Read More >>"> Claudia (18. Di Kamar) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Claudia
MENU
About Us  

  "Hai cantik, ternyata kamu sudah bangun," ucap Arman menampakkan gigi kuningnya. 

  Netra Claudia menangkap dua orang pria di sampingnya. Sontak ia mengubah posisi duduk. "Kalian siapa?" tanya Claudia melempar tatapan tajam pada mereka. Ia sangat asing dengan pria dan tempat ini. Sementara Firan tak menghiraukan pertanyaan gadis itu. Ia memilih untuk menelfon bosnya. 

  Ketakutan menyelimuti hati Claudia. Jantungnya berdetak kencang disertai pikiran-pikiran negatif yang berkeliaran di benaknya.

  "Dia udah bangun bos!"

  "Oh. Oke saya segera ke sana!" ucap pria di seberang sana. 

  Tak lama kemudian, mobil sedan abu-abu terparkir di pekarangan rumah minimalis. Sang pemilik pun turun lalu menutup pintu mobil. Ia segera menemui Claudia dan kedua asistennya. 

  "Ekhem," dehem Pria gagah. 

  "Eh. Bos Ino, sudah datang!" sambut Firan beranjak dari duduk sembari menundukkan badan. Claudia menatap pria gagah bernama Ino tersebut. Rasa takut yang tak dapat terbendung lagi, Claudia menurunkan kaki dari ranjang, lalu ditapakkan ke tanah. Tubuhnya pun berdiri tegak lalu berlari. 

  "Eits.. Mau ke mana kamu?" tanya Ino mencekal lengan Claudia. 

  "Lepasin saya. Saya nggak kenal kalian." Claudia memberontak. Mencoba melepas lengan dari tangan Ino, namun tak bisa. Ino terlalu pandai menahan gadis itu.

  "Cantik, kamu di sini aja. Ini sudah malam loh. Di luar sana banyak lelaki jahat. Diam di sini ya!" tutur Ino mengelus lembut kepala Claudia. Sang gadis pun menjauhkan bagian tubuh itu dari Ino. 

  "Lepaskan!" pinta Claudia melempar tatapan horor. Bukan menuruti perintah Claudia, Ino malah menarik tangannya guna meraih badan langsingnya. Ino mengangkat tubuh gadis 13 tahun itu dan membawanya ke kamar. Claudia terus berteriak di tangan Ino hingga pria itu menjatuhkannya ke kasur. Ino membungkuk, mendekatkan wajah pada Claudia. Alhasil, sepasang mata mereka bertemu. Netra Claudia menangkap pupil Ino yang membesar. Ia dapat menerka bahwa pria itu dilanda nafsu. Claudia pun mengangkat tubuhnya sembari mendorong dada Ino. Sang gadis kini jauh dari Ino "Mau apa kamu?" tanya Claudia dengan nada tinggi disertai tatapan horor. 

  "Jangan galak-galak, neng!" sindir Ino kembali mendekatinya. Claudia mengedarkan pandangan di kamar itu guna mencari pintu keluar. Pintu itu ada di belakang Ino yang kini menatapnya. Claudia berjalan menunduk di bawah lengan Ino yang terentang. Ino yang mengetahui itu pun sontak memutar badan sembari berteriak memanggil asistennya. 

Claudia berlari menuju pintu keluar. Tak sampai di sana, Arman dan Firan lebih dulu menghalanginya. "Mau ke mana kamu?" tanya Arman. 

Claudia menghentikan langkah. "Jangan banyak tanya, pergi kamu!" usir Claudia. Ia sudah sangat capek dan ingin keluar dari sana. 

  "Kamu berani sama kita?" tanya Ino berdiri di belakang Claudia. Gadis itu tak menjawab. Ino kembali menggendongnya hingga ke kamar. Claudia takut jika Ino menghancurkan masa gadisnya. Beruntung, itu tak terjadi. Pria itu keluar kamar usai membanting Claudia di kasur. 

  Cklek... 

  Claudia tak bisa tenang lantaran dikunci Ino di kamar. Ia terus menggedor-gedor pintu. "Bukain!"

  Thok... 

  Thok... 

  Thok... 

  Thok... 

  "Bukain!" Teriakan Claudia seakan percuma. Tiada seorangpun yang menghiraukannya. Gadis itu tak kuasa menahan beban pikiran dan meneteskan air mata. Kerinduan melandanya seketika. Ia rindu dengan Ciandra. Wanita yang sangat ia sayangi. Tubuhnya terasa lemas. Kaki Claudia tak mampu menopang diri, secara perlahan namun pasti, tubuh Claudia terjatuh. Gadis itu terpaksa membaringkan tubuh di lantai. Kepalanya terasa pusing dengan pandangan kabur. Sepasang mata bersihnya mulai menutup dengan perlahan hingga ia hilang kesadaran. 

                                  _o0o_


  Prang.... 


  Sebuah piring terjatuh dari genggaman Ciandra. Wanita itu tersadar dari lamunannya seketika. Ciandra menatap piring tersebut. Ia memikirkan sang putri sejak tadi. Sebab pikirannya dilanda kecemasan. 

  "Mama," kejut Falko duduk di kursi makan. 

  "Kamu kenapa sayang?" tanya Reyno beranjak dari kursi guna menghampiri sang istri. 

  "Bi Inah, minta tolong bersihkan piring ini!" pinta Ciandra. Ia tak mengharaukan pertanyaan Reyno. 

  "Emm.. Iya, baik Bu!" jawab Bi Inah mematikan kompor untuk segera menuruti perintah majikannya. 

  Ciandra memundurkan kursi di samping Falko lalu duduk. "Mama kenapa bisa jatuhin piring?" tanya Falko yang mengunyah daging. 

  "Mama kepikiran adik kamu!" jawab Ciandra. 

   "Sebenarnya aku juga sama Ma. Claudia udah aku chatting dari tadi tapi nggak direspon!" ucap Falko. 

  "Sekarang dia di mana ya? Lagi apa? Sama siapa?" Ciandra bertanya menatap langit rumah. 

  "Ekhemm... Lagi ngomongin apa?" tanya Reyno sembari duduk di hadapan sang istri. Ciandra dan Falko bungkam. "Oh. Pasti lagi ngomongin anak yang mecahin figura kenanganku sama orang tuaku itu. Buat apa kalian mikir anak itu?" 

  "Kamu masih bertanya buat apa? Dia itu anak kita, anak yang kita rawat dari bayi," jawab Ciandra dengan tegas. 

  Reyno berdiri tegap. "Kamu pilih aku atau Claudia?" Reyno bertanya dengan suara tinggi. Bi Inah yang sibuk membersihkan pecahan piring di sana pun sontak terkejut mendengarnya. Banyak pertanyaan dalam batin yang tak mampu ia keluarkan. Sebab Bi Inah tak ingin ikut campur urusan keluarga itu sehingga wanita paruh baya itu memilih diam sembari bekerja. 

  Ciandra tak mampu menjawab pertanyaan Reyno. Ia terdiam seribu bahasa dengan menatap dalam mata sang suami. Seolah memberi isyarat bahwa dirinya tak dapat memilih salah satu. "Kamu itu suamiku, Claudia itu anakku. Jadi, aku tidak bisa memilih salah satu!" tegas Ciandra. Falko bungkam menatap kedua orang tuanya. 

  "Tapi dia anak pungut!" ceplos Reyno. Mata Ciandra terbelalak seketika. Ia tak menyangka bahwa sang suami mengatakan itu di depan Falko. 

  "Mas, jaga ucapanmu!" tegur Ciandra. 

  "Apa maksud Papa ngomong begitu? Apakah Claudia bukan adik kandungku?" tanya Falko. Wajar jika Ia bertanya, sebab Falko tak ingat kejadian 13 tahun lalu saat sang Mama membawa pulang Claudia yang ditemukan di semak belukar. 

  "Claudia adik kandung kamu kok, Papa hanya terbawa emosi saja," jawab Ciandra mengelus bahu sang putra. 

  "Owh." Falko rasa, tidak mungkin jika Claudia 

  Ciandra melempar tatapan horor Reyno. "Sudahlah, sekarang tidak perlu banyak drama. Ayo makan!" tutur Reyno disetujui oleh istri dan anaknya.

  Ciandra merasa kesal dengan Reyno hingga tega membiarkannya mengambil makanan sendiri. 

  Keheningan hadir di ruang makan keluarga Ardhitalko. Sendok dan piringlah yang dapat memecahkan hening itu. Tiada seorangpun yang mengeluarkan sepatah kata. Hingga makan malam selesai, Ciandra, Reyno dan Falko masih tetap diam lantaran menyimpan rasa kesal di hati masing-masing. Ciandra kesal dengan Reyno yang mengatakan hal tak wajar di depan Falko. Reyno kesal dengan Ciandra lantaran dia terus memikirkan anak yang tak berguna di matanya. Dan Falko yang merasa kesal dengan keadaan keluarganya sekarang. Ia sangat merindukan sang adik yang tak diketahui keberadaannya. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Antara Aku Pelangi & Hujan
2795      1106     0     
Romance
Zayn bertemu dengan seorang gadis yang sedang menangis di tengah derasnya hujan dan tanpa sadar Zayn tertarik dengan gadis tersebut Ternyata gadis tersebut membawa Zayn pada sebuah rahasia masa lalu yang di lupakan Zayn Membawanya pada sesuatu yang tidak terduga
GAARA
4251      1436     14     
Romance
"Kalau waktu tidak dapat menyembuhkan luka, maka biarkan aku menjadi mentari yang dapat membuat hidupmu bahagia." Genandra Mahavir Aditama, si kutub Utara yang dipaksa untuk mencintai seorang perempuan bernama Akira Magenta Valencia, dalam kurun waktu lima belas hari saja. Genandra diminta agar bersikap baik dan memperlakukan gadis itu sangat spesial, seolah-olah seperti dia juga mencin...
Under The Moonlight
1420      781     2     
Romance
Ini kisah tentang Yul dan Hyori. Dua sahabat yang tak terpisahkan. Dua sahabat yang selalu berbagi mimpi dan tawa. Hingga keduanya tak sadar ‘ada perasaan lain’ yang tumbuh diantara mereka. Hingga keduanya lupa dengan ungkapan ‘there is no real friendship between girl and boy’ Akankah keduanya mampu melewati batas sahabat yang selama ini membelenggu keduanya? Bagaimana bisa aku m...
Heliofili
1531      784     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
Teman Hidup
4177      1933     1     
Romance
Dhisti harus bersaing dengan saudara tirinya, Laras, untuk mendapatkan hati Damian, si pemilik kafe A Latte. Dhisti tahu kesempatannya sangat kecil apalagi Damian sangat mencintai Laras. Dhisti tidak menyerah karena ia selalu bertemu Damian di kafe. Dhisti percaya kalau cinta yang menjadi miliknya tidak akan ke mana. Seiring waktu berjalan, rasa cinta Damian bertambah besar pada Laras walau wan...
Marry
795      362     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.
FIREWORKS
356      250     1     
Fan Fiction
Semua orang pasti memiliki kisah sedih dan bahagia tersendiri yang membentuk sejarah kehidupan setiap orang. Sama halnya seperti Suhyon. Suhyon adalah seorang remaja berusia 12 tahun yang terlahir dari keluarga yang kurang bahagia. Orang tuanya selalu saja bertengkar. Mamanya hanya menyayangi kedua adiknya semata-mata karena Suhyon merupakan anak adopsi. Berbeda dengan papanya, ...
Ketos pilihan
441      293     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?
Ludere Pluvia
756      438     0     
Romance
Salwa Nabila, seorang gadis muslim yang selalu berdoa untuk tidak berjodoh dengan seseorang yang paham agama. Ketakutannya akan dipoligami adalah penyebabnya. Apakah doanya mampu menghancurkan takdir yang sudah lama tertulis di lauhul mahfudz? Apakah Jayden Estu Alexius, seorang pria yang tak mengenal apapun mengenai agamanya adalah jawaban dari doa-doanya? Bagaimanakah perjalanan kisah ...
The Alpha
1167      583     0     
Romance
Winda hanya anak baru kelas dua belas biasa yang tidak menarik perhatian. Satu-satunya alasan mengapa semua orang bisa mengenalinya karena Reza--teman masa kecil dan juga tetangganya yang ternyata jadi cowok populer di sekolah. Meski begitu, Winda tidak pernah ambil pusing dengan status Reza di sekolah. Tapi pada akhirnya masalah demi masalah menghampiri Winda. Ia tidak menyangka harus terjebak d...