"Mau kita apakah orang ini Bos?!"
Kim Taehyung diam menatap tajam Park Junghyun ....
"Lepaskan saja dia!"
"Apa Bos! Apa tidak salah melepaskan dia?"
"Biarkan dia kembali ke Seoul!" kata Taehyung.
"Dengar itu! Bos kita sedang baik hati. Jika tidak sudah aku hajar kau!"
"Urusan kita belum selesai! Aku pastikan, aku akan menemuimu lagi dan membuat perhitungan denganmu!" ancam Park Junghyun dan langsung meninggalkan tempat itu.
_____________
Haewon terlihat heran dengan Taehyung. Di dalam kepalanya terbesit sebuah pertanyaan.
"Taehyung-ah, sejak kapan kau jadi ketua preman?" tanya Haewon penasaran.
Taehyung menoleh menatap Haewon, pertanyaan Haewon itu membuat Taehyung tertawa.
"Kenapa kau tertawa? Apa pertanyaanku terlihat sangat lucu?" mendadak Haewon memasang muka cemberut.
"Tidak ada yang lucu dari pertanyaanmu," ucapnya menghempaskan tubuhnya di antara ilalang.
"Lalu kenapa kau tertawa?" Haewon kembali mempertanyakan hal itu.
Taehyung menarik napas, "Aku hanya tertawa dan berpikir, bagaimana kalau aku benar-benar menjadi ketua preman-preman itu? Apa kau akan menjauhiku?" ucapnya sambil membayangkan apa yang baru saja beberapa detik yang lalu terjadi.
"Lalu bagaimana ceritanya mereka mau membantumu?" Haewon terlihat penasaran.
Taehyung kembali membayangkan kejadian itu.
________
Flashback beberapa jam yang lalu ....
Kim Taehyung mondar mandir di sebuah gang yang tak jauh dari tempat Haewon dan dirinya bekerja.
Dia tampak mengendap-endap dan mengintip di balik tembok sebuah ruko kosong yang memang tempat itu adalah tongkrongan para preman. Raut wajah Taehyung terlihat sangat bingung.
Terlihat seorang pria yang menarik paksa seorang gadis secara kasar.
"Apa yang harus aku lakukan?" pemuda itu menggigit kukunya sendiri.
Tiba-tiba Taehyung di kejutkan dengan sebuah suara.
"Bukankah gadis itu adalah kekasihmu?" seorang laki-laki berbadan tinggi tegap sudah berada di belakang Taehyung.
Taehyung tersentak kaget dan membalikkan badannya menatap laki-laki tersebut.
"Kenapa kau malah bingung seperti itu! Kalau kau memang jantan, tolonglah gadismu itu!"
"A-aku bi-bingung!" Taehyung terbatah-batah.
"Mungkin dia gugup, Bos!"
"Sudah Bos, bantu saja dia. Toh dia pun sering membantu kita selama ini!"
"Aku akan membantumu. Sebagai balas budi karna kau selalu membantu kami semua," kata si Bos preman. "Tapi ..." ucapannya mengantung dan menatap Taehyung dengan tajam.
Taehyung pun di buatnya menelan ludahnya sendiri, "Ta-tapi apa?!" tanya Taehyung terbatah-batah.
"Kenapa kau jadi tegang begitu. Aku hanya butuh kau untuk berakting, itu saja!"
Kim Taehyung pun menggangguk.
Begitulah awal mula preman-preman itu membantu Taehyung untuk menolong Haewon.
_________
"Yaak, Taehyung-ah! Apa kau tertidur!?" tangan gadis itu mengguncang-guncangkan tubuh Taehyung.
Taehyung membuka matanya, "Aku tidak tidur!" pemuda itu langsung bangkit dan menatap Haewon.
"Kau belum menjawab pertanyaanku!" Haewon masih terlihat penasaran.
"Pertanyaan yang mana, sih?" Taehyung balik bertanya pada Haewon, "soal preman itu? Kau tidak perlu merisaukannya. Aku sama sekali tidak masuk geng preman atau sejenisnya. Kebetulan mereka menawarkan bantuan padaku. Sudah itu saja!" jelas Taehyung.
Go Haewon mengernyitkan keningnya, menatap Taehyung tanpa memahaminya.
"Kenapa kau memandangku seperti itu? Apa kau tidak percaya?" Taehyung tampak bingung dibuatnya.
Taehyung bangkit dari duduknya, di sapunya beberapa rerumputan kering yang menempel di celananya.
"Taehyung-ah!" panggil Haewon mendongak ke arah Taehyung dan pemuda itupun menundukkan kepalanya menatap Haewon yang masih duduk di rerumputan padang ilalang.
"Ada apa?" tanyanya.
Haewon bangkit dari duduknya dan menatap pemuda yang berdiri di hadapannya.
"Terimakasih sudah menolongku!" ujar Haewon.
Kedua kaki Haewon menjinjit, kedua tangannya menakup kedua pipi Taehyung dan sebuah ciuman mendarat di bibir Taehyung.
Chuupp
Secara reflek Haewon mencium bibir Taehyung, pemuda itu kaget dan membulatkan matanya. Kedua bibir itu telah menyatu, lama mereka tenggelam dalam sebuah ciuman. Haewon pun melepaskan bibirnya dan menjauh dari Taehyung. Pemuda itu nampak masih bengong. Dia tak percaya kalau hal itu akan terulang lagi.
"Maaf!!" kata-kata yang terucap dari bibir Haewon
"Hah?" respon dari Taehyung seperti orang linglung, menatap Haewon dengan jemari tangannya masih menyentuh bibirnya sendiri. "Apa yang telah kau lakukan padaku?" ucap Taehyung tak percaya dengan kejadian itu.
Haewon segera menggerakkan kakinya meninggalkan Taehyung, gadis itu terlihat sangat malu. Dia sedikit berlari meninggalkan tempat itu.
"Bodohnya aku! Kenapa tadi aku justru malah menciumnya!" Haewon menggerutuk sendiri.
Haewon menutup mukanya dengan kedua tangannya menahan rasa malu yang menghampirinya. Taehyung pun berlari mengejar Haewon.
ππππππ
Setelah kejadian sweet kisses itu, Haewon tampak canggung bertemu dengan Taehyung. Berbeda dengan Taehyung, pemuda itu nampak seperti mendapatkan lampu hijau.
Malam itu Taehyung bermaksud akan mengajak Haewon keluar untuk jalan-jalan karna cuaca pada malam itu sangatlah bagus. Cahaya bulan yang begitu terang dan banyak bertebaran bintang-bintang di langit yang semakin memperindah langit pada malam itu.
Kim Taehyung sudah rapi dengan jaket Hoddie berwarna coklat, kemudian Taehyung keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke kamar di sebelah kamarnya persis. Pemuda itu mengetuk pintu kamar Haewon. Haewon yang baru saja selesai mandi membukakan pintu. Gadis itu tersentak kaget saat membuka pintu dan mendapatkan yang mengetuk pintu ternyata adalah Taehyung.
"A-ada perlu apa?" tanyanya gugup.
"Hmm ... kau ada waktu tidak?" Taehyung balik bertanya.
"A-da, ke-kenapa?" tanya Haewon lagi masih terlihat gugup.
"Aku ingin mengajakmu keluar!" ujar Taehyung.
"Tapi a---," ucapan Haewon terpotong.
"Aku tidak mau mendengar ada kata penolakan!" ucap Taehyung. "Cepatlah ganti bajumu, aku tunggu kau disini!" tegas Taehyung.
"Ba-baiklah!" ucapan gadis itu terlihat gagap. Haewon terlihat gugup sekali, namun dia tetap menuruti apa kata Taehyung.
Haewon kembali masuk ke dalam untuk berganti pakaian. Gadis itu memakai hoddie juga karna malam itu lumayan dingin.
Setelah siap, dia langsung keluar kamarnya. Taehyung masih setia menunggu di luar, dia berdiri di depan pintu kamarnya.
"Aku sudah siap!" Haewon berdiri di ambang pintu.
"Ayo, kita pergi sekarang!" Taehyung menggandeng tangan gadis itu. Gandengan tangan Taehyung membuat Haewon kaget.
"Se-sebenarnya kita mau kemana?" tanya Haewon penasaran.
"Aku mau mengajakmu jalan-jalan!" Taehyung menjawab sambil menyela skuttermaticnya.
"Ini namanya bukan jalan-jalan tapi motoran!" sahut Haewon.
"Intinya 11-12 lah. Motoran sama saja dengan jalan-jalan naik motor!" ucap Taehyung tak mau kalah bicara.
"Terserah kaulah, Tet!" gerutuk Haewon.
"Barusan kau manggil aku apa?" tanya Taehyung.
"Aah, tidak! Kau mungkin salah dengar!" elak Haewon.
"Tet?!" sahut Taehyung menatap Haewon dan gadis itu mulai salah tingkah. "Nama panggilan yang bagus. Aku anggap itu adalah panggilan kesayangan darimu! Ayo naik!" seru Taehyung yang melihat Haewon masih bengong.
"Hah?!" gadis itu terlihat gagal paham.
"Kenapa kau jadi berdiri mematung seperti itu! Kau mau naik atau tidak!" ujar Taehyung.
"I-iya ... sebentar!" Haewon tampak gugup.
Go Haewon memasang helmnya dan langsung naik ke atas skuttermatic milik Taehyung.
Taehyung langsung tancap gas membawa Haewon keliling kota, dan akhirnya mereka berhenti di sebuah taman kota.
Haewon memandang sekeliling taman itu. Taman kota yang cukup ramai, banyak pemuda-pemudi yang sedang memadu kasih disitu, termasuk seorang Kim Taehyung dan Go Haewon. Apa ini sebuah kencan? Ya, mungkin ini adalah kencan pertama mereka setelah mereka saling mengenal.
Taman kota yang sangat indah ketika malam tiba. Lampu kelap kelip di setiap pohon, membuat semakin indah pemandangan malam itu. Di tambah cahaya bulan yang begitu indah. Gadis itu sangat menikmati suasana malam itu.
Taehyung menarik tangan Haewon, mereka menghampiri seorang penjual sosis bakar.
"Kau mau makan sosis bakar atau ramen?" tanya Taehyung.
"Kalau di perbolehkan, aku ingin makan dua-duanya?" ucap Haewon sambil memberi kode dengan jari-jarinya.
"Tentu saja boleh!" ucap Taehyung tersenyum. "Paman, dua sosis bakar dan dua porsi ramen ya!"
"Oke, silahkan di tunggu sebentar!" sahut si penjual dengan ramah.
Taehyung dan Haewon duduk di kursi kayu. Tak lama pesanan mereka datang. Aroma dari sosis bakar dan ramen mengundang rasa lapar.
"Haewon-ah!" panggil Taehyung dengan lembut.
Go Haewon menoleh ke arah Taehyung, "ehm ...." jawabnya singkat karna mulutnya penuh dengan ramen.
"Maukah kau menjadi kekasihku?!" ucap Taehyung to the point tanpa basa basi dan tanpa panjang lebar. Karna kalau di panjangkan juga akan ketemunya kalimat seperti itu.
Haewon yang mendengarnya langsung tersedak.
"Uhuukk ... uhuukk!!" Haewon memukul-mukul dadanya sendiri.
Taehyung langsung menyodorkan segelas air untuk Haewon.
"Pelan-pelan kalau makan. Jangan buru-buru!" ucap Taehyung.
Haewon meraih uluran gelas dari Taehyung dan segera meminumnya.
"Maaf!" ujar Taehyung, "apa pertanyaanku itu membuatmu kaget?" Taehyung mengalihkan atensi Haewon.
Haewon hanya diam tanpa merespon Taehyung.