Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta Wanita S2
MENU
About Us  

Aku harus pulang! Kurasa aku memang harus pulang. Semua inginku sudah terealisasi, termasuk berada di pulau ini!

Muara Sungai Hudson, New York

Riak air bening dari Sungai Hudson membawa anganku kembali ke Kampung Pesisir Pantai Barat Aceh.

Tidak bisa kupungkiri, dari sungai yang mengalir di kampungku, di antara Eceng Gondok, aku bersama perempuan-perempuan lain mencuci pakaian setiap Minggu pagi. Sungai yang melingkari kampungku airnya berwarna keruh, dan lebih tenang.

Banyak ikan di sana dan banyak pula kotoran antah berantah. Tak sampai satu kilometer mata memandang, rakit bambu beriringan dipinggir sungai. Rakit bambu dibuat bersama-sama oleh laki-laki kampungku, terdiri dari dua lapis, selapis bisa sampai sepuluh batang bambu.

Di atas rakit terapung inilah kami mencuci pakaian serta buang air besar dalam kakus kecil tak beratap di sisi ujung bambu yang daunnya sudah ditebas, sedangkan di sisi pangkal dan tengah inilah kami duduk berbaris.

Kami bisa membentuk tiga baris, masing-masing baris di depannya kami ikatkan papan sebesar dua jengkal.

Papan ini akan membantu kami dalam membilas baju-baju kotor sambil bercerita panjang lebar. Tak ayal, cerita bermula akan lelahnya mencuci, lalu beranjak membicarakan si anu dan si anu yang membuat kampung ini jadi begini dan begitu.

Bila banjir tiba, sungai di kampungku akan meluap dan meninggalkan bekas tak sedikit. Eceng Gondok yang entah datang dari mana memenuhi setiap sudut sungai dengan air yang keruh. Di antara Eceng Gondok, bekas kotoran terkadang mengapung di sana-sini.

Lantas, kami akan menyingkirkan Eceng Gondok ke tengah sungai atau melemparnya ke darat. Saat Eceng Gondok makin tumbuh banyak, aku memilih tidak mencuci pakaian di sungai.

Kuhindari rasa gatal berkepanjangan karena air sudah tidak bersih. Laki-laki di kampungku pun sudah bosan membersihkan Eceng Gondok yang menutupi seluruh sungai. Bukan pekerjaan mudah menyingkirkan tanaman liar itu, gotong royong pun bisa memakan waktu seharian.

Laki-laki kampungku harus saling bergantian duduk di sampan memungut Eceng Gondok lalu diantarkan ke darat. Karena kampungku sering banjir, maka terbiarlah Eceng Gondok berkembangbiak dengan sendirinya.

Air di sungai kampungku sudahlah keruh. Air di Sungai Hudson tidaklah sama dengan kampungku, air mengaliri dengan warna yang tak jauh beda dengan air laut.

Tidak ada Eceng Gondok, tidak ada rakit bambu, tidak ada pula kotoran manusia atau kotoran-kotoran lainnya. Airnya yang bening seperti membawa mataku ke dasar sungai. Sesekali kulihat ikan berenang, entah dari jenis apa. Kuprediksi, ikan ini bukan jenis yang sama dengan di kampungku.

Perempuan-perempuan Kampung Pesisir akan senang sekali jika kuutarakan bening air Sungai Hudson. Seandainya saja dekat, kami akan berlomba mencuci pakaian-pakaian kotor yang sudah dipakai selama seminggu.

Tak bisa kubayangkan jika aku mencuci pakaian kotor di sungai ini. Tak bisa kubayangkan juga jika ada rakit berjejer di pinggir sungai dengan kakus menjurus ke arah air mengalir.

Pasti kota ini akan penuh dengan kotoran mengapung di sungai, dan para wisatawan akan menertawakannya lalu mengarang cerita paling indah saat pulang ke kampung halaman sendiri!

Ah, harapku sudah tingkat tinggi. Rasa rindu sudah mengantikan indahnya pemandangan di Pulau Liberty tempat Patung Liberty membakar angkasa dengan obor tak bernyawa.

Patung ini membawaku terbang ke angan masa kecil, saat kulihat di televisi hitam putih, jiwaku sudah berada di depan patung hadiah Perancis sekitar abad ke-19. Hari ini aku sudah menginjakkan kaki di sini, di depan patung kebanggan warga New York.

Hari ini pula terakhir kali aku berada di negeri adidaya. Besok aku akan pulang ke pangkuan ibu pertiwi setelah dua tahun kuhabiskan bersama teman-teman berbagai ras dan suku bangsa.

Suatu saat kelak, aku akan menceritakan kenangan ini pada anak cucu dengan melampirkan gambarku di depan Patung Liberty ini. Anak cucuku pasti akan bercita-cita sama saat melihatku berdiri di antara orang-orang bermata biru maupun kulit hitam pekat.

Dan hanya aku pula yang berbeda dari mereka, lebih mungil, lebih pendek, lebih sopan dalam berpakaian, dan tidak menampakkan rambut sehelai pun. Senyumku ikut berbeda dengan gigi kekuningan dan warna kulit kecokelatan.

Mungkin, tidak akan pernah aku ke sini lagi. Kucelupkan kakiku ke dalam air Sungai Hudson.

Entah karena perasaanku saja atau memang berbeda. Air sungai ini lebih dingin dibandingkan air di sungai kampungku.

Jika kukatakan pada teman-teman Indonesia, mereka pasti akan menertawakanku. Dari cuaca saja sudah berbeda, mana mungkin ini akan sama!

Sudahlah. Paling tidak aku sudah merasakan perbedaan air tawar di Asia dan Amerika.

Kini giliran Patung Liberty kuabadikan dalam kamera sakuku. Belum puas aku memotret setiap sudut patung raksasa itu.

Obornya, mahkotanya, gaunnya, bahkan senyumnya harus membekas dari gambar-gambarku. Aku pun tidak mau meninggalkan sudut pandang menghadap ke sungai, Sungai Hudson jadi pemanis yang berasa istimewa dalam menjaga Patung Liberty ini.

Jejakku akan tertinggal di sini. Patung ini akan tahu bahwa aku pernah mengunjunginya.

Suatu saat nanti, jika Tuhan berkata benar akan segala doa aku akan kembali menikmati desiran angin sepoi yang tertiup dari Sungai Hudson.

Ragaku tidak akan di sini lagi, kenanganku sudah kutinggal bersama semua pandangan yang tak pernah kunikmati di negeri sendiri.

Kukecup udara yang mengarah ke peninggalan sejarah ini, dia akan terus meraksasa sampai Sang Kuasa berhendak beda akan nasibnya!

Aku pulang!

Ke rumahku, karena di sana segala pucuk bermuara!

***

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Secret Elegi
4307      1270     1     
Fan Fiction
Mereka tidak pernah menginginkan ikatan itu, namun kesepakatan diantar dua keluarga membuat keduanya mau tidak mau harus menjalaninya. Aiden berpikir mungkin perjodohan ini merupakan kesempatan kedua baginya untuk memperbaiki kesalahan di masa lalu. Menggunakan identitasnya sebagai tunangan untuk memperbaiki kembali hubungan mereka yang sempat hancur. Tapi Eun Ji bukanlah gadis 5 tahun yang l...
Cinta Tiga Meter
699      437     0     
Romance
Fika sudah jengah! Dia lelah dengan berbagai sikap tidak adil CEO kantor yang terus membela adik kandungnya dibanding bekerja dengan benar. Di tengah kemelut pekerjaan, leadernya malah memutuskan resign. Kini dirinya menjadi leader baru yang bertugas membimbing cowok baru dengan kegantengan bak artis ibu kota. Ketika tuntutan menikah mulai dilayangkan, dan si anak baru menyambut setiap langkah...
Hug Me Once
8690      1963     7     
Inspirational
Jika kalian mencari cerita berteman kisah cinta ala negeri dongeng, maaf, aku tidak bisa memberikannya. Tapi, jika kalian mencari cerita bertema keluarga, kalian bisa membaca cerita ini. Ini adalah kisah dimana kakak beradik yang tadinya saling menyayangi dapat berubah menjadi saling membenci hanya karena kesalahpahaman
Letter From Who?
484      335     1     
Short Story
Semua ini berawal dari gadis bernama Aria yang mendapat surat dari orang yang tidak ia ketahui. Semua ini juga menjawab pertanyaan yang selama ini Aria tanyakan.
Between Us
2809      1261     5     
Romance
Song Dami jelas bukanlah perempuan yang banyak bicara, suka tersenyum. Oke, mungkin iya, dulunya, tapi sekarang tidak. Entahlah, dia juga lupa alasan kenapa dia lebih banyak menyembunyikan emosinya dan memilih untuk melakukan apa yang disuruh padanya. Dan karna itu, Sangho, oppanya meminta dia untuk berhenti dari pekerjaannya yang sekarang karna Dami ternyata ditindas oleh sunbaenya. Siapa ya...
Sweet Sound of Love
476      314     2     
Romance
"Itu suaramu?" Budi terbelalak tak percaya. Wia membekap mulutnya tak kalah terkejut. "Kamu mendengarnya? Itu isi hatiku!" "Ya sudah, gak usah lebay." "Hei, siapa yang gak khawatir kalau ada orang yang bisa membaca isi hati?" Wia memanyunkan bibirnya. "Bilang saja kalau kamu juga senang." "Eh kok?" "Barusan aku mendengarnya, ap...
29.02
440      235     1     
Short Story
Kau menghancurkan penantian kita. Penantian yang akhirnya terasa sia-sia Tak peduli sebesar apa harapan yang aku miliki. Akan selalu kunanti dua puluh sembilan Februari
Tanpo Arang
38      32     1     
Fantasy
Roni mengira liburannya di desa Tanpo Arang bakal penuh dengan suara jangkrik, sinyal HP yang lemot, dan makanan santan yang bikin perut “melayang”. Tapi ternyata, yang lebih lemot justru dia sendiri — terutama dalam memahami apa yang sebenarnya terjadi di sekitar villa keluarga yang sudah mereka tinggali sejak kecil. Di desa yang terkenal dengan cahaya misterius dari sebuah tebing sunyi, ...
Communicare
12334      1746     6     
Romance
Menceritakan 7 gadis yang sudah bersahabat hampir lebih dari 10 tahun, dan sekarang mereka dipersatukan kembali di kampus yang sama setelah 6 tahun mereka bersekolah ditempat yang berbeda-beda. Karena kebetulan mereka akan kuliah di kampus yang sama, maka mereka memutuskan untuk tinggal bersama. Seperti yang pernah mereka inginkan dulu saat masih duduk di sekolah dasar. Permasalahan-permasalah...
Unending Love (End)
16977      2532     9     
Fantasy
Berawal dari hutang-hutang ayahnya, Elena Taylor dipaksa bekerja sebagai wanita penghibur. Disanalah ia bertemua makhluk buas yang seharusnya ada sebagai fantasi semata. Tanpa disangka makhluk buas itu menyelematkan Elena dari tempat terkutuk. Ia hanya melepaskan Elena kemudian ia tangkap kembali agar masuk dalam kehidupan makhluk buas tersebut. Lalu bagaimana kehidupan Elena di dalam dunia tanpa...