Empat tahun berlalu, Lili dan kedua sahabatnya kini telah memasuki bangku perkuliahan bersama dengan Chiv dan kedua sahabatnya. Lili sendiri memilih untuk mengambil jurusan hukum, gadis itu berkeinginan untuk menjadi pengacara suatu saat nanti. Lyn dan Lane sendiri memilih mengekor pada Lili sehingga keduanya juga memilih untuk masuk ke jurusan hukum.
Chiv sendiri berhasil memasuki jurusan impiannya, hubungan internasional, sedangkan Ven dan Han memilih untuk masuk ke jurusan teknik industri. Meskipun begitu mereka bertiga masih sering berteemu dan bermain bersama.
Xander dan Andreas memilih untuk kuliah bersama di Australia, negara impian Bio. Xander memilih untuk berkuliah di tahun yang sama dengan Andreas, meskipun artinya dirinya harus menunggu satu tahun lagi untuk bisa berkuliah bersama.
Alaric sendiri memutuskan untuk menetap di Jerman untuk membantu kakek dan neneknya dalam menjalankan perusahaan yang semakin maju. Dengan kemampuannya, perusahaan utama Double V Coorporation dapat berkembang pesat di daratan Eropa.
Hadden, pelaku tabrak lari tersebut dijatuhi hukuman penjara dengan dakwaan kasus pembunuhan berencana. Meskipun masih dibawah umur, pihak keluarga Bio tak mau untuk diajak mediasi, menurut mereka hukum tetaplah hukum, mau seberapa pun umurnya tetap saja Hadden adalah pembunuh. Lio dan Juven sendiri memilih untuk pindah dan kuliah di London, keluarga mereka memilih untuk menjauhkan diri dari keluarga Xavian, takut jika nantinya keluarga Xavian akan meminta bantuan pada mereka.
Hari ini adalah hari peringatan kematian Bio, Lili bersama kedua sahabatnya memutuskan untuk absen hari ini dan mengunjungi makan Bio. Sesampainya mereka di sana, terlihat Xander dan Andreas sudah terlebih dahulu berdiri di depan makam Bio.
“Bang Xander, Bang Andreas, kapan sampai Jakarta?” tanya Lili sambil menaruh bunga aster ungu kesukaan Bio.
“Pagi ini, jadi selesai beres-beres kita berdua langsung ke ‘rumah’ Bio.” ucap Xander.
“Lo sendiri bukannya ada kelas? Kabur pasti ya?” tebak Andreas. Lili, Lyn, dan Lane hanya dapat tertawa canggung saat tebakan Andreas benar seratus persen.
“Lagian kita kan kangen Bio bang, emang nggak boleh apa sekali-kali gue sama yang lain kabur dari kelas buat ketemu Bio.” ujar Lyn.
“Iya-iya, gue paham kok.” ujar Xander.
“Udah Ndre, jangan diledek lagi, didatengin Bio baru tau lo.”
“Apaan sih bang, jangan nakutin napa.”
“Lah, adek sendiri ditakutin lo.”
“Ada apa nih rame-rame.”
Lili kemudian menolehkan pandangannya ke arah sumber suara dan menemukan Chiv bersama kedua sahabatnya, Ven dan Han, dengan sebuket bunga aster ungu di tangan mereka. Ketiganya berjalan sambil tersenyum pada mereka.
“Udah lama?” tanyanya pada Lili sambil mengecup dahi kekasihnya.
“Ekhem, tolong bapak Chivalry Dananjaya, ini ‘rumah’nya Bio ya, tolong sopan dikit maneh.” celetuk Lane.
“Udah-udah, nggak usah berantem.” lerai Xander.
“Bi, apa kabar? Lo baik kan di sana? Tolong jagain Lili ya dari atas sana, bukannya gue nggak percaya sama kemampuan gue sendiri tapi gue masih perlu dukungan dari lo.” ucap Chiv sambil menatap nisan Bio.
“Gue yakin Bio bakal ngelakuin itu tanpa lo suruh.” ujar Lyn.
“Bi, kita semua udah bahagia kok di sini. Lo jangan ngerasa ada beban lagi di sana, gue, Lyn, Lane, Chiv, Ven, Han, Bang Xander, Bang Andreas, Bang Alaric, kita semua udah bahagia.” ujar Lili.
“Dek, abang sama Andreas udah ikhlas kok kamu pergi, jagain simbah di sana ya. Abang yakin simbah sebenernya sayang kamu kok, jadi jangan marah lagi ya sama simbah.” ucap Xander. Han kemudian maju dan berlutut di depan nisan Bio dan meletakkan setangkai bunga mawar putih di antara buket berisi aster ungu.
“Bi, gue tunangan minggu depan, namanya Rosalia, cantik orangnya. Meskipun dia nggak mirip sama lo, tapi gue akan tetep cinta dan sayang sama dia. Bi, doain kita berdua ya, restuin kita. Gue tau, pada akhirnya kita berdua ngga bisa jadi satu, tapi gue harap di kehidupan selanjutnya kita bisa bersatu ya.” ucap Han.
Mereka semua kemudian satu per satu berpamitan pada Bio lalu berjalan perlahan meninggalkan ‘rumah’ gadis itu. Lili dan Chiv bergandengan lalu berhenti sejenak, keduanya kemudian menoleh ke arah makam Bio dan tersenyum seolah berterima kasih pada gadis itu sebab karenanya mereka berdua dapat bersatu hingga saat ini.
Cinta memang tidak dilarang, namun perlu tahu batasannya. Sekali cintamu tak diterima, lebih baik mundur dan mencari cinta yang baru. Jangan sampai cinta yang bertepuk sebelah tangan itu berubah menjadi obsesi sehingga menggelapkan hati dan pikiran kalian sendiri. Cinta satu pihak yang berubah menjadi obsesi menjadi boomerang yang pada akhirnya menjatuhkan Hadden ke titik terdasarnya. Pada akhirnya pemuda itu hanya dapat menikmati dinginnya lantai penjara dan jatuh tanpa bisa bangun lagi.
Kehidupan Lili mungkin dikelilingi oleh banyak sekali rintangan. Namun dibalik rintangan tersebut pada akhirnya akan bertemu dengan kebahagiaan yang tak akan lekang oleh waktu. Lili tahu, pengorbanan Bio berperan penting pada kehidupannya, maka dari itu dirinya tak akan sekalipun melupakan sahabat tomboynya itu. Gadis itu berjanji, jika dirinya diperbolehkan oleh Yang Maha Kuasa untuk bertemu kembali dengan Bio di masa depan, ia akan memperlakukan Bio lebih baik dari sebelumnya, jika perlu ia akan mempertaruhkan nyawanya sendiri demi Bio.
Lili dan Chiv pada akhirnya bersatu, keduanya bertunangan seminggu setelah Han dan Rosalia bertunangan. Banyak sekali tamu undangan yang mengucapkan selamat pada keduanya. Bahagia tentunya keduanya sebab akhirnya pengorbanan Bio tak sia-sia bagi keduanya. Sekelebat keduanya dapat melihat Bio yang samar-samar terlihat dan tersenyum ke arah mereka. Lili dan Chiv membalas senyuman tersebut, bahagia sebab Bio dapat menghadiri pertunangan keduanya.
@cf