Loading...
Logo TinLit
Read Story - Asmaraloka Jawadwipa (Sudah Terbit / Open PO)
MENU
About Us  

Mentari telah tergelincir mengecup ibu pertiwi. Jagad ganti diisi oleh kelamnya ratri yang disumbangi kirana oleh candra. Sesekali terdengar lolongan anjing hutan yang bergema dari hutan. Malam yang ramai oleh kerik jangkrik itu membuat angan-anganku leluasa kelayapan kepada sosok pemberi gelang yang diukir sedemikian elok.

Di masa depan, aku belum pernah mendapat debaran ini. Pribadi yang tertutup dan sok cool membuatku sangat jarang berinteraksi dengan lawan jenis kecuali ayah dan para sepupuku (bahkan saking jarangnya, aku sempat naksir pada sepupu laki-lakiku).

Namun, kali ini aku merasa aneh di dekat Arya dan jantungku harus berdetak lebih kencang tanpa bisa kukendalikan. Aku mengendus bau ketertarikan di dalam diriku. Namun, sebisa mungkin kutepis pikiran itu dengan mengingat kelancangan pria itu.

🌼


"Bangun, sudah siang!" Emak membangunkanku dengan menepuk pundak telanjangku dengan gayung batok kelapa.

"Itu gelang punya siapa?" tanyanya.

Sambil mengumpulkan nyawa dan mata setengah terpejam, aku menjawab, "Dari Arya."

Ia terkesiap sebelum kembali memasang muka galaknya.

"Dia anak dapur, kamu jangan macam-macam dengannya," tuturnya.

Aku mengerutkan kening. Dapur? Apa itu? Bukankah ruang untuk masak-memasak?

"Dapur itu apa? Bukankah tempat untuk memasak?" tanyaku.

Emak mengerutkan kedua alisnya, tercengang dengan pertanyaanku.

"Dapur itu pimpinan desa yang pertama muncul pada masa Singhasari dulu yang mewakili komunitas thāni." Lagi-lagi aku tidak tahu istilah yang terakhir.

"Dan apa itu thāni?"

"Kalau thāni adalah lingkungan kecil yang dijadikan perumahan penduduk atau desa. Seperti di tempat ini. Nah, bapanya Arya itu dapur di thāni seberang." Emak memukul pelan kepalaku menggunakan gayungnya. "Apakah kamu punya hubungan dengannya?" tanyanya dengan nada lembut tetapi aku tahu ia tengah mengintimidasiku.

"Tidak ada. Aku hanya berbincang-bincang sedikit lalu dia memberikanku ini."

Emak tampak tidak percaya, tapi menutupinya dengan sebuah senyum pengertian. Nah kalau begitu kan ia tampak manis, tak lagi jutek semacam ibu tiri di dalam dongeng Nusantara.

🌼


Selesai sarapan dan mencuci pakaian, aku pergi ke sawah lagi untuk menemui Arya. Sebetulnya malas, tetapi selalu saja mengganjal jika aku tak menepati sebuah janji.

"Viva!" seru Arya menyentakku dari semak belukar, membuatku jatuh terjerembap ke tanah.

"Arya! Jangan mengagetkan!" sahutku dengan nada tinggi tanpa sadar. Segera aku membungkam mulut setelah sadar apa yang kulakukan terhadap anak dapur ini.

Dia memasang muka tidak menyenangkan, membuatku semakin ciut dan menyesali suaraku yang ngegas tadi.

"Maaf, aku tidak sengaja," lirihku sembari menunduk, kemudian jemari Arya mendongakkan kepalaku.

Kakiku bergetar ketika melihat matanya yang teduh, membuat siapa saja yang menatapnya menjadi terlena. Tak hanya itu, bibirnya membentuk sebuah lengkungan yang membuat jantungku berdetak lebih cepat. Tak ada rasa risi yang hinggap selayaknya kemarin, dan aku tak senang mendapati diriku tersipu. Tak berselang lama ia tergelak sembari mencubit gemas pipiku.

"Jangan menertawaiku!" Aku kembali menunduk malu hingga dia menarik daguku lagi. Anehnya aku senang dengan perlakuan itu.

"Jangan jadi sungkan begitu! Aku hanya manusia biasa sepertimu," ucapnya tenang setelah meredakan tawanya. "Aku tidak menertawai, aku hanya gemas melihat wajah merahmu," lanjutnya.

🌼

 

Kami duduk di batu besar yang diapit pohon kelapa dekat persawahan. Melihat para petani, aku jadi rindu kampung halamanku di masa depan yang entah pada masa ini berada di mana.


"Kenapa muram begitu?" Arya menyikutku.

"Tidak!" jawabku setengah berjengit.

Lagi-lagi dia menertawaiku. Humornya sungguh receh.

"Kenapa kau gemar sekali meledek?" protesku mencebik kesal.

"Entahlah," sahutnya sambil mencubit hidungku.

Ingin aku memaki bahwa dia benar-benar tidak sopan. Apakah anak pemimpin desa bersikap seperti ini? Selain lancang, ia juga tak mengindahkan kesopanan.

Kilat disusul gemuruh membuat kami berjengit. Kami segera beranjak, aku bersiap pulang.

"Arya, aku harus pulang. Sampai jumpa!"

"Tunggu!" serunya sambil memotong daun pisang yang lebar dengan golok dan diberikannya padaku sebagai payung.

"Terima kasih." Aku bersiap lari tetapi lagi-lagi Arya menghentikan langkahku.

"Tunggu!"

Aku menoleh ke arahnya lagi sambil menggerutu, "Apa lagi?"

"Kau akan susah dengan jarikmu ketika berlari," lanjutnya kemudian mengangkatku.

Aku memekik, tertegun dan tidak berani melihat wajahnya dengan perlakuan yang sekonyong-konyong itu, malu karena tadi sempat menggerutu padahal Arya berniat baik padaku.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
1'
4350      1456     5     
Romance
Apa yang kamu tahu tentang jatuh cinta? Setiap kali ada kesempatan, kau akan diam-diam melihatnya. Tertawa cekikikan melihat tingkah konyolnya. Atau bahkan, kau diam-diam mempersiapkan kata-kata indah untuk diungkapkan. Walau, aku yakin kalian pasti malu untuk mengakui. Iya, itu jarak yang dekat. Bisa kau bayangkan, jarak jauh berpuluh-puluh mil dan kau hanya satu kali bertemu. Satu kese...
Prakerin
7883      2074     14     
Romance
Siapa sih yang nggak kesel kalo gebetan yang udah nempel kaya ketombe —kayanya Anja lupa kalo ketombe bisa aja rontok— dan udah yakin seratus persen sebentar lagi jadi pacar, malah jadian sama orang lain? Kesel kan? Kesel lah! Nah, hal miris inilah yang terjadi sama Anja, si rajin —telat dan bolos— yang nggak mau berangkat prakerin. Alasannya klise, karena takut dapet pembimbing ya...
Ludere Pluvia
1230      684     0     
Romance
Salwa Nabila, seorang gadis muslim yang selalu berdoa untuk tidak berjodoh dengan seseorang yang paham agama. Ketakutannya akan dipoligami adalah penyebabnya. Apakah doanya mampu menghancurkan takdir yang sudah lama tertulis di lauhul mahfudz? Apakah Jayden Estu Alexius, seorang pria yang tak mengenal apapun mengenai agamanya adalah jawaban dari doa-doanya? Bagaimanakah perjalanan kisah ...
A Freedom
151      131     1     
Inspirational
Kebebasan adalah hal yang diinginkan setiap orang. Bebas dalam menentukan pilihan pun dalam menjalani kehidupan. Namun sayang kebebasan itu begitu sulit bagi Bestari. Seolah mendapat karma dari dosa sang Ayah dia harus memikul beban yang tak semestinya dia pikul. Mampukah Bestari mendapatkan kebebasan hidup seperti yang diinginkannya?
Dear N
15628      1772     18     
Romance
Dia bukan bad boy, tapi juga bukan good boy. Dia hanya Naufal, laki-laki biasa saja yang mampu mengacak-acak isi hati dan pikiran Adira. Dari cara bicaranya yang khas, hingga senyumannya yang manis mampu membuat dunia Adira hanya terpaku padanya. Dia mungkin tidak setampan most wanted di buku-buku, ataupun setampan dewa yunani. Dia jauh dari kata itu. Dia Naufal Aditya Saputra yang berhasil m...
EPHEMERAL
140      126     2     
Romance
EPHEMERAL berarti tidak ada yang kekal, walaupun begitu akan tetap kubuktikan bahwa janji kita dan cinta kita akan kekal selamanya walaupun nanti kita dipisahkan oleh takdir. Aku paling benci perpisahan tetapi tanpa perpisahan tidak akan pernah adanya pertemuan. Aku dan kamu selamanya.
Lebih Dalam
184      159     2     
Mystery
Di sebuah kota kecil yang terpencil, terdapat sebuah desa yang tersembunyi di balik hutan belantara yang misterius. Desa itu memiliki reputasi buruk karena cerita-cerita tentang hilangnya penduduknya secara misterius. Tidak ada yang berani mendekati desa tersebut karena anggapan bahwa desa itu terkutuk.
Edelweiss: The One That Stays
2270      915     1     
Mystery
Seperti mimpi buruk, Aura mendadak dihadapkan dengan kepala sekolah dan seorang detektif bodoh yang menginterogasinya sebagai saksi akan misteri kematian guru baru di sekolah mereka. Apa pasalnya? Gadis itu terekam berada di tempat kejadian perkara persis ketika guru itu tewas. Penyelidikan dimulai. Sesuai pernyataan Aura yang mengatakan adanya saksi baru, Reza Aldebra, mereka mencari keberada...
The Flower And The Bees
3794      1619     9     
Romance
Cerita ini hanya berkisah soal seorang gadis muda keturunan Wagner yang bersekolah di sekolah milik keluarganya. Lilian Wagner, seorang gadis yang beruntung dapat lahir dan tumbuh besar dilingkungan keluarga yang menduduki puncak hierarki perekonomian negara ini. Lika-liku kehidupannya mulai dari berteman, dipasangkan dengan putra tunggal keluarga Xavian hingga berujung jatuh cinta pada Chiv,...
Ketos pilihan
768      533     0     
Romance
Pemilihan ketua osis adalah hal yang biasa dan wajar dilakukan setiap satu tahun sekali. Yang tidak wajar adalah ketika Aura berada diantara dua calon ketua osis yang beresiko menghancurkan hatinya karena rahasia dibaliknya. Ini kisah Aura, Alden dan Cena yang mencalonkan ketua osis. Namun, hanya satu pemenangnya. Siapa dia?