Read More >>"> Gunay and His Broken Life (14. Kakak, Sahrul Nyebelin Banget) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Gunay and His Broken Life
MENU 0
About Us  

"Apa-apaan, lo?!"

Sahrul berteriak marah pada Gunay yang sudah menonjoknya.

"Di keadaan begini masih sempat-sempatnya, lo?! Gue gak habis pikir!!" Gunay balas berteriak. Tangannya masih terkepal erat dengan buku-buku jarinya yang memutih.

"Naif, lo!! Gue juga tahu lo pasti berpikiran sama, kan? Makanya sok jadi pahlawan depan cewek?!"

Tanpa menjawab, Gunay langsung melayangkan pukulannya sekali lagi.

Duagh

Satu tonjokan kini mengenai pipi kiri pemuda itu.

Gunay benar-benar diliputi amarah mendengar perkataan Sahrul, tangannya sudah bersiap untuk menonjok lagi namun Dimas menghentikannya dengan menahan kedua tangannya dari belakang.

Saat mereka bertiga mengelilingi gua tadi, Sahrul dengan tidak tahu malu mencari kesempatan dalam kesempitan dan mencoba menyentuh gadis tak berdaya itu. Saat itu pula Gunay yang melihatnya langsung berlari dan langsung melayangkan pukulannya. Dia memang tak pernah suka melihat hal menjijikkan seperti ini terjadi di hadapannya.

Melihat situasi yang makin tak terkendali, Dimas mencoba menangkap bahu Gunay dan menahannya.

"Lepasin gue, Mas! Gue mau ngasih pelajaran dulu sama cowok otak bokep ini!!"

"Tenang, Nay, Kita dalam keadaan darurat ini," kata Dimas mencoba menenangkan Gunay.

Gunay sejenak terdiam lalu menarik napasnya dalam, kemudian menghembuskannya dengan kasar.

Melihat Gunay yang sudah tampak tenang, Mirza jalan mendekat ke arahnya. Lalu berkata dengan datar, "Ada jalan keluar." 

Pemuda itu tampaknya tak tertarik sedikit pun dengan permasalahan mereka barusan.

"Hm?" Gunay menoleh ke arahnya.

"Ada daun di dalam kolam."

Mendengar itu, mereka semua terdiam. Lalu seketika menyadari sesuatu.

"Ya! Di sini kan gak ada pohon!"

kata Dimas semangat.

Jika tidak ada pohon di dalam gua, maka hanya ada satu kemungkinan, daun-daun di kolam itu adalah daun dari luar gua yang terbawa oleh arus air. Yang berarti, ada saluran air di kolam itu yang mengarahkan keluar dari gua ini.

Lalu mereka semua berjalan mendekat ke kolam. Mingyan dibopong Gunay untuk berjalan. Sedangkan Sahrul berjalan di belakang mereka. Wajahnya gelap dan terus menatap sinis ke arah Gunay sambil terus memegangi pipinya yang masih terasa berdenyut.

"Daunnya juga masih segar," kata Mirza pelan, suaranya rendah hampir tidak terdengar.

Setelah mendudukkan Mingyan, Gunay berkata, "Pasti ada lubang di dalam air yang menghubungkannya ke luar gua."

"Tapi gimana kita tau kalo lubangnya itu cukup untuk dimasuki orang? Gimana kalo cuma seukuran pipa saluran air?"

Setelah Dimas berkata begitu, sekonyong-konyong gua itu berguncang, berguncang sangat kuat!

"Gempa, Nay!!" Dimas berteriak keras.

Mereka semua tampak linglung, batu-batu kecil mulai berjatuhan dari atap gua menimpa mereka. Tiba-tiba Dimas berteriak, "Awas!!"

Gunay seketika terdorong ke depan dan terjatuh ke tanah dengan kedua telapak tangan yang menopang. Begitu terkejut ketika seseorang mendorongnya dengan tiba-tiba.

"AARGGHH!"

"Dimas!!" Gunay sontak bangkit berdiri dan mendekat ke Dimas sambil gemetaran. Sangat ketakutan melihat kondisi Dimas mendengar betapa menyedihkannya erangan dia tadi.

Dilihatnya Dimas yang terus meringis kesakitan, sambil memegangi kaki kanannya yang berdarah.

Gempa sudah berhenti, namun erangan kesakitan Dimas malah makin menggema. Muka semua orang tampak pucat. Terkecuali Mingyan yang sedari tadi hanya diam dengan kesadaran yang hampir hilang.

Saat gempa tadi, sebuah batu besar hampir saja menimpa Gunay, namun Dimas yang melihat itu, langsung mendorongnya keras. Tetapi pada saat Dimas ikut menghindar, ia malah tersandung yang membuat kakinya tertimpa batu besar itu.

Gunay mendesis melihat keadaan Dimas, seolah-olah ikut merasakan rasa sakit Dimas juga. Dia merasa bertanggung jawab atas itu.

"Gak usah nangis lo cengeng!!"

"Hiks ... Dimas ...." Gunay memeluk Dimas, menyembunyikan wajahnya di bahu Dimas.

"Ihh ... lebay banget lo, mending lo renang sana ke dalam kolam, liat ada gak jalan keluar di situ, lo kan jago renang."

Gunay menegakkan tubuhnya lagi, termenung sebentar.

"Gimana bisa tiba-tiba ada gempa?"

"Wajar, hutan ini dekat dengan gunung merapi aktif." Mirza menjawab pertanyaan Gunay barusan.

Gunay diam lagi, lalu beranjak berdiri dan berjalan menuju kolam.

"Mau ngapain lo?"

Gunay menghentikan langkahnya, berbalik menatap Dimas.

"Renang." Lalu dia melanjutkan langkahnya lagi.

"Nay!!"

"Apa lagi?"

"Hati-hati."

Setelah Dimas berkata begitu, Gunay hanya menjawabnya dengan senyum simpul lalu langsung meloncat ke dalam air.

Satu menit ...

Dua menit ...

Hingga tiga menit kemudian, barulah sebuah kepala muncul di permukaan air.

Gunay berenang ke tepian lalu mencoba mengontrol pernapasannya. Setelah itu dia pun berbicara, "Ada!! Ada jalan keluar!" katanya dengan napas yang masih tersengal-sengal.

"Bisa di lewatin orang gak?" tanya Dimas dengan wajah bersemangat.

"Bisa! Dua sampai tiga orang sekaligus bisa lewat!"

"Nah, cepet bawa itu cewe keluar, dia dah lemes banget itu, bantuin dia renang." Dimas memerintah Gunay untuk membawa Mingyan yang kondisinya bahkan antara sadar dan tidak sadar.

"Lo gimana?" tanya Gunay menatap Dimas sendu.

"Selamatin aja dulu dia, baru lo datang lagi selamatin gue."

Gunay terdiam sebentar, tampak berat hati meninggalkan Dimas. Dia jelas tahu kalau Dimas tidak pandai berenang.

Akhirnya dia pun memutuskan bergerak, dia meminta gadis itu untuk menahan napas dan langsung membenamkan diri di dalam air. Detik itu juga Sahrul mengikutinya dari belakang.

Saat Mirza akan melompat ke air, tiba-tiba gua bergetar lagi.

Ada gempa lagi! Gempa yang bahkan lebih kuat dari sebelumnya!

Mirza seketika mundur dan menjauh dari kolam itu. Ia mendekat ke Dimas dan begitu saja langsung membopong pemuda itu.

"Kenapa?" tanya Dimas heran saat di tengah-tengah gempa.

Mirza diam tak menjawab, ia hanya semakin mempercepat langkahnya menjauh dari kolam.

Tak lama berselang, terdengar suara gemeratakan dari atap gua tepat di atas kolam itu.

Brrrr!!

Gempa berhenti, namun seketika, percikan air langsung menyebar ke seluruh penjuru gua. Beruntung Mirza sudah membawa Dimas menjauh dari kolam itu membuat mereka hanya terkena sedikit percikan air dan beberapa kerikil.

Saat gempa tadi, Mirza jelas melihat ada sebuah batu besar tepat di atas kolam yang tak lama lagi akan jatuh. Dan dugaannya benar, gempa membuat batu itu benar-benar jatuh dan mendarat di tengah kolam.

Ukuran batu yang besar membuat air di kolam itu hampir saja benar-benar habis.

"Makasih," ucap Dimas lirih.

Kini mereka berdua duduk dan bersandar di salah satu sudut gua. Hanya ada keheningan di antara mereka sampai Mirza beranjak dan mengambil sesuatu di dekat kolam itu.

Kemudian dia berjalan mendekat lagi sambil menenteng sebuah kantung di tangannya. Itu adalah kantung berisi tanaman herbal yang dia kumpulkan.

Dia mengambil sebuah batu besar berbentuk agak cekung dan mengambil satu lagi yang kecil berbentuk bulat.

Batu-batu itu ia letakkan di hadapannya kemudian tangannya beralih ke kantung itu. Mengambil tanaman di dalamnya dan meletakkannya di atas batu.

"Lo mau ngapain?" Dimas menatap heran orang di hadapannya ini.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Niscala
318      206     14     
Short Story
Namanya Hasita. Bayi yang mirna lahirkan Bulan Mei lalu. Hasita artinya tertawa, Mirna ingin ia tumbuh menjadi anak yang bahagia meskipun tidak memiliki orang tua yang lengkap. Terima kasih, bu! Sudah memberi kekuatan mirna untuk menjadi seorang ibu. Dan maaf, karena belum bisa menjadi siswa dan anak kebanggaan ibu.
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
5562      1421     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Bulan dan Bintang
5524      1479     1     
Romance
Orang bilang, setiap usaha yang sudah kita lakukan itu tidak akan pernah mengecewakan hasil. Orang bilang, menaklukan laki-laki bersikap dingin itu sangat sulit. Dan, orang bilang lagi, berpura-pura bahagia itu lebih baik. Jadi... apa yang dibilang kebanyakan orang itu sudah pasti benar? Kali ini Bulan harus menolaknya. Karena belum tentu semua yang orang bilang itu benar, dan Bulan akan m...
Rinai Kesedihan
774      516     1     
Short Story
Suatu hal dapat terjadi tanpa bisa dikontrol, dikendalikan, ataupun dimohon untuk tidak benar-benar terjadi. Semuanya sudah dituliskan. Sudah disusun. Misalnya perihal kesedihan.
PUBER
1919      811     1     
Romance
Putri, murid pindahan yang masih duduk di kelas 2 SMP. Kisah cinta dan kehidupan remaja yang baru memasuki jiwa gadis polos itu. Pertemanan, Perasaan yang bercampur aduk dalam hal cinta, serba - serbi kehidupan dan pilihan hatinya yang baru dituliskan dalam pengalaman barunya. Pengalaman yang akan membekas dan menjadikan pelajaran berharga untuknya. "Sejak lahir kita semua sudah punya ras...
Kuncup Hati
625      429     4     
Short Story
Darian Tristan telah menyakiti Dalicia Rasty sewaktu di sekolah menengah atas. Perasaan bersalah terus menghantui Darian hingga saat ini. Dibutuhkan keberanian tinggi untuk menemui Dalicia. Darian harus menjelaskan yang sebenarnya terjadi. Ia harus mengungkapkan perasaan sesungguhnya kepada Dalicia.
Melody Impian
586      398     3     
Short Story
Aku tak pernah menginginkan perpisahan diantara kami. Aku masih perlu waktu untuk memberanikan diri mengungkapkan perasaanku padanya tanpa takut penolakan. Namun sepertinya waktu tak peduli itu, dunia pun sama, seakan sengaja membuat kami berjauhan. Impian terbesarku adalah ia datang dan menyaksikan pertunjukan piano perdanaku. Sekali saja, aku ingin membuatnya bangga terhadapku. Namun, apakah it...
Little Spoiler
957      590     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Pupus
404      264     1     
Short Story
Jika saja bisa, aku tak akan meletakkan hati padamu. Yang pada akhirnya, memupus semua harapku.
NADA DAN NYAWA
14098      2666     2     
Inspirational
Inspirasi dari 4 pemuda. Mereka berjuang mengejar sebuah impian. Mereka adalah Nathan, Rahman, Vanno dan Rafael. Mereka yang berbeda karakter, umur dan asal. Impian mempertemukan mereka dalam ikatan sebuah persahabatan. Mereka berusaha menundukkan dunia, karena mereka tak ingin tunduk terhadap dunia. Rintangan demi rintangan mereka akan hadapi. Menurut mereka menyerah hanya untuk orang-orang yan...