Cahaya bulan bersinar terang. Banyak rasi bintang di langit membentuk konfigurasi tertentu sembari menampakkan gemerlap cahayanya. Lampu-lampu di sudut taman bersinar temaram turut menghiasi indahnya malam. Semua itu menyinari sepasang kekasih yang kini bertemu di taman itu. "Kamu sudah bikin harapanku hancur!" ucap pemuda berkacamata hitam dan memakai jas biru kotak.
"Hei! Apa kabar kamu yang telah memembuat hatiku hancur berkeping-keping! Kamu tau nggak, aku cemburu, hatiku sakit lihat kamu berduaan sama cewek murahan itu! 3 bulan kita berpacaran, kamu jarang sekali ngertiin perasaan aku, bahkan hampir tidak pernah, malah aku yang sering ngertiin kamu!" omel cewek berambut hitam pendek sembari menunjuk diri sendiri. Ya, mereka adalah Ardian dan Aline yang sama-sama mengungkapkan kekesalannya.
"Lalu, sekarang kau mau apa?" tanya Ardian dengan tegas.
"Harusnya aku yang bertanya sama kamu, apa mau kamu? Tega-teganya kamu duain aku. Padahal selama ini, aku udah berusaha mati-matian buat pertahanin hubungan kita!" timpal Alina. Gadis itu sangat geram dengan sang kekasih lantaran merasa cintanya dipermainkan. Hatinya hancur berkeping-keping kala menyaksikan Ardian beradegan romantis dengan Claudia. Aline tak menyangka bahwa kekasihnya mencintai cewek lain selainnya dan keluarga. Bahkan, ia sulit menerima kenyataan akan kejadian itu. Namun, Aline tetap berusaha sabar.
"Aku mau kita putus!" ungkap Ardian. Pemuda itu tak lagi menyimpan rasa cinta untuk Aline. Kini, ia menyatakan keputusan itu agar bisa fokus mengejar cinta Claudia. Entah bisa atau tidak. Namun yang pasti, Ardian akan terus berusaha menggapai impiannya itu.
"Oke. Aku terima keputusan kamu. Setelah ini aku minta kamu jauh-jauh dariku dan jangan kembali lagi supaya aku bisa ikhlas melepaskan kamu dan bisa lupa dengan semua kenangan kita!" jawab Aline tak ingin menyiksa hati lantaran telah tahu kelakuan Ardian di belakangnya yang membuatnya sakit hati. Maka dari itu, ia menyetujui keputusan Ardian untuk mengakhiri hubungan. Meski di lubuk hati terdalamnya masih menyimpan rasa cinta untuk sang mantan itu. Namun, keadaan memaksanya untuk berpisah.
"Lagian aku sudah nggak sudi deket-deket kamu lagi.. Hisshh!" Ardian memundurkan badan.
"Terserah kamu mau ngomong apa. Aku hanya mau mengucapkan terima kasih telah hadir dan menjadi bagian hidupku walau hanya sebentar! Aku pamit!" Alina membalikkan badan lalu pergi. Air mata gadis itu menetes seketika. Tangannya mengepal dengan tatapan horor. Senyum smirk terukir jelas di bibirnya. Menandakan Aline memiliki suatu rencana.
Ardian berjalan ke tempat parkir. Ia mengenakan helm lalu melajukan motornya.
******
Pagi hari kembali menyapa para manusia. Menuntut mereka untuk melakukan aktivitasnya. Claudia dan Falko baru saja tiba di kelas. "Hallo!" sapa Claudia pada teman-temannya di kelas.
"Ha.. Akhirnya kamu datang juga!" respon Kelly duduk dengan Drena.
"Kenapa emang?" Claudia bertanya sembari meletakkan tas di bangkunya.
"Ada berita baru terhot nih!" ucap Kelly melirik Drena yang berekspresi datar.
"Apa itu?" tanya Claudia penasaran.
"Drena pacaran sama Kio!" bisik Kelly.
"Ha? Beneran?" Claudia tak percaya. Kelly mengangguk. Sungguh, Claudia tak menyangka. Temannya yang terlihat cukup pendiam itu ternyata telah memiliki pujaan hati. "Sejak kapan kamu pacaran sama Kio?" tanya Claudia pada temannya yang membentuk rambut kuncir dua bak anak kecil.
"Baru tadi malam!" jawab Drena.
"Ha? Bagaimana bisa? ceritakan dong!" Drena pun menceritakannya.
Flashback On
Pukul 17.56 seorang gadis gemuk yang berpipi chubby tengah bermain handphone di kamar. Dia adalah Drena yang kini saling mengirim pesan dengan Kio, teman sekelas Ardian dan Falko.
Kio
Ketemuan yuk!"
17.56
Drena
Kapan?
17.56
Kio
Malam ini.
17.56
Drena
Ha? Beneran?
Dimana?
17.57
Kio
Iya!
Kita ketemu
di cafe buguri
nanti aku jemput
dan traktir
kamu!
17.57
Drena
Wahhh.. Oke
Aku siap-siap
sekarang!
17.57
Drena mematikan handphone lalu berjalan ke meja rias. Ia menyisir dan mengikat rambut menjadi 2 bagian melengkung ke atas.
Tak berselang lama, Kio tiba di rumah Drena. Pemuda itu memakaikan helm untuk Drena dan memintanya naik ke jok motor belakang. Kio menarik tangan Drena lalu melingkarkan ke perutnya. Gadis gemuk itu tersenyum bahagia. Kio pun melajukan motor ke cafe.
"Kamu pesan apa aja yang kamu mau, nanti aku yang bayar!" ucap Kio sesampai di cafe.
"Wahh.. Oke.. Oke!" Dengan gembira, Drena membuka daftar menu cafe itu lalu memesan 1 porsi kebab dan 1 gelas vanillablue. Kio memesan 1 paket ayam bakar dan 1 gelas milkshake.
"Kamu tau alasan aku ngajak kamu ke sini?" tanya Kio. Drena menggeleng. Pemidia gemuk itu menggenggam tangan Drena. "Sejak pertama aku melihat kamu, aku terpesona denganmu. Kamu itu menggemaskan dan aku mencintaimu," ungkap Kio menatap wajah Drena sembari mencubit pelan pipinya. Teman Claudia itu hanya bisa mematung sebab bingung harus menjawab apa. "Maukah kamu jadi pacarku?" Tangan Kio beralih menangkup wajah Drena. Gadis itu mengangguk pasti dan tersenyum. "Waw. Terima kasih.." Kio melepas wajah Drena. Malam itu menjadi malam yang penuh makna dan kebahagiaan bagi pasangan kekasih itu. Dan cafe buguri menjadi saksi bisu atas resminya hubungan mereka.
Tak berselang lama, pesanan mereka datang. Mereka pun makan bersama dengan sesekali saling menyuap.
Flashback off
"Wah.. Ternyata Kio bisa romantis juga ya!" ucap Kelly.
"Aku juga baru tau semalam!" jawab Drena.
"Cie.. Udah nggak jomblo lagi dong, nih!" gurau Claudia.
"Mungkin nanti aku akan lebih sering meninggalkan kalian untuk menghabiskan waktu dengan Kio. Maaf ya!"
"Cih.. Iya deh, si paling punya pacar!" jawab Kelly.
"Iri kau?" tanya Drena.
"Kagak."
"Terserah kamu deh, Na. Yang penting bahagia!" ujar Claudia.
"Selamat pagi, Drena sayang!" ucap Kio baru saja masuk kelas 7G.
"Pagi juga sayangku!" Drena beranjak dari duduk lalu mendekati sang kekasih. Kio memeluk Drena dari samping. "Aku pergi dulu ya. Bye!" pamit Drena pada kedua temannya. Sembari berjalan keluar kelas, Kio memainkan pipi chubby sang kekasih.
"Y." Sepasang kekasih baru itu berjalan bersama dengan bergandengan keluar kelas.
"Sumpah, gue nggak nyangka kalau Drena bisa dapetin cowok secepat itu," ungkap Claudia.
"Aku pun sama!" jawab Kelly.
"Claudia." Ardian menghampiri Claudia di kelas. Gadis itu langsung beranjak dari duduk.
"Mau apa kamu ke sini?" tanya Claudia dengan lantang.
"Clau, gue bener-bener minta maaf sama lo atas semua yang terjadi. Plis lo maafin gue ya!" ucap Ardian. Claudia memutar bole mata
Gadis itu enggan menatap Ardian.
"Oke. Gue udah maafin lo. Tapi tolong lo pergi dan jangan gangguin gue lagi!" jawab Claudia mengarahkan netranya ke tembok.
"Tapi gue cinta sama lo, Clau. Tolong buka hati lo untuk gue. Gue mohon kali ini aja!" bujuk Ardian.
"Gue nggak bisa!" tegas Claudia. Gadis itu sangat terheran dan tak habis pikir dengan Ardian. Keburukannya telah terbongkar. Namun, masih saja menampakkan diri di hadapan Claudia. Dasar tidak tau malu!
"Lo harus bisa belajar mencintai gue!" tutur Ardian.
"Kagak usah gangguin adik gue lagi!" Suara lantang Falko mengalihkan atensi ketiga remaja itu. Ia masuk kelas 7G lantaran mendapati Ardian menghampiri Claudia saat dirinya berlalu di depan kelas itu. Pemudia itu curiga jika Ardian memengaruhi hal buruk pada sang adik.