Read More >>"> Claudia (24. Lupa) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Claudia
MENU
About Us  

  "Claudia..... Clau!" Merasa dipanggil, sang pemilik nama yang hendak ke kelas pun, menghentikan langakahnya untuk menoleh. Netranya menangkap seorang pemuda dengan jas yang menutup seragam sekolahnya. Dua insan itu baru saja tiba di sekolah. Tentu saja Claudia berangkat sekolah sendiri dengan transportasi umum. Ardian yang berjalan usai memarkir motor itu tak sengaja mendapati gadis itu sendiri dan membuatnya ingin menyapa. Claudia yang mengetahui Si Pemanggil hanya abai. Tatapannya kembali lurus ke depan sembari berjalan ke kelas. "Clau.. Clau, berhenti dulu Clau! Aku mau bicara sama kamu!" Ardian memosisikan diri di hadapan Claudia guna menghentikan langkahnya. 

  "Apa sih? Ganggu aja, sok akrab!" kesal Claudia enggak menatap pemuda itu. Ia bergeser menjauhi Ardian dan kembali berjalan. 

  "Clau.. Plis... Clau, kasih aku waktu sebentar untuk berbicara sama kamu!" rengek Ardian mengikuti langkah sang gadis. 

  "Hush.. Pergi kamu, aku mau ke kelas!" usir Claudia. Meskipun, Ia tahu bahwa Ardian tak memiliki pujaan hati. Namun, Ia tetap benci dengan pemuda itu. Pemuda yang telah menurunkan harga dirinya. Ardian berputus asa merayu gadis itu yang seolah tak mengenal dan tak membutuhkannya. Sebab dia memilih masuk kelas daripada berbicara dengannya. 

  "Semalas itukah, kamu sama aku Clau?" Ardian menatap punggun Claudia yang semakin menjauh dan menghilang di koridor. Pemuda itu berbalik badan lalu pergi.

                                     _o0o_

  Di kelas 7G, Claudia menduduki bangkunya yang berada di depan. Ia berbicara sembari menatap Kelly dan Kio di belakangnya. Tentu saja dengan alasan hendak bercerita. Menceritakan pertemuannya dengan Ardian. "Astaga parah, kamu Clau. Masa' dia minta waktu sedikit aja sama kamu, nggak kamu turutin, sih?" cibir Kelly. 

  "Aku udah malas sama dia!" jawab Claudia. 

  "Kalau saran aku sih, mending kamu temui dia dulu, biarkan dia bicara sama kamu dan dengarkan!" saran Drena. 

  "Orang aku malas!" jawab Claudia memutar bola mata. 

  "Rasa malas itu harus dilawan ya, Clau!" nasihat Kelly. 

  "Nggak.. Nggak bisa." elak Claudia. 

  ********

  Beberapa waktu kemudian, waktu istirahat tiba. Para siswa/siswi SMP 05 Ganaspati berhamburan keluar kelas. Mereka mulai mengisi waktu istirahat dengan aktivitas masing-masing. Ada yang bermain bola di lapangan, berduaan di kantin seperti Drena dan Kio, dan berjalan-jalan mengelilingi area sekolah seperti Kelly dan Claudia yang kini melewati koridor. "Kita mau ke mana ini?" tanya Claudia. 

  "Enggak tahu!" jawab Kelly. 

  Mereka tetap berjalan santai. 

  "Lah, kok nggak tahu sih!"

  "Ya udah kita jalan-jalan aja!" jawab Kelly. 

  "Kalau gitu ke taman aja deh, dapat oksigen banyak!" usul Claudia di setujui Kelly. 

  Di taman, Kelly dan Claudia mengambil duduk di antara rerumputan hijau. Claudia mengedarkan pandangan ke seluruh sudut taman itu. Asri, itulah keadaannya. Segar, itulah udaranya. Pantas saja, jika taman sekolah SMP 05 Ganaspati menjadi tempat favorite para siswa/siswi. Di sana sangat teduh dan tak lepas dari segarnya angin. 

  Claudia dan Kelly sama-sama berdiam diri. Tak ada yang membuka suara satupun. Hening, itulah suasananya. Claudia sengaja diam lantaran ia tengah bergelut dengan pikirannya yang dipenuhi pertanyaan. Di jam pelajaran tadi, wali kelas mengumumkan bagi selurub siswa/siswi yang belum membayar SPP bulan kemarin harus segera melunasinya sebesae 500 ribu, maksimal minggu depan. Sedangkan tabungan Claudia tersisa 400 ribu. Hanya cukup untuk makan dan membayar transportasi umum selama seminggu. Lantas, bagaimana cara Claudia melunasi SPP sebesar 500 ribu itu dalam waktu seminggu? Ia akan berjualan cilok nanti. Namun, apakah hasil jualannya dapat mencapai jumlah uang SPP dalam seminggu? Sontak gadis itu dilanda kebingungan. Claudia tak berani meminta pada orang tuanya lantaran masih takut dengan sang Papa yang hingga kini belum memaafkannya.

  *****

  Suara bel sekolah memasuki gendang telinga Claudia. Menyadarkannya yang hanyut dalam lamunan. Ia pun berdiri lalu mengajak Kelly kembali ke kelas.

  Selang beberapa jam, Claudia dan teman-temannya pulang sekolah. Gadis itu tak langsung ke kontrakan, melainkan duduk di halte guna menunggu bus. Ia melirik jam tangan yang menunjuk pukul 14.35. Sudah 5 menit Claudia di sana, namun tak ada bus satupun yang lewat. "Adik!" panggil Falko berjalan ke arah Claudia yang hanya menoleh. "Kamu pulang sama siapa?"

  "Sendiri!" jawab Claudia menatap sang Kakak. 

  "Naik apa?"

  "Bus!"

  "Ayo pulang ke rumah aja, dek!" ajak Falko. Claudia menggeleng. "Kamu nggak rindu mama sama papa?" 

  "Rindu sih, tapi aku takut kalau ke rumah, terus ketemu Papa yang mungkin belum maafin aku, akan marah! Nanti Mama sama Kakak ikut kena dong!" jawab Claudia. 

  "Iya juga sih. Tapi kamu udah maafin Papa kan?" 

  "Udah aku maafin sejak lama." 

  "Ya sudah ayo pulang aja!" ajak Falko menarik tangan Claudia. 

  "Lepasin, kak!" pinta Claudia  berdiri menatap lurus jalan raya yang panjang. Netranya menangkap bus kuning yang berjalan mendekati halte. Gadis itu pun mengeluarkan tangan dari cekalan Falko guna memberhentikan bus lalu naik. 

  Falko pun bertanya-tanya tentang tempat tinggal gadis itu dan keluarganya sekarang. "Apakah dia sudah punya keluarga baru? "

  Claudia tiba di kontrakan pukul 15.00. Ia segera berganti pakaian rumah lalu ke dapur dengan niat ingin membuat cilok. Tangannya meraih pintu kulkas yang kemudian dibukanya. "Astaga, aku lupa belanja. Berarti hari ini, aku belum bisa jualan dong.. Aaaaaaahhhh!" batin Claudia memeluk jidat seraya menutup pintu kulkas kembali. Gadis itu berjalan ke ruang tamu dan menduduki kursi. "Apakah ada pekerjaan untukku selain berjualan?" tanya Claudia dalam hati. Gadis itu masih merasa kebingungan untuk melunasi SPP-nya. Awalnya, ia berencana akan berjualan cilok hari ini. Namun, lupa berbelanja sehingga tak ada bahan untuk membuat itu. Claudia merasa bersalah dengan diri sendiri. Ia memasang ekspresi murung di wajah cantiknya. Hidupnya tak lagi bahagia seperti ketika masih bersama keluarga kecilnya. Hidup serba kecukupan tanpa kekurangan suatu apapun. Namun, sekarang berbeda 180°. Ia merasa kekurangan dan harus berjuang sendiri guna memenuhi kebutuhannya. 

  Claudia menatap lurus pada langit rumah dengan genteng yang saling berkaitan menghalangi cahaya masuk. Sehingga Claudia tak kepanasan kala di dalam rumah. "Aaaaaaaaaaaa.... Kenapa aku bisa lupa sih?"  Teringin Ia menjerit sekarang. Meluapkan emosi pada diri sendiri. Menyesali kelupaan yang membuat inisiatifnya tertunda.

  Gadis itu tak ingin larut dalam emosi, ia berdiri guna segera membersihkan diri. 
Selepas itu, Claudia pergi ke toko terdekat guna berbelanja. Ia membeli telur, tepung sagu dan terigu, cabe, bawang merah dan putih, saos, kecap dan lain-lain. Usai membayar belanjaan, Claudia berjalan pulang. Ia meletakkan belanjaan itu di kulkas lalu ke kamar. Dilihatnya kembali vidio yang menampilkan cara membuat cilok.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Violet, Gadis yang Ingin Mati
3290      1278     0     
Romance
Violet cuma remaja biasa yang ingin menikmati hidupnya dengan normal. Namun, dunianya mulai runtuh saat orang tuanya bercerai dan orang-orang di sekolah mulai menindasnya. Violet merasa sendirian dan kesepian. Rasanya, dia ingin mati saja.
ALTHEA
68      51     0     
Romance
Ini adalah kisah seorang perempuan riang yang memiliki perasaan lebih ke manusia es batu, manusia cuek yang telah menyukai seorang perempuan lain di sekolahnya. Walaupun ia tahu bahwa laki laki itu bukan menyukai dirinya, tetap saja ia tak akan kunjung lelah untuk mendapatkan perhatian dan hati laki laki itu. Akankah ia berhasil mendapatkan yang dia mau? "Dasar jamet, bales chat nya si...
Aku Menunggu Kamu
102      91     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
Rumah (Sudah Terbit / Open PO)
2177      982     3     
Inspirational
Ini bukan kisah roman picisan yang berawal dari benci menjadi cinta. Bukan pula kisah geng motor dan antek-anteknya. Ini hanya kisah tentang Surya bersaudara yang tertatih dalam hidupnya. Tentang janji yang diingkari. Penantian yang tak berarti. Persaudaraan yang tak pernah mati. Dan mimpi-mimpi yang dipaksa gugur demi mimpi yang lebih pasti. Ini tentang mereka.
FIREWORKS
356      250     1     
Fan Fiction
Semua orang pasti memiliki kisah sedih dan bahagia tersendiri yang membentuk sejarah kehidupan setiap orang. Sama halnya seperti Suhyon. Suhyon adalah seorang remaja berusia 12 tahun yang terlahir dari keluarga yang kurang bahagia. Orang tuanya selalu saja bertengkar. Mamanya hanya menyayangi kedua adiknya semata-mata karena Suhyon merupakan anak adopsi. Berbeda dengan papanya, ...
RIUH RENJANA
313      237     0     
Romance
Berisiknya Rindu membuat tidak tenang. Jarak ada hanya agar kita tau bahwa rindu itu nyata. Mari bertemu kembali untuk membayar hari-hari lalu yang penuh Renjana. "Riuhnya Renjana membuat Bumantara menyetujui" "Mari berjanji abadi" "Amerta?"eh
Niscala
289      180     14     
Short Story
Namanya Hasita. Bayi yang mirna lahirkan Bulan Mei lalu. Hasita artinya tertawa, Mirna ingin ia tumbuh menjadi anak yang bahagia meskipun tidak memiliki orang tua yang lengkap. Terima kasih, bu! Sudah memberi kekuatan mirna untuk menjadi seorang ibu. Dan maaf, karena belum bisa menjadi siswa dan anak kebanggaan ibu.
Of Girls and Glory
2533      1201     1     
Inspirational
Pada tahun keempatnya di Aqiela Ru'ya, untuk pertama kalinya, Annika harus berbeda kamar dengan Kiara, sahabatnya. Awalnya Annika masih percaya bahwa persahabatan mereka akan tetap utuh seperti biasanya. Namun, Kiara sungguh berubah! Mulai dari lebih banyak bermain dengan klub eksklusif sekolah hingga janji-janji yang tidak ditepati. Annika diam-diam menyusun sebuah rencana untuk mempertahank...
The Black Heart
841      440     0     
Action
Cinta? Omong kosong! Rosita. Hatinya telah menghitam karena tragedi di masa kecil. Rasa empati menguap lalu lenyap ditelan kegelapan. Hobinya menulis. Tapi bukan sekadar menulis. Dia terobsesi dengan true story. Menciptakan karakter dan alur cerita di kehidupan nyata.
Tulus Paling Serius
1491      631     0     
Romance
Kisah ini tentang seorang pria bernama Arsya yang dengan tulus menunggu cintanya terbalaskan. Kisah tentang Arsya yang ingin menghabiskan waktu dengan hanya satu orang wanita, walau wanita itu terus berpaling dan membencinya. Lantas akankah lamanya penantian Arsya berbuah manis atau kah penantiannya hanya akan menjadi waktu yang banyak terbuang dan sia-sia?