Read More >>"> Claudia (19. Pengemis) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Claudia
MENU
About Us  

  Matahari menampakkan sinar terangnya. Menyinari langkah aktivitas para insan di bumi. Seperti aktivitas para siswa/siswi di SMP 05 Ganaspati. Ada yang bermain bola, membersihkan kelas, membaca buku hingga berkunjung ke taman sekolah. 

  "Woooii bossss... Baru dateng lo, ternyata!" sambut Kio pada Falko yang hendak duduk di bangku. Pemuda itu memasang wajah cemberut. "Cemberut mulu' kenapa nih?" tanya Kio berpindah duduk dengan Falko. 

  "Claudia pergi dari rumah. Gue kesepian!" ungkap Falko. 

  "Apa? Beneran Ko?" tanya Kio tak percaya. Yang ia ketahui selama ini Claudia menjadi orang tersayang di keluarga Ardhitalko. Kio sontak bertanya-tanya alasan Claudia menginjakkan kaki dari rumah Ardhitalko. Falko tak segan menceritakannya.

  "Owwwhhh.. Jadi hanya masalah figura dan foto yang membuat Claudia diusir dari rumah." Kio mengangguk-angguk paham. 

  "Tapi gue ngerasa bersalah. Andaikan semalam gue nggak bikin dia emosi, mungkin sekarang, keadaan masih baik-baik saja!" ungkap Falko hanya menatap lantai. 

  "Isshhh.. Ya lo sih, bikin dia emosi segala!" tuduh Kio. 

                                     _o0o_

  "Lepasin aku. Aku mau sekolah. Tolong!" teriak Claudia menggedor-gedor pintu kamar. Ia sadar dari pingsan sejak 5jam yang lalu. Matanya menatap jam dinding yang terus berputar. Padahal, kini telah menunjuk pukul 16.56 yang tak lama lagi akan mulai pelajaran di sekolahnya. "Kalau kayak gini terus, mana bisa aku sekolah. Aku harus cari cara supaya bisa keluar dari sini!" batin Claudia mengedarkan pandangan ke kamar. Netranya menatap tirai yang menutup kaca jendela. Ia menggeser tirai itu. Sinar matahari memasuki matanya seketika. Membuat Claudia menutup wajah dengan tangan. Ia sedikit menunduk menatap kunci jendela yang akan ia buka. 

  Cklek..... 


  Claudia mengambil tas di pojok kamar lalu kembali ke jendela. Tangan kanannya mendorong jendela itu, kedua kakinya menggantung di tembok. Ia masih duduk di ambang jendela. 

  Bluk... 

  Claudia menjatuhkan diri dari sana. Beruntung, tubuhnya tidak ada yang sakit sehingga memudahkannya untuk berlari.

  Tak banyak langkah yang ia lakukan, tubuh langsing Claudia tertangkap oleh seorang pria berhidung mancung. Siapa lagi jika bukan Arman. Pria itu berada di teras rumah sejak tadi. "Mau kabur neng?" sindir Arman. 

  "Lepasin aku, aku mau sekolah!" Claudia mengguncang tubuh agar dapat lepas dari Arman. Namun, tak bisa. Dua tangan Arman seakan telah mengunci tubuhnya hingga tak dapat lepas. 

  "Tidak usai sekolah. Kamu di sini aja enak, nggak perlu susah payah mikir pelajaran!" desak Arman. 

  "Enggak. Kamu lepasin atau aku teriak minta tolong?" jawab Claudia sembari mengancam. Gadis itu sangat ingin pergi dari tempat itu. Ia merindukan sang Mama dan teman-temannya di sekolah. Teringin ia bertemu sekarang. Namun, tak bisa. Mengingat ia berada di tempat yang jauh dari mereka. 

  "Ahahahahahahahaha... Bocil.. bocil, silakan kalau kamu mau teriak, teriaklah sampai petang nanti, tidak akan ada orang yang mrnolongmu. Di sini kampung mati, hanya rumah yang kamu tempati ini yang berpenghuni. Lainnya, tidak!" Arman tertawa terbahak-bahak melahirkan rasa kecewa di benak Claudia. Ia pun menarik gadis itu masuk ke rumah lalu menelpon Ino. "Hallo bos. Gadis itu sudah bangun, dia mau kabur tadi, beruntung aku bisa menangkapnya!" 

  "Saya segera ke sana sekarang!" jawab Ino  jauh dari sana. 

  Kruiikk... 

  Kriuk... 

  Claudia mengelus perutnya yang berbunyi. "Lapar," batinnya. Ia yang sedari tadi duduk di sofa, kini beranjak lalu berjalan ke dapur. Dibukanya pintu kulkas yang hanya menampakkan bagian dalam kulkas. "Aiihh... Tidak ada makanan." Claudia beralih membuka tudung saji yang kosong. "Iihhh.. Kesel. Kapan aku bisa makan kalau kayak gini!" 

  "Ekhem.... Ngapain di dapur? Pasti lapar, mau cari makanan kan?" tanya Ino. Claudia hanya menoleh. "Kalau mau makan, mari ikut saya!" Dikarenakan rasa lapar yang membuncah, membuat Claudia mengikuti ajakan Ino yang membawanya ke mobil. Ino segera melajukan kendaraan itu entah kemana.

  Mobil abu-abu Ino membelah keramaian jalan raya. Mendahului kendaraan-kendaraan yang berjalan lambat. Ia mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Hal itu membuat jantung Claudia berdetak lebih cepat. Kecemasan pun melanda. Claudia takut jika terjadi insiden buruk yang tak terduga. Semoga saja tidak. 

  10 menit berlalu, mobil Ino berhenti di trotoar yang tak jauh dari rambu-rambu lalu lintas. Di situlah banyak pengendara berhenti saat lampu merah. Pria itu memberikan stoples kosong berukuran sedang pada Claudia. "Apa gunanya ini?" tanya Claudia menatap stoples yang terbuka itu. 

  "Kamu turun sekarang, jalan ke lampu merah itu dan mintalah uang pada mereka yang berhenti di sana! Kalau stoplesnya udah penuh dengan uang, jangan lupa kembali ke sini!" jelas Ino. Claudia membelalakkan mata usai paham dengan penjelasan pria itu. Ia diminta mengemis. Tuhan, apalah takdir ini. Sungguh, gadis itu tak pernah  menyangka akan seperti ini. Ia selalu berharap yang terbaik, bukan jadi pengemis. "Kenapa diam? Cepat laksanakan!" Claudia tetap berdiam di mobil. "Kalau kamu tidak mau melaksanakan, aku akan menghabiskan masa gadismu sekarang!" ancam Ino membuyarkan lamunan sang gadis. 

  "Mm.. Iya.. iya aku akan melaksanakannya!" jawab Claudia segera turun dari mobil. Dengan rambut diikat lurus dan pakaian dress kotornya disertai sandal jepit, Claudia berjalan mendekati rambu-rambu lalu lintas. Setiap pengendara berhenti, Claudia selalu memintanya uang seikhlasnya. Hal tersebut ia laksanakan dengan terpaksa hingga senja tiba. Stoples itu tak terisi sepenuhnya sebab tak semua pengendara yang berhenti memberinya uang. Bahkan, ada beberapa pengendara yang mengabaikannya. 

  Claudia berjalan dengan sangat pelan lantaran tubuhnya terasa lemas. Sebab belum makan sejak semalam. "Woi.. Cepat ke sini, jangan lambat!" teriak Ino menampakkan kepala dari jendela mobilnya. Claudia menatap pria itu. Kepalanya terasa pusing, perut sangat sakit dengan tubuh yang dingin seluruhnya. Kakinya terasa lemah hingga tak mampu menopang diri. Claudia tergeletak di trotoar. Ia melepas stoples uang dari genggamannya. Gadis itu meluruskan tatapan pada langit senja yang perlahan pudar. Orang-orang di sekitar yang mendapati kondisi Claudia pun segera menolong. 

  Ino pun mengetahui itu hingga membuatnya menghampiri. "Bapak-bapak, tolong bawa gadis ini ke mobil saya ya!" pinta Ino dilaksanakan oleh sekelompok lelaki yang berkerumun. Tangan kanan Ino meraih stoples uang yang terletak di sana lalu masuk mobil. Claudia terbaring tak sadarkan diri di kursi belakang. "Terima kasih ya, bapak-bapak!" ucap Ino pada sekelompok lelaki yang telah membawa Claudia ke mobil. Ino pun segera membawa gadis itu ke rumah minimalisnya.

Kendaraan abu-abu Ino terparkir di pekarangan rumah, ia pun membopong tubuh langsing Claudia ke kamar. Didekatkannya botol kecil yang berisi minyak angin pada hidung Claudia. Perlahan namun pasti, gadis itu tersadar dari pingsan. Ino merasa lega dengan hal itu. Ia tak perlu susah payah membawa Claudia ke rumah sakit yang membutuhkan biaya. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Antara Aku Pelangi & Hujan
2795      1106     0     
Romance
Zayn bertemu dengan seorang gadis yang sedang menangis di tengah derasnya hujan dan tanpa sadar Zayn tertarik dengan gadis tersebut Ternyata gadis tersebut membawa Zayn pada sebuah rahasia masa lalu yang di lupakan Zayn Membawanya pada sesuatu yang tidak terduga
GAARA
4251      1436     14     
Romance
"Kalau waktu tidak dapat menyembuhkan luka, maka biarkan aku menjadi mentari yang dapat membuat hidupmu bahagia." Genandra Mahavir Aditama, si kutub Utara yang dipaksa untuk mencintai seorang perempuan bernama Akira Magenta Valencia, dalam kurun waktu lima belas hari saja. Genandra diminta agar bersikap baik dan memperlakukan gadis itu sangat spesial, seolah-olah seperti dia juga mencin...
Under The Moonlight
1420      781     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
Heliofili
1531      784     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
Teman Hidup
4177      1933     1     
Romance
Dhisti harus bersaing dengan saudara tirinya, Laras, untuk mendapatkan hati Damian, si pemilik kafe A Latte. Dhisti tahu kesempatannya sangat kecil apalagi Damian sangat mencintai Laras. Dhisti tidak menyerah karena ia selalu bertemu Damian di kafe. Dhisti percaya kalau cinta yang menjadi miliknya tidak akan ke mana. Seiring waktu berjalan, rasa cinta Damian bertambah besar pada Laras walau wan...
Marry
795      362     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.
FIREWORKS
356      250     1     
Fan Fiction
Semua orang pasti memiliki kisah sedih dan bahagia tersendiri yang membentuk sejarah kehidupan setiap orang. Sama halnya seperti Suhyon. Suhyon adalah seorang remaja berusia 12 tahun yang terlahir dari keluarga yang kurang bahagia. Orang tuanya selalu saja bertengkar. Mamanya hanya menyayangi kedua adiknya semata-mata karena Suhyon merupakan anak adopsi. Berbeda dengan papanya, ...
Ketos pilihan
441      293     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Ludere Pluvia
756      438     0     
Romance
Salwa Nabila, seorang gadis muslim yang selalu berdoa untuk tidak berjodoh dengan seseorang yang paham agama. Ketakutannya akan dipoligami adalah penyebabnya. Apakah doanya mampu menghancurkan takdir yang sudah lama tertulis di lauhul mahfudz? Apakah Jayden Estu Alexius, seorang pria yang tak mengenal apapun mengenai agamanya adalah jawaban dari doa-doanya? Bagaimanakah perjalanan kisah ...
The Alpha
1167      583     0     
Romance
Winda hanya anak baru kelas dua belas biasa yang tidak menarik perhatian. Satu-satunya alasan mengapa semua orang bisa mengenalinya karena Reza--teman masa kecil dan juga tetangganya yang ternyata jadi cowok populer di sekolah. Meski begitu, Winda tidak pernah ambil pusing dengan status Reza di sekolah. Tapi pada akhirnya masalah demi masalah menghampiri Winda. Ia tidak menyangka harus terjebak d...