Read More >>"> Cinta (Puisi dan Semi Novel (Cinta dan Ketulusan) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Cinta (Puisi dan Semi Novel
MENU
About Us  

CINTA DAN KETULUSAN

 

Seorang Mahaguru Universitas Loyola Chicago USA bernama John Powell menyatakan bahwa seseorang harus bertanya kepada dirinya sendiri, “Apakah aku sungguh-sungguh melupakan diriku sendiri?” Maksudnya, sebelum memberikan cinta kepada orang lain atau kepada obyek lain.

 

Hal pertama yang harus dilakukan adalah melenyapkan pamrih tertentu atau keinginan tertentu yang diharapkan akan bisa didapatkan dari pemberian cinta itu. Cinta adalah ketulusan, tak butuh apa-apa selain kebutuhan akan cinta itu sendiri:

 

Cinta hanya mengajarkan aku untuk melindungimu, bahkan dari diriku sendiri.

Adalah cinta yang bebas dari api, yang menahanku dari mengikutimu pergi ke tempat yang jauh.

Cinta membunuh hasratku, sehingga engkau bisa hidup bebas dan benar.

Cinta yang terbatas mencari kepemilikan dari orang yang dicintai,

tapi cinta yang tak terbatas hanya mencari dirinya.

Cinta tidak memberikan apa-apa kecuali dirinya,

cinta pun tidak mengambil apa-apa kecuali dari dirinya.

Cinta tidak memiliki atau pun dimiliki

karena cinta telah cukup untuk cinta

(Kahlil Gibran)

 

Cinta di dalam ketulusan berarti tidak berpamrih, tujuan, cita-cita, atau keinginan tertentu. Selain itu, di balik cinta yang diterima atau diberikan, cinta yang tulus dan tanpa pamrih ini harus diakui sering dipandang sebelah mata, ditertawakan, dan disikapi secara sinis oleh banyak orang. Adakah itu mungkin? Ketulusan dan ketiadaan pamrih dalam cinta itu banyak dianggap orang sebagai inti utama dari cinta, di samping juga sebagai sesuatu yang paling sulit dilandaskan kepada pamrih atau tendensi tertentu. Paling tidak, orang yang memberikan cinta biasanya mengharapkan balasan cinta yang serupa atau kesenangan yang serupa sebagaimana yang diberikan kepada yang dicintainya. Egoisme semacam itulah yang sering menjadi penyakit dalam dunia cinta. Cinta yang sebenarnya, yaitu cinta yang berlandaskan kepada kemerdekaan, ketulusan dan keindahan, pada dasarnya adalah sebuah upaya penggodokan diri untuk sampai kepada kemurnian dan kesejatiannya.

 

Pencapaian dan pemahaman serta penerapan seseorang akan kemerdekaan yang sebenarnya ada dalam cinta adalah suatu upaya aktualisasi diri secara optimal dalam kehidupan ini. Dimensi kebebasan dalam cinta akan melatih seseorang dalam memutuskan dan menentukan pilihan-pilihan dalam kehidupan secara mandiri sekaligus menunjukkan tanggung jawabnya terhadap kehidupan yang dijalaninya dan pilihan-pilihan yang diputuskannya.

 

Sementara itu, ketajaman dan kepekaan seseorang dalam rasa akan semakin kuat oleh didikan ‘Keindahan’ dalam cinta. Kepekaan rasa ini akan sangat berguna bagi seseorang untuk mendidik dirinya menjadi ‘Manusia’ yang sebenarnya, mengatasi hati yang membatu dan tidak mudah tersentuh. Peradaban manusia yang isinya serba materi dan proses-prosesnya yang serba mekanis sering membuat manusia kehilangan sensitivitas rasa dan kepekaan terhadap fitrah kehidupannya. Maka, kehidupan yang memperhatikan rasa sebagaimana dimensi keindahan dalam cinta adalah media yang sangat berharga untuk mengembalikan manusia ke jalur kemanusiaannya. Sementara itu, dimensi ketulusan mengajarkan manusia untuk tidak tenggelam dalam logika ekonomi, tidak tersesat dalam rimba teleologi, tidak berkubang dalam lumpur egoisme dan individualisme.

 

Ketulusan mengajar manusia untuk membersihkan nurani

dari kotoran-kotoran hasrat dan nafsu pribadi.

Ketulusan mengajar manusia untuk mampu menanggalkan jubah ke-Aku-an.

Ketulusan mengajar manusia agar bermanfaat bagi yang lain,

dan bukannya memanfaatkan yang lain demi dirinya.

 

Manfaat besar dari cinta yang bisa menyucikan diri inilah agaknya yang membuat cinta sangat sering dikhotbahkan, dan dianjurkan orang. Pada beberapa dekade terakhir ini, cinta biasa diceramahkan kepada banyak orang dan dianjurkan sebagai senjata untuk menghadapi krisis-krisis peradaban dunia. Saat nilai-nilai cinta dan kasih sayang ditinggalkan orang lain dan nilai-nilai materi didewakan, yang terjadi adalah egoisme, individualisme, serta penghalalan sebagai cara untuk mencapai tujuan. Tentu saja semua ini sangat merugikan harmoni dalam jiwa manusia.

 

Sadar pada kondisi manusia dan kemanusiaan yang memprihatinkan ini, Kahlil Gibran menyebutkan pelariannya kepada cinta sebagai penyucian diri dari limbah sampah peradaban sebagaimana yang dikatakan oleh Erich Fromm juga bahwa peradaban modern telah menjadikan manusia dan lingkungannya berjalan layaknya mesin otomatis yang menghasilkan materi dan uang, serta kehilangan nilai-nilai cinta serta kemanusiaannya:

 

“Manusia mencengkeram harta dunia yang sebeku salju.

Namun, obor cinta kasih yang aku cari akan kutambatkan pada kalbu,

hingga menyucikan hatiku dan menghanguskan durhakaku,

karena banyak kutemui harta dunia yang membunuh manusia tanpa terasa,

sedang cinta meski dengan pedih perihnya menghidupkannya”.

 

Khalil Gibran, memberikan asumsi-asumsinya sebagai berikut:

Cinta adalah anugerah dan karunia Tuhan yang diberikan kepada manusia.

Tuhan membekali manusia dengan cinta dalam menjalani kehidupannya di dunia ini, sehingga cinta pada dasarnya adalah fitrah manusia dan bahkan dalam tingkat tertentu merupakan bagian dari Diri Tuhan sendiri:

 

Cinta dan apa yang dilahirkannya,

perjuangan dan apa yang diwujudkannya,

kebebasan dan apa yang ditumbuhkannya,

adalah satu dari tiga aspek ke-Tuhan-an.

 

 Cinta adalah satu potensial dalam diri manusia. Karena itu, ia tidak akan ada gunanya apabila tidak direalisasikan dalam kehidupan nyata.

Cinta harus operasional dan fungsional dalam kehidupan sehari-hari. Orang harus hidup dan beraktivitas dalam cinta, bersama cinta, untuk dan karena cinta. Cinta harus menjadi dasar dari aktivitas dan kreativitas manusia karena cinta adalah daya hidup dan potensi yang menghidupkan.

 

Kerja adalah cinta yang mengejawantah

Hidup itu terbagi dua,

satu beku tanpa tindakan,

dan satu bergelora penuh semangat.

Cinta adalah bagian yang penuh semangat.

(The Prophet)

 

Dalam menjalankan cinta orang tidak selalu merasakan kesenangan dan kebahagiaan, bahkan 

seringkali ia harus merasakan sakit dan penderitaan yang seakan tiada akhir. Namun, harus dipercayai bahwasanya cinta pada akhirnya akan membawa kepada kebersihan nurani dan pemenuhan kebutuhan batin dan rohani.

 

Apabila cinta memanggilmu, ikutlah dia walau terjal berliku-liku jalannya.

Apabila sayapnya merangkulmu, pasrahlah serta menyerahlah,

walau pedang yang tersembunyi di balik sayap itu melukaimu,

Jika dia bicara kepadamu, percayalah!;

Walau ucapannya membuyarkan mimpimu,

bagai angin Utara yang menghancurkan taman bunga.

Sebab sebagaimana cinta memahkotaimu,

demikian pula dia menyalibmu,

demi pertumbuhanmu, juga pemangkasanmu.

 

 

Ø Taoisme:

       Cinta dikenal sebagai suatu tindakan yang sukarela.

 

Umurku terus bertambah.

Kesempatan apa yang masih tersisa bagiku untuk merasakan kebaikan hidup?

Adakah kau memikirkanku walau tak punya waktu untuk datang?

Aku merindukanmu, dan dalam kesedihan, aku lupa aku harus pergi.

Apa kau benar-benar memikirkanku?

Angin mengerang keras dan daun-daun berdesir.

Aku memikirkanmu dan hatiku penuh duka.

 

Aku takut kita tidak lagi saling mengenal.

Di atas tanah ini ku berdiri, memegang tongkat kayu manis.

Kerinduanku padamu menimbulkan luka.

Apa yang bisa kulakukan dengan kepedihanku?

Aku berharap kita akan bersama-sama selamanya.

 

Tapi tiap kehidupan punya takdirnya sendiri-sendiri,

bertemu dan berpisah, siapa yang tahu apa yang akan terjadi?

 

Awan tebal melayang di bawah sana, angin Timur bertiup,

kuhela nafas panjang saat aku membumbung ke langit tinggi,

hujan tak lama lagi akan turun – sungguh bahagia kubersamamu.

Aku dan kekasihku berjanji - jumpa di sini

sehingga aku pun lupa pulang.

Sendiri, kukumpulkan jamur di pegunungan.

Aku hanya bisa melihat batu yang berserakan dan akar rambat menjalar di sela-selanya.

 

Yang kutemui di sini, hanya bisikan kebijakan:

“Dapatkah kau satukan rohmu dengan Yang Esa dan tak membiarkannya pergi?

 

Dalam memusatkan pikiran pada nafasmu, dapatkah kau membuatnya lembut seperti nafas bayi? Dapatkah kau memurnikan buah pikirmu dan menjernihkan pikiranmu –

hingga tanpa debu noda dosa?

Dapatkah kau mencintai rakyat dan negerimu tanpa usaha dan tindakan ?

Dapatkah kau menjadi sang wanita pengasih?

Dalam mengerti, memahami segala hal-hal di jagad raya ini,

dapatkah kau melakukannya tanpa menggunakan ilmu pengetahuan?

Lahirkan mereka dan beri mereka makan - tapi jangan miliki mereka!

Bantulah mereka agar tahu bahwa mereka tidak tergantung padamu.

Bimbinglah mereka, tapi jangan kendalikan mereka.

Inilah Kebajikan yang paling besar!

 

Orang-orang kuno mengerti bahwa hidup itu hanya tempat persinggahan sementara di dunia, dan mati itu adalah kepergian sementara ke tempat jauh. Dalam waktu kita yang pendek di dunia ini, kita seharusnya mendengarkan suara kita sendiri dan selalu mengikuti hati nurani kita, batin kita sendiri yang ada di dalam. Mengapakah tidak menjadi bebas dan menjalani hidup kita sendiri? Tak jadi masalah apakah kita akan dikenang oleh generasi selanjutnya karena kita suatu hari tak akan ada di dunia fana ini untuk menyaksikannya? Mengapakah tidak membiarkan hidup ini berjalan sebagaimana adanya bersama kebaikan dan kebenaran sehingga hidup tanpa beban kemasyuran dan pengakuan kehormatan di dalam ego yang mengecoh?

 

Dalam syair Rumi, ada semacam definisi yang ingin dijelaskan dan diuraikannyanya:

 

Cinta tak dapat termuat dalam pembicaraan atau pendengaran kita.

Cinta adalah sebuah samudera yang dalamnya tak dapat diukur.

Maukah engkau mencoba menghitung tetesan air laut?

Sebelum samudera itu, tujuh lautan bukanlah apa-apa.

 

Cinta tak dapat ditemukan dalam belajar dan ilmu pengetahuan,

buku-buku dan lembaran-lembaran halaman.

Apa pun yang orang bicarakan itu, bukanlah jalan para pencinta.

 

Apapun yang engkau katakan atau dengar adalah kuilnya,

intisari cinta adalah misteri yang tak dapat dibukakan.

 

Cukuplah!

Berapa lama lagi akan kulengketkan kata-kata ini di lidahmu?

Cinta memiliki banyak pernyataan melampaui pembicaraan.

 

Diamlah! Diamlah!

Karena kiasan-kiasan cinta malah jadi terkalahkan,

makna-makna menjadi tersembunyi karena banyak pembicaraan.

 

Seseorang bertanya, “Apa cinta itu ?”

Aku tegaskan, “Jangan tanya tentang makna-makna ini. Tatkala engkau menjadi sepertiku, engkau lalu akan tahu. Tatkala ia menyerumu, engkau akan menceritakan hikayatnya.”

 

Wahai engkau yang telah mendengarkan kata-kata tentang cinta, lihatlah cinta!

Kata-kata apakah dalam telinga jika dibandingkan dengan penglihatan dalam mata?

 

Harold Kushner – Pendeta Yahudi dari kota Natick, Massachusetts dalam ‘When All You’ve Ever Wanted isn’t Enough’ yang menjadi bestseller menyatakan bahwa tatkala seseorang mencintai sesuatu, dikarenakan obyek yang dicintainya itu selalu menyenangkannya, melakukan apa-apa yang diinginkannya, dan lain sebagainya.

 

Semua itu tidak bisa dikatakan cinta kepada sesuatu, tetapi hanyalah sebuah jalan melingkar untuk mementingkan diri sendiri. Ketulusan dalam cinta, lebih jauh bisa dibuktikan dari keteguhan sikap untuk tidak mundur ataupun melarikan diri saat cinta yang diterima atau diberikannya menemui kesulitan, kepahitan, dan lain sejenisnya. Mundur dan lari dari cinta saat merasakan masa-masa susah dan kesulitan sama saja dengan hanya menginginkan keamanan dan kesenangan dirinya sendiri dan bukti bahwa cinta yang diterima atau diberikannya bukanlah satu cinta yang tulus murni dari cinta yang sebenarnya - tetapi sebentuk egoisme hedonis yang berupaya mencari kesenangan sendiri.

 

Leibniz, seorang filsuf abad XVIII, mengatakan ‘Amare est Gaudere Felicitate’ yang artinya ‘Mencintai adalah mengupayakan kebahagiaan orang yang dicintai’. Dapat dikatakan, bentuk cinta yang sempurna adalah cinta yang memberikan tetapi tidak mengharapkan apa pun. Tentu saja, cinta bersedia dan akan bersenang hati menerima apa saja yang ditawarkan. Namun, cinta tidak meminta apa pun, sebab kalau orang tidak mengharapkan apa pun, ia tidak meminta apa pun, tidak akan merasa tertipu atau kecewa. Hanya kalau cinta menuntut sajalah akan berakibat datangnya sakit hati.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Premium
Bertemu Jodoh di Thailand
2019      1067     0     
Romance
Tiba saat nya Handphone Putry berdering alarm adzan dan Putry meminta Phonapong untuk mencari mesjid terdekat karena Putry mau shalat DzuhurMeskipun negara gajah putih ini mayoritas beragama buddha tapi ada sebagian kecil umat muslimnya Sudah yang Sholatnya Sudah selesai yang Sekarang giliran aku yaaku juga mau ibadah ke wiharakamu mau ikut yang Iya yangtapi aku tunggu di luar saja ya Baikl...
Behind The Scene
1116      450     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
ORIGAMI MIMPI
26140      2997     55     
Romance
Barangkali, mimpi adalah dasar adanya nyata. Barangkali, dewa mimpi memang benar-benar ada yang kemudian menyulap mimpi itu benar-benar nyata. Begitulah yang diyakini Arga, remaja berusia tujuh belas tahun yang menjalani kehidupannya dengan banyak mimpi. HIngga mimpi itu pula mengantarkannya pada yang namanya jatuh cinta dan patah hati. Mimpi itu pula yang kemudian menjadikan luka serta obatnya d...
Ketos in Love
751      454     0     
Romance
Mila tidak pernah menyangka jika kisah cintanya akan serumit ini. Ia terjebak dalam cinta segitiga dengan 2 Ketua OSIS super keren yang menjadi idola setiap cewek di sekolah. Semua berawal saat Mila dan 39 pengurus OSIS sekolahnya menghadiri acara seminar di sebuah universitas. Mila bertemu Alfa yang menyelamatkan dirinya dari keterlambatan. Dan karena Alfa pula, untuk pertama kalinya ia berani m...
The Eternal Love
18368      2651     18     
Romance
Hazel Star, perempuan pilihan yang pergi ke masa depan lewat perantara novel fiksi "The Eternal Love". Dia terkejut setelah tiba-tiba bangun disebuat tempat asing dan juga mendapatkan suprise anniversary dari tokoh novel yang dibacanya didunia nyata, Zaidan Abriana. Hazel juga terkejut setelah tahu bahwa saat itu dia tengah berada ditahun 2022. Tak hanya itu, disana juga Hazel memili...
Asmara Mahawira (Volume 1): Putri yang Terbuang
5055      938     1     
Romance
A novel from Momoy Tuanku Mahawira, orang yang sangat dingin dan cuek. Padahal, aku ini pelayannya yang sangat setia. Tuanku itu orang yang sangat gemar memanah, termasuk juga memanah hatiku. Di suatu malam, Tuan Mahawira datang ke kamarku ketika mataku sedikit lagi terpejam. "Temani aku tidur malam ini," bisiknya di telingaku. Aku terkejut bukan main. Kenapa Tuan Mahawira meng...
Gue Mau Hidup Lagi
340      212     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
HAMPA
360      245     1     
Short Story
Terkadang, cinta bisa membuat seseorang menjadi sekejam itu...
The Reason
8408      1617     3     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
The Past or The Future
385      303     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?