---
"Dia adalah wanita terfavoritku yang pernah singgah di dalam hatiku" -Aldy Rifaldan
---
-Hubungannya sudah kandas, tapi kenangannya masih berbekas-
---
Nasyila Azzahra atau sebut saja Syila, Wanita cantik pindahan dari Bandung yang memikat banyak hati lela...Read More >>"> Memories About Him (13. Mencintai dalam diam) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Memories About Him
MENU
About Us  

Syila sudah memasuki kelas nya. Dan di dalam kelas nya hanya ada kebisingan, terutama laki-laki yang tidak bisa diam. Di antara semua laki-laki yang berisik, hanya Aldy dan Tegar yang diam.

"Sil Sil," panggil Fia kepada Syila. 

Syila terkejut saat Fia memanggilnya "Sil Sil."

"Hah? Gue?" tanya Syila yang masih bingung. Dan Fia pun menganggukkan kepalanya.

Syila pun menghampiri Fia, "Kok gue di panggil Sil Sil, sih?" tanya Syila.

Fiara hanya memberikan cengiran khas nya. Dan tanpa Ia sadari kalau Tegar sedari tadi memperhatikan dirinya.

"Fiara emang begitu orangnya. Nama orang di ubah-ubah sama Dia. Nama gue Zea aja di panggil 'Ya' doang anjir," ucap Zea. 

"Nama gue juga udah bagus-bagus 'Nata', ehh malah di panggil Natnat," balas Nata. 

Fia pun langsung ikutan adu nasib, "Lah.. kalian masih mending. Nama gue 'Fiara' di panggilnya 'Fir' doang. Jadi, kalau ada adek kelas yang nyapa gue bilangnya 'Halo kak Fir'. Kesannya gue kayak orang kafir," ambeknya.

Seketika mereka semua tertawa. Dan Tegar yang sedari tadi memperhatikannya pun ikut tersenyum tipis. 

Aldy pun menyenggolnya, "Kalau suka, pepet teruss!" suruhnya.

Tegar langsung badmood seketika, acara memperhatikan mbak crush nya terganggu karena Aldy. 

"Berisik lu," ucapnya. 

Aldy terkekeh pelan, "Lo ama gue emang bener-bener beda, Gar."

"Siapa yang bilang sama?" ucap Tegar sembari memainkan ponselnya.

Aldy langsung berdecak. Lelah sekali berbicara dengan teman se-kulkasnya.

"Maksud gue, cara kita deketin cewek tuh gak sama," ucap Aldy. "Kalau gue lebih ke pepet terus, nggak di kasih kendor. Kalau lo, lebih ke cuek dan ngedeketinnya dengan cara berantem terus," lanjutnya.

Tegar langsung menaruh hp nya di meja, "Oh iya dong, harus lain dari yang lain," ucapnya. "Lagi pula gue nggak mau pakai cara yang pasaran." 

"Yeuh, sombong lo!" kesal Aldy. "Emangnya lo yakin bakal dapetin Fia kalau cara lo begitu?" tanya Aldy.

Tegar terdiam. Sebenarnya, Ia juga tidak yakin.

"Diem kan lo."

"Gue takut," balas Tegar.

Aldy langsung mengerutkan dahinya, "Takut apa?"

"Gue takut Dia risih kalau gue ngedeketin Dia dengan cara yang lo lakuin untuk deketin Syila. Lagi pula setiap cewek 'kan beda-beda, dia itu unik, lain dari yang lain. Susah juga buat di tebak, makanya gue lebih pilih cara gue sendiri untuk dapetin Dia," balas Tegar panjang lebar.

"Wow, first time lo ngomong panjang kali lebar," bangga Aldy. 

Dan Tegar kembali diam. 

"Tapi, cara lo ada yang salah," ucap Aldy yang membuat Tegar menoleh.

"Lo suka sama Fia, tapi malah deketin Zea. Secara nggak langsung lo bakal nyakitin salah satu dari mereka, Gar," jelas Aldy.

Tegar terdiam. Ia tidak bermaksud untuk mendekati Zea, tapi memang Zea yang mulai mendekatinya.

"Lo tahu kan kalau Zea suka sama lo?" tanya Aldy dan di angguki oleh Tegar.

"Kalau lo tahu Si Zea suka sama lo, Gak seharusnya lo kasih harapan ke Dia," ucap Aldy memberi nasihat.

Tegar menghela nafasnya, "Gue nggak bermaksud untuk kasih harapan ke Dia. Karena memang Dia yang suka chat gue duluan, gue cuman balas seperlunya."

"Yakin seperlunya?" tanya Aldy. "Bukannya lo sendiri yang bilang kalau waktu itu lo keterusan chattan bareng Zea?" 

"Itu karena kita bahas musik. Gue dan Dia sama-sama suka musik dan sama-sama bisa main gitar. Makanya obrolannya nyambung aja," jelas Tegar. "Gue sama sekali nggak ada niatan untuk kasih harapan ke Dia, karena gue sukanya sama Fia."

Aldy menghela nafasnya, "Fia juga suka musik kali, cuman bedanya, Dia nggak bisa main gitar."

Tegar terkejut, "Yang bener lo? Fia suka musik?" 

Aldy mengangguk, "Karena waktu itu Dia sendiri yang bilang pas kerkom, kalau dia suka musik tapi gk bisa main gitar."

Tegar terdiam. 

"Lo nyambung sama Zea karena ngobrolin musik, kan? Kenapa nggak coba ngobrolin musik bareng Fia?" tanya Aldy.

"Gue takut Dia risih." 

Aldy berdecak, "Dia orangnya welcome ke semua orang, Dia aja friendly gitu."

"Kecuali gue. Dia pasti nggak bakal welcome ke gue karena Dia gak enak sama Zea yang suka sama gue," jelas Tegar.

"Terserah lo, deh. Kalau lo diem terus dan gak ada pergerakan, kapan lo tembak Dia dan jadiin Dia sebagai pacar lo?"

Tegar menoleh kembali ke arah Aldy, "Nanti, pas acara perpisahan kelas 12." 

"Hah?"

...

Jam istirahat pun dimulai, mereka semua pergi ke kantin kecuali Fia, Zea, Nata dan Syila. Mereka berdua sudah seperti bestie sekarang karena lebih sering bersama.

"Syil," panggil Neysha.

Syila yang sedang berbicara dengan teman-temannya pun menoleh, "Kenapa?" 

"Nggak jajan ke kantin?" tanya Neysha.

"Owh, enggak, soalnya gue bawa bekal."

Neysha pun hanya mengangguk, "Okey."

"Yes," batinnya.

Dengan begitu, Ia bisa leluasa untuk dekat dengan Aldy. Tetapi, Aldy mendengar pembicaraan Syila dengan Neysha. 

"Dia nggak ke kantin?" batin Aldy. 

Aldy yang tadinya berdiri malah kembali duduk. Semua temannya pun langsung menoleh ke belakang.

"Lah, kok lo duduk lagi, sih?" tanya Bara.

"Ayok lah ke kantin!" ajak Rudi.

"Ngapa lo? kok duduk lagi?" tanya Ardi.

Aldy mulai mencari alasan. Dan akhirnya Ia pun mendapatkan alasannya.

"Anu, gue mager banget ke kantin. Gue nitip aja, ya!" 

Tegar melirik ke arah Syila yang membawa bekal. Dan Tegar pun tau alasan Aldy tidak mau ke kantin.

"Hah? tumben," ucap Damar.

"Ah berisik lo, gue lagi mode mager. Nitip dong!" pinta Aldy.

Mau tak mau, temannya pun mengiyakan permintaan Aldy. Yang lain sih percaya-percaya saja dengan alasan dari Aldy, tapi tidak dengan Tegar.

Saat semuanya sudah berjalan, Tegar masih berada di dekat Aldy. Dan Ia pun langsung mendekat ke arah Aldy yang tengah mencuri-curi pandang Syila.

"Bohong!" ucap Tegar.

Aldy langsung terperanjat kaget, "Ngagetin aja lo!" kesal Aldy.

"Yakin mager? Mager apa mager?" ledek Tegar.

Aldy langsung berusaha untuk terlihat natural, "Gue mager anjir."

"Alah, tipu! Bilang aja pengen liatin seseorang," jelas Tegar.

"Ck. Berisik." 

Tak lama dari situ, Ardi nongol di pintu dan meneriaki Tegar yang tak kunjung keluar dari kelas.

"WOY, GAR!!" Teriak Ardi yang memanggil Tegar.

Tegar yang merasa dirinya terpanggil pun langsung menoleh dan langsung menaikkan kedua alisnya tanda 'Apa?'

"Ke kantin gak?" tanya Ardi yang masih berada di ambang pintu.

Tegar tampak berpikir terlebih dahulu, "Nggak deh. Gue juga mager. Gue nitip es aja," ucapnya. 

Ardi pun langsung menghela nafasnya kasar, "Ah, ketularan Si Aldy ya lo? Mendadak jadi mager," ucap Ardi yang langsung pergi ke kantin.

Tegar pun duduk di bangkunya dan Fia langsung meledek Tegar.

"Alah, mager apa mager??" tanya Fia yang mengarah ke Tegar.

Aldy langsung terkejut, "Lah? Fia mau ngomong apaan nih? jangan-jangan Dia tahu lagi alasan Tegar gak mau ke kantin," batin Aldy.

"Apaan sih?" ucap Tegar yang seolah-olah tak suka.

Padahal, hatinya sedang berdisko karena harus berbicara dengan Fia.

"Lo mager atau pengen liatin Zea? Hayooo?" ledek Fia.

Fia bisa di sebut juga dengan emak comblang, karena tukang cie-ciein orang terus saat di kelas.

"Sok tau lo." ucap Tegar dengan dingin. 

Itu membuat Fia menjadi kesal bukan main, "Pengen banget deh gue cakar mulut lo."

Dan balasan dari Tegar hanyalah menaikkan satu alisnya. 

"WAHH, KONYOL!" kesal Fia.

Zea pun langsung menenangkan, "Udah lah, Fir." 

"Tapi Dia nyebelin," ucap Fia.

"Udah-udah. Mending makan," balas Nata.

Fia langsung cemberut. Dan sesaat Ia memutar bola matanya kepada Tegar, dan Tegar pun melihat Fia yang kesal terhadapnya.

"Andai lo tahu, Fi. Yang gue suka itu lo, bukan Zea," batinnya.

Di sisi lain, Fia masih kesal dengan manusia es itu, tetapi Syila malah nyeletuk sesuatu yang membuat Zea terdiam.

"Jangan berantem mulu, Fi. Nanti malah saling suka dan kalian yang jadian, gimana?" tanya Syila.

Fia langsung terkejut, sedangkan Zea dan Nata langsung terdiam. Nata mengetahui kalau Zea menyukai Tegar, oleh karena itu Ia takut Zea cemburu.

"Aaminn," batin Tegar.

"Idih, apaan sih?" ucap Fia.

Syila langsung bingung, karena mereka bertiga terdiam. 

"Aduh, calon cewek gue pinter banget ngomongnya. Tapi sayang, ngomongnya di waktu yang salah," batin Aldy.

Pasalnya, ada Zea di situ.

"Kenapa? gue nggak salah, kan?" tanya Syila.

Zea pun menjawab, "Iya, nggak salah kok. Lo bener."

Situasi menjadi agak canggung. Dan tiba-tiba Syila mendapat pesan dari Aldy.

Si jangkung

-Nanti pulang sekolah gue kawal lagi! Jangan -------nolak! Soalnya gue mau ajak lo ke suatu tempat --buat ngobrol. BERDUA!

Syila yang melihat pesan dari Si jangkung, eh, maksudnya Aldy, langsung terkejut. 

"Waduh, gue harus jawab apa?" gumamnya.

...

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dear Diary
592      388     1     
Short Story
Barangkali jika siang itu aku tidak membongkar isi lemariku yang penuh buku dan tumpukan berkas berdebu, aku tidak akan pernah menemukan buku itu. Dan perjalanan kembali ke masa lalu ini tidak akan pernah terjadi. Dear diary, Aku, Tara Aulia Maharani umur 25 tahun, bersedia melakukan perjalanan lintas waktu ini.
Chrisola
589      345     3     
Romance
Ola dan piala. Sebenarnya sudah tidak asing. Tapi untuk kali ini mungkin akan sedikit berbeda. Piala umum Olimpiade Sains Nasional bidang Matematika. Piala pertama yang diraih sekolah. Sebenarnya dari awal Viola terpilih mewakili SMA Nusa Cendekia, warga sekolah sudah dibuat geger duluan. Pasalnya, ia berhasil menyingkirkan seorang Etma. "Semua karena Papa!" Ola mencuci tangannya lalu membasuh...
Surat untuk Tahun 2001
3064      1710     2     
Romance
Seorang anak perempuan pertama bernama Salli, bermaksud ingin mengubah masa depan yang terjadi pada keluarganya. Untuk itu ia berupaya mengirimkan surat-surat menembus waktu menuju masa lalu melalui sebuah kotak pos merah. Sesuai rumor yang ia dengar surat-surat itu akan menuju tahun yang diinginkan pengirim surat. Isi surat berisi tentang perjalanan hidup dan harapannya. Salli tak meng...
Why Joe
1043      540     0     
Romance
Joe menghela nafas dalam-dalam Dia orang yang selama ini mencintaiku dalam diam, dia yang selama ini memberi hadiah-hadiah kecil di dalam tasku tanpa ku ketahui, dia bahkan mendoakanku ketika Aku hendak bertanding dalam kejuaraan basket antar kampus, dia tahu segala sesuatu yang Aku butuhkan, padahal dia tahu Aku memang sudah punya kekasih, dia tak mengungkapkan apapun, bahkan Aku pun tak bisa me...
Dramatisasi Kata Kembali
648      324     0     
Short Story
Alvin menemukan dirinya masuk dalam sebuah permainan penuh pertanyaan. Seorang wanita yang tak pernah ia kenal menemuinya di sebuah pagi dingin yang menjemukan. \"Ada dalang di balik permainan ini,\" pikirnya.
In Your Own Sweet Way
386      269     2     
Short Story
Jazz. Love. Passion. Those used to be his main purpose in life, until an event turned his life upside down. Can he find his way back from the grief that haunts him daily?
RIUH RENJANA
338      258     0     
Romance
Berisiknya Rindu membuat tidak tenang. Jarak ada hanya agar kita tau bahwa rindu itu nyata. Mari bertemu kembali untuk membayar hari-hari lalu yang penuh Renjana. "Riuhnya Renjana membuat Bumantara menyetujui" "Mari berjanji abadi" "Amerta?"eh
Sebuah Kisah Tentang Dirinya
856      494     0     
Romance
Setiap orang pernah jatuh cinta dan mempunya ekspetasi tinggi akan kisah percintaannya. Namun, ini adalah kehidupan, tak selalu berjalan terus seperti yang di mau
KSATRIA DAN PERI BIRU
127      108     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Cinta Tiga Meter
457      290     0     
Romance
Fika sudah jengah! Dia lelah dengan berbagai sikap tidak adil CEO kantor yang terus membela adik kandungnya dibanding bekerja dengan benar. Di tengah kemelut pekerjaan, leadernya malah memutuskan resign. Kini dirinya menjadi leader baru yang bertugas membimbing cowok baru dengan kegantengan bak artis ibu kota. Ketika tuntutan menikah mulai dilayangkan, dan si anak baru menyambut setiap langkah...