja banyak yang berdatangan.

“Sayang kamu mau ini?” erlan membawakan satu cup Es krim yang baru saja dia ambil di meja prasmanan, awalnya dia hanya akan mengambil minum tetapi saat melihat ada stand es krim disana dia langsung teringat dengan Elisa dan berharap mood gadisnya akan segera membaik setelah memakan es krim favoritnya ini.

Makasih” ucap Elisa setelah menerima cup es krim tersebut dari kekasihnya dengan senyum yang cukup lebar. Dia menikmati es krim tersebut hingga belepotan di pinggir bibirnya membuat Erlan yang melihatnya menjadi gemas sendiri.

“Pelant-pelan aja makannya, aku nggak minta kok” kekeh Erlan sambil mengelap sudut bibir Elisa dengan ibu jarinya. Membuat Elisa yang sedang menikmati es krimnya pun mendadak berhenti.

“Erlan, kamu sayang kan sama aku?” tiba-tiba saja Elisa menanyakan hal random yang membuat Erlan tersenyum mendengar pertanyaan dari pacarnya tersebut.

Kalau aku nggak sayang sama kamu, ngapain aku bela-belain ikut kamu kesini El, apapun yang ada di pikiran kamu saat ini, kamu nggak perlu khawatir karena sampai kapanpun juga aku akan tetap ada disamping kamu menjadi orang yang paling menyayangi kamu, paham?”

Mendengar itu Elisa hanya bisa mengangguk sambil mengusap matanya yang justru mengeluarkan cairan lebih banyak dan membanjiri pipi chubby nya tanpa permisi. Erlan yang melihat itupun segera membawa Elisa kedalam dekapannya berusaha untuk menenangkan perempuan yang hampir setengah tahun ini memenuhi hari-harinya.

🐣🐣🐣

Acara resepsi sudah selesai sekitar satu jam yang lalu dan sekarang Elisa sedang mengajak Erlan untuk duduk di belakang rumahnya yang cukup luas dengan beberapa pepohonan sayur dan juga buah milik orang tuanya. Disana juga cukup sepi karena kebanyakan dari mereka sudah pergi ke kamar mereka masing-masing mengingat sekarang sudah hampir jam sebelas malam.

Mereka masih saling diam sambil menikmati suasana dihadapan mereka sampai akhirnya Elisa memberanikan diri untuk membuka suara dan mengungkapkan apa yang seharian ini berusaha dia tahan.

“Aku mau tanya sama kamu. Tapi janji ya kamu harus jawab jujur” pertanyaan Elisa berhasil membuat Erlan yang duduk di sampingnya langsung menyerongkan badannya agar bisa menatap perempuan yang ada dihadapannya dengan wajah sedikit bingung.

“Emangnya kamu mau tanya apa sih, kok keliatannya tegang banget gitu. Ngomong aja aku pasti jujur kok jawabnya” Erlan berusaha menenangkan ketegangan Elisa dengan menggenggam tangan mungil kekasihnya itu.

“Kamu... sebenarnya ada hubungan apa sama Bang Irgi” tanya Elisa dengan mata yang sudah berkaca-kaca dan juga suara yang bergetar karena berusaha menahan tangisnya yang hampir keluar.

Erlan yang mendapatkan pertanyaan itu seketika membeku. Dia tidak pernah menyangka jika perempuannya akan menanyakan perihal masalalunya secepat ini. Dia masih diam memikirkan jawaban apa yang akan dia berikan kepada perempuan yang sudah dia sayang dihadapannya ini. Apa memang waktunya buat dia jujur tentang semua masa lalunya. Tapi disisi lain Erlan takut jika setelah dia jujur Elisa justru akan memilih pergi meninggalkannya. Dia tidak akan sanggup jika harus berpisah dengan perempuan yang sudah berhasil menyembukhan dan mengembalikan kehidupannya sejauh ini menjadi lebih baik dan lebih berwarna ini.

“Erlan”

Elisa berusaha menyadarkan Erlan dari lamunannya. Dia mempererat genggaman mereka seakan memberi kekuatan kepada laki-laki yang ada dihadapannya ini.

Erlan menghembuskan nafasnya kasar sebelum bersuara “Maaf kalau selama ini aku nggak jujur sama kamu mengenai masa lalu aku, mungkin emang udah waktunya buat kamu tahu siapa aku dulu” Erlan menjeda ucapannya dan melihat reaksi kekasihnya, tapi yang ditatap masih tidak bergeming sama sekali. Erlan menengadahkan pandangannya ke langit yang malam ini dipenuhi dengan ribuan bintang sebelum kembali melanjutkan ucapannya.

“Aku tahu setelah aku jujur mungkin kamu bakal jijik sama aku atau bahkan kamu malu karena punya cowok kayak aku. Tapi kalau boleh aku mohon semoga setelah aku jujur sama kamu, kamu nggak nggak akan tinggalin aku El” Erlan kembali menatap wajah yang masih saja diam dihadapannya.

“Dulu aku memang pernah menjadi manusia yang bagi banyak orang dianggak memalukan dan menjijikan El, Aku dulu adalah seorang Gay. Aku juga nggak tahu kenapa aku bisa seperti itu, bahkan keluarga aku sendiri juga dulu sampai mengasingkan aku gara-gara kelainan yang aku alami. Ya, apa yang kamu pikirkan benar El, aku dulu memang pernah ada hubungan dengan Irgi, kami pernah saling suka bahkan kami bisa dikatakan saling menyayangi layaknya sepasang kekasih sampai akhirnya keluarga aku mengetahui semuanya dan mereka memintaku untuk menjauhinya dan berusaha hidup normal dikota lain yang jauh dari dia. Sampai akhirnya awal aku pindah kekampus yang sama dengan kamu dan aku mulai berusaha menghilangkan perasaan aku dengan Irgi dan berusaha hidup layaknya laki-laki normal. Memang awalnya sangat sulit El, apalagi mengingat aku yang harus beradaptasi dengan lingkungan dan orang baru yang ada disekitar aku. Disitu aku memutuskan untuk menjadi cowok yang cuek dan dingin agar tidak disukai orang-orang tapi ternyata tidak dengan Andre, dan Aldi. mereka berusaha mengajak aku untuk berteman walaupun pada awal-awal aku selalu menolak mereka. Tapi dia nggak mudah nyerah sampai akhirnya dia berhasil luluhin hati aku dan membuat aku bisa nyaman berteman dengan mereka sampai akhirnya mereka juga yang ngajak aku buat gabung sama Volve. Dan sampai akhirnya aku kenal sama kamu, jujur aja awalnya aku sama sekali nggak mikir akan bisa suka sama kamu, tapi entah kenapa sejak pertemuan kita yang kedua aku merasa ada yang berbeda didalam diri aku yang belum pernah aku rasakan sebelumnya El, disitu awalnya aku masih mengelak kalau aku mulai suka sama kamu, tapi semakin aku mengelak justru hati aku semakin nggak tenang. Sampai akhirnya aku cerita ke Oma karena memang hanya Oma yang masih mau nerima aku setelah mereka tahu keburukanku. Disitu Oma yang selalu support dan bilang kalau memang kamu itu mungkin obat buat aku sekaligus jawaban dari doa yang selama ini aku dan Oma panjatkan. Oma sangat berharap aku bisa hidup normal layaknya laki-laki diluaran sana sampai akhirnya aku memutuskan untuk mencoba membuka hati aku buat kamu. Jujur awalnya aku memang risih setiap deket sama kamu, sebenernya bukan cuma kamu, tapi setiap cewek yang ada di deket aku pasti aku ngerasa nggak nyaman. Tapi semakin lama dan kenal kamu, semua itu mulai berubah El, aku mulai ngerasa nyaman bahkan suka setiap ada didekat kamu, aku ngerasa udah jadi laki-laki seutuhnya lagi setelah aku sadar kalau aku udah beneran cinta sama kamu bahkan setelah beberapa bulan kita jadian aku pernah nggak sengaja ketemu sama Irgi lagi disaat aku lagi nemenin Oma di rumah sakit dan disana aku jadi lebih yakin lagi kalau aku udah bukan Gay lagi, karena bukannya nyaman aku justru ngerasa risih setiap Irgi berusaha buat deketin aku lagi. Sampai akhirnya nggak tahu kenapa tiba-tiba dia muncul di kampus dan berusaha deketin kamu. Dan setelah aku cari tahu ternyata dia cuma mau jadiin kamu umpan supaya aku mau balik lagi sama dia. Tapi aku udah sadar kalau aku udah nggak bisa dan nggak akan mau lagi sama dia karena hati aku udah sepenuhnya milik kamu El. Maaf kalau selama ini aku nyembunyiin semua ini, aku cuman nggak mau kamu benci sama aku atau bahkan ninggalin aku karena kamu pasti jijik sama aku. Maaf”

Erlan menyelesaikan ceritanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca sambil menatap Elisa yang ternyata juga wajahnya sudah basah oleh air matanya yang entah sudah turun dari kapan. Melihat itu Erlan mengulurkan tangannya untuk mengusap air mata yang ada diwajah gadisnya itu tapi Elisa justru langsung menepisnya dan mengalihkan pandangannya ke sembarang arah agar tidak bertatapan dengan wajah Erlan. Melihat itu Erlan sudah tahu jika gadisnya pasti marah dan kecewa dengan dirinya. Dan jujur saja itu membuat Erlan takut dan bingung harus berbuat apa.

Tanpa melihat ke arah Erlan lagi Elisa beranjak dari tempatnya. Dia butuh waktu untuk mencerna semua penjelasan Erlan yang sungguh menyakiti hatinya. Tapi baru saja dia melangkah beberapa langkah lengannya sudah di tahan oleh laki-laki yang ada di belakangnya. Siapa lagi kalau bukan Erlan.

“Sayang plis maafin aku. Kamu boleh marah sama aku kamu boleh pukul aku tapi aku mohon jangan pergi jangan tinggalin aku. Aku sayang sama kamu aku cinta sama kamu” mohon Erlan sambil berusaha terus menggenggam tangan Elisa.

“Erlan aku butuh waktu, dan aku harap besok pagi kamu bisa pergi dari sini aku butuh watu untuk sendiri dulu maaf”

“Okay aku tahu kamu butuh waktu, tapi aku juga butuh kamu. Maaf kalau aku egois tapi aku janji satu minggu lagi aku pasti akan jemput kamu kesini El, dan aku harap waktu satu minggu cukup buat kamu nenangin diri kamu dan juga bisa maafin aku. Aku pamit ya, dan maaf udah bikin kamu nangis dihari bahagia kamu dan keluarga kamu. Aku sayang kamu Elisa”

Selesai mengucapkan itu Erlan langsung meninggalkan Elisa yang masih terdiam sendiri. Elisa benar-benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan, hatinya sungguh sakit setelah mendengarkan penjelasan Erlan barusan, dia kembali terisak bahkan sekarang isakannya terdengar lebih pilu dan lebih keras dari sebelumnya. Sampai sekitar lima belas menit dia mulai merasa lebih tenang dan isakannya juga sudah mulai berkurang, dia memutuskan untuk pergi ke kamarnya terlebih dulu sebelum ada yang memergokinya sedang menangis disini. Sampai di kamar pun Elisa masih saja menangis sampai lama kelamaan dia tertidur karena sudah terlalu lelah dan lamanya dia menangis, ditambah lagi dengan kondisinya yang memang sudah kelelahan akibat acara hari ini. Tubuh dan hatinya sangat membutuhkan istirahat setidaknya untuk malam ini. Tentang bagaimana hubungannya nanti biar tuhan yang mengaturnya saja. Pikir Elisa

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Ken'ichirou & Sisca
10412      2560     0     
Mystery
Ken'ichirou Aizawa seorang polisi dengan keahlian dan analisanya bertemu dengan Fransisca Maria Stephanie Helena, yang berasal dari Indonesia ketika pertama kali berada di sebuah kafe. Mereka harus bersatu melawan ancaman dari luar. Bersama dengan pihak yang terkait. Mereka memiliki perbedaan kewarganegaraan yang bertemu satu sama lain. Mampukah mereka bertemu kembali ?
Gloria
3343      1081     3     
Romance
GLORIA, berasal dari bahasa latin, berarti ambisi: keinginan, hasrat. Bagimu, aku adalah setitik noda dalam ingatan. Namun bagiku, kamu adalah segumpal kenangan pembuat tawaku.
TWINS STORY
834      559     1     
Romance
Di sebuah mansion yang sangat mewah tinggallah 2 orang perempuan.Mereka kembar tapi kayak nggak kembar Kakaknya fenimim,girly,cewek kue banget sedangkan adiknya tomboynya pake banget.Sangat berbeda bukan? Mereka adalah si kembar dari keluarga terkaya nomor 2 di kota Jakarta yaitu Raina dan Raina. Ini adalah kisah mereka berdua.Kisah tentang perjalanan hidup yang penuh tantangan kisah tentang ci...
Dear, My Brother
807      519     1     
Romance
Nadya Septiani, seorang anak pindahan yang telah kehilangan kakak kandungnya sejak dia masih bayi dan dia terlibat dalam masalah urusan keluarga maupun cinta. Dalam kesehariannya menulis buku diary tentang kakaknya yang belum ia pernah temui. Dan berangan - angan bahwa kakaknya masih hidup. Akankah berakhir happy ending?
My Sweety Girl
10554      2387     6     
Romance
Kenarya Alby Bimantara adalah sosok yang akan selalu ada untuk Maisha Biantari. Begitupun sebaliknya. Namun seiring berjalannya waktu salah satu dari keduanya perlahan terlepas. Cinta yang datang pada cowok berparas manis itu membuat Maisha ketakutan. Tentang sepi dan dingin yang sejak beberapa tahun pergi seolah kembali menghampiri. Jika ada jalan untuk mempertahankan Ken di sisinya, maka...
Tower Arcana
735      539     1     
Short Story
Aku melihat arum meninggalkan Rehan. Rupanya pasiennya bertambah satu dari kelas sebelah. Pikiranku tergelitik melihat adegan itu. Entahlah, heran saja pada semua yang percaya pada ramalan-ramalan Rehan. Katanya sih emang terbukti benar, tapi bisa saja itu hanya kebetulan, kan?! Apalagi saat mereka mulai menjulukinya β€˜paul’. Rasanya ingin tertawa membayangkan Rehan dengan delapan tentakel yan...
START
275      180     2     
Romance
Meskipun ini mengambil tema jodoh-jodohan atau pernikahan (Bohong, belum tentu nikah karena masih wacana. Hahahaha) Tapi tenang saja ini bukan 18+ πŸ˜‚ apalagi 21+πŸ˜† semuanya bisa baca kok...πŸ₯° Sudah seperti agenda rutin sang Ayah setiap kali jam dinding menunjukan pukul 22.00 Wib malam. Begitupun juga Ananda yang masuk mengendap-ngendap masuk kedalam rumah. Namun kali berbeda ketika An...
When I Was Young
8665      1745     11     
Fantasy
Dua karakter yang terpisah tidak seharusnya bertemu dan bersatu. Ini seperti membuka kotak pandora. Semakin banyak yang kau tahu, rasa sakit akan menghujanimu. ***** April baru saja melupakan cinta pertamanya ketika seorang sahabat membimbingnya pada Dana, teman barunya. Entah mengapa, setelah itu ia merasa pernah sangat mengenal Dana. ...
Di Hari Itu
442      312     0     
Short Story
Mengenang kisah di hari itu.
Aku Benci Hujan
5665      1609     1     
Romance
β€œSebuah novel tentang scleroderma, salah satu penyakit autoimun yang menyerang lebih banyak perempuan ketimbang laki-laki.” Penyakit yang dialami Kanaya bukan hanya mengubah fisiknya, tetapi juga hati dan pikirannya, serta pandangan orang-orang di sekitarnya. Dia dijauhi teman-temannya karena merasa jijik dan takut tertular. Dia kehilangan cinta pertamanya karena tak cantik lagi. Dia harus...