Loading...
Logo TinLit
Read Story - I love you & I lost you
MENU
About Us  

Siang ini Salim meminta Arina untuk menemaninya berkunjung ke makam mamanya, ini memang sudah menjadi kegiatan rutin Salim setiap minggunya untuk datang kesini, bedanya sekarang sudah ada teman untuk menemaninya.

Salim menebarkan beberapa bunga-bunga segar yang dia beli di perjalanan tadi dan membasuhkan air ke makam mamanya, lalu membersihkan beberapa tumbuhan-tumbuhan kecil yang tumbuh liar. Setelah semuanya selesai barulah Salim mendoakan mamanya yang sudah tenang di sisi Tuhan. Ini adalah kedua kalinya Arina diajak ke makam, bedanya kunjungan pertamanya adalah karena ketidaksengajaan seorang Salim yang tiba-tiba memintanya kesini dan di kunjungan kedua ini benar-benar adalah hasil ketidaksengajaan dari momen itu sampai hal ini terulang. 

“Ma, Salim kangen mama tau, oh iya ma, sekarang ada seseorang yang pernah Salim bawa kesini juga, orangnya kalo senyum kaya mama, sama-sama manisnya, tapi tetap manis senyumnya mama si. Namanya Arina, Ma. Mama pasti udah kenal, soalnya dia sering main ke galeri terus ngeliatin foto mama, terus ngadu ke mama kalo Salim nyebelin. Aneh ya ma, padahal yang nyebelin dia.” Panjang Salim bercerita,

Di tengah Salim bercerita, Arina mencubit Salim karena mengatakan kalau dirinya menyebalkan. Salim meringis namun senang kalau membuat Arina seperti ini. Di saat Salim melanjutkan bercerita, Arina sontak merindukan sosok ibunya, sebuah momen manis bersama ibunya terputar ulang di dalam ingatannya, tiba-tiba air matanya jatuh menetes yang tak sengaja mengenai tangan Salim, dia mengira hujan tapi ternyata Arina yang sedang menangis. 

“Na, kok nangis? gara-gara aku ngomong kalau kamu nyebelin ya? Ih kamu ga nyebelin kok, Na, beneran, jangan nangis dong,  Na.” Ucap Salim panik.

Arina menghiraukan ucapan Salim dan kembali terisak, Salim semakin panik lalu dirinya memeluk Arina berusaha menenangkannya.

“Aku kangen mama, Lim. Aku kangen kaya dulu sama mama.” Ucap Arina yang masih terisak, Salim terus memeluknya untuk sedikit membuat Arina tenang lalu membawanya pergi dari pemakaman.

Di dalam mobil pun Arina masih diam, dia belum cerita apa-apa tentang ibunya. Salim mengerti bahwa dia mungkin masih butuh waktu, kemudian Salim menjalankan mobilnya untuk mengantar Arina pulang, Salim tidak akan menanyakan apapun dulu tentang ibunya, sampai dia yang siap sendiri untuk cerita. 

“Lim, maaf udah nangis waktu lagi berkunjung ke makam mama kamu.” 

“Gapapa, Na. Aku gak marah, udah kamu tenangin diri dulu, ya.” 

****

Kedai kopi bertuliskan “bersinggah” adalah kunjungan pertama Arina dan Salim ke tempat ini. salim menganggap ini sebuah kencan padahal mereka belum jadian dan Arina tidak terima jika Salim menyebut ini dengan kata kencan. Perdebatan sudah terjadi dari tadi sejak di perjalanan kesini. Namun Salim tetaplah Salim yang menyebalkan tanpa tanding.

Suasana pepohonan yang memberi udara segar menambah suasana healing menjadi menyenangkan. Arina memesan kopi gula aren yang sudah menjadi minuman favoritnya sejak kala itu. Sedangkan Salim memesan susu coklat panas dan beberapa makanan serta cemilan lainnya. 

“Kamu gak suka kopi?” Tanya Arina,

“Aku sukanya kamu, Na.” Jawab Salim dengan spontan dengan wajah polosnya itu wajah yang seperti ingin di pukul.

“Aku nanya serius, Lim.” 

“Aku juga serius, tapi kalau kamu nanya aku suka kopi apa engga, aku jawab engga.” 

“Kenapa gak suka kopi?” 

“Ya karena aku udah suka susu coklat, dan gamau coba yang lain lagi.”

Arina terheran-heran dengan jawaban Salim ini, dia terheran kenapa ada orang sesetia itu meskipun dengan minuman. Salim memang unik sedikit menyebalkan namun banyak menyenangkannya.

Pesanan mereka sudah datang dan mereka mulai menyantap satu persatu hidangan di hadapan mereka, entah pikiran tentang Arkan selalu terlintas di saat-saat yang tidak seharusnya seperti ini. Mungkin karena kopi yang di pesannya ini punya kenangan dengan Arkan. 

Momen bersama Arkan terputar kembali, di mana waktu itu, Arina yang tidak tahu tentang kopi dan asal memesan saja, sampai tiba-tiba Arkan menukar kopi miliknya untuk Arina.

“Minum kopi punyaku saja, kopi mu ini pahit. Biar aku saja yang minum.” ucapnya kala itu, 

Salim menghentikan lamunan Arina dengan menyentuh tangan Arina sampai membuat Arina tekejut dengan dinginnya tangan Salim sekaligus pertama kalinya Salim menyentuh tangan Arina.

“Tangan kamu dingin banget, Lim.”

“Soalnya hati aku hangat, Na. Oh iya Na, Aku mau kenalin kamu sama keluarga aku ya,” Ucap Salim meminta persetujuan,

“Hah? Kapan Lim? Aku malu, belum siap ketemu keluarga kamu.”

“Ga buru-buru kok, Na. Ya mau kenalin kamu aja sama mama papa.” 

Arina takut kejadiannya akan sama seperti dulu saat Arkan mempertemukan dirinya dengan keluarga Arkan. Arina takut tidak diterima di keluarga Salim. Dengan latar belakang ekonomi yang pas-pasan, keluarga yang broken home serta keadaan papanya yang belum sembuh, Arina takut tidak akan diterima.

“Aku takut, Lim.”

“Takut kenapa, Na?”

“Kamu mungkin bisa terima aku, terima keadaanku serta kondisi keluarga aku, tapi belum tentu keluarga kamu terima, Lim. Kamu juga belum kenal aku sepenuhnya, tentang keluarga aku, kamu belum tahu.”

“Beri tahu aku, Na. Tell me everything. Apapun itu gak akan merubah keputusan aku, Na.” 

Arina terisak, entah dirinya harus bersyukur atau harus takut. Salim begitu tulus dengannya, disisi lain, Arina takut jika Salim akan pergi sama seperti mamanya dan Arkan. 

“Sebelumnya makasih kamu udah hadir di hidupku, Lim. Keluarga aku udah berantakan, mama pergi waktu keadaan keluarga aku gak baik-baik aja. Papa depresi berat karena kena tipu milyaran rupiah, usaha papa hancur, ditambah kepergian mama membuat papa semakin depresi. Sekarang mama juga udah punya keluarga baru dan lupa sama Aku sama Panama. Sekarang kamu udah tahu kan kenapa aku hanya tinggal berdua sama Panama.”

“Maaf, Na. Aku gak tahu kalau sedalam itu lukamu. Aku gak bermaksud membuka kembali luka itu. Kamu hebat, Na. Kamu tetap kuat hadapi semua ini. Aku bersyukur bisa ketemu sama kamu. Jika kamu berkenan, bolehkah aku temani kamu sembuhin luka-luka itu?”

“Lim, Aku takut. Keluarga kamu belum tentu terima aku."

“Pelan-pelan ya, Na. Nanti juga sampai. Keluarga aku pasti senang aku bisa dapat orang yang hebat seperti kamu.”

Salim mengeratkan genggaman tangannya, dirinya bersyukur Arina sudah mau menerimanya. 

“Aku bangga sama kamu, Na.” Ucap Salim menatap Arina dengan tulus, tangannya mengelus lembut rambut Arina lalu memeluk Arina. Arina pun tersenyum lalu membalas pelukan itu. 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Drifting Away In Simple Conversation
465      317     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...
DAMAGE
3769      1317     2     
Fan Fiction
Kisah mereka berawal dari rasa penasaran Selgi akan tatapan sendu Sean. Ketidakpuasan takdir terhadap pertemuan singkat itu membuat keduanya terlibat dalam rangkaian cerita selanjutnya. Segalanya pun berjalan secara natural seiring kedekatan yang kian erat. Sean, sang aktor terkenal berperan sangat baik untuk bisa menunjukkan kehidupannya yang tanpa celah. Namun, siapa sangka, di balik ...
The Maze Of Madness
5518      1953     1     
Fantasy
Nora tak banyak tahu tentang sihir. Ia hidup dalam ketenangan dan perjalanan normal sebagai seorang gadis dari keluarga bangsawan di kota kecilnya, hingga pada suatu malam ibunya terbunuh oleh kekuatan sihir, begitupun ayahnya bertahun-tahun kemudian. Dan tetap saja, ia masih tidak tahu banyak tentang sihir. Terlalu banyak yang terjadi dalam hidupnya hingga pada saat semua kejadian itu merubah...
Premium
SHADOW
6382      1904     0     
Fantasy
Setelah ditinggalkan kekasihnya, Rena sempat mencoba bunuh diri, tapi aksinya tersebut langsung digagalkan oleh Stevan. Seorang bayangan yang merupakan makhluk misterius. Ia punya misi penting untuk membahagiakan Rena. Satu-satunya misi supaya ia tidak ikut lenyap menjadi debu.
Heliofili
2794      1216     2     
Romance
Hidup yang sedang kami jalani ini hanyalah kumpulan berkas yang pernah kami tandatangani di kehidupan sebelumnya— dari Sastra Purnama
Lebih Dalam
190      165     2     
Mystery
Di sebuah kota kecil yang terpencil, terdapat sebuah desa yang tersembunyi di balik hutan belantara yang misterius. Desa itu memiliki reputasi buruk karena cerita-cerita tentang hilangnya penduduknya secara misterius. Tidak ada yang berani mendekati desa tersebut karena anggapan bahwa desa itu terkutuk.
Teman Berakhir (Pacar) Musuhan
785      477     0     
Romance
Bencana! Ini benar-benar bencana sebagaimana invasi alien ke bumi. Selvi, ya Selvi, sepupu Meka yang centil dan sok imut itu akan tinggal di rumahnya? OH NO! Nyebelin banget sih! Mendengar berita itu Albi sobat kecil Meka malah senyum-senyum senang. Kacau nih! Pokoknya Selvi tidak boleh tinggal lama di rumahnya. Berbagai upaya buat mengusir Selvi pun dilakukan. Kira-kira sukses nggak ya, usa...
My Soulmate Coco & Koko
6697      2061     0     
Romance
Menceritakan Isma seorang cewek SMA yang suka dengan hewan lucu yaitu kucing, Di hidupnya, dia benci jika bertemu dengan orang yang bermasalah dengan kucing, hingga suatu saat dia bertemu dengan anak baru di kelasnya yg bernama Koko, seorang cowok yang anti banget sama hewan yang namanya kucing. Akan tetapi mereka diharuskan menjadi satu kelompok saat wali kelas menunjuk mereka untuk menjadi satu...
Aku Menunggu Kamu
173      153     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
Premium
Di Bawah Langit yang Sama dengan Jalan yang Berbeda
22501      1972     10     
Romance
Jika Kinara bisa memilih dia tidak ingin memberikan cinta pertamanya pada Bian Jika Bian bisa menghindar dia tidak ingin berpapasan dengan Kinara Jika yang hanya menjadi jika karena semuanya sudah terlambat bagi keduanya Benang merah yang semula tipis kini semakin terlihat nyata Keduanya tidak bisa abai walau tahu ujung dari segalanya adalah fana Perjalanan keduanya untuk menjadi dewasa ti...