Loading...
Logo TinLit
Read Story - REGAN
MENU
About Us  

Di gedung besar di antara riuhnya penggila game online, perempuan dengan jaket parka berwarna biru tua berusaha memisahkan diri dari sana. Selain ingin menelepon temannya, ia juga merasa sangat lapar. Restoran di depan gedung ini menjadi pilihan yang tepat untuknya.

Halo El?

Seseorang menyahut dari di ponselnya. Elfina tersenyum, kala suara laki-laki itu menari di telinganya. Perihal perasaan memang tidak ada yang tahu selain dirinya dengan Tuhan. “Tumben kamu enggak ikut turnamen?” tanyanya.

Enggak, ah! ML game bocah! Laki-laki di seberang sana terkekeh, membuat dirinya tidak bisa menahan untuk tidak mengembangkan senyum.

“Bocahan mana sama main Hago?” timpal Elfina membuat dia kembali terkekeh.

Hago obat gabut, ML obat bucin, PUBG obat pusing, Free Fire obat lapar! Sepertinya laki-laki di seberang sana memang hobi tertawa, pasalnya diujung kalimatnya selalu ada kikikkan.

“Kalo aku obat apa?” tanya Elfina.

Obat sepi. Dia kembali tertawa, sementara dirinya membeku berharap apa yang diucapkan olehnya bukanlah gurauan.

Canda!

Elfina terperangah. “Serius juga enggak apa-apa.” Aku ngarep banget loh, Hatinya melanjutkan.

Apa?         

Elfina jadi salah tingkah bahkan gelagapan. “Enggak kok, enggak ada, ya aku hanya bosan aja. Aku kira ada kamu dan teman-temanmu yang itu, yah kalo tahu gini aku gak bakalan ke sini.”

Kamu lagi di gedung?

Elfina tidak menggubris ucapan temannya itu, tatapannya terarah pada kumpulan orang yang mengerumuni sesuatu di persimpangan. Bahkan, orang-orang yang mengendarai kendaraannya pada turun untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana.

“Ge, aku tutup dulu ya, dah.” Elfina segera berlari memecah kerumunan orang yang memenuhi jalan persimpangan, ia bisa mendengar salah seorang yang sedang bercakap dengan pihak rumah sakit.

Saat netranya menangkap seseorang yang tergeletak dengan lumuran darah memenuhi sekitar kepalanya, sontak dia terkejut dan merasa tidak percaya. Orang yang kini tergeletak di hadapannya, merintih menahan sakit, matanya tampak berkaca-kaca sebagai pelampiasan rasa sakit yang menderanya. Tanpa berpikir lama, ia menghampiri orang itu dan berjongkok di sampingnya. Ia mengangkat kepalanya agar tidur di pangkuannya, ditatapnya dia dengan tatapan penuh pilu.

Orang itu tampak kesulitan dalam berucap, segera Elfina mendekatkan telinganya ke mulut dia.

“A-a-ku me-ne-mu-kan ja—wa-ban—nya, ku—ha-rap, me—re-ka, ti-dak, me-nge-ta—hu-i se-be—lum, i-bu-ku, sem—buh.” Ucapnya terpatah-patah, membuat Elfina mengernyitkan dahinya. Detik berikutnya, orang itu tersenyum, lalu tak sadarkan diri.

Elfina panik. Ia berusaha membangunkan dia dengan menepuk-nepuk kecil pipinya, berharap orang yang tidak asing dimatanya ini tersadar. “Regan!” serunya. Ia masih mengingat nama salah satu temannya Gema ini.

Tak lama dari itu, ambulans datang mengangkat Regan ke kasur roda dan memasukannya ke mobil. Saat pihak dari rumah sakit menanyakan ada hubungannya dengan Regan, Elfina langsung menganggukkan kepalanya. Ia ikut mengurusi apa yang menimpa kepada temannya ini.

Elfina izin kepada petugas rumah sakit untuk mengecek barang-barang yang berada di tas selempang Regan. Begitu menganggukkan kepalanya, Elfina membukanya dan mendapatkan data, ponsel serta buku bersampul hitam. Dibacanya data tersebut, lalu beralih ke buku bersampul hitam itu.

Di halaman awal hanya ada sepenggal kisah, tapi ketika berada di tengah-tengah halaman, Elfina tertegun memandangi tulisan itu. Hatinya tergores!

Tuhan, berilah keajaiban untuk surgaku,

Dimanakah aku harus berpijak untuk menemukan orang yang bisa menolong ibuku, beliau kritis, beliau membutuhkan jantung. Berilah aku jawaban…

Seketika mata Elfina membeliak, mungkinkah ini yang dimaksud dengan ucapan Regan beberapa menit yang lalu. Dia sedang mencari jawaban atas kalimat ini, dan jawabannya adalah dirinya sendiri. Elfina kembali membuka lembaran baru dan hatinya kembali menggebu.

Kak, apa bisa keluarga kita kembali seperti semula?

Mudah-mudahan, Ris.

Elfina kembali ingat dengan gadis SMP yang merupakan adiknya Regan. Begitu Sampai di Rumah Sakit Sentosa, Regan langsung ditangani dokter di sana. Kepada perawat yang turut menangani Regan, Elfina mengutarakan pesan dari temannya itu. Bahwa dia ingin menyelamatkan ibunya yang terbaring lemah di Rumah Sakit Sejahtera, dengan mendonorkan jantung kepadanya.

Pakaian Elfina berselimut darah, hatinya terus menggebu tidak menyangka dengan apa yang terjadi hari ini. Meskipun hanya sekali ia bertemu, betapa menyesakkan keadaan ini, keadaan yang menimpa temannya ini membuat tubuhnya bergetar.

Saat dokter yang menangani Regan keluar, Elfina segera menghadapinya.

“Teman kamu sudah tidak bisa diselamatkan lagi, tubuhnya mengalami banyak benturan, apalagi di bagian kepalanya. Tengkoraknya retak, sehingga terjadi pendarahan. Namun, jantungnya masih bekerja dengan baik. Dan, setelah mendengar kabar dari perawat, kami membantu pasien dengan alat bantu pernapasan agar detak jantungnya berpacu dengan baik. Kami akan segera melapor ke pihak Rumah Sakit Sejahtera, dan kami akan segera membawa pasien ke rumah sakit tersebut.”

Elfina membeku, mulutnya tidak bisa berkata apa-apa. Matanya kembali menjatuhkan air matanya, tubuhnya merasa lemas. Beginikah rasanya kehilangan? Sangat sesak!

O0O

Risma dan Bi Surti merasa tidak tenang, pasalnya Regan belum juga kembali. Beberapa menit yang lalu, Bi Surti membeli makanan untuk Risma, tapi kondisi seperti ini membuat gadis belia itu kehilangan nafsu makannya.

“Dengan keluarga Ibu Anita?” Bi Surti segera mengangguk, Dokter Adrian menyuruhnya untuk masuk ke ruangannya sementara Risma hanya menatap kebingungan.

Beberapa menit Risma menunggu, akhirnya Bi Surti kembali dan langsung mendekapnya dengan begitu erat. Bi Surti menceritakan bahwa ibunya akan segera mendapatkan donor jantung. Mendengar hal itu, Risma tersenyum merekah, wajah yang sedari tampak murung kini berseri kembali.

“Bi, tapi, Kak Regan kenapa belum kembali. Dan aku lupa enggak bawa hape untuk meneleponnya. Eh, Bi, tapi siapa pendonor jantung untuk ibu?”

Bi Surti menggelengkan kepalanya, saat dirinya bertanya ke dokter, beliau tidak memberitahunya. Tapi, yang jelas ibu Anita akan kembali sehat seperti dahulu. Setelah mendapatkan kabar bahagia ini, nafsu makan Risma membaik. Ia langsung melahap nasi goreng yang dibeli Bi Surti untuknya.

Beberapa saat kemudian, Dokter Adrian memberi kabar bahwa operasi pencangkokan jantung segera dilakukan, beliau meminta agar Risma dan Bi Surti berdoa supaya operasi ini lancar dan berhasil. Risma sangat tidak tenang, kenapa kakaknya belum juga tiba, ingin sekali ia mendekapnya dan melukis masa yang akan dilaluinya setelah ibunya kembali pulih.

“Kak Regan pasti datang.” Bi Surti memberi semangat kepada Risma, tapi tetap saja hal itu tidak membuatnya tenang.

Operasi ini menghabiskan waktu sekitar empat jam, selama empat jam Risma dan Bi Surti terus berharap kepada Tuhan untuk kelancaran semuanya. Dan selama ini kakaknya belum juga muncul, kemana Kak Regan? Oh, Tuhan!

Pukul dua belas malam, operasi pencangkokkan jantung akhirnya berjalan dengan lancar. Saat Dokter Adrian kembali dari sisi ruangan yang lain, Bi Surti dan Risma menghadapnya. Ada seberkas cahaya dalam wajahnya, tapi tidak begitu terang seolah-olah ada sesuatu yang disembunyikan.

Segera mereka berlari menuju ruangan di mana ibu Anita di operasi, begitu bahagianya Risma dan Bi Surti melihat ibu Anita akan kembali sembuh dan menjalankan aktifitas sehari-harinya. Saat perawat keluar dari ruangan itu, lagi-lagi keduanya menanyakan sang pendonor, tapi jawabannya tetap sama. Bisa menemui saat ibunya sudah sadarkan diri.

Kak, kita akan mengukir kenangan indah lagi bersama ibu. Untuk ayah, aku harap engkau kembali,....

O0O

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
The Accident Lasts The Happiness
575      399     9     
Short Story
Daniel Wakens, lelaki cool, dengan sengaja menarik seorang perempuan yang ia tidak ketahui siapa orang itu untuk dijadikannya seorang pacar.
One-Week Lover
1975      983     0     
Romance
Walter Hoffman, mahasiswa yang kebosanan saat liburan kuliahnya, mendapati dirinya mengasuh seorang gadis yang entah dari mana saja muncul dan menduduki dirinya. Yang ia tak tahu, adalah fakta bahwa gadis itu bukan manusia, melainkan iblis yang terlempar dari dunia lain setelah bertarung sengit melawan pahlawan dunia lain. Morrigan, gadis bertinggi badan anak SD dengan gigi taring yang lucu, meng...
Surat Terakhir untuk Kapten
620      448     2     
Short Story
Kapten...sebelum tanganku berhenti menulis, sebelum mataku berhenti membayangkan ekspresi wajahmu yang datar dan sebelum napasku berhenti, ada hal yang ingin kusampaikan padamu. Kuharap semua pesanku bisa tersampaikan padamu.
Jika Aku Bertahan
13059      2734     58     
Romance
Tidak wajar, itu adalah kata-kata yang cocok untuk menggambarkan pertemuan pertama Aya dengan Farel. Ketika depresi mengambil alih kesadarannya, Farel menyelamatkan Aya sebelum gadis itu lompat ke kali. Tapi besoknya secara ajaib lelaki itu pindah ke sekolahnya. Sialnya salah mengenalinya sebagai Lily, sahabat Aya sendiri. Lily mengambil kesempatan itu, dia berpura-pura menjadi Aya yang perna...
Listen To My HeartBeat
606      367     1     
True Story
Perlahan kaki ku melangkah dilorong-lorong rumah sakit yang sunyi, hingga aku menuju ruangan ICU yang asing. Satu persatu ku lihat pasien dengan banyaknya alat yang terpasang. Semua tertidur pulas, hanya ada suara tik..tik..tik yang berasal dari mesin ventilator. Mata ku tertuju pada pasien bayi berkisar 7-10 bulan, ia tak berdaya yang dipandangi oleh sang ayah. Yap.. pasien-pasien yang baru saja...
NIKAH MUDA
2893      1057     3     
Romance
Oh tidak, kenapa harus dijodohin sih bun?,aku ini masih 18 tahun loh kakak aja yang udah 27 tapi belum nikah-nikah gak ibun jodohin sekalian, emang siapa sih yang mau jadi suami aku itu? apa dia om-om tua gendut dan botak, pokoknya aku gak mau!!,BIG NO!!. VALERRIE ANDARA ADIWIJAYA KUSUMA Segitu gak lakunya ya gue, sampe-sampe mama mau jodohin sama anak SMA, what apa kata orang nanti, pasti g...
Sunset in February
1001      554     6     
Romance
Februari identik dengan sebutan bulan kasih sayang. Tapi bagi Retta februari itu sarkas, Februari banyak memberikan perpisahan untuk dirinya. Retta berharap, lewat matahari yang tenggelam tepat pada hari ke-28, ia dapat melupakan semuanya: cinta, Rasa sakit, dan hal buruk lain yang menggema di relung hatinya.
Just For You
6461      2074     1     
Romance
Terima kasih karena kamu sudah membuat hidupku menjadi lebih berarti. (Revaldo) *** Mendapatkan hal yang kita inginkan memang tidak semudah membalik telapak tangan, mungkin itu yang dirasakan Valdo saat ingin mendapatkan hati seorang gadis cantik bernama Vero. Namun karena sesuatu membuatnya harus merelakan apa yang selama ini dia usahakan dan berhasil dia dapatkan dengan tidak mudah. karen...
Guguran Daun di atas Pusara
516      355     1     
Short Story
Salju yang Memeluk Awan [PUBLISHING IN PROCESS]
14683      2568     4     
Romance
Cinta pertamaku bertepuk sebelah tangan. Di saat aku hampir menyerah, laki-laki itu datang ke dalam kehidupanku. Laki-laki itu memberikan warna di hari-hariku yang monokromatik. Warna merah, kuning, hijau, dan bahkan hitam. Ya, hitam. Karena ternyata laki-laki itu menyimpan rahasia yang kelam. Sebegitu kelamnya hingga merubah nasib banyak orang.