Loading...
Logo TinLit
Read Story - Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Lama-lama aku suntuk juga tinggal di tempat kuno ini. Sebenarnya cukup menyenangkan dapat pengetahuan dan pengalaman baru yang tak semua orang dapatkan. Namun, aku ingin kembali ke kampus dan segala tugasnya, ingin bermain dengan kucingku, dan tentu saja aku merindukan keluargaku.

Aku penasaran, bagaimana dengan diriku yang sebenarnya di masa depan? Satu kekhawatiran yang bercokol dan selalu menghantuiku setiap malam, bahwa aku di masa depan dinyatakan tewas dan telah dimakamkan karena jiwaku tengah mendekam di raga yang lain.

"Besok kau harus ikut ke hutan," ucap Arya memecah keheningan.

"Untuk apa?" tanyaku. Tumben ia mengajakku pergi ke tempat selain sawah.

"Menemaniku berburu. Jangan ajak temanmu itu! Oh ya, ingatanmu belum pulih?"

Aku menggeleng sebagai jawaban.

"Baiklah kalau begitu. Sampai jumpa," pamitnya, membuat dadaku terasa sesak. Aku ingin berada di dekatnya lebih lama lagi.

"Tunggu! Kau yakin pulang sendiri? Melewati hutan belantara sandekala (magrib) begini?"

"Jangan meragukanku! Ini sudah biasa bagiku," balasnya dengan datar, tetapi aku melihat sorot kekhawatiran di netranya.

"Masuk ke rumahku dulu ... sebentar saja," pintaku pelan.

"Terima kasih, lain hari saja."

"Apa kau khawatir terhadap perlakuan biyungmu nantinya?" Tepat dugaanku ketika melihat senyuman kecut yang timbul di bibirnya.

Arya berbalik badan lalu melangkah pergi. Mendadak aku merasa khawatir terhadapnya barangkali ia kena sabetan lagi dari sang biyung. Segeralah aku berkata hal konyol sambil mencekal lengan berototnya, "Bagaimana kalau kau menginap di rumahku?"

Ia menggeleng, seraya menepis halus tanganku dari lengannya, "Itu sangat tidak patut, Viva."

Batara Bayu menabrakku, membuat rambut yang tergerai mengibar, meliuk ke belakang, lantas membuatku kedinginan dengan kemban tanpa lengan. Aku pasrah menatap punggung Arya yang perlahan menghilang di balik rimbunan pohon. Decitan bambu membuatku merinding dan segera masuk ke dalam rumah.

Berbaring di ranjang bambu, aku bertanya-tanya apakah Arya tidak punya pekerjaan yang menyibukkan? Setiap hari ia menemuiku seperti pengangguran saja.

Di tengah lamunan yang membuatku terombang-ambing, indra pendengarku menangkap suara gedebuk. Diriku terperanjat sambil memegang dada yang berdebar. Aku tidak tahu pasti dari mana suara itu berasal, mungkin saja kelapa jatuh. Semoga saja bukan ndas glundung.

🌼

"Apa ini pertama kalinya kau berburu?" tanyaku sambil berusaha menyejajarkan langkah lebarnya.

"Tidak. Dua hari sekali aku berburu," sahutnya dengan nada sombong.

"Lalu saat kita di sawah, bukankah kau tidak mengerjakan apa-apa?"

"Kau menyepelekanku ya? Tentu saja saat malam hari aku berburunya," jawabnya sambil menyentil jidatku.

Aku menggerutu, ia tak acuh. Langkahnya semakin lebar, seperti sengaja meninggalkanku. Namun, kupadamkan api kekesalan, berlari kecil hingga kami sejajar lagi.

"Arya, apakah kau mencintai seseorang?" tanyaku iseng.

"Apa itu cinta?" Ia bertanya balik. Dari matanya, aku yakin dia hanya pura-pura polos.

"Hm ... Saat jantungmu berdetak lebih cepat dan dunia terasa berhenti ketika di dekat orang yang kau cintai. Menurutku," jelasku sok tahu.

"Oh, sepertinya aku cinta pada babi hutan," ucapnya sembari memegang dagu berlagak sedang berpikir.

"Hahaha benarkah? Bagaimana bisa?" Aku bertanya seraya memegangi perut yang mendadak sakit akibat terpingkal-pingkal.

"Sesuai apa yang tadi kau katakan, saat aku dekat dengan babi hutan, detak jantungku terasa dua kali lebih cepat."

"Lebih tepatnya kau takut dengan babi hutan itu."

"Jadi cinta dan takut itu berbeda ya?" Ah lagi-lagi, sebenarnya Arya ini pura-pura polos atau memang bodoh, sih?

Setelah mendengus sebal, kutatap maniknya dengan tajam seolah-olah telepati, kau sungguh menanyakan itu?!

"Baiklah-baiklah. Aku tidak sebodoh itu, kau tahu? Tanpa penjelasanmu pun aku mengetahuinya," ungkapnya narsis.

Kami saling melempar tatapan menusuk, lalu aku tidak bisa menahan tawa, begitu pula Arya.

Puas menertawai kekonyolan kami, Arya kembali fokus memanah ayam hutan maupun tupai. Sedangkan aku hanya memperhatikannya yang makin memesona dengan busur dan anak panah itu.

Melihat Arya dengan gagahnya membawa hasil buruannya mengingatkanku dengan ayahku di masa depan, yang sama seperti Arya. Suka berburu.

Ayah, ibu, aku rindu kalian...

"He, kenapa?" celetuk Arya yang menyadari kusutnya mimik wajahku.

"Tidak apa-apa. Kau hebat berburu! Tapi kasihan dengan tupai itu. Lihat, matanya sedih sekali," balasku mengalihkan topik.

"Maaf, tetapi ini memang hobiku," sahut Arya dengan muka bersalah yang dibuat-buat.

"Ah aku mengerti."

Ia mesem, menyodorkan seekor ayam hutan dan dua tupai hasil buruannya, "Masaklah dengan emakmu!"

"Tidak perlu! Untukmu dan biyungmu saja," tolakku.

"Sekali-kali kau perlu makan daging hasil buruanku." Ia tetap kekeh memberikan padaku. Mau tak mau kuterima juga binatang malang yang menggugah selera jika tersaji dengan bumbu dapur itu.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
3300      1663     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
Rembulan
1202      671     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Kisah Kemarin
7009      1691     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
7074      1631     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
Premium
Claudia
6887      1739     1     
Fan Fiction
Ternyata kebahagiaan yang fana itu benar adanya. Sialnya, Claudia benar-benar merasakannya!!! Claudia Renase Arditalko tumbuh di keluarga kaya raya yang amat menyayanginya. Tentu saja, ia sangat bahagia. Kedua orang tua dan kakak lelaki Claudia sangat mengayanginya. Hidup yang nyaris sempurna Claudia nikmati dengan senang hati. Tetapi, takdir Tuhan tak ada yang mampu menerka. Kebahagiaan C...
Dandelion
6797      1820     0     
Romance
Kuat, Cantik dan Penuh Makna. Tumbuh liar dan bebas. Meskipun sederhana, ia selalu setia di antara ilalang. Seorang pemuda yang kabur dari rumah dan memilih untuk belajar hidup mandiri. Taehyung bertemu dengan Haewon, seorang gadis galak yang menyimpan banyak masalah hidup.
Seharap
7832      2671     2     
Inspirational
Tisha tidak pernah menyangka, keberaniannya menyanggupi tantangan dari sang kakak untuk mendekati seorang pengunjung setia perpustakaan akan menyeretnya pada sebuah hubungan yang meresahkan. Segala kepasifan dan keteraturan Tisha terusik. Dia yang terbiasa menyendiri dalam sepi harus terlibat berbagai aktivitas sosial yang selama ini sangat dihindari. Akankah Tisha bisa melepaskan diri dan ...
RIUH RENJANA
535      384     0     
Romance
Berisiknya Rindu membuat tidak tenang. Jarak ada hanya agar kita tau bahwa rindu itu nyata. Mari bertemu kembali untuk membayar hari-hari lalu yang penuh Renjana. "Riuhnya Renjana membuat Bumantara menyetujui" "Mari berjanji abadi" "Amerta?"eh
ALMOND
1087      624     1     
Fan Fiction
"Kamu tahu kenapa aku suka almond?" Anara Azalea menikmati potongan kacang almond ditangannya. "Almond itu bagian penting dalam tubuh kita. Bukan kacang almondnya, tapi bagian di otak kita yang berbentuk mirip almond." lanjut Nara. "itu amygdala, Ra." Ucap Cio. "Aku lebih suka panggilnya Almond." Nara tersenyum. "Biar aku bisa inget kalau Almond adalah rasa yang paling aku suka di dunia." Nara ...
KELANA [Kenzie - Elea - Naresh]
5368      1876     0     
Fan Fiction
Kenzie, Elea, Naresh, tiga sahabat yang ditakdirkan menjadi seorang bintang. Elea begitu mengagumi Naresh secara diam-diam, hingga dia amat sangat peduli terhadap Naresh. Naresh yang belakangan ini sering masuk lambe turah karena dicap sebagai playboy. Bukan tanpa sebab Naresh begitu, laki-laki itu memiliki alasan dibalik kelakuannya. Dibantu dengan Kenzie, Elea berusaha sekuat tenaga menyadarka...