Aku pun membuka mata dan menatap atap kamarku, mulai bersiap untuk ospek dan menuju ke ranjang Wawan “ bangun mas, sudah petang ini!” Wawan pun terlihat kaget sambil mengelengkan kepala menandakan dia mengerti dan langsung menuju dapur untuk minum segelas air. Aku pun duduk kembali diatas kursi untuk berdoa memulai hari dan berjalan lancar, Wawan pun menggunakan kamar mandi sedangkan aku bersiap membuat sarapan. Aku mulai mengambil 4 lembar roti dengan selai coklat dan strawberry, mulai mengolesi selai dan memanggangnya. “ Ari tolong ambilkan handuk, aku lupa mengambilnya dikoperku. “Aku pun berjalan menuju koper Wawan dan mengambilkannya handuk, “terima kasih, jangan lupa membuatkan sarapan ya.”, “ya sudahku lakukan dari tadi.” Wawan laku terlihat senang dan keluar dari kamar mandi, “nanti ambil rotimu dan taruh dimeja!” Wawan lalu berpakaian dan menuju ke arah dapur, Aku pun mandi dan mulai menyusun rencana untuk memperdekat hubunganku dengan gadis kemarin.
Aku pun selesai berpakaian dan menuju ke arah dapur dan bau makanan yang enak, Wawan terlihat menyantap roti dengan gembira sambil membaca berita online. “Wan, hubungi pak Broto, kita harus meminjam motornya untuk segera berangkat” Wawan pun menganggukan kepala dan langsung menghubungi pak Broto, setelah menelepon Wawan lalu menatapku yang sedang menikmati roti buatanku, “Sudah tau kan apa yang akan kau tanyakan untuk PDKT nanti ?”, “ ya, santai saja Aku mengerti apa yang kulakukan.” Ucap Aku percaya diri. Wawan pun terlihat senang dan bersiap menuju pak Broto, Kami pun turun ke lantai 1 menuju kepada pak Broto, pak Broto pun menyapa kami dan langsung menyemangati kami untuk bersiap menuju UGM, beliau memberikan kami Tumpangan dan langsung meninggalkan apartemen. Didalam mobil kami mulai berbincang-bincang tentang keadaan kota Jogja, saking asiknya berbincang tidak sadar kami sudah sampai didalam lokasi UGM, “Pak terimakasih atas tumpangannya nanti kita lanjutkan berbincangnya” aku pun melihat senyum manis pak Broto yang seakan menyemangatiku untuk menghadapi ospek hari ini.
Aku dan Wawan pun dikumpulkan untuk menjalani ospek di tingkat universitas, kami diajak berkeliling sambil menikmati kemegahan universitas ini. Aku dan Wawan asik menoleh keseluruh penjuruh arah untuk menemukan gadis tersebut, “Ari, sepertinya gadis ini siluman deh, aku tidak menemukannya sama sekali, yang ada malah kita diatap aneh sama semua orang karena terlihat seperti diikuti”, “Aku mengerti sebaiknya kita tunggu saja.” Wawan terlihat mulai fokus untuk mendengarkan kakak pembimbing, ternyata ospek tidak semenakutkan itu, Kakak pembimbing universitas ini sangat baik kepada kami dan ramah seperti menganggap kami teman. Aku mulai mengingat denah universitas dengan baik dan mencatat peraturan yang cukup penting, lalu kami dipandu menuju sebuah lapangan Grha Sabha Permana yang sangat luas, Disana terlihat rektor, dosen, dan beberapa Alumni. Terdengar kakak pebimbing mulai membuka PPSMB yang menurutku sangat luar biasa keren, Kami pun mulai untuk dipandu dan menyelesaikan game yang diberikan.
Aku terpisah oleh Wawan untuk bergabung ke PPSMB fakultas Kedokteran dan tenaga kesehatan Morfogenesis, Aku berharap dapat menemukan Gadis tersebut dan dapat berbincang sedikit tentang apa yang Wawan ajarkan padaku. Tetapi sayang pembagian tersebut ahkir dari sesi ospek hari pertama dan akan dilanjutkan besok untuk ospek hari kedua di tingkat fakultas, Aku pun tertunduk lesu, kecewa tidak dapat melanjutkan tujuanku yang baru hari pertama saja tidak berjalan sesuai rencanaku. Para kakak mulai membubarkan kami untuk segera pulang dan beristirahat, Aku pun kembali bertemu dengan Wawan yang berhasil mendapatkan teman baru. “ Ariiii, gimana sudah kenalan ?” aku pun menatap wajah Wawan dengan kesal, “ ketemu darimananya, sepertinya memang benar katamu gadis itu memang siluman” wawan pun tertawa dan mulai menepuk pundakku untuk membuatku tabah, “ santai, kita pasti akan mendapatkan nama gadis itu, lalu apakah kau sudah berteman dengan sesama calon dokter ?” Aku pun mengelengkan kepala karena saking asiknya mencari gadis tersebut hingga lupa berkenalan dengan orang lain.
Aku pun terlihat capek diajak oleh Wawan menuju ke arah mobil Pak Broto yang sudah dihubungi oleh Wawan dan menunggu kehadiran kami, Aku pun menghela nafas lega dan ingin cepat-cepat untuk duduk di kursi mobil. Aku pun berlari dan menuju mobil, “ hahh, siang pak Broto kita langsung menuju apartemen saja ya , rasanya diluar seperti neraka.” Aku pu memjamkan mataku sambil terengah-engah karena capek, merasakan dinginya pendingin mobil membuatku merasa lega dan menghilangkan penatku. “ maaf mas, sampean siapa ya ?” Aku terkejut sambil membuka mata dan melihat bahwa sopir tersebut bukan pak Broto, seketika seluruh badanku kesemutan dan panik saat tau bahwa aku salah masuk mobil. Aku pun menoleh kesebelahku saat melihat seorang mahasiswi yang juga terkejut melihat kedatanganku, Aku yang panik langsung membuka pintu mobil dan langsung mengucapkan permohonan maaf karena salah masuk mobil, “maaf maaf, saya salah masuk terima kasih atas waktunya.” Aku pun menuup pintu mobil tersebut dan terlihat malu dengan hal tersebut hingga membuatku berkeringat dingin, lalu muncul tawa keras yang berada di belakangku, ternyata itu Wawan yang tertawa lepas sambil membuka pintu mobil pak Broo yang sama persis dengan mobil yang aku salah masuki. Aku langusng mengejar Wawan dan mengucapkan sumpah serapah dengan kelakuan Wawan yang ia lakukan, Wawan masih tertawa dan membuat pak Broto kebingungan dengan apa yang terjadi, Aku masih marah dengan menutup telinga saat Wawan mulai menjelaskan apa yang terjadi denganku barusan.
“Aku tadi tidak sengaja melihat gadis yang kita temuai kemarin, tetapi kau malah menghilang dan nyelonong masuk ke mobil orang, Aku pun langsung tertawa melihatmu melakukan itu, ahahahahah.” Ucap Wawan puas mengejekku, Aku pun senyum-senyum sendiri melihat wajah mahasiswi tadi yang terkejut saat melihatku tadi, pak Broto iku tertawa selepas-lepasnya saat mengetahui kronologi masalah yang ku alami. “ bagaimana coba kalo yang didalam mobil tersebu dosen, langsung jadi aib sampai hari wisuda, hahahaha!!” Wawan terlihat sangat senang menertawaiku sambil dia terengah-engah, pak Broto pun mulai menjalankan mobil dan berbincang mengenai ospek tadi. “bagaimana ospek hari ini, apakah berjalan dengan lancar ?” Wawan pun tersenyum dan mulai menceritakan mengenai hal yang iya temui tadi, “ Universitasnya luas banget dan bener-bener megah, gak nyesel masuk sana asli!!” ucap Wawan merasa bangga, Aku hanya terdiam dan tidak begitu peduli karena gagal dengan rencanaku. “adik Ari kok hanya diam saja, apakah masih sakit hati soal tadi ?” Aku terkeju dan menoleh ke arah pak Broto yang sedang mengemudi. “tidak pak, dia habis patah hati wanita yang dia taksir tidak dijumpainya.”, “ WAWAN!!” Aku langsung membungkam mulutnya dengan tanganku berusaha untuk tidak membiarkanya mengkomporiku, pak Broto pun terlihat tertawa dan hanya senyum-senyum sendiri takut membuat kami semakin bertengkar. Aku pun merasa kesal dan membelakangi Wawan sambil menyetel sebuah lagu diheadsetku. Aku pun mendiamkan ucapan Wawan dan fokus kepada lagu yang kudengarkan, lagu cintakan membawamu sangat cocok untuk didengarkan saat seperti ini, Aku pun memejamkan mataku sambil berusaha untuk menghafal denah kampus yang diberikan.
Tidak terasa aku sudah sampai di apartemen, Aku pun bergegas turun dan langsung menuju kamar seperti orang yang sedang tidak ingin diganggu. Aku pun meminta kunci apartemen kepada kepada resepcionis dan menuju lantai 5, Aku langsung menuju kamar dan menutup mataku, Aku merasa sangat lelah, kecewa, dan menyesal pada diriku sendiri karena seakan takdir seperti menjauhkanku dari gadis itu. Aku pun menutup mataku untuk menahan rasa lelah yang terus membebaniku, Wawan lalu menemuiku dan duduk disampingku menatap aku yang terlihat pupus harapan, “ Ar, janganlah terlalu ambil pusing besok kau akan menemukanya, dia kan satu fakultas denganmu.” Kata-kata Wawan terlihat meyakinkanku dan mulai membuatku sedikit membaik, Aku pun mulai kehilangan kesadaran dan terlelap melepas penatku. “ Ari, jangan tidur kita belum makann, waduh masak aku harus masak sendiri sih!” Aku pun tersenyum dan membiarkan Wawan mengurusi masalahnya sendiri.
P mabar
Comment on chapter the most beautiful present