Read More >>"> Ludere Pluvia (Chapter 2_Menyatukan Kembali) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Ludere Pluvia
MENU 0
About Us  

Di sisi lain, ditengah kebisingan kendaraan bermotor yang memadati jalan. Seorang gadis berjalan bolak-balik di depan toko kecil sembari menggigiti kukunya, membuat orang-orang yang berlalu-lalang di sana menyempatkan diri untuk menatap kearahnya walau sejenak.

Sementara si pemilik toko bercat biru itu nampak acuh, tak berniat menanyakan alasan yang diemban oleh gadis bersurai hitam bergelombang itu. Hal itu terus berlangsung hingga beberapa menit kedepan. Sampai kakinya sedikit terasa nyeri, sebab terus dipaksakan bergerak di bawah teriknya matahari.

“Aduh masuk tidak ya?” Gumam gadis itu, menunggu hasil pergelutan hati dan pikirannya. “Duh maafkan Salwa ya Allah, Salwa tidak akan macam-macam kok di dalam sana. Hanya mau memperbaiki ini saja kok, janji deh.” Ucapnya lagi, sembari menatap langit dengan tatapan memelas seakan sang pencipta berada di sana. Memantapkan tekatnya untuk menuntaskan tugasnya.

Ia layangkan kaki yang berbalut sepatu nan memiliki warna senada dengan toko di hadapannya untuk memijak anak tangga pertama. Dan satu langkah itu mampu menimbulkan rasa nyeri di dadanya, menggoyahkan keyakinnan yang baru saja ia tegakkan. Tubuhnya bergetar hebat akan rasa takut pada Tuhan, memaksanya untuk kembali memundurkan langkahnya dan berbalik ingin pergi.

Namun bukannya sol sepatu miliknya yang bertemu dengan kerasnya trotoar, melainkan pantatnya lah yang menyapa kerasnya trotoar, karena tubuh mugilnya terpental setelah berbenturan dengan sesuatu yang sedikit terasa dejavu. Salwa rasanya ingin mengeluarkan seluruh air mata yang ia punya, bukan karena rasa sakit dipantatnya. Rasa nyerinya masih bisa ia tahan, namun rasa malu yang kini menimpanya ia tak bisa menahannya. Entah mengapa kesialan nampaknya menempelinya sejak pagi.

“Maaf, apa kau baik-baik saja?” Tanya objek yang baru saja berbenturan dengan Salwa, merapatkan bibirnya agar tawanya tak lepas seperti sang sahabat yang tengah terpingkal-pingkal di sampingnya. Tidak ingin rona di pipi gadis di hadapannya semakin pekat, ia pun mengulurkan tangannya ke arah sang gadis. 

“Aku baik-baik saja, apa kalian ingin masuk ke toko ini?” ujar Salwa membangkitkan dirinya, tanpa menerima uluran tangan pemuda berahang tegas yang baru saja ia tabrak. Mencoba bersikap seakan tak ada kejadian memalukan sebelumnya.

Pemuda itupun mengendikkan bahunya, sembari menarik kembali tangan yang sepertinya tak nampak di mata gadis dihadapannya. Dan mengangguk malas sebagai jawaban pertanyaan gadis itu. Masih mending ia membalasnya, jika tidak mengingat etika yang diajarkan oleh kedua orang tuanya, ia akan pergi mengabaikan keberadaan gadis itu.

“Boleh aku minta tolong? Aku tidak bisa masuk ke dalam.” Pinta Salwa penuh harap, menghasilkan kerutan di kening dua pemuda yang terpaut tinggicukup jauh.

Pemuda yang sejak tadi mengalunkan tawanya keras kini menghentikan tawanya. Meminta penjelasan, “Kenapa tidak bisa?” tanyanya.

“Ini soal keyakinan, aku takut Tuhanku marah.” Balas Salwa, nampaknya belum berhasil menuntaskan rasa penasaran dari pemuda yang baru saja menghentikan gelak tawanya beberapa saat lalu.

Hal itu tergambar jelas dari wajahnya, namun sebelum pemuda yang lebih pendek berhasil melontarkan sahutannya lagi. Sang sahabat lebih dulu menungkasnya, ingin mempersingkat acara mengobrol mereka. Ayolah ia tidak ingin terlalu lama berjemur di bawah terik sinar matahari, terlebih gadis di hadapannya membawa Tuhan dalam ucapannya. Yang mana hal itu membuatnya tak mampu untuk menolak, sebab ia tahu bahwa keyakinan tidak boleh di kesampingkan.

“Apa yang bisa kami bantu?” sambutnya, menerima permohonan si gadis dengan bulu mata lentik.

“Ini…” Salwa menarik lembut tangan sang lawan bicara, dan meletakkan sebuah rosario di sana. “Tolong minta mereka memperbaikinya!” mohon Salwa.

“Loh? Bukankah itu rosariomu Jay?” sosor pria yang lebih pendek, turut menatap benda dalam genggaman sang sahabat.

Dan sepertinya dugaannya benar, jika dilihat dari manik obisidian Jayden yang menajam menatap rosario yang sudah tak terangkai apik lagi. Bahkan sang sahabat tak merespon pertanyaannya, dan berjalan melewati gadis bermanik rusa  yang nampak kebingan karenanya. Salwa yang merasa di abaikanpun, hanya bisa menatap punggung tegap itu perlahan memasuki toko yang beberapa saat lalu membuatnya harus berperang batin. Sembari mengutuk dirinya sendiri karena sempat melupaka rupa rupawan itu.

Satu jam telah berlalu, dan kini sang surya sedang terik-teriknya. Tetapi hal itu tak membuat Salwa beranjak dari tempatnya, dengan setia ia menunggu dua orang pemuda keluar dari sana. Untungnya tidak ada mangkok kecil di sekitarnya, jika tidak dengan tampangnya yang sudah nampak lusuh karena terlalu lama di bawah sinar matahari akan membuat orang-orang disekitarnya berbelas kasihan padanya. Mengira ia seorang pengemis.

“Kau masih di sini?” Jayden menatapnya dengan alis bertaut.

“Hm, berapa?” balas Salwa sudah tak berenergi, dibarengi dengan anggukan lemah.

“Tidak perlu, ini milikku.” Sambut Jayden, ingin beranjak pergi.

“Tapi aku yang merusaknya,” tahan Salwa, menarik pergelangan tangan Jayden.

Ia tak enak hati membiarkan korban kecerobohannya pergi tanpa menerima pertanggungjawaban darinya. Ia tak mau dihantui oleh rasa bersalah, dan sepertinya benda itu sangat berharga, terlihat dari wajah kesal si pemilk saat melihat benda itu sudah terpustus.

“Hey gadis cantik kenapa kau-” orang ketiga di antara mereka, yaitu Yohanpun kembali membuka suara. Merasa heran dengan kegigihan gadis itu. Jika ia yang berada diposisi gadis itu ia akan langsung berpamitan pergi, dan menyimpan uangnya untuk dirinya sendiri. Jika sang korban tak menuntut ganti rugu mengapa harus dipaksa.

“Baiklah lima ratus ribu,” tungkas Jayden, tak mebiarkan Yohan menyelesaikan ucapannya.

“Semahal itu?” cicit Salwa, menutup ranum merah mudanya tak percaya dengan kedua matanya yang dipaksa membuka lebar.

“Tentu saja ini dari batu alam asli, dan pengait kawat anti karat.” Terang Jayden, tak mau dianngap menipu.

“Kalau sebanyak itu aku tidak punya. Em… begini saja, ambil lima puluh ribu ini dulu. Sisanya akan kuberikan nanti,” ujar Salwa, langsung berlari pergi sehabis menyelesaikan ucapannya dan setelah berhasil mendaratkan kertas berwarna biru itu ke tangan Jayden.

“Jauh sekali dari lima ratus ke lima puluh ribu.” Komentar Yohan, masih menatap punggung Salwa yang semakin mengecil dimatanya.

Sementara Jayden, hanya dapat menggelangkan kepala dibuatnya. Cepat sekali kegigihan gadis itu luntur. Dan saat ia juga ingin meninggalkan tempatnya berpijak saat ini, tanpa sengaja ujung matanya menangkap sebuah tas serut kecil yang tergeletak di samping sepatu putihnya. Setelah ia telisik dengan matanya sepertinya itu bukan kantong sampah dan Jayden yakin benda itu adalah milik gadis dengan surai hitam panjang tadi. Iapun memungut benda itu, lalu mengantonya sebelum ia dan sahabatnya pergi dari sana. Jaminan, pikirnya.

~oOo~

Cakrawala kini sudah menghitam, sehitam tinta gurita. Dihiasi sang purama dan bintang-bintang yang bertaburan bebas hampir menutupi seluruh permukaannya. Disaat orang-orang mengistirahatkan diri mereka setelah beraktivitas seharian, seorang pemuda berahang tegas justru semakin menajamkan manik obisidiannya. Berusaha keras memasukkan benang nelon ke lubang butiran manik warna-warni. Helaan napas lega bercampur lelah terdengar saat ia mengaitkan butiran terakhir, dan disusul sebuah lengkungan melintang indah di bibir tipisnya. Akhirnya acara menyusahkan diri sendiri yang ia tekuni berakhir juga, dengan hasih yang sangat memuaskan hati kecilnya.

“Mereka sama-sama indah.” Celetuk Jayden dengan senyum yang masih mengembang, seraya memandangi rosario miliknya dan tashbih yang tengah ia sandingkan di kedua tangannya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kesempatan
18573      2953     5     
Romance
Bagi Emilia, Alvaro adalah segalanya. Kekasih yang sangat memahaminya, yang ingin ia buat bahagia. Bagi Alvaro, Emilia adalah pasangan terbaiknya. Cewek itu hangat dan tak pernah menghakiminya. Lantas, bagaimana jika kehadiran orang baru dan berbagai peristiwa merenggangkan hubungan mereka? Masih adakah kesempatan bagi keduanya untuk tetap bersama?
My World
588      391     1     
Fantasy
Yang Luna ketahui adalah dirinya merupakan manusia biasa, tidak memiliki keistimewaan yang sangat woah. Hidup normal menyelimutinya hingga dirinya berusia 20 tahun. Sepucuk surat tergeletak di meja belajarnya, ia menemukannya setelah menyadari bahwa langit menampilkan matahari dan bulan berdiri berdampingan, pula langit yang setengah siang dan setengah malam. Tentu saja hal ini aneh baginya. I...
I love you & I lost you
5484      2177     4     
Romance
Kehidupan Arina berubah 180 derajat bukan hanya karena bisnis ayahnya yang hancur, keluarganya pun ikut hancur. orang tuanya bercerai dan Arina hanya tinggal bersama adiknya di rumah, ayahnya yang harus dirawat karena mengalami depresi berat. Di tengah hancurnya keluarganya, Arina bertemu kembali dengan teman kecilnya, Arkan. Bertemunya kembali mereka membuka sebuah lembaran asmara, namun apa...
One-Week Lover
1452      798     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
PATANGGA
714      495     1     
Fantasy
Suatu malam ada kejadian aneh yang menimpa Yumi. Sebuah sapu terbang yang tiba-tiba masuk ke kamarnya melalui jendela. Muncul pula Eiden, lelaki tampan dengan jubah hitam panjang, pemilik sapu terbang itu. Patangga, nama sapu terbang milik Eiden. Satu fakta mengejutkan, Patangga akan hidup bersama orang yang didatanginya sesuai dengan kebijakan dari Kementerian Sihir di dunia Eiden. Yumi ingin...
KEPINGAN KATA
409      271     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!
Heliofili
2008      999     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
KSATRIA DAN PERI BIRU
148      124     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
My Soulmate Coco & Koko
5010      1743     0     
Romance
Menceritakan Isma seorang cewek SMA yang suka dengan hewan lucu yaitu kucing, Di hidupnya, dia benci jika bertemu dengan orang yang bermasalah dengan kucing, hingga suatu saat dia bertemu dengan anak baru di kelasnya yg bernama Koko, seorang cowok yang anti banget sama hewan yang namanya kucing. Akan tetapi mereka diharuskan menjadi satu kelompok saat wali kelas menunjuk mereka untuk menjadi satu...
Tetesan Air langit di Gunung Palung
415      284     0     
Short Story
Semoga kelak yang tertimpa reruntuhan hujan rindu adalah dia, biarlah segores saja dia rasakan, beginilah aku sejujurnya yang merasakan ketika hujan membasahi