Tak terasa sudah hampir enam bulan Go Haewon tinggal di Daegu. Entah kenapa gadis tersebut sangat betah tinggal di Daegu. Tapi ada secuil rindu untuk kembali ke Seoul, rindu dengan Ayahnya.
Selama hampir enam bulan, Haewon memang belum mengambil jatah liburnya. Kali ini dia berniat untuk mengambil cuti. Haewon bermaksud akan ke Seoul untuk mengunjungi sang Ayah.
"Kenapa masih santai? Apa kau tidak pergi kerja?" tanya Taehyung.
"Hari ini aku berniat mau ambil jatah cutiku," jawab Haewon.
"Cuti?" kata Taehyung. Terlihat kaget dari raut wajah pria berhidung mancung tersebut, "berapa lama?" tanyanya penasaran.
"Aku tidak tahu, aku juga belum mengajukan cuti pada bu Sora!"
"Oh ...." jawaban yang sangat singkat dari seorang Kim Taehyung.
"Tapi mungkin aku akan masuk shiff siang dan sekalian mengajukan cuti,"
Taehyung seperti tidak ikhlas kalau Haewon mengambil cuti, entah kenapa hatinya jadi merasa resah gelisah tak menentu. Di tempat kerja pun, Taehyung tidak konsen dalam bekerja. Dia terus memikirkan perkataan gadis yang dia taksir.
"Kau kenapa hari ini?" tanya Kyujung ketika melihat Taehyung hari itu saat tidak bersemangat.
"Aku tidak tahu ...." Taehyung mengacak-acak rambutnya sendiri hingga berantakan.
"Lebih baik kau istirahat dulu di dalam, dari pada nantinya kau tidak fokus dalam mengerjakan pekerjaanmu!" saran Kyujung
Taehyung menurut saja apa yang di katanya sahabatnya itu. Dia merebahkan tubuhnya di sofa yang ada di gudang.
Kenapa sekarang aku jadi sering memikirkan dia, batinnya.
Dan kenapa aku sepertinya tidak ikhlas jika harus berjauhan dengan dia, batinnya lagi dalam hati.
Ya, perasaan Taehyung mungkin sekarang bercampur aduk menjadi satu seperti permen Nano-nano. Pandangannya menerawang ke langit-langit atap ruangan itu. Dia selalu melirik jam yang menempel di dinding.
Semoga saja dia tidak mendapat izin untuk cuti, batinnya bergejolak. Dia pun tak sadar dan akhirnya tertidur di sofa gudang.
Sebuah goncangan dirasakan Taehyung pada tubuhnya, dia pun berlahan membuka matanya. Nampak Kyujung sahabatnya berjongkok di sebelahnya, menatapnya sendu seperti anak kecil yang sedang berusaha merayu Ibunya untuk meminta uang jajan.
"Apa kau sakit Taehyung-ah?" tanya Kyujung.
"Maaf! Maaf, kalau aku ketiduran!" Taehyung bangun dari baringnya dan mengusap kasar wajahnya. "Berapa jam aku tertidur?" tanyanya lagi berpangku tangan.
"Lumayan lama!" jawab Kyujung terlihat serius.
"Hah? Serius? Berapa lama?" tanya Taehyung kaget membulatkan matanya menatap nanar ke arah Kyujung.
"Ha ha ha ... kau baru tidur selama tiga puluh menit!" jawab Kyujung terkekeh.
"Hiiissss, kau ini!" Taehyung mendengus kasar. "Kau ini seakan hampir saja membuat jantungku copot. Bagaimana kalau aku mati kaget karna serangan jantung?!" pekiknya. Kembali Kyujung terkekeh keras.
"Sebenarnya kau ini kenapa? Apa kau sedang ada masalah?" tanyanya duduk di samping Taehyung.
"Ah, tidak ada!" elak Taehyung menghela napas.
"Lalu?" Kyujung mulai memancing Taehyung.
"Apanya yang lalu?" Taehyung mengernyitkan bingung.
"Itu ...." Kyujung memainkan gerakan dagu.
"Itu apa? Ah, kau ini bicara sepatah-patah! Mana tidak jelas lagi!" gerutuk Taehyung.
"Hari ini kau kenapa tidak konsen?" tanya Kyujung. "Aah, pasti masalah gadis itu ya? Gadis yang ada di seberang sana itu. Iya kan ... iya kan!!" pancing Kyujung.
"Kepo banget sih kau ini!" Taehyung bangkit dari sofanya
"Jadi benar. Apa karna gadis yang kerja di cafe depan itu ya?" terka Kyujung.
Tepat sekali! Kalimat yang di lontarkan Kyujung membuat Taehyung berhenti melangkah. Dia pun menoleh ke arah sahabatnya.
"Nah ... benar kah?" Kyujung menepuk tangannya sendiri. Merasa benar bahwa sahabatnya itu sedang jatuh cinta.
"Aah, sok tahu kau ini!" geram Taehyung.
"Kau suka kan sama dia?" ledek Kyujung, "kalau kau suka sama dia, tembak dong! Jangan sampai keduluan laki-laki lain!" timpal Kyujung, "aah, tapi jangan deh!" lanjutnya.
Taehyung menoleh lagi ke arah Kyujung, menaikkan alis sebelah kirinya.
"Kau kan kalau pacaran tidak pernah awet alias cepat putusnya ha ha ha ...." Kyujung terkekeh.
"Aah kampret kau ini! Bukannya mendukung, malah meledek habis-habisan!" Taehyung melangkah keluar gudang.
"Yaak! Kau mau kemana?" teriak Kyujung.
"Mau gantiin dirimu jaga!" balas Taehyung berteriak.
"Lah! Shiff kita sudah habis kali! Sekarang waktunya kita pulang!" timpal Kyujung berteriak lagi.
"Eh, serius!" tiba-tiba kepala Taehyung menyembul dari balik tembok.
Kyujung menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan pertanyaan Taehyung.
"Ha ha ha ... tai kucing rasa coklat!" celetuk Kyujung.
"Apa maksudmu?! Kenapa kau bilang tai kucing rasa coklat?" tanya Taehyung tak paham dengan ucapan sahabatnya itu.
"Begitulah kalau orang sedang jatuh bangun eh salah jatuh cinta maksudku!" Kyujung nyelonong pergi meninggalkan Taehyung sambil tertawa terkekeh-kekeh.
Taehyung masih mematung, mencoba mencerna kalimat Kyujung kemudian dia mengacak-acak rambutnya sendiri.
Tai kucing rasa coklat??? batinnya.
"Aaaarrrgghh, ingin rasanya aku menjerit dengan keras!" Taehyung ngedumel sendiri sambil mengacak-acak rambutnya.
ππππππ
Taehyung menghentikan langkahnya di depan tangga, matanya menatap tajam ke arah seorang laki-laki yang berdiri tepat di depan pintu kamar Haewon.
Siapa dia? Taehyung membatin dalam hati sambil menatap seksama laki-laki tersebut.
Laki-laki yang mungkin seumuran dengan Taehyung dengan tinggi badan rata-rata sama dengan Taehyung itu menggunakan hoddie berwarna hitam, memakai topi dan masker menutupi sebagian mukanya.
Taehyung mencoba melangkahkan kakinya menaiki tangga. Di rasa hampir mendekat, laki-laki itu menutup kepalanya dengan tudung hoddienya. Taehyung mencoba menyapa laki-laki tersebut.
"Maaf, anda mencari siapa?" tanyanya. "Atau mungkin anda sedang mencari tempat tinggal. Mungkin saya bisa membantu!" imbuh Taehyung mencoba memancing.
Laki-laki tersebut tidak bergeming sedikit pun, hal itu membuat Taehyung semakin curiga. Taehyung semakin mendekati laki-laki itu, namun mendadak lelaki itu berlari menubruk tubuh Taehyung hingga jatuh.
BRUUUKK!!!
"Aauuwww!!" pekik Taehyung memegangi pantatnya, "kira-kira dong kalau mau menabrak orang!" keluh Taehyung, lalu dia bangkit dan melihat laki-laki tersebut lari. "Heiii ... kau, berhenti!!" teriak Taehyung.
Buru-buru Taehyung berlari dan mencoba mengejarnya, namun Taehyung kehilangan jejak pria misterius tersebut.
"Sial!!" gerutuk Taehyung menyepak kerikil kecil di atas aspal. Kerikil kecil itu melayang entah jatuh di mana dan pada akhirnya Taehyung mendengar sebuah teriakan.
"Aauuww!!! Siapa sih siang-siang begini main lempar kerikil sembarangan! Sudah tahu cuaca panas lah ini yang main lempar kerikil mau ngajak gelud apa!!!" umpatnya.
Taehyung langsung menoleh ke arah suara itu. Nampak Haewon yang mengelus dan memegangi kepalanya.
"Eh, sorry ya! Aku tidak sengaja. Beneran ... suweerrr deh!" tangan Taehyung membentuk huruf V.
"Untung kerikil ... coba kalau batu besar, bagaimana nasib kepalaku ini hah!" Haewon nampak kesal.
"I'm so sorry ... sorry okay, jangan marah ya. Aku beliin ice cream deh, yah ... yah ... yah ...." Taehyung memamerkan aigyonya.
"Benar ya, ice cream!" Haewon menarik tangan Taehyung.
Pemuda itu kaget, "Eh ... eh, mau kemana?" tanyanya.
"Lah, katanya mau beliin aku ice cream!" Haewon tampak manyun.
"Iya ... iya ... ayo!" Taehyung berbalik menarik tangan Haewon.
Wajah gadis itu berubah sumringah setelah tangan kanan dan tangan kirinya memegang ice Cream. Ya, kedua tangan gadis itu memegang ice cream rasa strawberry dan vanilla.
"Girang sekali kau ini, sudah seperti anak kecil saja," ledek Taehyung. "Ini namanya pemalakan!" imbuhnya lirih, masih untung gadis itu tidak mendengarnya.
"Aah, tidak apa-apa. Ice cream ini obat hati yang sedang sedih," sahut Haewon
"Sedih? Sedih kenapa?"
"Aku tidak jadi ambil cuti,"
Taehyung menoleh menatap Go Haewon, "kenapa?" tanyanya berpura-pura kaget.
"Sudah ada dua karyawan yang sudah cuti," jelas Haewon sambil menikmati ice cream yang ada di tangannya. "Jadi aku akan mengambil cuti lain waktu saja."
Mendengar kalimat itu, hati Taehyung menjadi sangat lega. Boxsmile manisnya tersungging di bibir Taehyung. Pemuda itu terus memperhatikan gadis yang ada di depannya. Gadis itu tampak sangat happy dan berlari-lari kecil layaknya anak kecil yang keinginannya terkabul.
Haruskah aku cerita soal laki-laki tadi pada Haewon? Aku hanya khawatir kalau laki-laki itu ada niat jahat sama Haewon! Aah, kenapa aku jadi penasaran sekali dengan laki-laki tersebut!, batinnya.
"Aaaaahhh!!!" Taehyung mengacak-acak rambutnya.
Haewon yang menyadarinya menjadi heran dan kaget melihat tingkah polah Taehyung, "Kau kenapa?"
Taehyung menoleh dan tersenyum dengan senyuman khasnya.
"Tidak ada apa-apa!" jawab Taehyung. "Ayo kita pulang, kau mau makan malam apa nanti?" tanya Taehyung.
"Hah?" Haewon berlagak bego. "Kenapa kau tiba-tiba tanya nanti malam mau makan apa?" Haewon terheran-heran.
"Maksudku, kita masak bersama lagi seperti kemarin," Taehyung membenarkan.
"Terserah kau saja deh, aku ngikut!"
"Okay!"
Sepertinya Taehyung masih merasakan kalau laki-laki itu akan muncul lagi.
Lebih baik aku akan memberitahunya di waktu yang tepat. Untuk saat ini biar menjadi rahasiaku sendiri, batinnya.
ππππππ
Sudah seminggu ini laki-laki itu tidak muncul lagi di Goshiwon, namun Taehyung masih tetap waspada.
Seperti biasa, di padang rumput belakang pemukiman rumah warga. Taehyung terduduk di antara ilalang. Tempat itu memang sangat cocok untuk suasana hati yang tengah gundah gulana alias gabut atau galau atau apalah itu namanya, authornya gak tahu. π
Lalu apakah saat ini seorang Kim Taehyung sedang dalam keadaan gundah gulana sehingga dia harus merefreshkan pikirannya di grassland?
Taehyung memang beberapa bulan ini belum menyambangi rumahnya atau lebih tepatnya pulang ke rumah sekedar menemui Ibunya, Ayahnya atau Kakaknya. Mungkin itulah yang menjadi alasan Taehyung merasa gundah gulana.
Rupanya Taehyung memang sudah mulai betah tinggal sendiri alias mandiri. Sejak mengenal gadis bernama Go Haewon, kebiasaan buruk Taehyung pun mulai berubah sedikit demi sedikit.
Keadaan keuangan Taehyung pun semakin membaik. Untuk urusan pekerjaan pun, Taehyung sudah semakin rajin bekerja dan dia tidak pernah telat lagi. Dia akhirnya bisa selalu on-time sampai di tempat kerja. Taehyung tidak malu, walaupun dia hanya pegawai sebuah minimarket.
Sekembaliannya dari padang rumput, Taehyung berniat langsung pulang ke Goshiwon.
Dan lagi, Taehyung melihat laki-laki itu tersebut berdiri di depan pintu kamar Haewon. Kali ini, Taehyung berniat ingin menanyainya. Namun hal itu terjadi lagi ... setiap akan ditanya lelaki itu selalu kabur mengambil langkah seribu. Taehyung pun kembali kehilangan jejaknya.
πΎ
Siapa dia? Ada hubungan apa dengan Go Haewon? Sungguh sangat misterius. Taehyung pun begitu sangat penasaran dengan laki-laki tersebut.