Loading...
Logo TinLit
Read Story - Kiara - Sebuah Perjalanan Untuk Pulang
MENU
About Us  

Senja di Jakarta mulai menampakkan warna langit dengan lampu-lampu yang bergemerlapan, seperti mengucapkan selamat datang kepada para pengendara di jalanan ibu kota. Benar kataku kedai semakin ramai dengan para pengunjung, dari yang muda dan tua juga yang single dan berkeluarga. Mereka yang bergerombolan bersama teman-temannya duduk dan berbincang dengan santai mungkin membicarakan wanita yang bergerombolan juga yang duduk di sampingnya karena sedari tadi sembari menatap kearah meja meja remaja putri itu yang juga ramai dengan perbincangan wanita yang tidak jauh membahas gaya pakaian terbaru, disudut lain ada teriakan anak kecil yang merepotkan sebuah pasangan muda yang ingin memesan makanan, terlihat kakek dan neneknya yang juga tertawa melihat tingkah anak kecil itu yang sungguh sangat merepotkan dua pasangan muda tersebut. Di lain sisi ada sepasang kekasih yang berumur 23 tahunan yang sedang makan berdua, si perempuan sibuk tersenyum dengan handphonenya dan si pria juga sibuk mengetik sebuah tulisan di layar handphonenya, lantas untuk apa mereka makan di luar berdua jika sesungguhnya mereka tidak benar-benar sedang makan berdua. Aku sedikit bingung dengan pasangan seperti ini, apa yang lebih mengasyikan dari sebuah telfon genggam itu. Awalnya mereka mengatakan cinta dan berjanji untuk sehidup semati, tidak bisa terpisah jauh dan mungkin selalu berkata aku merindukanmu, tapi jika pertemuan itu adalah obat dari sebuah kerinduan lantas untuk apa handphone itu masih ada digenggaman tangan, sedangkan orang yang mereka bilang cintai itu sedang duduk manis di hadapannya.

Dan aku masih duduk bersama laptopku menghitung pengeluaran dan pemasukan hari ini.

“Ka, namanya Kak Kiara ya?” seorang anak lelaki menghampiriku, bertanya. Aku membuang pandanganku dari layar laptop ke arahnya.

“Eh, iya. Kenapa ?” aku tersenyum ramah padanya.

“Emang kaka pernah balapan lari sama harimau? terus menang ya?” anak itu bertanya penuh semangat, aku dibuat bingung untuk menjawab pertanyaannya.

“Eh ,Harimau?” aku bertanya bingung, masih menerka-nerka pertanyaan anak itu. Meyakinkan apa aku pernah balapan lari sama harimau. Tentu saja tidak.

“Iya, katanya Om Raka harimaunya besaaaaar sekali.” Anak itu menceritakan dengan gerakan tangan.

Ternyata Raka, aku mencari-cari keberadaannya yang tak taunya semenjak tadi berada di saung samping aku duduk, mengamati perbincanganku dengan anak itu sembari ketawa puas meledekku, aku ingin menjitak kepalanya tapi sayangnya dia duduk diantara keluarga anak itu yang juga memperhatikan perbincangan kami sambil tertawa, dia puas sekali mengerjaiku.

Ah hehe iya..” aku tertawa malu, seperti sedang di kerjai satu keluarga. Ah Raka, bawa pasukan. Curang.

“Hey jagoan, kamu tau kenapa Kak Kiara ini yang badannya kurus saja bisa mengalahkan harimau dengan naik sepeda?” Raka menghampiri dan berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan anak itu.

“Kenapa Om ?” Anak itu bersemangat mencari tahu.

“Soalnya Kak Kiara ini, makannya banyaak sekali. Walaupun badannya kurus, tapi tenaganya besar. Kalo Riko mau kuat juga harus makan banyak.” Raka menjelaskan serius, Riko hanya mengangguk percaya. Aku tersenyum menyaksikan ulahnya, Raka memang jagonya.

“Yaudah aku mau makan dulu. Dadah. ” Riko berlari menuju ayah dan ibunya, mereka tersenyum ke arah kami, seperti menunjukkan rasa terima kasih karena telah membuat Riko mau makan, dia memang termasuk anak yang sulit untuk makan. Tapi Raka, selalu jago meyakinkan banyak orang, termasuk anak kecil.

“Iih Rakaa.” Aku mencubit lengannya, walaupun tidak kesampean untuk menjitak. Habisnya kesal, tidak janjian dulu kan jadi gak ada persiapan.

“Aduuh. Kenapa? ” Raka tertawa meledek.

“Yang bener aja, emang aku tarzan”

“loh bener, waktu itu kan kamu yang cerita. Katanya pernah dikejar harimau waktu naik sepeda, tapi menang. haha” Raka meledek, dan bergegas lari menghindariku.

“Rakaaaa...” aku berteriak mengejar. Kali ini benar-benar akan kujitak kalo ketangkep.

Aku ingat, sebetulnya waktu beberapa hari yang lalu aku mengantar 1 pesanan. Berhubung mas didit sibuk, jadi aku memutuskan untuk mengantarnya, selain hanya 1 pesanan juga tempatnya dekat dengan kedai. Aku memutuskan naik sepeda sembari mencari udara yang masih terhitung pagi. Setelah mengantar, ada anjing di samping sepedaku karena panik ku lempar batu. Anjing itu bukan pergi justru mengejarku, aku mengayun sepedaku setengah mati, bukannya mencari udara justru berolahraga. Tapi aku sampai kedai dan anjing itu pergi entah kemana, aku tidak sempat melihat kebelakang. Sesampai di kedai, aku menceritakan kepada raka dan kau tau apa. Dia justru mentertawaiku dan meledek. Lalu aku jawab “Anjingnya sebesar harimau, jelas aku kabur.” mungkin itu yang menyebabkan Raka meledekku dengan sebutan harimau.

Waktu terus berputar, semakin malam dan setiap wajah berganti mengisi meja-meja kosong dan saung saung di kedai, ini hari libur terakhir dan besok sudah masuk hari senin. Kedaiku buka sampai jam 11 malam. Aku dan raka mulai bergegas membereskan kedai dan menutupnya, ketika keadaan seisi kedai sudah mulai sepi ada sosok perempuan seusia kami datang dan masuk begitu saja.

“Hey Raka” menyapa hangat

“Priska , untuk apa kemari?” Raka berbalik, wajahnya seketika berubah terkejut.

“Apa kabar , aku ingin bicara denganmu.”

“Pergilah, kita bicara di luar.” Wajah Raka berubah masam dan bergegas membawanya keluar. Wanita itu melempar senyum padaku, guratan wajahnya cantik, matanya teduh namun seakan menyimpan begitu banyak tanya. Kemudian pergi.

Ada apa?, siapa wanita itu?. Aku dan para pegawai yang sedang beberes dibuat bingung dengan kedatangannya. Seketika aku mengambil suasana di dalam kedai dan meyakinkan bahwa tak ada sesuatu yang perlu ditanyakan, para pegawai itu mulai bergerak mengerjakan pekerjaannya seperti semula, sembari menunggu Raka dan Wanita itu berbicara di luar aku duduk untuk menghitung pemasukan hari ini yang memang cukup banyak pelanggan yang datang untuk makan di kedai. Tempat dudukku tidak cukup jauh dengan Raka dan Wanita yang duduk di luar itu, suara mereka pun masih dapat ku dengar meski samar-samar, sesekali mataku terlempar pada suara Raka yang meninggi dan gerakan tubuhnya yang cukup aneh. kecuali oleh para pegawai yang sibuk jauh diantara Aku dan Raka. Maaf aku jadi sedikit mendengar perbincanganmu ini Ka.

“Apa kabar Ka” Wanita itu berbicara lembut.

“Sangat baik, bahkan jauh lebih baik setelah kau pergi sekian lama Pris” Raka menjawab ketus.

“Kau masih marah Ka?” wajahnya menatap jelas kearah Raka.

“Kamu masih bertanya? sekian lama Pris, sekian lama dan kini kau tampakkan wajahmu dihadapanku lagi. Kau masih bertanya aku masih marah atau tidak? Berani sekali.” Suara Raka menjadi lebih tinggi dan menatap wajah wanita itu dengan keras.

“Maafkan aku Ka, maaf... Aku menyesal atas semuanya ,Aku tahu Aku dan Keluargaku sangat buruk terhadapmu, tapi Aku sadar Aku salah.” Wajah wanita itu tertunduk dan suaranya mulai terdengar lirih.

“Sudahlah Pris, semua sudah berlalu. Aku sudah memaafkanmu.” Raka merendahkan sedikit nada suaranya.

“Terimakasih untuk kebaikanmu, mungkin aku sudah melakukan hal yang salah tapi aku menepati janjiku untuk kembali Ka” wanita itu mulai tersenyum kearah Raka.

“Iya kau benar, tapi semua sudah terlambat. Aku berusaha keras hidup dan menjadi berbeda dari diriku yang kau kenal dulu, kau mungkin tidak tahu betapa sulitnya hidup tanpamu saat itu. Aku berusaha membangun banyak hal untukmu dan kau pergi dengan pria baru yang orang tuamu minta, yang lebih memiliki segalanya dibandingkan aku, yang katanya bisa membahagiakanmu dan keluargamu dengan semua harta yang dimilikinya, betapa hinanya aku saat itu dihadapan keluargamu.” Suara Raka terpatah-patah dan sesekali menghela nafas.

“Maaf Raka maaf ,kau tahu persis betapa keras keluargaku. Kini kau benar, mungkin keluargaku terlalu terlena dengan kedudukan dan harta bendanya hingga mengusir pria tulus yang berhati malaikat sepertimu. Kau tahu, pria itu pergi meninggalkanku dan menikah dengan gadis lain, semua sudah ku terima Ka, tuhan menghukumku atas dirimu. Kumohon jangan hukum aku lagi dengan perlakuanmu terhadapku, ampunilah aku Ka dan tetaplah menjadi Raka yang ku kenal dulu.” Wajah cantiknya itu seketika terbanjiri oleh air mata yang terus menetes.

“Aku akan tetap menjadi Raka hanya saja dengan hati yang sudah terisi, tidak kosong seperti saat kau pergi dulu Pris.” Raka menatap lamat-lamat wajah gadis yang dulu amat dia cintai itu.

“Apa gadis itu Ka?.” Priska bertanya serius. senyum tipisnya masih menggantung.

“Siapapun yang ada di hatiku saat ini ku kira bukan lagi urusanmu, dia atau siapapun itu adalah seseorang yang sudah memberikanku sedikit ruang untuk terus hidup dan bernafas. Kau tetap menjadi bagian dari hidupku tapi bukan lagi menjadi kehidupanku.” Raka manatapnya lembut.

“Aku mengerti, kini ada seseorang yang sedang kau lindungi perasaannya. Betapa beruntungnya dia memiliki tempat di hatimu. Sungguh aku sangat menyesal.”

“Pulanglah Pris, ini sudah malam. Nanti keluargamu mencari dan jika mereka tau kau ada bersamaku, mungkin aku akan dihinakan sekali lagi.” Ucapan Raka kali ini menjadi ketus dan seolah masih ada rasa sakit yang ingin keluar namun sebisa mungkin tertahan oleh kesabaran.

“Jangan bicara seperti itu Ka, kau membuatku tak bisa memaafkan diriku sendiri. Aku akan pulang, tapi mungkin lain waktu akan kemari untuk mencicipi makanan di kedaimu yang sudah terkenal ini.” Wanita itu tersenyum sembari berdiri dan melangkahkan kaki keluar menjauhi Raka.

Semua sudah berlalu, tapi rasa sakit di hati Raka seperti baru kemarin dia dapati. Ikhlas, itukah yang dibutuhkan saat ini? Rasanya sangat berat, sekian lama raka pergi untuk melindungi hatinya dan kini dia kembali, mencoba membangun setiap janji yang tak tentu sampai. Tatapan itu, dulu menatap raka sangat hangat hingga mungkin membawa raka masuk kedalamnya, kini Raka tak melihat wajah teduh priska lagi yang biasa dijumpai, yang ada hanya sosok wanita dengan wajah lesu dan penuh pengharapan meminta belas kasih dihadapan orang yang dulu sangat mencintainya, dia dan keluarganya yang dulu mengusir pria dengan harapan besar di hatinya, yang dengan gagah meminta restu untuk sebuah kebaikan dan justru di permalukan di depan pria berdasi yang lebih dulu memiliki segalanya dibandingkan pria sederhana yang setiap kali melindungi hati putrinya dari rasa sakit dikhianati.

Bagaimana rasanya dikejar? Enak bukan. Merasa paling dicintaikah? kau terus berlari hingga saat kau sadar aku sudah berhenti jauh-jauh hari. Dan kini kau kembali, menyapa ku? Bertanya mengapa berhenti? Untuk apa, menyuruh ku berlari mengejarmu lagi? maaf, aku sudah berhenti dan memutuskan untuk pergi menjauhimu, aku tidak akan berbalik hanya untuk mengharapkan hatimu yang kejam itu. Kamu memang keindahan hatiku, ciptaan terbaik tuhan untuk menyempurnakan hidupku, tapi itu dulu saat aku berdiri tepat dihadapanmu, membiarkanmu memperlakukanku sedemikian rupa, membunuhku perlahan hingga aku mati terkubur kesedihan olehmu. Sudahlah, aku tak ingin mengorek luka yang telah lama kering, kau tau persis cinta selalu tahu kemana dia harus pulang dan aku bukanlah rumahmu.

Dan untuk malam itu, aku tahu bahwa wanita itu adalah bagian dari masa lalu Raka yang tidak bisa dia hindari atau bahkan dia tutupi meski sangat rapat. Raka memang belum cerita banyak setelah perbincangannya malam itu, aku pun tidak mau membahasnya karena aku sudah dengar sendiri, maksudku biar raka saja yang menjelaskannya sendiri padaku, walau bagaimanapun aku tidak tahu pasti apa yang sebenarnya terjadi pada mereka, yang ku tahu hanya sebuah perbincangan serius yang cukup menguras tenaga bagi Raka atau mungkin wanita itu.

Malam itu biar saja menjadi waktu bagi Raka memperbaiki dirinya sendiri, aku hanya bisa diam dan berusaha menghiburnya sesekali waktu untuk meyakinkan bahwa dia baik-baik saja, sepanjang perjalanan kami pulangpun Raka masih bisa bersikap biasa saja. seolah tidak terjadi apapun padanya, dia memang sangat pandai menyembunyikan perasaannya, bahkan jika aku fikir-fikir sampai detik ini aku tidak tahu pasti siapa wanita yang dia cintai atau bahkan seseorang yang dia kagumi, karena dia tidak pernah cerita kepadaku, sepanjang hidupku dengan Raka dia adalah seseorang yang membuatku bahagia, tak ada kesempatan untukku menangis atau kecewa jika sedang bersamanya. Mungkin semacam dia mendedikasikan hidupnya untuk senyuman dibibirku, bukan untuk tahu semua masalah hidupnya. Ah kau ini Ka.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Maze Of Madness
5252      1886     1     
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian. Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
ALTHEA
105      86     0     
Romance
Ini adalah kisah seorang perempuan riang yang memiliki perasaan lebih ke manusia es batu, manusia cuek yang telah menyukai seorang perempuan lain di sekolahnya. Walaupun ia tahu bahwa laki laki itu bukan menyukai dirinya, tetap saja ia tak akan kunjung lelah untuk mendapatkan perhatian dan hati laki laki itu. Akankah ia berhasil mendapatkan yang dia mau? "Dasar jamet, bales chat nya si...
Teman Berbagi
3551      1319     0     
Romance
Sebingung apapun Indri dalam menghadapi sifatnya sendiri, tetap saja ia tidak bisa pergi dari keramaian ataupun manjauh dari orang-orang. Sesekali walau ia tidak ingin, Indri juga perlu bantuan orang lain karena memang hakikat ia diciptakan sebagai manusia yang saling membutuhkan satu sama lain Lalu, jika sebelumnya orang-orang hanya ingin mengenalnya sekilas, justru pria yang bernama Delta in...
RIUH RENJANA
509      370     0     
Romance
Berisiknya Rindu membuat tidak tenang. Jarak ada hanya agar kita tau bahwa rindu itu nyata. Mari bertemu kembali untuk membayar hari-hari lalu yang penuh Renjana. "Riuhnya Renjana membuat Bumantara menyetujui" "Mari berjanji abadi" "Amerta?"eh
Prakerin
7786      2048     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...
The Maiden from Doomsday
10679      2385     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...
Langit Indah Sore Hari
138      119     0     
Inspirational
Masa lalu dan masa depan saling terhubung. Alka seorang remaja berusia 16 tahun, hubungannya dengan orang sekitar semakin merenggang. Suatu hari ia menemukan sebuah buku yang berisikan catatan harian dari seseorang yang pernah dekat dengannya. Karena penasaran Alka membacanya. Ia terkejut, tanpa sadar air mata perlahan mengalir melewati pipi. Seusai membaca buku itu sampai selesai, Alka ber...
Nyanyian Burung di Ufuk Senja
3703      1328     0     
Romance
Perceraian orangtua Salma membuatnya memiliki kebimbangan dalam menentukan suami masa depannya. Ada tiga pria yang menghiasi kehidupannya. Bram, teman Salma dari semenjak SMA. Dia sudah mengejar-ngejar Salma bahkan sampai menyatakan perasaannya. Namun Salma merasa dirinya dan Bram berada di dunia yang berbeda. Pria kedua adalah Bagas. Salma bertemu Bagas di komunitas Pencinta Literasi di kampu...
Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
11598      2747     1     
Romance
Antara anugerah dan kutukan yang menyelimuti Renjana sejak ia memimpikan lelaki bangsawan dari zaman dahulu yang katanya merupakan sang bapa di lain masa. Ia takkan melupakan pengalaman dan pengetahuan yang didapatnya dari Wilwatikta sebagai rakyat biasa yang menyandang nama panggilan Viva. Tak lupa pula ia akan indahnya asmara di Tanah Blambangan sebelum mendapat perihnya jatuh cinta pada seseor...
Fallin; At The Same Time
3154      1427     0     
Romance
Diadaptasi dari kisah nyata penulis yang dicampur dengan fantasi romansa yang mendebarkan, kisah cinta tak terduga terjalin antara Gavindra Alexander Maurine dan Valerie Anasthasia Clariene. Gavin adalah sosok lelaki yang populer dan outgoing. Dirinya yang memiliki banyak teman dan hobi menjelah malam, sungguh berbanding terbalik dengan Valerie yang pendiam nan perfeksionis. Perbedaan yang merek...