Read More >>"> Dandelion (5. My Choice) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dandelion
MENU
About Us  

Hidup adalah sebuah pilihan yang kamu ambil sendiri. Dari kamu bangun tidur hingga tidur lagi, begitu banyak pilihan yang terjadi. Begitu juga dengan kehidupan, kamu berhak menentukan hidup seperti apa yang akan kamu jalani kedepannya. Menjadi anak yang berbakti, orang yang sukses atau menjadi orang yang berakhlak buruk pun. Itu semua tergantung padamu.

Terkadang, kamu juga menganggap bahwa hidup orang lain terlihat lebih baik ketimbang hidupmu sendiri. Padahal hidup itu seperti roda yang berputar, kadang di atas dan kadang di bawah.

Sayangnya, tak sedikit orang bingung akan tujuan hidupnya hingga akhirnya menyerah dan berujung pada depresi. Cobalah untuk menghadapi selalu berfikir positif, jika memandang hidup negatif pasti kehidupan akan menjadi beban yang berat.

Oleh karena itu, jalani saja apa yang menjadi pilihanmu, meskipun menurutmu pilihan yang kamu ambil adalah sebuah kesalahan. Tugasmu adalah menjalani pilihanmu sebaik-baiknya.

Kita tidak bisa menjalani kehidupan tanpa pilihan. Setiap hari, setiap saat, setiap detik, ada pilihan. Jika tidak maka kita tidak akan menjadi seseorang.

 

Akan datang waktu di hidupmu ketika kamu harus memilih untuk membalik halaman, menulis buku yang lain atau sekedar menutupnya.

 

Karna sejatinya hidup ini adalah pilihan, Life is a Choice.

 

( nah author malah ngoceh πŸ˜… )

 

Kim Taehyung dan Go Haewon adalah orang-orang dari sekian banyak ribuan orang yang telah menentukan pilihan hidupnya. Menjadi sukses atau tidak, semua tergantung dari pribadi masing-masing.

 

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 


Haewon berjalan di belakang mengikuti Kim Taehyung. Gadis itu masih bertanya-tanya, mau di bawa kemana dirinya itu. Akan tetapi pemuda itu menarik tangannya dan menyejajarkan Haewon dengan dirinya agar bisa jalan beriringan.

 

"Kau lapar tidak?" tanya Taehyung.

 

"Ehm ... sebenarnya lapar. Tapi---"

 

"Tidak ada kata tapi ataupun penolakan! Karna aku juga lapar, jadi tolong sekarang temani aku makan!"

 

Tiba-tiba Kim Taehyung menggandeng tangan Haewon dan masuk ke sebuah kedai yang berada tak jauh dari pada ilalang dan sudah masuk di deretan rumah pemukiman penduduk.

 

"Kita mau ngapain?" tanyanya pada Taehyung.

 

"Makanlah! Masa iya masuk ke kedai mau nyanyi!" celetuk Taehyung.

 

"Iya aku tahu. Aku kan cuma bertanya!"

 

"Ahjussi, Jajangmyeon dua porsi ya!" teriak Taehyung sambil memberi kode dengan mengangkat tangannya.


Lima menit kemudian pesanan mereka berdua datang dan tertata rapi di atas meja.

"Selamat menikmati, Tuan dan Nona. Semoga kalian suka dan datang lagi ke kedai ini."

"Ahjussi, kamsahamnida," ucap Taehyung.

"Jajangmyeon? Dari mana kau tahu kalau aku suka makan mie ini?" Haewon menjadi bingung. Taehyung mendorong semangkok berisi Jajangmyeon ke arah Haewon.

"Maaf!!" satu kata keluar dari mulut Taehyung saat mendengar kalimat itu.

"Hah???" Haewon bingung, kenapa pemuda itu meminta maaf padanya. "Kenapa kau minta maaf padaku? Kau kan tidak punya salah!" tambahnya masih merasa bingung dengan pemuda yang duduk di depannya.

"Maaf ... ini sebagai permintaan maafku padamu, karna dulu pernah menyerempetmu," pemuda itu akhirnya berkata jujur pada Haewon bahwa dirinya yang dulu pernah menyerempetnya hingga membuat seporsi Jajangmyeon jatuh tercecer di jalan.

"Apa?!!" Haewon terdiam sesaat memikirkan sesuatu, "oh ... yang waktu itu. Sudahlah tidak usah di pikirkan!" lanjutnya mengibas-ngibaskan tangannya.

"Iya, aku tahu. Tapi aku merasa tidak enak hati karna hal itu. Aku berharap kau mau memaafkan aku," Taehyung menatap sendu ke arah Haewon.

"Sudahlah, lupakan saja. Lagi pula itu sudah berlalu dan aku pun sudah melupakannya. Aku juga sudah memaafkanmu, kok!" Haewon tersenyum, "aku senang kau sudah mau jujur padaku!" imbuhnya tersenyum manis.

"Kau tidak marah?" kata Taehyung masih tidak percaya, karna seingat dia waktu malam itu, Haewon benar-benar marah pada Taehyung.

"Aku tidak marah, kok!" ucap gadis itu yang mau melahap Jajangmyeonnya namun tidak jadi karna harus menjawab ucapan Taehyung.

"Yakin???" kata Taehyung lagi.

"Iya .... " jawabnya. Dia mulai sedikit terusik dengan pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan oleh pemuda itu.

"Benarkah???" mata Taehyung mulai berbinar-binar.

"Yaakk! Kapan aku bisa makan kalau kau ngoceh mulu dari tadi! Katanya lapar tapi kenapa sampai di kedai kau malah ceramah terus!" teriak gadis itu membuat seisi kedai memandangnya dan juga Taehyung yang sedikit kaget berjengit mendengar teriakan Haewon.

"Diam dan makanlah!" Haewon sedikit melotot. "Kalau kau berbicara terus, bagaimana aku bisa menikmati makananku ini!"

Karna memang kebiasaan Haewon kalau sedang makan tidak mengeluarkan suara sama sekali alias diam. Fokus menikmati makanan yang ada di depannya, apalagi kalau itu makanan favoritnya.

"I-iya, a-aku akan diam," ucap Taehyung terbatah-batah. 'Galak amat sih nih cewek' gumannya pelan.

"Apa kau bilang?" ucap Haewon yang sayup-sayup mendengarkan gumaman dari Taehyung.

"Ah, tidak ... ini Jajangmyeonnya sangat enak," elak Taehyung.

Hening dirasa saat itu, hanya terdengar suara sumpit yang beradu dengan mangkok. Sesekali pemuda itu menatap Haewon yang sedang menikmati mie saos kedelai hitamnya.

"Terimakasih untuk makanannya," ucapnya tersenyum pada Taehyung. "Maaf ... soal tadi, aku terbiasa makan tanpa suara." jelas Haewon.

"Ah ... tidak apa-apa. Aku tahu, aku yang salah." Taehyung tersenyum.

"Sumpah! Mie ini benar-benar enak. Lebih enak dari mie yang biasa aku beli!" sanjung Haewon.

"Maaf!"

Kembali kata-kataku itu terlontar dari mulut Taehyung.

"Kenapa kau terus menerus meminta maaf!" seru Haewon.

"Maaf, kalau aku lancang!" tangan Taehyung terulur dan membersihkan noda saos kedelai hitam yang ada di bibir gadis itu. "Kau makan seperti anak kecil, bibirmu belepotan saos."

Debar jantung Haewon 2x lebih cepat dari biasanya, debaran yang sangat tak beraturan dan mendadak berkeringat dingin. Haewon hanya mematung dibuatnya.

πŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒπŸƒ

 


Hari itu hujan turun dengan lebatnya, di sertai suara gemuruh petir yang menyambar-nyambar, bersautan di atas sana dan menimbulkan geteran-getaran kecil di kaca jendela. Tampak seorang gadis terduduk berpangku tangan di bangku cafe, matanya memandang keluar menatap sambaran kilatan petir yang mewarnai langit dan terlihat jelas garis-garis yang tak beraturan berwarna putih di langit.

 

"Huft! Sepertinya aku akan pulang telat. Aku akan menunggu hujannya reda," Haewon menghela napas.

 

"Go Haewon, apa kau tidak pulang?" tanya Jiwon, teman kerjanya.

 

"Tidak ... aku akan menunggu sampai hujan reda," gadis itu tersenyum ke arah Jiwon, "lagi pula aku tidak membawa payung!" lanjutnya.

 

"Kalau begitu aku duluan ya ...." Jiwon melambaikan tangannya.

 

"Hati-hati ya!" Haewon membalas lambaian tangan Jiwon dan menatap teman sekerjanya itu berjalan di bawah rintikan hujan yang lebar dengan memakai payung.

 

Di waktu yang sama, tepatnya di seberang jalan. Tempat di mana Kim Taehyung bekerja. Seorang pemuda sedang melamun di pojokan menatap keluar melewati kaca yang ada di depannya.

 

"Yaakk ... Taehyung-ah, kau tidak pulang?" teriakan Kyujung membuyarkan lamunannya.

 

"Haiiiisss! Kau ini mengagetkanku saja," Taehyung memegang dadanya.

 

"Kau melamun?"

 

"Hmm ...."

 

"Kenapa? Ada masalah?"

 

"Aku hanya memikirkan kapan kita terima gaji ...." ucapnya lesu.

 

"Apa kau sedang kesulitan keuangan, Taehyung-ah?" tanya Kyujung, sahabatnya.

 

"Aah ... tidak, aku hanya bingung membaginya!" jawab Taehyung.

 

"Maksudnya? Aku tidak paham!" Kyujung terdiam memandang Taehyung, sahabatnya itu. "Membagi apa?" lanjutnya.

 

"Membagi? Aah, maksudku mengembalikan uang pada Ibuku!" jelasnya pada Kyujung.

 

"Aah ... maksudmu membagi antara biaya hidupmu dan mengembalikan uang Ibumu yang kemarin itu?" imbuh Kyujung.

 

"Iya ...." jawab Taehyung singkat.

 

"Kalau saranku, lebih baik kau jujur saja dulu pada ibumu kalau kau belum menerima gaji. Beliau pasti memahamimu," Kyujung menepuk bahu Taehyung.

 

"Terimakasih atas sarannya, aku pun sudah memikirnya karna ini adalah pilihanku untuk hidup mandiri jauh dari orangtua," Taehyung tersenyum pada sahabatnya.


"Jauh dari orangtua apanya!? Kau ini masih di Daegu, masih sekota dengan orangtuamu. Jarak pun hanya 30 menit dari sini!" cicit Kyujung.

"Iya aku tahu! Tetap saja jauh dari orangtua!" Taehyung meraih botol minuman di depannya lalu membuka tutupnya dan meneguk sedikit demi sedikit.

"Maaf ... maaf, aku hanya bercanda!" Kyujung membuka pintu kaca dan mengecek keluar. "Oke, aku pulang dulu. Hujan sudah lumayan reda." Kyujung memakai jaketnya.

 

"Kalau begitu aku juga mau pulang!" Taehyung segera memakai hoddienya dan menyambar tas miliknya.

 

Go Haewon sadar kalau hujan sudah reda, dia pun membuka lokernya dan mengambil tas.

 

Haewon berjalan di trotoar, akan tetapi mendadak hujan turun lagi. Dia pun berlari sambil melindungi kepalanya dengan tas yang dia bawa. Dia berlari dan berteduh di sebuah pinggiran toko yang sudah tutup.

 

"Yah, bajuku basah!" keluh Haewon. Dan ternyata di situ juga ada Taehyung yang sedang berteduh. Mata pemuda itu menatap terus ke arah Haewon.

 

"Apa yang kau lihat?!" ucapnya galak sambil menyilangkan tangannya ke dada. Kebetulan Haewon memakai baju putih dan baju itu basah, alhasil dalaman Haewon yang berwarna hitam terlihat jelas. "Yaaakk!! Kau lihat apa!" teriak Haewon mengacungkan kepal ke arah Taehyung.

 

"Tidak ada!" Taehyung tersenyum.

 

"Lah itu senyummu! Apa maksud dari senyumanmu itu!" Haewon mengernyitkan keningnya.

 

"Apaan sih! Masa iya aku tersenyum tidak boleh!" protes Taehyung.

 

"Awas saja kalau macam-macam!" Haewon melirik Taehyung.

 

Tak lama hujan pun reda. Haewon segera meninggalkan Taehyung, namun di cegah oleh pemuda itu.

 

"Yaakk ... Haewon-ah, tunggu!" panggil Taehyung.

 

"Apa lagi!" jawabnya galak.

 

"Jangan galak-galak kenapa sih!" sindir Taehyung. "Nanti tidak ada laki-laki yang mau mendekatimu!" sindir Taehyung.

 

Haewon mendelik ke arah Taehyung. "Makanya punya mata dijaga!" jawab Haewon ketus.

 

"Lihat dikit doang, kok!" Taehyung terkekeh.

 

"Hiissss!! Belum pernah dihajar orang, ya!" Haewon tampak kesal.

 

"Sudahlah jangan marah-marah. Pakailah ini, bra-mu kelihatan!" Taehyung melepaskan hoddie yang dia kenakan. "Memangnya kau mau berjalan sampai Goshiwon dengan keadaan bra hitammu terlihat jelas. Itu bisa mengundang kejahatan seksual!" Taehyung menyerahkan hoddienya pada Haewon. "Di depan sana, kalau jam segini pasti banyak cowok-cowok nakal yang suka godain cewek." tunjuk Taehyung lurus ke depan sana.

 

Haewon pun menyambar hoddie milik Taehyung dan segera mengenakannya. Dia berjalan dan di ikuti Taehyung di belakangnya. Dan benar kata Taehyung, di depan ada kumpulan cowok-cowok nakal. Ketika salah satu dari mereka ada yang mau menggoda Haewon, secara reflek Taehyung langsung bergerak cepat memegang tangan Haewon dan menariknya mendekat ke tubuh Taehyung. Tatapan Taehyung berubah menjadi datar dan sorot matanya tajam lalu tangannya memeluk Haewon.

 

"Jangan ganggu gadis ini! Dia adalah pacarku! Sampai kalian mendekatinya atau mengganggu dia, kalian akan kuhajar!!!" gertak Taehyung.

 

"Oke bos! Oke, kita tidak akan mengganggu gadismu!" mereka pun menjauhi Taehyung dan Haewon.

 

"Mereka sudah pergi," Taehyung merenggangkan pelukannya, namun pelukan Haewon sangat erat. "Haewon-ah! Yaak, Go Haewon!!" panggil Taehyung dengan suara agak meninggi.

 

"Ah, maaf .... " Haewon menunduk malu dan berlari meninggalkan Taehyung.

 

"Kenapa dia lari?" Taehyung tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

 

Haewon berlari hingga sampai di Goshiwon. Dia tak bisa menahan malu karna kejadian tadi, di mana dia kelepasan memeluk Taehyung dengan erat.

 

"Kenapa aku jadi salah tingkah seperti ini??" Haewon melepas sepatunya. "Ah, bodoh ... bodoh ... bodoh sekali aku ini!" Haewon memukul-mukul pipinya.

 

Oh, hoddienya ... lebih baik aku mencucinya dan segera aku kembalikan pada Taehyung, batinnya.

 

Segera dia membersihkan dirinya sendiri di kamar mandi karna keadaan bajunya yang sudah basah, setelah itu dia langsung pergi istirahat karna besok dia masuk shif pagi.

 

🌾

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
3661      1493     1     
Romance
Namanya Elisa saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Bandung Dia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dalam keluarganya Tetapi walaupun dia anak terakhir dia bukan tipe anak yang manja trust me Dia cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan kehidupannya sendiri mungkin karena sudah terbiasa jauh dari orang tua dan keluarganya sejak kecil juga ja...
Rumah (Sudah Terbit / Open PO)
2179      983     3     
Inspirational
Ini bukan kisah roman picisan yang berawal dari benci menjadi cinta. Bukan pula kisah geng motor dan antek-anteknya. Ini hanya kisah tentang Surya bersaudara yang tertatih dalam hidupnya. Tentang janji yang diingkari. Penantian yang tak berarti. Persaudaraan yang tak pernah mati. Dan mimpi-mimpi yang dipaksa gugur demi mimpi yang lebih pasti. Ini tentang mereka.
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
3294      1355     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...
Of Girls and Glory
2533      1201     1     
Inspirational
Pada tahun keempatnya di Aqiela Ru'ya, untuk pertama kalinya, Annika harus berbeda kamar dengan Kiara, sahabatnya. Awalnya Annika masih percaya bahwa persahabatan mereka akan tetap utuh seperti biasanya. Namun, Kiara sungguh berubah! Mulai dari lebih banyak bermain dengan klub eksklusif sekolah hingga janji-janji yang tidak ditepati. Annika diam-diam menyusun sebuah rencana untuk mempertahank...
Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
3183      1066     0     
Romance
Diaβ€”pacarkuβ€”memang seperti itu. Terkadang menyebalkan, jail, sampai-sampai buatku marah. Dan, coba tebak apa yang selalu dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatiku? Dia, akan mengirimkanku sebuah surat. Benar-benar berbentuk surat. Di tengah-tengah zaman yang sudah secanggih ini, dia justru lebih memilih menulis sendiri di atas secarik kertas putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah a...
KSATRIA DAN PERI BIRU
118      101     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Pria Malam
714      462     0     
Mystery
Semenjak aku memiliki sebuah cafΓ©. Ada seorang Pria yang menarik perhatianku. Ia selalu pergi pada pukul 07.50 malam. Tepat sepuluh menit sebelum cafΓ© tutup. Ia menghabiskan kopinya dalam tiga kali tegak. Melemparkan pertanyaan ringan padaku lalu pergi menghilang ditelan malam. Tapi sehari, dua hari, oh tidak nyaris seminggi pria yang selalu datang itu tidak terlihat. Tiba-tiba ia muncul dan be...
Si Neng: Cahaya Gema
96      86     0     
Romance
Neng ialah seorang perempuan sederhana dengan semua hal yang tidak bisa dibanggakan harus bertemu dengan sosok Gema, teman satu kelasnya yang memiliki kehidupan yang sempurna. Mereka bersama walau dengan segala arah yang berbeda, mampu kah Gema menerima Neng dengan segala kemalangannya ? dan mampu kah Neng membuka hatinya untuk dapat percaya bahwa ia pantas bagi sosok Gema ? ini bukan hanya sede...
My Soulmate Coco & Koko
3818      1438     0     
Romance
Menceritakan Isma seorang cewek SMA yang suka dengan hewan lucu yaitu kucing, Di hidupnya, dia benci jika bertemu dengan orang yang bermasalah dengan kucing, hingga suatu saat dia bertemu dengan anak baru di kelasnya yg bernama Koko, seorang cowok yang anti banget sama hewan yang namanya kucing. Akan tetapi mereka diharuskan menjadi satu kelompok saat wali kelas menunjuk mereka untuk menjadi satu...
The Flower And The Bees
2451      1225     9     
Romance
Cerita ini hanya berkisah soal seorang gadis muda keturunan Wagner yang bersekolah di sekolah milik keluarganya. Lilian Wagner, seorang gadis yang beruntung dapat lahir dan tumbuh besar dilingkungan keluarga yang menduduki puncak hierarki perekonomian negara ini. Lika-liku kehidupannya mulai dari berteman, dipasangkan dengan putra tunggal keluarga Xavian hingga berujung jatuh cinta pada Chiv,...