“Apa saja sih yang kalian lakukan disana? Aku hampir satu jam menunggu di mobil," gerutu Ningrum kepada Rudi dan Andre yang baru saja masuk ke dalam mobil.
Andre dan Rudi tidak menjawab pertanyaan Ningrum yang sudah duduk di kursi belakang sambil memainkan ponselnya. Rudi yang duduk di kursi pengemudi langsung menyalakan mesin mobil. Suasana di mobil itu cukup tegang tanpa bicaraan dari masing-masing orang yang ada di mobil itu.
"Mama benar-benar menyesal datang ke rumah perempuan miskin itu, kalau ujung-ujungnya hanya mendapat penghinaan saja," ucap Ningrum sambil menatap keluar jendela.
"Syifa tidak bermaksud menghina kita Ma, dia hanya berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk kita, lagi pula yang membuat Syifa seperti ini juga kita, yang selalu menindasnya dan menghinanya," jawab Andre sambil menoleh ke arah Ningrum yang ada di belakangnya.
"Sampai kapanpun Mama tetap tidak suka dengan perempuan itu, sudah miskin sombong lagi," jawab Ningrum sambil memalingkan wajahnya dari sang suami.
"Sudah Ma, jangan dibahas lagi," perintah Rudi yang masih terus fokus mengemudikan mobilnya.
"Kalian berdua sama saja, selalu membela perempuan miskin itu. Memang apa sih hebatnya perempuan itu sampai kalian begitu membelanya? Dan kamu Rudi, masa bisa kalah bersaing sama anak yatim piatu seperti Anjas, Mama yakin sebentar lagi mereka akan menikah," ucap Ningrum seolah ingin menghasut Rudi.
"Tidak akan ada pernikahan antara Anjas dan Syifa," jawab Rudi datar.
"Bagaimana tidak, lihat saja putramu Akbar saja sudah memanggil dengan panggilan Ayah, pasti sebentar lagi mereka akan segera menikah," ucap Ningrum yang seolah yakin dengan pernikahan antara Anjas dan Syifa.
"Biarkan saja jika mereka menikah, lagi pula Syifa 'kan masih muda dia berhak mendapatkan kebahagiaan yang lain, tugas kita hanya mendoakan dan jadikan semua ini sebagai pelajaran agar kelak tidak terulang lagi," jawab Andre yang terlihat sangat membela Syifa.
"Aku tidak akan membiarkan Syifa menikah dengan laki-laki lain apalagi itu sahabatku sendiri, aku akan lakukan apapun untuk menggagalkan rencana pernikahan itu, " batin Rudi sambil terus fokus mengemudikan mobilnya.
Disaat Rudi dan keluarganya pulang dengan kekecewaan karena Syifa menolak untuk kembali menjadi istri Rudi. Di Tempat terpisah Anita yang siang itu mengajak Aira bertemu dengan Dion ternyata mendapatkan kenyataan yang begitu pahit. Pasalnya sang kekasih ternyata sudah memiliki seorang istri dan anak di belakangnya.
"Selamat siang," ucap Anita sambil mengetuk pintu rumah Dion.
"Selamat siang, maaf Mbak mau mencari siapa?" tanya seorang perempuan cantik yang baru saja membuka pintu.
"Apa Mas Dion ada di rumah?" tanya Anita kepada wanita tersebut.
"Maaf, kalau boleh tahu Mbak siapa dan ada perlu apa mencari suami saya?" tanya perempuan tersebut dengan wajah penasaran.
"Suami, jadi selama ini Dion sudah menikah?" batin Anita sambil menatap perempuan itu.
"Kenalkan saya Anita kekasih dari Dion, dan ini putri kami namanya Aira, kedatangan kami kesini untuk meminta pertanggungjawaban kepadanya," jawab Anita kepada istri dari Dion.
"Oh jadi kamu pelacur miskin yang sudah menggoda suami saya, perkenalkan nama saya Siska Dirgantara istri sah Mas Dion," ucap Siska sambil mengulurkan tangannya.
Anita yang mendengar nama tersebut hanya bisa terdiam. Karena nama yang disebutkan adalah nama yang tidak asing di telinganya. Sesaat Anita menatap ke arah Siska sambil dengan tatapan heran.
"Kenapa? Apa anda mengenal saya," tanya Siska sambil tersenyum.
"Lebih baik kamu pulang, dan lupakan masalah tanggung jawab Mas Dion kepada anak harammu ini, karena saya yakin dia akan mengusirmu dan meninggalkanmu, " tambah Siska sambil melipat tangannya ke perut.
"Aku yakin itu tidak akan terjadi, karena Mas Dion lebih mencintaiku daripada kamu!" bentak Anita sambil menerobos masuk ke dalam rumah Dion.
"Mas Dion! Keluar kamu Mas, kita harus bicara," teriak Anita sambil masuk ke dalam rumah.
"Hei jaga sopan santun mu ya, ini rumahku jadi kamu tidak bisa masuk seenaknya!" bentak Siska sambil menarik tangan Anita.
"Sekarang rumah ini memang rumahmu, tapi sebentar lagi akan menjadi rumahku," jawab Anita sambil menatap Siska dengan tajam.
Saat Anita dan Siska saling menatap tajam, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki yang menuruni anak tangga. Anita yang berharap bisa bertemu dengan sang pujaan hati langsung menoleh ke arah suara. Senyum bahagia langsung menggembang di wajahnya saat melihat Dion dari lantai dua rumahnya.
“Hai Sayang, lihat Istrimu itu, dia sudah berani mengusirku dari rumahmu,” ucap Anita sambil menggandeng tangan Dion.
“Mau apa kamu kesini?” tanya Dion yang terlihat terkejut dengan kedatangan Anita.
“Aku datang kesini mau bertemu denganmu, oh ya ini Aira putri kita,” ucap Anita sambil menunjukkan Aira kepada Dion.
“Sepertinya ada pertemuan dua keluarga yang harmonis disini, Mas Dion cepat jelaskan siapa wanita ini?” ucap Siska kepada suaminya.
“Dia … Dia Anita mantan kekasihku dulu,” jawab Dion sambil melepaskan tangan Anita.
“Mantan kekasih?” batin Anita sambil mengernyitkan dahinya.
“Mantan kekasih, berarti seseorang yang pernah hadir di masa lalu tapi telah berakhir sebelum kita menikah? tapi bagaimana mungkin ada seorang anak di antara kalian,” tanya Siska sambil berjalan mendekati suaminya.
“Aku bisa jelaskan semuanya Siska,” ucap Dion seolah ingin meluruskan permasalahan diantara mereka.
“Asal kamu tahu, aku sudah tahu tentang semua hubunganmu dan model miskin ini, bahkan aku tahu jika anak ini adalah putri kandungmu, jadi tidak perlu ada yang dijelaskan lagi,” ucap Siska sambil berjalan diantara Dion dan Anita.
“Sayang, aku mohon beri aku kesempatan untuk memperbaiki semuanya,” ucap Dion sambil berdiri di hadapan Siska dan memohon.
“Mas sudah biarkan saja dia pergi dari rumah ini, aku yakin rumah tangga kita akan lebih bahagia nantinya,” jawab Anita kepada Dion sambil menggendong Aira.
“Apa kamu bilang? Saya pergi dari rumah ini, justru kalian ‘lah yang harusnya pergi dari sini, karena asal kamu tahu. Dion ini hanyalah laki-laki dari jalanan yang dipungut oleh Ayahku dan kini menjadi suamiku,” jawab Siska sambil tersenyum kecil kepada Anita yang terlihat terkejut.
Siska pun langsung berjalan ke kamarnya dan meninggalkan mereka berdua. Setelah menunggu beberapa saat Siska pun kembali dengan membawa koper. Sambil tersenyum dia pun langsung melempar koper itu ke arah Dion yang sedang berdebat dengan Anita.
“Silahkan bawa pakaianmu dan pergi dari rumah ini,” usir Siska kepada Dion.
“Aku mohon Sayang, aku janji akan mengusir perempuan ini dan meninggalkannya sekarang juga,” ucap Dion sambil memohon kepada Siska.
“Aku bisa menerima semua laki-laki dengan kondisi miskin, dan aku juga bisa memaafkan semua orang yang berbohong di belakangku, tapi aku tidak akan memaafkan sebuah perselingkuhan karena menurutku seorang laki-laki yang sudah pernah berselingkuh akan melakukan hal yang sama di masa mendatang, silahkan pergi dari sini dan jalani kehidupan bahagiamu dengan wanita miskin ini,” jelas Siska sambil mendorong koper Dion dan melemparkannya ke halaman rumah.
Setelah Dion dan Anita keluar Siska langsung menutup pintu dan menguncinya. Siska yang masih ada dibalik pintu sengaja mengintip Anita dan sang suami yang sedang bertengkar. Terlihat Dion langsung meninggalkan Anita dan putrinya yang masih berdiri di depan pintu.
“Mas, kamu tidak bisa meninggalkan ku dan Aira begitu saja!" teriak Anita sambil berjalan mengejar Dion.
"Aku sudah bilang padamu jangan pernah datang ke rumahku, sekarang kamu lihat hasil dari perbuatanmu, lebih baik kamu pergi karena sampai kapanpun aku tidak akan mengakui anak itu," jawab Dion sambil terus berjalan meninggalkan Anita.
"Kamu tidak bisa memperlakukanku seperti ini Mas! Bagaimanapun juga kamu harus bertanggung jawab kepada Aira," bentak Anita yang sudah berdiri di hadapan Dion.
"Bertanggung jawab seperti apa, kamu dengar sendiri apa yang sudah diucapkan oleh Siska! Kalau aku hanya laki-laki pengangguran yang beruntung memiliki seorang istri yang kaya raya, tapi sekarang kamu lihat aku kehilangan semuanya karena kebodohan mu, bagaimana aku bisa bertanggung jawab?"
Sejak kepergian Syifa beberapa tahun lalu ternyata membuat kehancuran kepada kehidupan Rudi, Ningrum, dan Anita. Tidak hanya itu Shania dan Sherin yang selalu membela Ningrum pun ikut terseret dalam masalah yang sebenarnya mereka gali sendiri. Namun, cerita berbeda dialami oleh Syifa dan Akbar yang kini justru hidup dalam ketenangan dan kebahagiaan.
Kehadiran Anjas dikehidupan Syifa dan Akbar membawa kebahagiaan tersendiri untuk mereka. Hubungan yang semakin dekat tidak hanya menghadirkan rasa nyaman diantara mereka. Namun, juga menumbuhkan rasa cinta diantara keduanya.
“Rudi! Darimana saja kamu jam segini baru pulang, dan kenapa kamu tidak datang pada rapat hari ini?" tanya Andre kepada putranya yang baru saja pulang dengan keadaan mabuk.
"Apa kamu tahu …." belum selesai Andre berbicara tiba-tiba dia dikejutkan oleh teriakan sang istri.
"Papa!" teriak Ningrum hingga membuat Andre terkejut.