Surti yang saat itu sedang memasak makan malam langsung terkejut saat mendengar teriakan sang suami. Setelah meletakan kayu di dalam kompor Surti bergegas menuju ke meja makan untuk melihat kondisi Pak Ruli. Ruli yang baru saja terbangun dari tidurnya langsung menuang air putih di dalam sebuah gelas kaca yang ada di hadapannya.
“Ada apa, Pak?" tanya Surti sambil sedikit berlari ke arah Ruli yang duduk di meja makan.
“Bapak hanya mimpi, Bapak tiba-tiba mempunyai firasat buruk tentang Syifa,” jawab Ruli sambil mulai minum segelas air putih.
"Ibu beberapa hari ini juga rindu kepada Syifa, apalagi sejak dia ke kota bersama Rudi mereka tidak pernah menghubungi kita," jawab Surti sambil terlihat lesu.
"Bagaimana kalau besok pagi kita ke rumah Anjas, Bapak yakin dia pasti tahu alamat Rudi," jawab Ruli sambil menenangkan hati sang istri.
***
Keesokan harinya Rulli dan Surti berangkat ke sawah lebih pagi daripada biasanya. Rasa rindu kepada Syifa membuat mereka mencari informasi tentang Rudi melalui Anjas. Anjas yang saat itu bersiap untuk berangkat ke proyek dikejutkan dengan kedatangan orang tua Syifa.
"Assalamualaikum," ucap Ruli dan Surti dengan bersamaan.
"Waalaikumsalam," jawab Anjas sambil menoleh ke arah suara.
"Pak Ruli," ucap Anjas saat mengetahui kedatangan orang tua Syifa.
"Maaf kalau kami mengganggu, Nak Anjas." jawab Pak Ruli sambil sedikit menunduk.
"Tidak, Pak. Mari silahkan masuk," jawab Anjas sambil mempersilahkan Ruli dan Surti masuk ke dalam rumah kontrakannya.
"Begini, Nak. kedatangan kami kesini mau meminta alamat Rudi dan Syifa di kota, karena saya dan istri mau menjenguk mereka ke kota," jelas Pak Rudi kepada Anjas.
“Bagaimana ini, aku tidak mungkin memberikan alamat Rudi kepada mereka apalagi kalau mereka sampai ke kota Rudi pasti marah besar kepadaku,” batin Anjas sambil menatap Ruli dan Surti.
“Bagaimana, Nak. Apa Nak Anjas tahu alamat Rudi dan Syifa?” tanya Bu Surti hingga membuat Anjas tersadar dari lamunannya.
“Maaf Pak, Bu. Saya tidak tahu alamat mereka, nanti kalau Rudi telepon akan saya coba tanyakan,” jawab Anjas sambil sedikit terkejut.
Setelah berpamitan dengan Anjas, sepasang suami istri itu langsung berjalan menuju ke sawah milik Pak Kades. Anjas yang saat itu berdiri di teras Rumahnya bergegas masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil ponselnya. Dia berniat untuk menghubungi Rudi untuk memberitahukan kedatangan orang tua Syifa pagi ini.
“Halo,” ucap Anjas setelah mendengar suara sang sahabat.
“Ada apa? Tumben pagi-pagi kamu menghubungi aku," tanya Rudi kepada Anjas.
"Begini Bos, pagi ini orang tua Syifa datang ke rumah, mereka menanyakan alamatmu kepada ku," jelas Anjas kepada Rudi.
"Untuk apa mereka menanyakan alamat ku?” tanya Rudi kaget.
"Mereka bilang ingin ke kota dan menjenguk kalian berdua." jawab Anjas.
"Gawat! Kalau mereka kesini semua kebohongan ku akan terbongkar, dan aku harus siap diusir dari rumah ini," batin Rudi sambil terus menggenggam ponselnya.
"Bos, weh malah ngelamun dia!" teriak Anjas hingga mengagetkan Rudi.
"Jangan berikan alamatku kepada siapapun termasuk orang tua Syifa," perintah Rudi kepada Anjas.
"Lalu, apa yang harus aku jawab jika mereka datang kemari?” tanya Anjas kepada Rudi.
“Kamu hubungi saja aku, biar Syifa dan orang tuanya bisa berbicara lewat telepon,” jawab Rudi.
Setelah mendengar jawaban Rudi, Anjas langsung menutup ponselnya dan segera berangkat ke proyek. Rudi yang saat itu berada di kantor bergegas untuk pulang ke rumah. Saat Rudi sampai di rumah dia langsung menyeret Syifa yang sedang sibuk menyapu ruang tamu.
“Ada apa, Mas?” tanya Syifa penasaran.
“Nanti jika orang tuamu menelpon jangan bilang apapun tentang seluruh kejadian di rumah ini,” ucap Rudi sambil menatap Syifa dengan tajam.
“Kamu serius kalau orang tuaku akan menghubungiku?” tanya Syifa sambil terlihat bahagia.
“Iya, aku jamin kalian bisa saling berkomunikasi asalkan kamu mau berjanji tidak akan bercerita macam-macam kepada orang tuamu," ancam Rudi sambil sedikit berbisik.
"Baik Mas, aku janji tidak akan berbicara apa-apa kepada mereka," jawab Syifa dengan mata berkaca-kaca.
Setelah menemui Syifa, Rudi yang sudah lelah dengan aktivitasnya hari ini langsung berjalan ke arah kamarnya untuk beristirahat. Syifa yang mendengar kabar jika orang tuanya akan menghubunginya merasa sangat bahagia, karena kerinduan kepada orang tuanya akan segera terobati. Malam hari saat semua sudah terlelap dalam tidurnya Rudi bergegas ke kamar Syifa untuk melepaskan kerinduannya kepada sang istri.
“Syifa,” panggil Rudi sambil mengetuk pintu kamar Syifa.
“Mas Rudi,” ucap Syifa setelah membuka pintu.
Rudi yang merasa masih sah sebagai suami dari Syifa langsung masuk ke dalam kamar Syifa tanpa permisi. Syifa yang memang sudah sangat membenci Rudi berusaha meminta sang suami untuk segera meninggalkan kamarnya. Namun, Rudi yang malam itu sangat merindukan kehangatan sang istri berusaha untuk merayu Syifa.
“Ada apa ini? Kenapa kamu ada di kamar Syifa!” bentak seseorang hingga membuat Syifa dan Rudi terkejut