Read More >>"> I love you & I lost you (Bagian 1 | Dia dan bus kota) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - I love you & I lost you
MENU 0
About Us  

"Aku capek, Tuhan."

Hampir setiap hari eluhan seperti itu Arina utarakan tanpa pernah absen sehari pun mengucapkannya.

Kini jam dinding menujukkan pukul dua siang, yang artinya kerja paruh waktunya selesai dengan napas berat Arina yang masih ingin menari bersama bunga-bunga itu kini berhenti, Sekarang dirinya harus bersiap-siap untuk pergi ke kampusnya untuk menunaikan tugas sebagai seorang mahasiswa jurusan sastra indonesia. Tepatnya menunaikan tugas seorang mahasiswa semester akhir.

Bekerja paruh waktu di toko bunga adalah hal yang menyenangkan untuk Arina. Karena dirinya yang menyukai bunga apalagi bunga matahari, menjadikannya betah bekerja disini. Meskipun hari-harinya memang terasa berat, di sisi lain menjadi anak pertama yang mempunyai banyak tanggungan dan merupakan seorang mahasiswa.

Arina Naladhipa seorang kelahiran Jakarta, 5 Agustus 2000 seorang dengan zodiak leo yang berlambang singa dimana biasanya orang berzodiak ini terkesan pemarah namun juga seorang yang kuat, berani dan memiliki rasa percaya diri yang alami.

Nama Naladhipa diambil dari bahasa sansekerta yang memiliki arti jantung hati yang menerangi. Diharapkan menjadi seorang anak perempuan yang berharga, sumber kehidupan, sumber cinta dan sumber kebahagiaan yang mampu menjadi penerang dan dapat memberi warna-warna indah layaknya sinar matahari.

Senja dan jalanan ibu kota adalah temannya tiap kali dia akan pulang ke rumah, meskipun harinya melelahkan namun dengan melihat senja sedikit rasa lelahnya berkurang, Tak salah jika banyak orang dibuat jatuh cinta pada keindahan itu. Walaupun waktunya sebentar dalam sehari namun senja paling tahu caranya berpamit, indah kesannya tak membuat orang melupakan begitu saja pesonanya.

Arina berjalan menyusuri jalanan kota Jakarta, kendaraan banyak yang berlalu, kini langkah kakinya semakin pelan saat kedua mata Arina beradu dengan seseorang di depannya. Seseorang yang sangat dia kenal. Pakaiannya terlihat berantakan dengan celana jeans sobek di tambah kaos polos putih dan jaket jeans serta tak lupa sepatu convers favoritnya.

"Arkan?" Sapaan itu berhasil menghentikan langkah seseorang itu, terlihat dia sangat gugup harus bertemu Arina malam ini.

"Arina?" Jawab Arkan dan Arina tersenyum dan sedikit memberi anggukan.

"Lama tidak bertemu, dan kamu sudah semakin tinggi sekarang, dulu kita yang hanya berjarak 5 cm sekarang aku cuma sepundak kamu." ujar Arina.

Mereka bertemu setelah berpisah sejak SMA, Arkan pergi jauh dari Jakarta, kota kenangan mereka. Arina pun tidak tau kemana selama ini Arkan pergi, Namun sekarang Arina dan Arkan bertemu di malam tak terduga ini.
Arina melihat ke arah bawah dan terlihat Arkan masih suka memakai sepatu convers tak sengaja senyum Arina mengembang namun Arkan masih terdiam.

"Kamu tidak berubah ya, masih sama suka pake sepatu convers," ucapan Arina yang membuat Arkan tersenyum kemudian berbalik menanyai Arina.

"Masih suka naik bus kota?" tanya Arkan,

"Masih." jawab Arina dengan senyum tipis yang mengembang,

"Ternyata kamu juga tidak berubah ya, sudah ayo naik bus kota saja kita ngobrol disana."

Arkan menarik tangan Arina begitu saja untuk segera ke halte menunggu bus kota sebelum tertinggal, kurang dari lima menit kini mereka berdua sudah berada di dalam bus kota yang tampak tidak terlalu ramai cukup membuat pertemuan mereka semakin berkualitas.

"Kamu jahat, Ar. Menghilang begitu saja dan sekarang muncul tak terduga." Ucap Arina langsung menanyakan hal yang selama ini ingin dia utarakan.

Itu adalah unek-unek yang ingin sekali Arina tanyakan dan ingin sekali dia mendengar jawaban dari Arkan, sebab memang sejak lulus SMA Arkan tiba-tiba saja sudah pindah rumah dan sudah hilang kontak tak ada kabar sama sekali. Arkan tak kaget jika Arina akan berbicara hal itu, sebelum menjawab, kini Arkan menoleh ke arah Arina kemudian tersenyum tipis.

"Yang penting aku sudah kembali, gak perlu tahu alasanku pergi. tapi yang pasti aku gak akan pergi untuk kedua kali, Na."

Jawaban Arkan membuat Arina semakin tidak paham ditambah pertemuannya yang tidak di sengaja namun apapun itu di sisi lain Arina juga senang dia bisa bertemu kembali dengan sahabat kecilnya itu meskipun Arkan memang sudah jahat terhadapnya yang sudah pergi tanpa pamit.

"Maaf kalo kepergianku kemarin buat kamu khawatir, Na." Arkan melanjutkan ucapannya,

"Aku cuman khawatir, Ar. Tapi melihatmu lagi rasa khawatirku sudah berkurang." jawab Arina lalu kembali dia bersandar pada tempat duduknya.

"Kamu apa kabar, Na?" Arkan berbalik bertanya, namun belum sempat Arina jawab, Bus kota sudah berhenti.

"Aku pulang dulu, Ar. Sampai bertemu lagi," ucap Arina lalu turun dari bus.

Arkan yang awalnya ingin menahan dan ingin mengantar Arina pulang tetapi Arina tidak memperbolehkan dengan terpaksa Arkan menuruti permintaan Arina yang akan pulang sendiri.

Sejujurnya ada rasa khawatir pada diri Arkan terhadap Arina, pertanyaannya tadi seakan memang sengaja tidak ingin Arina jawab dan memilih untuk langsung turun dari bus.

Setibanya di rumah Arina langsung mengecek kamar adiknya, ternyata adiknya sudah tertidur pulas, senyum Arina mengembang tipis melihat adik satu-satunya yang paling dia sayang. Namun setetes air matanya turun tak terbendungkan lagi air mata kesedihan itu, air mata yang selalu dia tumpahkan setiap malam. Hidup Cuma berdua dengan sang adik tanpa kehadiran seorang ayah dan ibu membuat tangisnya pecah. Arina segera menutup kembali pintu kamar adiknya agar tidak membangunkannya.

Panama Levano adik satu-satunya Arina, dia masih menempuh pendidikan sekolah menengah atas di salah satu SMA di Jakarta. Melihat tubuh ramping adiknya membuat isak tangis Arina semakin menjadi, dia merasa gagal menjadi seorang kakak untuk adiknya, harusnya di usia adiknya sekarang harus mendapatkan kasih sayang dan perhatian lebih dari orang tua dan juga makanan yang dapat memenuhi segala gizi adiknya. Dia belum bisa memberikan hal terbaik untuk adiknya itu, hal itu yang selalu membuat dirinya gagal menjadi seorang kakak.

"Maafin kakak ya dek, kakak masih selalu ngerasa gagal jadi kakak buat kamu." ucap Arina bermonolog.

"Maafin kakak kamu harus ikut menelan fase menyedihkan ini." pungkasnya.

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Kala Badai Menerpa
1052      517     1     
Romance
Azzura Arraya Bagaswara, gadis kelahiran Bandung yang mencari tujuan dirinya untuk tetap hidup di dunia ini. Masalah-masalah ia hadapi sendiri dan selalu ia sembunyikan dari orang-orang. Hingga pada akhirnya, masa lalunya kembali lagi untuknya. Akankah Reza dapat membuat Raya menjadi seseorang yang terbuka begitu juga sebaliknya?
Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
4263      1341     0     
Romance
Dia—pacarku—memang seperti itu. Terkadang menyebalkan, jail, sampai-sampai buatku marah. Dan, coba tebak apa yang selalu dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatiku? Dia, akan mengirimkanku sebuah surat. Benar-benar berbentuk surat. Di tengah-tengah zaman yang sudah secanggih ini, dia justru lebih memilih menulis sendiri di atas secarik kertas putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah a...
The Maiden from Doomsday
10319      2267     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...
Drifting Away In Simple Conversation
353      243     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...
To the Bone
143      133     1     
Romance
Di tepi pantai resort Jawel palace Christian mengenakan kemeja putih yang tak di kancing dan celana pendek seperti yang iya kenakan setiap harinya “Aku minta maaf tak dapat lagi membawa mu ke tempat- tempat indah yang ka sukai Sekarang kamu kesepian, dan aku benci itu Sekarang kamu bisa berlari menuju tempat indah itu tanpa aku Atau kamu bisa mencari seseorang pengganti ku. Walaupun tida...
Aku Menunggu Kamu
134      116     0     
Romance
sebuah kisah cinta yang terpisahkan oleh jarak dan kabar , walaupun tanpa saling kabar, ceweknya selalu mendo'akan cowoknya dimana pun dia berada, dan akhirnya mereka berjumpa dengan terpisah masing-masing
KSATRIA DAN PERI BIRU
148      124     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Ludere Pluvia
986      565     0     
Romance
Salwa Nabila, seorang gadis muslim yang selalu berdoa untuk tidak berjodoh dengan seseorang yang paham agama. Ketakutannya akan dipoligami adalah penyebabnya. Apakah doanya mampu menghancurkan takdir yang sudah lama tertulis di lauhul mahfudz? Apakah Jayden Estu Alexius, seorang pria yang tak mengenal apapun mengenai agamanya adalah jawaban dari doa-doanya? Bagaimanakah perjalanan kisah ...
House with No Mirror
393      294     0     
Fantasy
Rumah baru keluarga Spiegelman ternyata menyimpan harta karun. Anak kembar mereka, Margo dan Magdalena terlibat dalam petualangan panjang bersama William Jacobs untuk menemukan lebih banyak harta karun. Berhasilkah mereka menguak misteri Cornwall yang selama ini tersembunyi?
My World
588      391     1     
Fantasy
Yang Luna ketahui adalah dirinya merupakan manusia biasa, tidak memiliki keistimewaan yang sangat woah. Hidup normal menyelimutinya hingga dirinya berusia 20 tahun. Sepucuk surat tergeletak di meja belajarnya, ia menemukannya setelah menyadari bahwa langit menampilkan matahari dan bulan berdiri berdampingan, pula langit yang setengah siang dan setengah malam. Tentu saja hal ini aneh baginya. I...