Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gunay and His Broken Life
MENU
About Us  

"Apa-apaan, lo?!"

Sahrul berteriak marah pada Gunay yang sudah menonjoknya.

"Di keadaan begini masih sempat-sempatnya, lo?! Gue gak habis pikir!!" Gunay balas berteriak. Tangannya masih terkepal erat dengan buku-buku jarinya yang memutih.

"Naif, lo!! Gue juga tahu lo pasti berpikiran sama, kan? Makanya sok jadi pahlawan depan cewek?!"

Tanpa menjawab, Gunay langsung melayangkan pukulannya sekali lagi.

Duagh

Satu tonjokan kini mengenai pipi kiri pemuda itu.

Gunay benar-benar diliputi amarah mendengar perkataan Sahrul, tangannya sudah bersiap untuk menonjok lagi namun Dimas menghentikannya dengan menahan kedua tangannya dari belakang.

Saat mereka bertiga mengelilingi gua tadi, Sahrul dengan tidak tahu malu mencari kesempatan dalam kesempitan dan mencoba menyentuh gadis tak berdaya itu. Saat itu pula Gunay yang melihatnya langsung berlari dan langsung melayangkan pukulannya. Dia memang tak pernah suka melihat hal menjijikkan seperti ini terjadi di hadapannya.

Melihat situasi yang makin tak terkendali, Dimas mencoba menangkap bahu Gunay dan menahannya.

"Lepasin gue, Mas! Gue mau ngasih pelajaran dulu sama cowok otak bokep ini!!"

"Tenang, Nay, Kita dalam keadaan darurat ini," kata Dimas mencoba menenangkan Gunay.

Gunay sejenak terdiam lalu menarik napasnya dalam, kemudian menghembuskannya dengan kasar.

Melihat Gunay yang sudah tampak tenang, Mirza jalan mendekat ke arahnya. Lalu berkata dengan datar, "Ada jalan keluar." 

Pemuda itu tampaknya tak tertarik sedikit pun dengan permasalahan mereka barusan.

"Hm?" Gunay menoleh ke arahnya.

"Ada daun di dalam kolam."

Mendengar itu, mereka semua terdiam. Lalu seketika menyadari sesuatu.

"Ya! Di sini kan gak ada pohon!"

kata Dimas semangat.

Jika tidak ada pohon di dalam gua, maka hanya ada satu kemungkinan, daun-daun di kolam itu adalah daun dari luar gua yang terbawa oleh arus air. Yang berarti, ada saluran air di kolam itu yang mengarahkan keluar dari gua ini.

Lalu mereka semua berjalan mendekat ke kolam. Mingyan dibopong Gunay untuk berjalan. Sedangkan Sahrul berjalan di belakang mereka. Wajahnya gelap dan terus menatap sinis ke arah Gunay sambil terus memegangi pipinya yang masih terasa berdenyut.

"Daunnya juga masih segar," kata Mirza pelan, suaranya rendah hampir tidak terdengar.

Setelah mendudukkan Mingyan, Gunay berkata, "Pasti ada lubang di dalam air yang menghubungkannya ke luar gua."

"Tapi gimana kita tau kalo lubangnya itu cukup untuk dimasuki orang? Gimana kalo cuma seukuran pipa saluran air?"

Setelah Dimas berkata begitu, sekonyong-konyong gua itu berguncang, berguncang sangat kuat!

"Gempa, Nay!!" Dimas berteriak keras.

Mereka semua tampak linglung, batu-batu kecil mulai berjatuhan dari atap gua menimpa mereka. Tiba-tiba Dimas berteriak, "Awas!!"

Gunay seketika terdorong ke depan dan terjatuh ke tanah dengan kedua telapak tangan yang menopang. Begitu terkejut ketika seseorang mendorongnya dengan tiba-tiba.

"AARGGHH!"

"Dimas!!" Gunay sontak bangkit berdiri dan mendekat ke Dimas sambil gemetaran. Sangat ketakutan melihat kondisi Dimas mendengar betapa menyedihkannya erangan dia tadi.

Dilihatnya Dimas yang terus meringis kesakitan, sambil memegangi kaki kanannya yang berdarah.

Gempa sudah berhenti, namun erangan kesakitan Dimas malah makin menggema. Muka semua orang tampak pucat. Terkecuali Mingyan yang sedari tadi hanya diam dengan kesadaran yang hampir hilang.

Saat gempa tadi, sebuah batu besar hampir saja menimpa Gunay, namun Dimas yang melihat itu, langsung mendorongnya keras. Tetapi pada saat Dimas ikut menghindar, ia malah tersandung yang membuat kakinya tertimpa batu besar itu.

Gunay mendesis melihat keadaan Dimas, seolah-olah ikut merasakan rasa sakit Dimas juga. Dia merasa bertanggung jawab atas itu.

"Gak usah nangis lo cengeng!!"

"Hiks ... Dimas ...." Gunay memeluk Dimas, menyembunyikan wajahnya di bahu Dimas.

"Ihh ... lebay banget lo, mending lo renang sana ke dalam kolam, liat ada gak jalan keluar di situ, lo kan jago renang."

Gunay menegakkan tubuhnya lagi, termenung sebentar.

"Gimana bisa tiba-tiba ada gempa?"

"Wajar, hutan ini dekat dengan gunung merapi aktif." Mirza menjawab pertanyaan Gunay barusan.

Gunay diam lagi, lalu beranjak berdiri dan berjalan menuju kolam.

"Mau ngapain lo?"

Gunay menghentikan langkahnya, berbalik menatap Dimas.

"Renang." Lalu dia melanjutkan langkahnya lagi.

"Nay!!"

"Apa lagi?"

"Hati-hati."

Setelah Dimas berkata begitu, Gunay hanya menjawabnya dengan senyum simpul lalu langsung meloncat ke dalam air.

Satu menit ...

Dua menit ...

Hingga tiga menit kemudian, barulah sebuah kepala muncul di permukaan air.

Gunay berenang ke tepian lalu mencoba mengontrol pernapasannya. Setelah itu dia pun berbicara, "Ada!! Ada jalan keluar!" katanya dengan napas yang masih tersengal-sengal.

"Bisa di lewatin orang gak?" tanya Dimas dengan wajah bersemangat.

"Bisa! Dua sampai tiga orang sekaligus bisa lewat!"

"Nah, cepet bawa itu cewe keluar, dia dah lemes banget itu, bantuin dia renang." Dimas memerintah Gunay untuk membawa Mingyan yang kondisinya bahkan antara sadar dan tidak sadar.

"Lo gimana?" tanya Gunay menatap Dimas sendu.

"Selamatin aja dulu dia, baru lo datang lagi selamatin gue."

Gunay terdiam sebentar, tampak berat hati meninggalkan Dimas. Dia jelas tahu kalau Dimas tidak pandai berenang.

Akhirnya dia pun memutuskan bergerak, dia meminta gadis itu untuk menahan napas dan langsung membenamkan diri di dalam air. Detik itu juga Sahrul mengikutinya dari belakang.

Saat Mirza akan melompat ke air, tiba-tiba gua bergetar lagi.

Ada gempa lagi! Gempa yang bahkan lebih kuat dari sebelumnya!

Mirza seketika mundur dan menjauh dari kolam itu. Ia mendekat ke Dimas dan begitu saja langsung membopong pemuda itu.

"Kenapa?" tanya Dimas heran saat di tengah-tengah gempa.

Mirza diam tak menjawab, ia hanya semakin mempercepat langkahnya menjauh dari kolam.

Tak lama berselang, terdengar suara gemeratakan dari atap gua tepat di atas kolam itu.

Brrrr!!

Gempa berhenti, namun seketika, percikan air langsung menyebar ke seluruh penjuru gua. Beruntung Mirza sudah membawa Dimas menjauh dari kolam itu membuat mereka hanya terkena sedikit percikan air dan beberapa kerikil.

Saat gempa tadi, Mirza jelas melihat ada sebuah batu besar tepat di atas kolam yang tak lama lagi akan jatuh. Dan dugaannya benar, gempa membuat batu itu benar-benar jatuh dan mendarat di tengah kolam.

Ukuran batu yang besar membuat air di kolam itu hampir saja benar-benar habis.

"Makasih," ucap Dimas lirih.

Kini mereka berdua duduk dan bersandar di salah satu sudut gua. Hanya ada keheningan di antara mereka sampai Mirza beranjak dan mengambil sesuatu di dekat kolam itu.

Kemudian dia berjalan mendekat lagi sambil menenteng sebuah kantung di tangannya. Itu adalah kantung berisi tanaman herbal yang dia kumpulkan.

Dia mengambil sebuah batu besar berbentuk agak cekung dan mengambil satu lagi yang kecil berbentuk bulat.

Batu-batu itu ia letakkan di hadapannya kemudian tangannya beralih ke kantung itu. Mengambil tanaman di dalamnya dan meletakkannya di atas batu.

"Lo mau ngapain?" Dimas menatap heran orang di hadapannya ini.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
KESEMPATAN PERTAMA
532      369     4     
Short Story
Dan, hari ini berakhir dengan air mata. Namun, semua belum terlambat. Masih ada hari esok...
KATAK : The Legend of Frog
423      341     2     
Fantasy
Ini adalah kisahku yang penuh drama dan teka-teki. seorang katak yang berubah menjadi manusia seutuhnya, berpetualang menjelajah dunia untuk mencari sebuah kebenaran tentangku dan menyelamatkan dunia di masa mendatang dengan bermodalkan violin tua.
NODA YANG BERWARNA
540      362     1     
Short Story
MENCERITAKAN PERJUANGAN SEORANG YANG SERING DI BULLY DI HIDUPNYA TENTANG BAGAIMANA SEHARUSNYA IA MENGHADAPI SEMUA COBAAN YANG TERJADI DALAM HIDUPNYA.
Behind The Spotlight
2964      1369     617     
Inspirational
Meskipun memiliki suara indah warisan dari almarhum sang ayah, Alan tidak pernah berpikir untuk menjadi seorang penyanyi, apalagi center dalam sebuah pertunjukan. Drum adalah dunianya karena sejak kecil Alan dan drum tak terpisahkan. Dalam setiap hentak pun dentumannya, dia menumpahkan semua perasaan yang tak dapat disuarakan. Dilibatkan dalam sebuah penciptaan mahakarya tanpa terlihat jelas pun ...
Belahan Jiwa
506      341     4     
Short Story
Sebelum kamu bertanya tentang cinta padaku, tanyakan pada hatimu \"Sejauh mana aku memahami cinta?\"
Melody of The Dream
578      382     0     
Romance
Mungkin jika aku tidak bertemu denganmu, aku masih tidur nyenyak dan menjalani hidupku dalam mimpi setiap hari. -Rena Aneira Cerita tentang perjuangan mempertahankan sebuah perkumpulan yang tidak mudah. Menghadapi kegelisahan diri sendiri sambil menghadapi banyak kepala. Tentu tidak mudah bagi seorang Rena. Kisah memperjuangkan mimpi yang tidak bisa ia lakukan seorang diri, memperkarakan keper...
Yang Terindah Itu Kamu
11184      3449     44     
Romance
Cinta pertama Aditya Samuel jatuh pada Ranti Adinda. Gadis yang dia kenal saat usia belasan. Semua suka duka dan gundah gulana hati Aditya saat merasakan cinta dikemas dengan manis di sini. Berbagai kesempatan juga menjadi momen yang tak terlupakan bagi Aditya. Aditya pikir cinta monyet itu akan mati seiring berjalannya waktu. Sayangnya Aditya salah, dia malah jatuh semakin dalam dan tak bisa mel...
Shane's Story
2458      959     1     
Romance
Shane memulai kehidupan barunya dengan mengubur masalalunya dalam-dalam dan berusaha menyembunyikannya dari semua orang, termasuk Sea. Dan ketika masalalunya mulai datang menghadangnya ditengah jalan, apa yang akan dilakukannya? apakah dia akan lari lagi?
My World
710      479     1     
Fantasy
Yang Luna ketahui adalah dirinya merupakan manusia biasa, tidak memiliki keistimewaan yang sangat woah. Hidup normal menyelimutinya hingga dirinya berusia 20 tahun. Sepucuk surat tergeletak di meja belajarnya, ia menemukannya setelah menyadari bahwa langit menampilkan matahari dan bulan berdiri berdampingan, pula langit yang setengah siang dan setengah malam. Tentu saja hal ini aneh baginya. I...
Love Warning
1320      615     3     
Romance
Pacar1/pa·car/ n teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih; kekasih. Meskipun tercantum dalam KBBI, nyatanya kata itu tidak pernah tertulis di Kamus Besar Bahasa Tasha. Dia tidak tahu kenapa hal itu seperti wajib dimiliki oleh para remaja. But, the more she looks at him, the more she's annoyed every time. Untungnya, dia bukan tipe cewek yang mudah baper alias...