Loading...
Logo TinLit
Read Story - Palette
MENU
About Us  

Naga merokok di bawah pohon randu, tempat favoritnya untuk menggalau. Kedua orang tuanya belum pulang dari warung. Begitu pula dengan Dara. Dirinya sendiri sudah berada di rumah karena Choky memiliki deadline pekerjaan yang harus diselesaikannya malam ini juga. Sebagai teman yang tahu diri, Naga tentu tidak ingin menyita waktu Choky yang berharga hanya untuk mendengarnya berkeluh kesah.

Sudah hampir satu jam pemuda itu duduk di sana. Tadinya dia ingin membuat lagu baru, tabungannya harus segera diisi kembali. Namun, gitarnya malah hanya tergeletak begitu saja. Otak Naga terasa kosong. Perasaan suka yang sebelumnya dia rasakan menggebu-gebu pada Dara, sejak beberapa hari lalu seperti menguap tanpa sisa. Sebagai gantinya, kalimat tidak masuk akal yang dia lontarkan secara iseng pada Ayu waktu itu terus-terusan terngiang.

“Lo kesambet apa gimana, sih?”

Naga tersenyum saat mendengar suara Ayu yang menghardiknya kembali terdengar. Sejak waktu itu, Naga sudah mendengar pertanyaan dengan nada sinis itu berulang kali seperti lagu yang sengaja diputar dalam mode repeat.

“Kira-kira dong, Ga, kalau mau bercanda, tuh. Capek gue lama-lama main sama kalian.”

Ini bukan kali pertama Ayu ngambek karena dijaili oleh Naga maupun Choky. Namun, sepertinya kali ini Ayu benar-benar marah. Naga tidak tahu karena memang tidak pernah mencari tahu. Selama ini, jika Ayu atau Choky tidak menghubunginya lebih dulu, Naga juga tidak akan menghubungi mereka. Kecuali jika dirinya butuh bantuan atau memang dalam keadaan darurat.

Jika dipikir-pikir lagi, benar kata Ayu. Hubungan mereka lebih cocok dikatakan sebagai rekan kerja, alih-alih sahabat.

Naga kembali tersenyum. Kepalanya mendongak, menatap jauh ke langit yang saat ini terlihat gelap dan polos. Langit seperti ini sering kali disalahpahami oleh manusia, dianggap akan turun hujan atau malah akan datang badai. Sama seperti Naga. Cemerlang, baik, kesayangan dosen. Hampir semua mahasiswa yang mengenalnya di kampus dulu menganggap Naga memiliki seribu privilese yang bisa memuluskan jalan kariernya.

Pemuda itu mengisap rokoknya dalam, sebelum akhirnya mengempaskan batang penuh nikotin itu ke tanah dan menginjaknya. Matanya kemudian memejam, berusaha menggali semua hal yang tidak pernah dilihat orang pada dirinya.

Pasif, terlalu takut mengambil risiko, insecure.

Tiga hal yang memengaruhi nyaris semua aspek dalam hidupnya hingga hari ini, termasuk di antaranya mengenai perasaan. Sejak pertama kali mengenal Ayu, Naga menekankan benar-benar dalam dirinya. Bikin batasan, jangan sampai jatuh cinta. Karena itu, selama ini dia tidak pernah benar-benar melihat Ayu sebagai perempuan. Batasannya sudah jelas, jadi teman saja, jangan lebih.

Naga cukup tahu diri, jarak levelnya dengan Ayu sangat jauh. Bukan berarti dia tidak pernah memiliki perasaan pada gadis itu. Ada masanya Naga tidak bisa mengendalikan perasaannya pada Ayu. Salah satunya, beberapa waktu lalu. Pemuda itu terkejut karena sanggup mengucapkan kata-kata yang selalu dia hindari sejak bertahun-tahun lalu.

“Lo ngapain di sini?”

Bayangan Ayu seketika lenyap dari kepala Naga, berganti dengan wajah Dara yang tengah mengernyit. Gadis itu menenteng dua termos nasi besar di kedua tangannya. Sementara itu, Ibu berdiri di sampingnya dengan bawaan yang tak kalah banyak. Naga lekas berdiri, menghampiri ibunya, lalu mengambil alih semua bawaan sang ibu. Perlakuan itu membuat ibunya tersenyum, kemudian mengusap kepala Naga penuh sayang.

“Heh! Punya mulut nggak, sih?”

“Apa sih, Ra?” Kini, Naga dan Dara berdiri saling berhadapan. “Harus banget ya, gue jawab pertanyaan lo? Suka-suka gue lah, mau ngapain kek, di sini.”

Dara menghela napas, kemudian melongok ke arah gitar dan rokok Naga yang masih teronggok di bangku kayu di bawah pohon randu. “Gue mau ngomong sama lo, abis ini.”

“Besok aja ngobrolnya.” Bapak menghentikan motornya perlahan saat melewati Naga dan Dara yang masih berhadapan. “Mbak Dara pasti capek, baru juga pulang kerja.”

Mendengar itu, Dara tersenyum. “Nggak apa-apa, Pak. Sebentar, kok, nggak lama.”

“Ya udah, kalau gitu biar termosnya Bapak yang bawa masuk, ya. Kalian ngobrol aja sekarang, daripada bolak-balik, kan.”

Naga menghalau tangan Bapak yang mau mengambil alih termos dari pegangan Dara. “Nggak perlu, Pak. Nanti biar Naga yang ngurusin. Bapak masuk aja dulu, terus istirahat.”

Gurat lelah di wajah bapaknya, membuat Naga semakin diliputi perasaan bersalah. Hingga saat ini, dia bahkan belum memiliki gambaran pekerjaan yang bisa dipakainya untuk menopang kehidupan dan masa depannya. Naga juga tidak yakin dengan langkah yang diambil Ayu untuk Nokturnal. Selama ini, Naga hanya menganggap Nokturnal sebagai hobi dan sarana untuk bersenang-senang. Jika tiba-tiba Nokturnal menjadi mata pencaharian tetapnya, Naga tidak yakin mereka sanggup bertahan lama di dunia hiburan.

“Mau ngomong apa?” Naga mendahului Dara, duduk di bangku yang sudah didudukinya sejam terakhir. Tangannya dengan cekatan menyalakan rokok dan menyesapnya dalam.

Melihat Dara yang ragu-ragu duduk di sampingnya membuat Naga kembali merasakan ada kembang api yang menyala di hatinya. Keberadaan Dara di dekatnya, membuat pemuda itu yakin jika perasaannya pada Ayu hanya rasa kagum sesaat.

Siapa memangnya yang tidak kagum pada sosok perempuan seperti Ayu? Orang tuanya kaya, tetapi dia berhasil membuktikan dirinya bisa bersinar tanpa embel-embel nama keluarga. Ayu adalah satu dari sedikit orang yang mau mengakui privilese yang dia miliki dan memanfaatkannya dengan baik. Tidak sekali dua kali Naga merasa iri pada Ayu. Selama ini, Ayu adalah satu-satunya orang yang benar-benar memperjuangkan Nokturnal agar memiliki masa depan cerah. Sesuatu yang tidak bisa Naga lakukan untuk dirinya sendiri.

Naga mengernyit, Dara tidak lekas bicara seperti yang diinginkannya tadi. Gadis itu justru sibuk memilin ujung kemeja seragamnya yang sedikit kusut. Wajahnya tampak bimbang. Naga bisa merasakan kegelisahan yang menguar dari pancaran ekspresi gadis di sampingnya itu. Tak ingin membuat Dara merasa semakin tidak nyaman, Naga memilih untuk berbicara lebih dulu.

“Hari ini gue mixed feeling banget. Ayu sama Choky sukses nampar gue bolak-balik. Pas gue pulang, nyampe rumah Milky udah nggak ada. Harusnya gue seneng, ya, karena nggak perlu tidur di tempat Mas Sakti lagi? Tapi anehnya gue malah sedih. Selama beberapa hari terakhir, Milky satu-satunya yang dengerin keluhan gue tanpa bales ngehakimi. Ya sih, dia meang-meong, tapi gue yakin maksudnya bukan buat nge-judge gue.” Pemuda itu terkekeh.

Curhat bersama Milky yang Naga maksud adalah: Milky di dalam kandangnya di depan kamar yang ditempati Dara, sementara Naga ada di kamarnya sendiri. Kadang sambil melukis, lebih seringnya sambil rebahan. Pintu kamarnya sengaja dibuka agar bisa mendengar suara Milky yang mengeong nyaring. Naga tidak tahu arti suara Milky, apakah dia lapar, atau haus? Naga tidak ingin tahu. Sesuai perjanjian, pemuda itu tidak akan menyentuh Milky. Alasan utama tentu karena alerginya, yang selanjutnya karena Naga tidak ingin tercipta ikatan antara dirinya dengan kucing itu. Baru begini saja dia sudah melow saat tidak melihat Milky di rumah tadi.

“Iya, Milky gue anterin ke pemiliknya. Nggak enak gue kalau lama-lama bawa dia di rumah lo.” Dara kembali diam, kemudian berdeham tak lama kemudian. “Ga, kalau misalnya Palette mau nerima lo kalau lo ngelamar lagi, apa lo mau apply CV lagi ke sana?”

“Hah, gimana?”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (2)
  • idhafebriana90

    Nggak ada notifnya

    Comment on chapter TWICE
  • vanilla_hara

    Ini kalau nge-like muncul notif gak, sih? Biar Naga tahu gitu aku datang. 🤣

    Comment on chapter TWICE
Similar Tags
Gray November
3313      1187     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
6164      1500     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
I'm not the main character afterall!
1190      612     0     
Fantasy
Setelah terlahir kembali ke kota Feurst, Anna sama sekali tidak memiliki ingatan kehidupannya yang lama. Dia selama ini hanya didampingi Yinni, asisten dewa. Setelah Yinni berkata Anna bukanlah tokoh utama dalam cerita novel "Fanatizing you", Anna mencoba bersenang-senang dengan hidupnya tanpa memikirkan masalah apa-apa. Masalah muncul ketika kedua tokoh utama sering sekali terlibat dengan diri...
The Last tears
781      446     0     
Romance
Berita kematian Rama di group whatsap alumni SMP 3 membuka semua masa lalu dari Tania. Laki- laki yang pernah di cintainya, namun laki- laki yang juga membawa derai air mata di sepanjang hidupnya.. Tania dan Rama adalah sepasang kekasih yang tidak pernah terpisahkan sejak mereka di bangku SMP. Namun kehidupan mengubahkan mereka, ketika Tania di nyatakan hamil dan Rama pindah sekolah bahkan...
Between the Flowers
654      361     1     
Romance
Mentari memilih untuk berhenti dari pekerjaanya sebagai sekretaris saat seniornya, Jingga, begitu menekannya dalam setiap pekerjaan. Mentari menyukai bunga maka ia membuka toko bersama sepupunya, Indri. Dengan menjalani hal yang ia suka, hidup Mentari menjadi lebih berwarna. Namun, semua berubah seperti bunga layu saat Bintang datang. Pria yang membuka toko roti di sebelah toko Mentari sangat me...
Denganmu Berbeda
9399      2509     1     
Romance
Harapan Varen saat ini dan selamanya adalah mendapatkan Lana—gadis dingin berperingai unik nan amat spesial baginya. Hanya saja, mendapatkan Lana tak semudah mengatakan cinta; terlebih gadis itu memiliki ‘pendamping setia’ yang tak lain tak bukan merupakan Candra. Namun meski harus menciptakan tiga ratus ribu candi, ataupun membuat perahu dan sepuluh telaga dengan jaminan akan mendapat hati...
Dunia Alen
4641      1463     2     
Romance
Alena Marissa baru berusia 17 belas tahun, tapi otaknya mampu memproduksi cerita-cerita menarik yang sering membuatnya tenggelam dan berbicara sendiri. Semua orang yakin Alen gila, tapi gadis itu merasa sangat sehat secara mental. Suatu hari ia bertemu dengan Galen, pemuda misterius yang sedikit demi sedikit mengubah hidupnya. Banyak hal yang menjadi lebih baik bersama Galen, namun perlahan ba...
MALAM TANPA PAGI
482      361     0     
Short Story
Pernahkah kalian membayangkan bertemu malam tanpa pagi yang menyapa? Apakah itu hal yang buruk atau mungkin hal yang baik? Seperti halnya anak kucing dan manusia yang menjalani hidup dengan langkah yang berat. Mereka tak tahu bagaimana kehidupannya esok. Namun, mereka akan menemukan tempat yang pantas bagi mereka. Itu pasti!
Bumi yang Dihujani Rindu
6954      2222     3     
Romance
Sinopsis . Kiara, gadis bermata biru pemilik darah Rusia Aceh tengah dilanda bahagia. Sofyan, teman sekampusnya di University of Saskatchewan, kini menjawab rasa rindu yang selama ini diimpikannya untuk menjalin sebuah ikatan cinta. Tak ada lagi yang menghalangi keduanya. Om Thimoty, ayah Kiara, yang semula tak bisa menerima kenyataan pahit bahwa putri semata wayangnya menjelma menjadi seorang ...
Girl Power
2083      821     0     
Fan Fiction
Han Sunmi, seorang anggota girlgrup ternama, Girls Power, yang berada di bawah naungan KSJ Entertainment. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran sebagai pemeran utama pada sebuah film. Tiba-tiba, muncul sebuah berita tentang dirinya yang bertemu dengan seorang Produser di sebuah hotel dan melakukan 'transaksi'. Akibatnya, Kim Seokjin, sang Direktur Utama mendepaknya. Gadis itu pun memutuskan u...