Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dunia Alen
MENU
About Us  

Alen mematut diri di cermin. Ini hari penentuan baginya. Hari yang akan mengakhiri segalanya. Hari yang seharusnya sudah Alen lalui sejak lama.

Alen menoleh ke samping, memunculkan bayangan Galen sedang menatapnya dari tepian ranjang dengan senyum termanis. Pemuda itu tidak nyata, tapi tak apa-apa kalau Alen tetap melihatnya muncul tiba-tiba. Dengan pemuda itu pun, Alen akan mengakhirinya hari ini.

"Hari ini sangat penting, Galen. Ke depannya saya tidak akan mengizinkan kamu menemui saya lagi."

#

Alen mendekat ke meja makan, melihat Renata dan Alice duduk berdekatan menghadapi nasi goreng. Wajah keduanya tampak lelah.

"Selamat pagi." Alice menyapa duluan, tersenyum ragu-ragu pada Alen. Alen membalas dengan mengguk sekaligus tersenyum.

"Pagi." Jawab Alen.

Alen duduk berhadapan dengan Renata, mendapati ibunya terburu-buru menyendokkan nasi goreng untuk Alen.

"Kamu belum makan dari kemarin."

Alen memandang Renata. Wanita itu gemetaran mengangkat sendok nasi.

"Mama sendiri, sudah makan?"

Renata mendongak, kedua alisnya terangkat. "Sekarang kita makan sama-sama."

"Aku cuma ingin bilang Mama dan Alice nggak perlu nunggu aku kalau sudah lapar." Alen memasukkan seseuap nasi goreng. Rasa nasi goreng yang sama yang selalu Renata buat untuk sarapan. Meski begitu, Alen baru sadar ia tak pernah bosan dengan menu yang itu-itu saja setiap harinya.

"Enak." Ucap Alen setelah menandaskan nasi goreng miliknya.

Renata dan Alice berpandangan. Keduanya mengangkat alis, mungkin heran Alen tiba-tiba seperti ini. Sebelumnya Alen tak pernah komentar apapun soal nasi goreng buatan Renata. Alen cenderung makan dengan tenang atau lebih tepat kalau disebut bisu.

"Lo... nggak apa-apa, kan?"

Kali ini giliran Alen yang mengangkat alis mendengar pertanyaan Alice. Sejurus kemudian Alen menggeleng.

"Gue nggak apa-apa." Katanya, lalu mengambil semua piring kotor menuju wastafel. Di belakangnya Renata mengekor tanpa suara. Ketika Alen membubuhkan sabun, Renata bergabung di depan wastafel.

 

"Biar Mama saja." Katanya, merebut sponge pencuci dari tangan Alen. Alen menurut, tidak memaksa mencuci bekas piring makannya sendiri. Sebagai gantinya, gadis itu berdiri diam di samping Renata, menatap ke gelembung-gelembung sabun di permukaan piring.

Ini tak akan mudah.

Mengakhiri ini tak mungkin cukup dengan satu kata saja. Alen sudah bepikir matang-matang. Tapi sekeras apapun ia menyusun rencana, semuanya tetap kembali pada satu hal.

"Maaf."

Meminta maaf. Ternyata meminta maaf memang segalanya.

Alen terlalu egois saat dulu berpikir meminta maaf tidak mengubah apapun.

Renata menoleh lalu membeku. Tangannya refleks berhenti menggosok piring-piring kotor ketika mendapati Alen menunduk.

"Kenapa?" Katanya, terburu-buru mencuci tangan, lalu mengangkat wajah Alen. Ia menemukan putrinya sudah memerah menahan tangis.

"Selama ini aku terlalu egois." Alen menelan ludah. Sama sekali di luar dugaan ia bisa mengatakan maaf.

"Benar kata Alice, aku terlalu sensitif, nggak memikirkan Mama ataupun Alice." Jelas Alen parau. Gadis itu mengembuskan napas merasa perlahan-lahan sesak di dadanya menjadi kosong. Alen sudah mempertimbangkan semuanya. Ia tidak mau terus menerus berperan tersiksa. Di balik semua penderitaan yang Alen rasa, ada penderitaan yang sama yang Renata dan Alice rasakan. Alen jngin mengakhiri semuanya. Rasa bencinya, rasa tersisihnya, rasa sedihmya. Semuanya. Juga memperbaiki hubungannya.

Dan pada akhirnya semua ini memang salah Alen. Kegagalan Alen dalam mengenali keluarganya sendiri. Kegagalannya mengenali beban yang ditanggung anggota keluarganya.

"Aku udah memikirkan semua ini semalaman. Ini semua salahku, jadi aku minta maaf." Akhirmya semua air mata Alen jatuh. Dadanya terasa lega, tapi perasaan bersalah menyergapnya.

Renata menggapai kedua pipi Alen seraya menggeleng. "Ini bukan salah kamu. Ini... ini..." kata-kata Renata habis oleh tangisnya yang pecah setelah mendengar pemintaan maaf Alen yang kedua.

"Alen, kamu nggak salah. Ini salah Mama yang nggak bisa mengurus anak-anak Mama."

"Kalau Mama nggak bisa mengurus anak-anak Mama, aku nggak mungkin tumbuh sebesar ini." Alen menggenggam tangan Renata, menciumnya, lalu memeluk Renata sambil berbisik.

"Aku sayang Mama."

Di meja makan, Alice yang menonton segera beranjak, memeluk Renata dan Alen.

Ketiganya menangis, diselingi suara keran air yang mengucur deras.

#

"Sudah?"

Alen mengangguk. Ia membuntuti Renata dan Alice yang sudah lebih dulu keluar. Mobil melaju tenang setelah Alen naik. Pemutar cakram memutar lagi Let It Be milik The Beatles. Alen tersenyum samar.

When i find myself in times of trouble

Mother mary comes to me

Speaking words of wisdom

Let it be

Setelah sekian lama kesalahpahaman ini membentuk pribadi egois dalam diri Alen, akhir ia bisa bernapas lega. Tidak ada cemburu. Tidak juga rasa tersisih. Kesehatannya membaik, pun dengan kesehatan Alice.

Dunia ini memang penuh dengan kesalahpahaman. Satunya-satunya jalan keluar hanya pengertian. Benar-benar sebuah keberuntungan Alen mampu membuat dirinya mengerti. Bahwa ia bukanlah orang yang tidak memiliki kepentingan atau eksistensi di rumahnya sendiri. Sebenarnya, Alenlah yang paling dipercaya Renata. Alen yang dianggap paling kuat dan paling bisa melakukan segala hal seorang diri.

Harusnya Alen bangga.

Seorang pun, tak pernah ada yang menganggap Alen semampu ini. Lain dengan Renata yang selalu mengandalkan Alen dan percaya Alen bisa.

Ibunya... orang terbijak yang pernah Alen kenal. Orang yang paling menyayanginya, juga paling percaya padanya meski Alen sempat tak memberikan rasa percaya yang setara.

Alen memalingkan wajah ke jendela setelah lagu Let It Be habis. Ia menemukan Galen mengendarai motornya, balik menoleh pada Alen seraya tersenyum.

Ah, pemuda itu...

"Benar kata kamu. Kalau saya mati dan masuk surga, saya akan minta pada Tuhan supaya saya diberikan keluarga yang sama dan kehidupan yang sama seperti di bumi meskipun saya tahu saya bisa meminta lebih dari pada itu."

"Kamu bilang apa?" Alice mengurutkan dahi.

Alen gelagapan, lalu tersenyum sendiri. "Nggak, gue cuma lagi ngomong sendiri."

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 1 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • juliartidewi

    bagus

    Comment on chapter Yang tidak diketahui
Similar Tags
SORRY
18706      3032     11     
Romance
Masa SMA adalah masa yang harus dipergunakan Aluna agar waktunya tidak terbuang sia-sia. Dan mempunyai 3 (tiga) sahabat cowok yang super duper ganteng, baik, humoris nyatanya belum untuk terbilang cukup aman. Buktinya dia malah baper sama Kale, salah satu cowok di antara mereka. Hatinya tidak benar-benar aman. Sayangnya, Kale itu lagi bucin-bucinnya sama cewek yang bernama Venya, musuh bebuyutan...
Dream of Being a Villainess
1217      699     2     
Fantasy
Bintang adalah siswa SMA yang tertekan dengan masa depannya. Orang tua Bintang menutut pertanggungjawaban atas cita-citanya semasa kecil, ingin menjadi Dokter. Namun semakin dewasa, Bintang semakin sadar jika minat dan kemampuannya tidak memenuhi syarat untuk kuliah Kedokteran. DI samping itu, Bintang sangat suka menulis dan membaca novel sebagai hobinya. Sampai suatu ketika Bintang mendapatkan ...
Kebahagiaan...
563      397     4     
Inspirational
Apa arti sesungguhnya dari bahagia? Dapat menghabiskan banyak waktu menyenangakan bersama orang yang kita sayangi dan bisa terus bersama adalah salah satu dari kebahagiaan yang tidak ternilai....
Cinta di Sepertiga Malam Terakhir
6199      1503     1     
Romance
Seorang wanita berdarah Sunda memiliki wajah yang memikat siapapun yang melihatnya. Ia harus menerima banyak kenyataan yang mau tak mau harus diterimanya. Mulai dari pesantren, pengorbanan, dan lain hal tak terduga lainnya. Banyak pria yang datang melamarnya, namun semuanya ditolak. Bukan karena ia penyuka sesama jenis! Tetapi karena ia sedang menunggu orang yang namanya sudah terlukis indah diha...
REGAN
8979      2785     4     
Romance
"Ketika Cinta Mengubah Segalanya." Tampan, kaya, adalah hal yang menarik dari seorang Regan dan menjadikannya seorang playboy. Selama bersekolah di Ganesha High School semuanya terkendali dengan baik, hingga akhirnya datang seorang gadis berwajah pucat, bak seorang mayat hidup, mengalihkan dunianya. Berniat ingin mempermalukan gadis itu, lama kelamaan Regan malah semakin penasaran. Hingga s...
Into The Sky
442      283     0     
Romance
Thalia Adiswara Soeharisman (Thalia) tidak mempercayai cinta. Namun, demi mempertahankan rumah di Pantai Indah, Thalia harus menerima syarat menikahi Cakrawala Langit Candra (Langit). Meski selamanya dia tidak akan pernah siap mengulang luka yang sama. Langit, yang merasa hidup sebatang kara di dunia. Bertemu Thalia, membawanya pada harapan baru. Langit menginginkan keluarga yang sesungguhnya....
Bee And Friends
2728      1099     1     
Fantasy
Bee, seorang cewek pendiam, cupu, dan kuper. Di kehidupannya, ia kerap diejek oleh saudara-saudaranya. Walau kerap diejek, tetapi ia memiliki dunianya sendiri. Di dunianya, ia suka sekali menulis. Nyatanya, dikala ia sendiri, ia mempunyai seseorang yang dianggap sebagai "Teman Khayalan". Sesosok karakter ciptaannya yang ditulisnya. Teman Khayalannya itulah ia kerap curhat dan mereka kerap meneman...
Caraphernelia
861      467     0     
Romance
Ada banyak hal yang dirasakan ketika menjadi mahasiswa populer di kampus, salah satunya memiliki relasi yang banyak. Namun, dibalik semua benefit tersebut ada juga efek negatif yaitu seluruh pandangan mahasiswa terfokus kepadanya. Barra, mahasiswa sastra Indonesia yang berhasil menyematkan gelar tersebut di kehidupan kampusnya. Sebenarnya, ada rasa menyesal di hidupnya k...
Between the Flowers
662      365     1     
Romance
Mentari memilih untuk berhenti dari pekerjaanya sebagai sekretaris saat seniornya, Jingga, begitu menekannya dalam setiap pekerjaan. Mentari menyukai bunga maka ia membuka toko bersama sepupunya, Indri. Dengan menjalani hal yang ia suka, hidup Mentari menjadi lebih berwarna. Namun, semua berubah seperti bunga layu saat Bintang datang. Pria yang membuka toko roti di sebelah toko Mentari sangat me...
Cinta untuk Yasmine
2063      902     17     
Romance
Yasmine sama sekali tidak menyangka kehidupannya akan jungkir balik dalam waktu setengah jam. Ia yang seharusnya menjadi saksi pernikahan sang kakak justru berakhir menjadi mempelai perempuan. Itu semua terjadi karena Elea memilih untuk kabur di hari bahagianya bersama Adam. Impian membangun rumah tangga penuh cinta pun harus kandas. Laki-laki yang seharusnya menjadi kakak ipar, kini telah sah...