Aldy masih saja memikirkan siapakah wanita yang diam-diam menyukainya itu?
skip-
Karena lama berpikir dan termenung, Ia pun tak sadar kalau ternyata bel berbunyi menandakan waktunya pulang.
"Jangan bengong mulu lo!" ucap Ardi yang menepuk pundak Aldy.
"Hett siapa yang bengong si?" kesal Aldy.
"Lo yang bengong, dugong!" ledek Rudi kepada Aldy.
Aldy pun kesal dan memilih untuk diam.
"Eh lo semua pada ikut nongkrong gak ?" tanya Bara
Mereka semua pun mengangguk.
"Ngangguk-ngangguk aja lo!" ucap Tegar. "Calon doi lo mau pulang pake apaan kalau bukan lo yang antar?"
Seketika Aldy langsung terkejut dan seketika melihat ke meja Syila. Ternyata Si Gadis Bandung itu sudah tidak ada di mejanya.
"Mampus! gue lupa," ucapnya dan langsung pergi dari sana.
"KALIAN DULUAN! GUE NYUSUL AJA!!" teriaknya sembari berlari keluar.
Aldy berjalan dan berharap bertemu atau melihat keberadaan Syila di sekitarnya.
Tapi ternyata nihil. Ia tidak melihat adanya Syila. Yang Ia lihat hanya Natasya Marquela, teman satu kelasnya. Aldy pun menghampirinya dan langsung bertanya kepada Natasya.
"Tasya!" panggil Aldy dari kejauhan.
Tasya yang sedang memainkan ponselnya sembari berjalan pun langsung mengalihkan pandangannya ke Aldy yang memanggilnya.
Gugup? oh tentu. Tapi kenapa ya?
"Kenapa?" tanya Tasya yang sedang menggenggam ponselnya.
Aldy mengatur nafasnya kembali yang tadi sempat berlari-lari kecil, "Lo liat Syila gak?" tanya Aldy
Tasya berpikir sejenak. Ia pun kembali mengingat-ingat.
"Setau gue tadi Dia jalan ke arah parkir sama Arhan," ucap Tasya yang seadanya.
"HAH?" kaget Aldy bukan main.
"Gila, Arhan curi start gue?" batinnya
Aldy langsung berlari pergi dan tak lupa Ia ucapkan terima kasih juga kepada Tasya.
"Sama-sama," hanya itu jawaban dari Tasya yang keluar dari mulutnya.
Tasya hanya bisa melihat punggung Aldy yang sudah mulai menjauh. Dan di kejauhan juga ada Tegar yang melihat mereka berdua saling bicara.
"Bodohnya Aldy. Ada cewek yang suka sama Dia, tapi Dia nya yang gak peka," gumam Tegar sengaja berjalan melewati Tasya.
"Biasa aja! cowok bukan Dia doang," ucap Tegar melewati Tasya yang tampak murung.
Tasya terkejut di buatnya, "Apaan, sih?"
Tegar memilih tak menjawab dan malah terus berjalan melewati Tasya.
Di sisi lain ada Aldy yang sudah sampai di parkiran, tetapi Ia tidak melihat adanya Syila dengan Arhan di parkiran.
"Di mana Si Arhan taro motornya?" gumam Aldy.
Aldy terus mencari keberadaan Arhan dan Syila dari segala penjuru. Sampai pada akhirnya Ia melihat mereka berdua yang sedang berbicara bersama.
Saat melihat mereka berdua tampak lebih akrab, hati Aldy merasa terbakar oleh api yang sangat panas sehingga sulit untuk di padamkan.
Aldy pun berusaha untuk sedikit lebih dekat agar bisa mendengar pembicaran mereka.
"Padahal gue pengen banget tau rumah lo," ucap Arhan sambil cengengesan.
"Nanti juga tau sendiri kok, Han," ucap Syila yang berusaha untuk tersenyum.
Arhan terlihat sangat friendly. Sehingga Ia bisa dekat dengan siapa saja, terutama dengan Syila yang notabenya anak baru.
"Iya sih. Tapi pliss sekali ini aja gue anter lo pulang," pinta Arhan.
Syila hanya tersenyum canggung. Sedari tadi sudah Ia tolak permintaan dari Arhan, tapi Arhan malah terus memaksa.
"Kan gue udah bilang, gue bisa pulang sendiri," jelas Syila yang berusaha menahan kesal.
Arhan terus memohon. Sehingga Aldy keluar dari tempat persembunyiannya.
"Syila pulang sama gue," tegas Aldy.
Arhan dan Syila terkejut dengan keberadaan Aldy secara tiba-tiba.
"Jangan maksa! Cewek itu gak suka di paksa," jelas Aldy.
Muka datarnya masih saja terpang-pang jelas. Ia benar-benar kesal dengan Arhan. Dan mereka juga terbilang tidak akrab.
"Gue gak maksa. Gue cuman minta Dia buat pulang bareng sama gue," elak Arhan.
"Syila udah bilang kalau Dia gak mau, kan?" tanya Aldy. "Jangan di paksa! harusnya lo mikir!"
Arhan tersenyum remeh, "Nggak usah sok jagoan lo, Al. Mentang-mentang di depan cewek cantik, lo jadi orang yang sok jagoan," ledek Arhan.
Arhan ini memang orang yang menyebalkan. Di kelas juga Dia terkenal cafferr, ups! sehingga tak sedikit dari mereka yang merasa kesal dengan Arhan.
Aldy terkekeh, "Gue atau lo yang sok jagoan?"
"Ya lo lah."
"Gue bukan sok jagoan. Tapi, udah tanggung jawab gue buat antar Dia pulang karena Dia aja berangkatnya sama gue."
"Lo siapanya Dia? Sampai-sampai lo anter jemput Dia? Kalian aja baru saling kenal kan," ucap Arhan.
Sungguh!! Arhan sangat menguji kesabarannya.
"Kalau Dia calon pacar gue, gimana?" tanya Aldy dengan menaikkan satu alisnya.
Hening.
Keduanya masih terdiam dengan kata-kata dari Aldy. Bukan hanya Arhan tetapi Syila juga terkejut dengan penuturan dari Aldy.
"Calon pacar? gak salah?" batin Syila.
Dan detik kemudian, Arhan langsung terkekeh pelan.
"Najong! baru juga calon pacar, belagu lo!" ucap Arhan yang terkesan meledek.
Aldy kesal dan langsung maju selangkah dengan tatapannya yang tampak marah, "LO-
"Udah, Al!" cegah Syila. "Lo mau adu bacot juga gak ada gunanya."
Syila pun beralih menatap Arhan, "Han.. gue pulangnya sama Aldy bukan sama lo. Lo ngerti kan sama apa yang gue bilang?"
Dengan pasrah, Arhan pun menganggukkan kepalanya.
"Ya udah, gue duluan," ucapnya
Arhan langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
Tinggal hanya ada Syila dan Aldy. Mereka masih diam dengan pikirannya masing-masing.
"Jadi nggak pulangnya?" tanya Syila yang sudah mulai kesal.
"Lo nya mau pulang gak?" ucap Aldy yang malah bertanya balik.
Syila hanya memutar bola matanya malas. Kenapa lelaki yang berada di depannya ini sangat tidak peka?
"Terserah lah. Gue balik sendiri aja!" ambek Syila yang langsung mengambil ancang-ancang untuk pergi.
Aldy langsung panik dan reflek menahan Syila dengan memegang tangannya Syila.
"Ehh jangan!" cegah Aldy. "Bareng gue ya!" pinta Aldy dengan suara yang sangat lembut tidak seperti Arhan tadi.
Entah terhipnotis dengan apa, Syila langsung menurut begitu saja. Suara halus dan tidak memaksa daru Aldy membuat Syila merasa ada yang berbeda.
Mereka berdua pun sampai di dekat motor Aldy yang terparkir.
Aldy memakai helm nya terlebih dahulu. Dan entah kesambet apaan, Aldy berinisiatif memasangkan Syila helm tanpa permintaan dari Syila.
"Gue pasangin biar gak berantakan rambutnya" ucap Aldy sambil memasangkan helm tersebut ke kepala Syila.
Syila terhenyak sebentar. Ia berusaha untuk menetralkan jatungnya yang malah berdisko.
"Jantung gue kenapa?" batin Syila.
Syila lama melamun karena masih tidak percaya dengan kejadian barusan. Jujur saja love language nya saat ini sedang di serang oleh Aldy.
Salah satu love language nya adalah Act of service. ini mah bukan rambutnya yang berantakan melainkan hati nya yang berantakan karena love language nya diserang.
Syila mengerutkan dahinya saat melihat Aldy yang malah menduduki jok belakang lebih lama.
"Lo ngapain malah duduk di situ?" tanya Syila.
"Gue dudukin dulu biar pas lo duduk gak panas" ucap Aldy yang penuh perhatian.
Blush
Syila merasa pipinya panas. Entah kenapa, Aldy terlihat perhatian kepadanya.
"Nah sekarang kayaknya udah gk panas," ucap Aldy dan langsung memajukan dirinya ke jok depan.
Tak hanya itu effort yang Ia tunjukkan kepada Syila. Saat Syila belum naik ke motornya, kedua pijakan kaki motor (footstep) di buka oleh tangan Aldy sendiri.
"Ayo naik!" ajak Aldy sambil menarik tangan Syila.
HUWAAA
Syila yang salah satu love language nya act of service pun merasa ada kupu-kupu yang terbang di perutnya.
Apakah maksud dari semua itu?