Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta Tiga Meter
MENU
About Us  

"Kok bisa sih, ada bug gini nggak ada yang sadar? Hitungan harganya belum masukin platform fee, jadi kita nggak laba. Ini masuknya critical lho!" Fika membanting asal ponselnya ke atas meja. Renata yang melihat kekesalan sahabatnya meringis, berharap ponsel berlogo apel digigit itu masih sanggup beroperasi dengan baik. "Lo sadar nggak sih, ada bug kayak gini?"

Renata yang mendadak ditodong hanya menghela napas panjang sebelum menggeleng pasrah. "Anak buah gue emang kadang rada sableng. Sudah gue kasih checklist buat mastiin testing-nya, tetep aja asal-asalan."

Fika mendengus kesal. Baru saja Mas Anton, leader-nya menghubungi karena mendapat laporan tim keuangan mengenai kesalahan ini. Masalahnya, ini sudah awal bulan April, sementara berdasarkan laporan, masalah ini sudah sejak pertengahan bulan Maret. Bayangkan berapa banyak kerugian perusahaan akibat kejadian ini!

"Emang siapa sih yang ngerjain fiturnya? Kok Mas Anton hubungi lo?"

Fika mengecek Jira dan berdecak kesal. “Nona Maha Benar.” Fika melirik sudut ruangan kantor, menemukan perempuan yang dimaksud tengah sibuk bergosip dengan beberapa teman akrabnya. Sementara dirinya dibuat pusing karena mendengar ocehan leader-nya, bisa-bisanya si pembuat masalah malah asik bergosip?

“Ya sudah sih, Mas Anton juga pasti malas kalau harus hubungi Maia,” jawab Renata, menyebut nama perempuan yang Fika maksud. “Nggak bakal kelar juga, meskipun sudah nangis darah. Terima nasib aja lo.”

Please ya, Ren. Gue sudah lembur hampir full seminggu ini. Masa setiap ada masalah gue yang kena imbas, sih? Di tim transaksi ini developer-nya ada lima orang lho, kalau nggak masukin Mas Anton.” Fika mengacak rambutnya kesal, bingung harus bagaimana. Kalau dia langsung mendatangi Maia untuk marah-marah, pasti perempuan itu akan bertindak seperti korban. Padahal kalau melihat latar belakang kemarahan Fika, perempuan itulah pelakunya. Mengesalkan!

“Fik, fixing bug-nya gue tunggu dua jam lagi, ya! Ntar sore gue mau meeting sama tim keuangan, nih!”

Kepala Fika rasanya semakin mendidih mendengar teriakan Mas Anton dari lantai dua. Yang benar saja, dia ingin marah!

***

Fika, perempuan berambut sebahu dengan kulit sawo matang, merupakan seorang software developer di salah satu startup marketplace terkenal di Indonesia. Saat ini dia berada dalam tim transaksi bersama empat orang lainnya. Sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab memastikan setiap transaksi berjalan dengan lancar, Fika sering mendapat permintaan lembur. Seringnya karena masalah yang terlihat kecil tetapi bahaya jika dibiarkan.

Contohnya seperti saat ini. Untuk setiap transaksi, perusahaannya menentukan platform fee sebesar dua ribu rupiah. Sayangnya beberapa minggu lalu terdapat perubahan skema penghitungan pembayaran yang entah bagaimana, mengakibatkan platform fee kantor mereka hilang begitu saja. Divisi keuangan jelas kebakaran jenggot dan menodong divisi IT sebagai penyebabnya. Entah sudah berapa kerugian yang didapat, yang jelas kondisinya jauh dari kata baik.

***

“Kerugian saat ini mencapai 135.000.000 rupiah, pak. Kerugian paling besar berasal dari pembayaran tagihan dan penjualan oleh official brand. Untuk detailnya sesuai dengan berkas yang sudah kami kirimkan di email.”

Fika menatap deretan angka yang masuk ke emailnya lima belas menit sebelum rapat dimulai. Kepalanya mendadak pening melihat jumlah transaksi yang cukup fantastis disertai nominal yang cukup banyak. Di sampingnya, Renata tengah memijat keningnya, tidak sanggup menyembunyikan kebingungannya.

Sesuai yang disampaikan perwakilan divisi keuangan, nominalnya cukup besar sehingga masalah ini tidaklah enteng, meskipun perusahaan memang tidak akan bangkrut detik ini juga. Sejujurnya, setelah satu setengah tahun bergabung di perusahaan ini, Fika sudah tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Dia hanya menghela nafas, mencoba menahan kesabaran menghadapi drama yang akan terjadi setelah ini.

“Bisa kamu jelasin, ini kenapa, Ton?” tanya pria berkaus yang duduk di bagian depan ruang rapat. Dia adalah Mas Yudi, CEO perusahaan ini. Fika melirik Anton yang hanya menggelengkan kepala. “Kalau kamu, Ren?” lempar pria itu kepada Renata yang juga dijawab dengan gelengan. “Kalau lo berdua nggak bisa jawab, gue kudu tanya siapa? Mai, jelasin deh, ini kenapa.”

Fika mengepalkan tangannya. Lihat saja, setelah ini, Maia akan memulai babak pertama drama dengan menangis, menyalahkan semua orang. Setelah itu…

“Maafkan kami, Mas. Mai cuma tahu ngerjakan tugas sebaik mungkin. Kita sudah berusaha, tapi memang mungkin kecolongan. Mungkin dari tim QE kurang teliti waktu testing,” jawab Maia. Sesuai dugaan, wajah perempuan itu telah memerah dengan air mata mengalir dari salah satu sudut mata. 

Mendengar ucapan Maia, ruangan rapat mendadak menjadi tegang. Mas Yudi mereka menatap satu persatu peserta rapat nyalang. Pandangannya berhenti ketika melihat Renata yang masih menundukkan kepala dengan tenang, tidak berniat mengonfirmasi apapun. “Benar yang dikatakan Maia, Ren?”

“Saya akan mengakui ada miss di tim QE, karena bagaimana pun, kami adalah gerbang keamanan yang bertugas mencegah kejadian seperti ini, tetapi…”

“Baik. SP untuk kamu dan QE yang mengetes,” potong Mas Yudi sekaligus membubarkan rapat hari itu.

***

“Gue beneran nggak paham lagi sama Mas Yudi. Bisa-bisanya langsung percaya Maia cuma karena itu adiknya.” Fika menatap gelas Mixuers di hadapannya dan menusukkan sedotan dengan keras, melampiaskan semua kekesalannya. “Gue masih oke kalau dia nanyain pendapat lainnya, bukan asal potong gitu. Kalau nggak inget masih kena kontrak dua tahun, sudah resign gue dari kemarin-kemarin.”

“Gue juga sudah gedek, sih. Heran sama tingkah kakak beradik itu,” jawab Renata, tetap bersikap kalem. “Kalau bukan karena lo, sudah resign gue, Fik. Leader lo juga nggak tegas soalnya. Mentang-mentang adiknya CEO, nggak berani negur.”

“Malah gue yang kena jatah lemburnya, kan. Dibayar juga nggak. Yang ada lama-lama drop, masuk IGD.”

Fika dan Renata menghabiskan waktu dengan meluapkan kekesalan keduanya. Fika yang memang dikenal bermulut tajam dan berapi-api sesekali mengeluarkan sumpah serapahnya. Di sisi lain, Renata hanya membalas dengan opininya sendiri, tanpa berniat membuat keributan lebih. Setelah merasa puas meluapkan emosinya, keduanya memutuskan berjalan kembali ke kantor, melanjutkan pekerjaan mereka yang masih menumpuk.

“Ah iya, Fik. Lo sudah tahu, Mas Anton mau resign?”

“Hah? Resign? Lo nggak bercanda, kan? Terus gue bakal under siapa, dong? Ogah ya gue under Maia!"

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Langit Indah Sore Hari
155      129     0     
Inspirational
Masa lalu dan masa depan saling terhubung. Alka seorang remaja berusia 16 tahun, hubungannya dengan orang sekitar semakin merenggang. Suatu hari ia menemukan sebuah buku yang berisikan catatan harian dari seseorang yang pernah dekat dengannya. Karena penasaran Alka membacanya. Ia terkejut, tanpa sadar air mata perlahan mengalir melewati pipi. Seusai membaca buku itu sampai selesai, Alka ber...
MASIHKAH AKU DI HATIMU?
691      465     2     
Short Story
Masih dengan Rasa yang Sama
Orange Haze
549      380     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
dr. romance
952      563     3     
Short Story
melihat dan merasakan ucapan terimakasih yang tulus dari keluarga pasien karena berhasil menyelamatkan pasien.membuatnya bangga akan profesinya menjadi seorang dokter.
Premium
Sepasang Mata di Balik Sakura (Complete)
15091      2086     0     
Romance
Dosakah Aku... Jika aku menyukai seorang lelaki yang tak seiman denganku? Dosakah Aku... Jika aku mencintai seorang lelaki yang bahkan tak pernah mengenal-Mu? Jika benar ini dosa... Mengapa? Engkau izinkan mata ini bertemu dengannya Mengapa? Engkau izinkan jantung ini menderu dengan kerasnya Mengapa? Engkau izinkan darah ini mengalir dengan kencangnya Mengapa? Kau biarkan cinta ini da...
Daybreak
4398      1837     1     
Romance
Najwa adalah gadis yang menyukai game, khususnya game MOBA 5vs5 yang sedang ramai dimainkan oleh remaja pada umumnya. Melalui game itu, Najwa menemukan kehidupannya, suka dan duka. Dan Najwa mengetahui sebuah kebenaran bahwa selalu ada kebohongan di balik kalimat "Tidak apa-apa" - 2023 VenatorNox
One-Week Lover
1975      983     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Da Capo al Fine
420      336     5     
Romance
Bagaimana jika kau bisa mengulang waktu? Maukah kau mengulangi kehidupanmu dari awal? Atau kau lebih memilih tetap pada akhir yang tragis? Meski itu berarti kematian orang yang kau sayangi? Da Capo al Fine = Dari awal sampai akhir
Snow White Reborn
628      367     6     
Short Story
Cover By : Suputri21 *** Konyol tapi nyata. Hanya karena tertimpa sebuah apel, Faylen Fanitama Dirga mengalami amnesia. Anehnya, hanya memori tentang Rafaza Putra Adam—lelaki yang mengaku sebagai tunangannya yang Faylen lupakan. Tak hanya itu, keanehan lainnya juga Faylen alami. Sosok wanita misterius dengan wajah mengerikan selalu menghantuinya terutama ketika dia melihat pantulannya di ce...
BORU SIBOLANGIT
555      324     8     
Short Story
Dua pilihan bagi orang yang berani masuk kawasan Hutan Sibolangit, kembali atau tidak akan keluar darinya. Selain citra kengerian itu, Sibolangit dikaruniakan puncak keindahan alami yang sangat menggoda dalam wujud Boru Sibolangit -Imora dan Nale, tidak sembarang orang beruntung menyaksikannya.