Syila tak membalasnya, dan Dia melihat Aldy. Dan ternyata, Aldy juga tengah melihatnya juga. Syila pun langsung membuang muka. Tiba-tiba, ada pesan yang masuk ke dalam ponselnya. Dan itu adalah pesan dari Aldy.
Si jangkung
-Oh gitu, chat gue gak di bales gitu?
Syila masih terdiam tanpa membalas pesan tersebut. Ia belum mau membalasnya. Sedangkan Aldy hanya tersenyum getir.
"Dia risih sama gue, kah? Kok chat gue nggak di bales?" batin Aldy.
...
Sekarang saat nya pulang sekolah. Syila langsung buru-buru membereskan buku-bukunya dan keluar dari kelasnya. Sayangnya, itu semua tak luput dari pandangan Aldy. Aldy melihat Syila yang langsung keluar dengan terburu-buru.
"Kejar!" perintah Tegar. "Dia itu nggak mau ketemu lo karena takut di cie-ciein lagi."
Aldy langsung menoleh ke arah Tegar, "Apa iya? gue takut dia risih."
Tegar tertawa hambar.
"Akhirnya lo ngerasain apa yang gue rasain."
Setelah itu, Tegar langsung pergi meninggalkan Aldy yang tengah berkutat dengan pikirannya.
Tiba-tiba ada notif di hp Aldy dan langsung membuat Aldy tersenyum. Tapi, saat Ia melihatnya, mukanya langsung kembali masam. Ternyata itu adalah notif grup kelompok PKN.
Grup PKN
Arhan: Sekarang kerkom kuy
Neysha: Kuy
Si gadis bandung: Gue ikut aja, kerkom di mana?
Arhan: Rumah Syila aja gimana?
Si gadis bandung: Hmm boleh, gue share lock ya
*lokasi
Arhan: Tengs cantik
Aldy langsung mengepalkan tangannya. Berani-beraninya Si Arhan memanggil calon pacarnya 'cantik'. Memang sih, Syila itu cantik, tapi Aldy cemburu kalau ada lelaki lain yang memanggil Syila cantik.
"Karena kerkom, rencana gue gagal," batin Aldy.
Dan sekarang, Syila sudah berada di dalam rumahnya. Ia langsung gesit membereskan rumahnya yang berantakan seperti kapal pecah.
"Ya Allah, kenapa mendadak banget."
Syila tidak enak untuk menolak permintaan Arhan yang ingin kerja kelompok di rumahnya.
Tapi, saat Syila sedang beres-beres..
"Assalamualaikum.."
"Waalaikumsalam" jawab Syila. Tapi detik berikutnya Syila langsung terdiam, "Hah, udah ada yang dateng, kah?"
Syila pun langsung pergi keluar dan melihat siapa yang sudah datang ke rumahnya.
"Kalian? barengan?"
Ternyata, sudah ada dua lelaki yang berada di depan rumahnya. Yaitu, Aldy dan Arhan. Mereka berteman tapi seperti musuhan. Karena saat Syila keluar gerbang, mereka sedang saling menatap dengan tatapan yang tajam.
"Kok kalian kayak lagi musuhan, sih? Tatapannya tajam banget," ucap Syila.
Aldy dan Arhan saling buang muka.
Flashback on
Arhan sudah berada di depan gerbang rumah Syila sekitar 1 menit yang lalu. Tapi, Ia ragu untuk masuk karena masih belum ada mental.
Ia sedang mempersiapkan dirinya untuk bisa masuk ke dalam rumah Syila.
"Aduh, kok gue deg degan ya? Nanti kalau ada mamah nya Syila gue harus apa?" ucap Arhan bermonolog.
Di saat Arhan sedang mempersiapkan dirinya, saat itu juga Aldy tiba-tiba datang.
"Yah, Si penganggu udah dateng," ucap Arhan.
Aldy langsung membuka helm dengan gaya nya yang sangat cool, "Loh? udah sampe ternyata. Kenapa? mau curi start duluan ya?"
"Kalau iya, kenapa?" tanya Arhan yang berlagak seperti menantang.
"Gue duluan yang udah suka sama dia, lo nggak usah ikut-ikutan!" ucap Aldy yang memperingatkan bukan memerintah.
Arhan seperti tertawa remeh, "Heh! Jangan rakus! Tasya udah suka sama lo, kasian noh. Mending lo bales cintanya aja."
"Kalau gue maunya sama Syila, gimana?" tanya Aldy dengan senyuman yang memiliki makna tersirat.
"Kita liat aja, siapa yang bakal dapetin Syila duluan."
Tatapan mereka pun sangat tajam.
Flashback of
"Heh! kayak anak kecil, musuh-musuhan."
Aldy menjawab, "Bukan gue yang kayak anak kecil, tapi Si Arhan tuh."
Arhan tak terima, "Enak aja lo! Lo yang kayak anak kecil. Nggak mau ngalah."
"Ngapain gue ngalah sama lo? Apa yang gue suka akan gue perjuangkan."
"Rakus!"
"Maksud lo, apa?" tanya Aldy yang mulai agak emosi.
Syila masih tak paham dengan perdebatan dua lelaki ini.
"Kalian ini kenapa, sih?" tanya Syila. "Mau masuk atau terus berdebat disini?"
"MASUK" ucap mereka berdua secara bersamaan. Sedetik kemudian, mereka langsung saling menoleh.
"Ikut-ikutan mulu lo!" ucap Aldy kesal.
"Lah, gue yang duluan jawab," ucap Arhan.
"Gue"
"Gue"
"Gue"
"Gue"
"STOP!" tegas Syila. "Kalau kalian terus-terusan berdebat kayak gitu, mending nggak usah masuk sekalian," ucap Syila yang mulai ancang-ancang untuk menutup gerbang.
"E-ehh ehh.. jangan di tutup dong," ucap Aldy.
Syila hanya bisa menghela nafasnya, "Ya udah masuk! Asal jangan berdebat lagi di dalam."
Mereka pun langsung mengangguk secara bersamaan.
...
"Ini di minum dulu! Makanannya bentar lagi dateng kok." ucap Syila.
Lagi-lagi mereka berdua seperti tom and jerry. Hanya karena gelas, mereka berebut.
"Gue udah ngambil yang ini duluan, lah," ucap Arhan tak terima.
"Gue yang sering pakai gelas ini kalau lagi di rumah Syila," tegas Aldy.
Arhan langsung terdiam. Ia kalah telak, karena sepertinya Aldy sudah sering datang ke rumah Syila.
"Diem kan lo "
Syila hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia tak habis pikir dengan Aldy.
"Gila lo ya, lo baru pakai gelas itu sekali pas nyokap gue buatin lo teh," jelas Syila.
Arhan langsung menoleh ke Aldy, "Hett, gue kira lo udah sering pakai gelas itu, konyol!"
Aldy hanya bersikap acuh.
"Oh iya, nyokap lo mana, Syil?" tanya Arhan yang penasaran.
"Hett, kepo banget lo, dugong," ucap Aldy yang kesal.
"Udah dong, udah.." ucap Syila yang sudah lelah. "Nyokap gue lagi beli makanan buat kalianm"
"Dimana?" tanya Aldy penasaran.
"Hett, kepo banget lo, dugong," ledek Arhan yang membalas.
"Apaan sih, lo!"
"Udah dong, stop!!" ucap Syila. "Gue keluarin juga nih kalian lama-lama."
Mereka pun hanya cengengesan. Tapi, tetap saja mereka tak akur.
Tak lama kemudian, Mamah Syila datang membawa makanan. Dan di belakangnya ada Neysha yang baru datang.
"Maaf ya datangnya telat," ucap Neysha yang tak enak.
"Iya, nggak apa-apa kok. Santai aja." ucap Syila yang memaklumi.
Tapi, Aldy malah sebaliknya.
"Santai gimana? kita udah nunggu sampe sejam," celetuk Aldy.
Neysha langsung duduk di samping Aldy dan memegang tangan Aldy yang berada di paha.
"Aduh, maaf banget ya, Al. Gue kejebak macet tadi."
Aldy yang terkejut karena tangannya di pegang pun langsung menghempaskan tangan Neysha. Karena, jujur saja Aldy tidak suka jika ada yang menyentuhnya.
"Nggak usah pegang-pegang, gue gak suka," ucap Aldy yang bernada tegas.
"Owh, m-maaf."
Syila terkejut dengan sikap Aldy yang berbeda saat dengan dirinya waktu ke pasar malam.
"Perasaan Aldy biasa aja pas gandengan sama gue di pasar malem. Kok itu di pegang doang sampai kayak gitu?" batin Syila.
Aldy melirik ke arah Syila sekilas. Saat mata mereka bertemu, Syila langsung membuka suara.
"Alay lo, perasaan waktu itu lo biasa aja pas gandeng tangan gue di pasar malem," celetuk Syila yang bisa membuat mereka salah paham.
"HAH?!" kaget Arhan dan Neysha.
"Lo pernah ke pasar malem bareng Aldy?" tanya Arhan.
"Lo pernah di gandeng sama Aldy? seriusan?" tanya Neysha.
Syila langsung terkejut, "Loh, iya, emangnya kenapa?"
Arhan dan Neysha hanya bisa terdiam.
"Sialan, Aldy udah curi start duluan," batin Arhan.
"Gila, hoki banget Si Syila. Jadi pengen kayak Dia biar bisa deket sama Aldy," batin Neysha.
Karena Aldy melihat kalau Arhan sepertinya tidak suka dengan ucapan Syila, maka, Dia pun langsung punya ide agar Arhan semakin panas.
"Owh... Soalnya hanya orang spesial yang bakal gue gandeng," ucap Aldy. "Dan orangnya itu lo!"
Syila langsung salting di buatnya. Sedangkan Arhan dan Neysha hanya bisa diam.
"Oh iya, satu lagi. Love language gue itu physical touch, dan lo orang pertama yang bakal dapetin itu dari gue," jelas Aldy.