"Suara?"

apakah Zahra dapat melewati traumanya dan menemukan tempat yang baik baginya?
Read More >>"> Archery Lovers (5. Mencari ) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Archery Lovers
MENU
About Us  

Bel istirahat kedua sudah berbunyi, semua siswa di sekolah itu segera pergi ke masjid untuk melaksanakan shalat dhuhur berjamaah. Setibanya disana Zahra yang baru saja memakai mukenah berwarna biru Sapphire bersama Rayla tiba-tiba di kejutkan oleh Aura dan Jasmine yang langsung mengambil shaf di samping Zahra, Rayla yang menyadari kehadiran Aura dan Jasmine langsung menyapa mereka berdua sementara Zahra merasa tidak nyaman. Setengah jam kemudian semua siswa yang berada didalam masjid segera kembali ke kelas namun ada juga yang pergi ke kantin untuk membeli jajan, Zahra yang baru saja selesai melipat dan memasukkan mukenahnya ke dalam tas lalu mau berdiri tiba-tiba tangannya kembali di tarik membuat gadis itu kembali duduk menghadap ke arah Aura dan Jasmine yang samar menatapnya dengan intimindasi.

“Ingat, kumpulkan formulir itu kalau kau masih ingin hari-harimu tidak seperti di neraka!” Ancam Aura sedikit berbisik.

Zahra tidak menjawab namun mengaggukkan kepalanya dan setelah itu cepat-cepat pergi menyusul Rayla yang sempat menunggunya di ambang pintu masjid. Di dalam kelas Zahra membuang napas gusar sementara pikirannya kini sibuk mencari cara untuk melepaskan diri dari dekapan perundungan yang Aura dan Jasmine lakukan kepadanya, banyak cara yang sudah ia lakukan sejak masih di SMP serta keberaniannya untuk melawan mereka tetapi sayangnya perundungan dari Aura dan Jasmine semakin menjadi bahkan semakin parah. Di keluarkannya formulir itu dari dalam saku roknya dan melihat centang hitam yang sengaja di tulis oleh Jasmine.

“Lho kamu ikut ekstrakulikuler tari?” Tanya Rayla tiba-tiba,”Katanya kamu ikut apa-apa!” Sambungnya.

Seketika itu juga Zahra tertawa canggung dengan ujung bibirnya yang keatas,”Ah ini aku Cuma ngasal kok? Sebenarnya aku bingung mau ikut yang mana karena banyak pilihannya?” Jawab Zahra.

Rayla beroh panjang setelah itu mengangguk sependapat, selang beberapa saat bel masuk kembali berbunyi Zahra segera memasukan kertas tersebut ke dalam tas dengan perasaan hampa kemudian mengeluarkan buku tulis serta tempat pensilnya diatas meja.

****

Rasa lelah sekaligus gerah sudah berada di puncaknya membuat Zahra yang baru saja tiba dirumah dari sepulang sekolah langsung buru-buru masuk ke kamarnya tanpa salim ke Ibu. Beberapa menit kemudian Zahra sudah selesai mandi dan ganti baju ia bergegas menghampiri Ibu di ruang tengah untuk salim.

“Maaf Bu tadi Zahra nggak salim karena buru-buru ingin mandi!” Ucap Zahra setelah salim.

“Iya tidak apa-apa, bagaimana tadi di sekolah?”

Dengan tersenyum Zahra menjawab,”Alhamdulilah baik Bu?” Jawabnya sengaja berbohong. “Ibu Zahra mau ke kamar dulu buat istirahat!”

“Iya sudah sana, tapi sore ini tolong bantu Ibu masak karena nanti malam Pakdhe Raihan dan Budhe Mika akan datang ke sini untuk menginap!” Ucap Ibu.

Mendengar nama itu Zahra sangat senang dan antusias, lantas berbalik dan kembali ke kamarnya untuk tidur. Sayangnya dalam pikirannya yang terus bercampuk membuat Zahra sulit tidur, merasa tidak bisa tidur gadis itu memilih untuk bangun lalu menyandarkan punggungnya ke papan tempat tidur kemudian memandang langit-langit kamar yang berwarna putih tulang. Pikirannya kini kembali tertuju pada formulir itu serta kenangan-kenangan buruk yang kembali menghampiri ingatannya, kembali membuang napas gusar gadis itu beranjak dari sana lalu menghampiri lemari pakaian dan mengambil jilbab berwarna putih susu setelah itu keluar.

“Ibu Zahra izin keluar sebentar!” Ucap Zahra saat menghampiri Ibu di ruang tengah, wanita itu sedang membersihkan karpet menggunakan sapu lidi.

“Lho katanya istirahat, kok keluar?” Tanya Ibu heran.

“Cari angin sebentar, nggak lama kok?” Jawab Zahra dan setelah itu pergi.

Sepanjang perjalanan Zahra berjalan tidak tentu arah, selain itu ia juga merasa bersalah kepada Ibu karena tidak membantunya. Zahra membuang napas panjang atas kejadian yang menimpahnya hari ini, tanpa sadar ia tiba di depan gerbang sekolah yang sudah sepi. Merasa sudah cukup Zahra berniat untuk kembai ke rumah namun ia teringat dengan area olahraga yang dilihatnya kemarin. Tanpa pikir panjang gadis itu pergi menuju ke tempat tersebut, tidak sampai 5 menit Zahra sudah tiba di depan gerbang area tersebut berbentuk gapura dengan plang nama ‘AREA OLAHRAGA SMA MUHAMMADIYAH 1 CIREBON’ yang dipasang diantara pilar gapura, merasa tertarik Zahra langsung melenggang masuk yang di suguhi dengan pemandangan tamanam hias yang tertata rapi serta rumput hijau yang tampak dirawat dengan baik sehingga mengundang rasa ingin rebahan diatasnya. Selain itu ia melihat ada papan seperti mading yang memperlihatkan denah area lengkap dengan ilustrasi bangunan juga masing-masing nama dalam area tersebut, dengan saksama ia melihat satu per satu nama bangunan tersebut.

‘Sayang sekali sekolah ini kurang diminati, padahal sekolah ini memiliki fasilitas paling lengkap!’ Batin Zahra prihatin.

Kemudian gadis itu segera pergi menyelusuri tempat tersebut, mungkin ia dapat menemukan persembuyian baru selain di masjid. Namun langkahnya terhenti saat mendengar suara samar desingan yang berasal dari salah satu rumah, karena suasana di sekitarnya yang sepi serta memiliki indra pendengaran yang tajam ia bisa mendengar suara tersebut justru terdengar jelas. Dengan penasaran Zahra mencari asal suara tersebut, namun melihat banyaknya rumah serta lapangan di sampingnya membuat kepala Zahra lebih banyak menoleh kesana kemari melihatnya juga membaca plang papan besi yang menempel di masing-masing rumah. Gadis itu merasa yakin sekaligus bangga jika memiliki sekolah seperti ini, namun langkahnya kembali terhenti saat pandangannya tertuju pada rumah yang tampak sangat tua dengan gaya era 70-an, cat dengan warna putih kusam tetapi sudah keropos di sana-sini membuat kesan paling tua diantara rumah-rumah di area ini. Seperti rumah yang lain sebuah plang besi tetapi sudah berkarat menempel di atas samping rumah dengan tulisan besar berwarna hitam ‘RUMAH EKSTRAKULIKULER PANAHAN’, Zahra terjengkit kaget ketika kembali mendengar suara desingan yang rupanya berasal dari dalam sana. Merasa ada yang menariknya gadis itu berjalan masuk ke dalam, tidak lupa ia mengucap salam dan melihat perabotan serta tata ruang seperti rumah pada umumnya; tapi di tempat ini sangat luas. Mata Zahra langsung teralihkan saat melihat beberapa bingkai foto yang dipajang sepanjang lorong namun memiliki warna yang berbeda hingga pandangan Zahra tertuju pada bingkai foto dengan bacground hitam putih dan foto tersebut ada lima orang berdiri sambil tersenyum, tidak lupa mereka membawa busur masing-masing.

“Itu adalah foto ekstrakulikuler panahan pertama di sekolah ini!” Ucap seseorang tiba-tiba.

Terkejut, Zahra reflek berbalik dan melihat kehadiran seorang pemuda bertubuh tinggi yang memakai baju Trining berwarna biru dongker dengan garis vertikal berwarna kuning cerah serta memakai celana yang senada dengan atasan, akan tetapi tatapan dingin yang tidak biasa membuat Zahra merasa tidak nyaman di tempatnya berdiri seolah seperti seorang pencuri yang menjadi tersangka atas pencurian barang.

“Siapa kau dan sedang apa disini? Mana kamu masuk nggak mengucap salam?” Tanya pemuda itu bertubi-tubi dengan suaranya yang ngbass. Mendengar retetan pertanyaan seperti itu gadis itu lantas menjawab.

”Mohon maaf aku sudah mengucap salam, tetapi tidak ada jawaban darimu! Selain itu perkenalkan namaku Zahra Nur Firdaus?” jJwabnya sopan dan jelas. Namun matanya tidak sengaja melirik ke sebuah tas panjang yang bertengger dibahunya bersama dengan tas sekolah.

Merasa sudah cukup mencari anginnya juga merasa tidak masuk ke tempat yang salah Zahra dengan sopan pamit pulang kepada pemuda itu kemudian pergi menuju pintu keluar.

“Tunggu..,!” Seru pemuda itu. Langkah Zahra sontak berhenti lalu menoleh tanpa menambahkan tubuhnya,”Apa kamu mau mencobanya sekali?” Tanya dia. Kening Zahra saling bertaut, tidak mengerti apa yang orang itu katakan barusan. Gadis itu lantas kembali berbalik dan menghampiri pemuda tersebut.

“Melakukan apa?” Zahra balik bertanya.

“Panahan?” Jawab pemuda itu singkat.

****

Di tengah acara makan malam usai salat magrib Zahra, Fani dan Fafa; anak perempuan Pakdhe Raihan dan Budhe Mika yang sebaya dengan Fani sedang asyik menyantap makanan sementara itu Ibu, Pakdhe Raihan dan Budhe Mika sibuk mengobrol guna melepas rindu. Merasa sudah kenyang Zahra memutuskan untuk bangkit lalu membawa piringnya yang kotor ke bak cuci piring kemudian kembali ke kamarnya, di kamarnya ia langsung menghampiri tas sekolahnya yang tergeletak di bawah samping meja belajarnya kemudian segera menyiapkan buku untuk pelajaran besok. selesai menyiapkan pelajaran Zahra merebahkan sejenak tubuhnya yang pendek ke atas tempat tidur, di pandangnya langit-langit kamarnya dengan perasaan tidak menentuk. Ada dua pilihan dalam benaknya sekarang, pertama mengumpulkan formulir itu dan akan menjadi bulan-bulanan oleh Aura dan Jasmine sementara pilihan kedua adalah ia enggan melakukannya tetapi kehidupan sekolahnya akan berakhir seperti di SMP—seperti di neraka. Memikirkannya saja membuat perasaan Zahra menjadi tertekan, akan tetapi pikirannya segera teralihkan dengan sosok pemuda yang ditemuinya tadi sore di rumah tua itu, ia sempat salah mengira jika pemuda itu tidak suka dengan kehadirannya disana tetapi rupanya dia hanya mau mempromosikan kegiatan ekstrakulikuler panahan kepada Zahra. Tetapi sayangnya Zahra lupa menanyai namanya, sebuah ide terlintas dalam benaknya tetapi ia sedikit ragu dengan idenya kali ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Inital J (500 Tahun Lagi Kita Bertemu) (Sudah Terbit / Open PO)
2346      871     0     
Romance
Karena muak hidup dalam bayang kemiskinan dan selalu terhina akhirnya Jo terjerumus ke jalan kegelapan Penyelundupan barang mewah pembunuhan berkolusi dengan para politikus kotor dan segala jenis kejahatan di negara ini sudah pasti Jo terlibat di dalamnya Setelah menjalani perjodohan rumit dengan sahabat masa kecil yang telah lama berpisah itu akhirnya Nana menerima lamaran Jo tanpa mengetahui...
Pasha
1101      470     3     
Romance
Akankah ada asa yang tersisa? Apakah semuanya akan membaik?
Invisible Girl
974      503     1     
Fan Fiction
Cerita ini terbagi menjadi 3 part yang saling berkaitan. Selamat Membaca :)
Katanya Buku Baru, tapi kok???
435      289     0     
Short Story
Seharap
5041      2110     0     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
Until The Last Second Before Your Death
431      308     4     
Short Story
“Nia, meskipun kau tidak mengatakannya, aku tetap tidak akan meninggalkanmu. Karena bagiku, meninggalkanmu hanya akan membuatku menyesal nantinya, dan aku tidak ingin membawa penyesalan itu hingga sepuluh tahun mendatang, bahkan hingga detik terakhir sebelum kematianku tiba.”
Tuan Landak dan Nona Kura-Kura
2419      819     1     
Romance
Frans Putra Mandala, terancam menjadi single seumur hidupnya! Menjadi pria tampan dan mapan tidak menjamin kisah percintaan yang sukses! Frans contohnya, pria itu harus rela ditinggal kabur oleh pengantinnya di hari pernikahannya! Lalu, tiba-tiba muncul seorang bocah polos yang mengatakan bahwa Frans terkena kutukan! Bagaimana Frans yang tidak percaya hal mistis akan mematahkan kutukan it...
Kembali Bersama Rintik
2520      1332     5     
Romance
Mendung tidak selamanya membawa duka, mendung ini tidak hanya membawa rintik hujan yang menyejukkan, namun juga kebahagiaan dan kisah yang mengejutkan. Seperti yang terjadi pada Yara Alenka, gadis SMA biasa dengan segala kekurangan dalam dirinya yang telah dipertemukan dengan seseorang yang akan mengisi hari-harinya. Al, pemuda misterius yang berhati dingin dengan segala kesempurnaan yang ada, ya...
Strange and Beautiful
4216      1144     4     
Romance
Orang bilang bahwa masa-masa berat penikahan ada di usia 0-5 tahun, tapi Anin menolak mentah-mentah pernyataan itu. “Bukannya pengantin baru identik dengan hal-hal yang berbau manis?” pikirnya. Tapi Anin harus puas menelan perkataannya sendiri. Di usia pernikahannya dengan Hamas yang baru berumur sebulan, Anin sudah dibuat menyesal bukan main karena telah menerima pinangan Hamas. Di...
Luka Adia
676      411     0     
Romance
Cewek mungil manis yang polos, belum mengetahui apa itu cinta. Apa itu luka. Yang ia rasakan hanyalah rasa sakit yang begitu menyayat hati dan raganya. Bermula dari kenal dengan laki-laki yang terlihat lugu dan manis, ternyata lebih bangsat didalam. Luka yang ia dapat bertahun-tahun hingga ia mencoba menghapusnya. Namun tak bisa. Ia terlalu bodoh dalam percintaan. Hingga akhirnya, ia terperosok ...