Suasana rumah yang kini terasa sepi terdengar beberapa percakapan di meja makan pada pagi hari, biasanya hanya ada dua penghuni yaitu sepasang suami dan istri namun, kini sang anak sedang libur dan ikut sarapan di pagi hari. “minjae, bagaimana dengan pekerjaanmu?lancar?”ucap seorang lelaki yang kini menatap sang anak yang berada di hadapannya. “baik appa. Semua lancar”jawab minjae dengan senyuman.
“tetap jaga kesehatanmu, jangan hanya menasehati para penggemar saja. tapi kau juga harus jaga kesehatan”kini ucapan perempuan di samping sang ayah.
“’eooma,,,”ucap minjae menatap sang eooma yang masih pagi sudah menjahilinya. Kekehan dari keduanya terdengar. Minjae ikut tersenyum. Suasan pagi ini sangat membuat minjae senang dan merindukan masa-masa dimana dirinya selalu bercengkrama sebelum melakukan aktivitas.
“jaga rumah, eooma akan pulang sore hari”ucap sang ibu yang kini berpamit untuk bekerja. Minjae mengangguk “appa akan pulang pada malam hari”ucap sang ayah. “baiklah.”ucap minjae sambil tersenyum dan mengantar kedua orangtuanya menuju kendaraan masing-masing. Selepas kepergian keduanya minjae masuk kembali ke dalam rumah dan kini membuka laptopnya di ruang tengah. Seperti biasa, mengedit foto adalah hal yang di sukai minjae.
DRtt,,, getaran handphone minjae mengalihkan atensi minjae. tertera nama "herin-shi" sebagai pemangil. “ada apa memanggilku?”ucap minjae bingung nmun tetp mengangkat panggilan.
“ya?”
“ah, minjae-ah. Apa kau sibuk hari ini?”ucap herin di sebrang telephone membuat minjae mengerutkan dahinya “aku,,,”minjae melihat ke arah sekitar “aku tidak terlalu sibuk. Ada perlu sesuatu?”tanya minjae
“boleh kah antar aku ke suatu tempat?”ucapan dari sebrang membuat minjae menatap layar dan memastikan siapa penelephone tersebut. Nama yang tertera masih nama yang ia baca sebelum megangkatnya.
“aku sibuk, maafkan aku”ucap minjae dengan nada seramah mungkin,
“eummm ini benar-benar mendadak minjae-ah. Aku,,,,aku ingin membicarakan adegan selanjutnya. maksudku aku ingin meminta pendapatmu tentang adegan selanjutnya”ucapan memaksa dari sebrang membuat minjae terdiam dan berfikir.’ Bagaimanapun ia ingin menbiarakan masalah pekerjaan. Aku lupa meskipun aku libur dari menyanyiku, masih ada satu yaitu syuting’ bating minjae. Menimbang beberapa saat akhirnya minjae menjawab.
“baiklah,jika ingin membicarakan tentang naskah adegan selanjutnya. Bagaimana jika diskusi di café agensi ku”ucap minjae
“baiklah,namun sebelum itu boleh sambil mengantarku ke suatu tempat lebih dulu?”pinta dari sebrang
“baiklah”jawab minjae, lalu menutup handphonenya setelah mengucapkan kata perpisahan. Minjae terdiam sebentar “padahal kami tidak sedekat itu dan kenapa harus saat aku libur ”gerutu minjae.
Minjae pov
Waktu menunjukan pukul 12.00 kini aku membawa tas ku. Aku hanya menggunakan baju ala kadarnya dimana celana jins, baju kaos dipadukan dengan cardigan berwarna hitam, tak lupa masker untuk menutupi identitasku. Ahhh sebenarnya ada perubahan tepat bertemu,dan juga tak lupa aku mengajak yangjun karena itu adalah saran dari manajer hyung-nim. aku fikir mungkin akan terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan jika manajer hyung-nim tidak tau tentang janji pergi ini.
“oi, na minjae” suara yang sudah ku kenal kini memenuhi gedang telingaku. Aku menatap mobil berwarna merah menyala menghampiriku, aku tersenyum setelah yangjun memberi gesture untuk aku masuk kedalam mobil. Aku duduk di samping pengemudi. “jadi herin, herin itu memintamu menemuinya?kau dekat dengannya?ucap yangjun yang kini sudah mengendarai mobilnya “hm, aku tidak merasa dekat seperti pada member. Ia hanya rekan kerja saat syuting ku saja”ucap ku.
“pasti ini saran dari manajer mu kan?”
“ada saran lain?”
“abaikan”ucapan yangjun,sempat terlintas di fikiranku tapi itu perbuatan tidak sopan apalagi pada gadis. Aku hanya menghela nafas. Selama perjalanan aku hanya terdiam menatap setiap aktivitas yang dilakukan orang-orang “oh ya, bagaimana dengan gadis yang bernama gulya? Kau masih suka memeperhatikannnya?”ucap yangjun. Aku terdiam “aku sempat melihatnya. ia juga akrab dengan eoomaku.”ceritaku. jika ada yang bertanya apakah member mengetahui hal ini?aku hanya bisa jawab tidak. Bukan aku tidak percaya pada mereka, pekerjaan menjadi idol begitu berat, apalagi kami harus menghindari banyak skandal. Mereka akan memaklumi jika aku menyukai orang lain karena beberapa member juga memiliki hubungan tersembunyi dengan selebritas lain. Aku hanya tidak ingin banyak beban fikiran saja. entahlah, mungkin aku akan cerita ketika waktunya pas.
“hei, minjae apakah kau percaya cinta pandangan pertama?” ucapan yangjun membuatku menatapnya dan berfikir “entahlah. Mungkin ia”ucapku tak yakin. “kau itu tampan, kaya, pandai memyanyi, terkenal. Banyak orang yang mungkin akan menyukaimu.”celoteh yangjun, aku hanya mengangguk "aku tahu “ ucapku spontan membuat yang jun mencibir.
"cobalah melabuhkan hatimu pada satu orang. kini umurmu sudah 27 setidaknya kau butuh sandaran selain member,dan kedua orangtuamu” ucapan yangjun berlanjut, membuatku mengagguk.
“petuahmu seperti sedang mengalaminya saja”ucapku, tak lama aku melihat satu tangan yangjun yang tidak menyetir untuk mengambil sesuatu di dasbor penyimpanan dan membawa sebuah kertas di hadapanku. Aku menatapnya “apa ini?”
“undangan pernikahanku”ucapnya membuatku terbelalak, “wow,,wo,,, tunggu kau akan menikah?” sambil mengambil kertas yang di sodorkannya aku membaca setiap untaian kata.
“yak, kau! Wahhhh aku harus memberitahu jegyo, dan chanhyuck dan junlin ” ucapku, kami berlima bersahabat namun, satu-satunya yang tidak ingin menjadi seorang idol adalah yangjun saja.
“beritahu mereka bertiga. Datanglah”ucapnya sambil tersenyum. aku tersenyum tipis “jadi ada juga yang menginginkn hidup bersamamu”jahilku, yangjun tertawa “dia meyakinikku, dan aku teryakini. Kami membicarakan semuanya dan mencari solusi semuanya. Dan berakhirlah dengan undangan itu”cerita yangjun.
“aku mengerti posisimu, itu tidaklah mudah bukan? Ketika kau mencintai seseorang pasti akan banyak skandal. Tapi seharusnya kau ingat, kau juga manusia dimana kau memiliki perasaan ingin diurus dan ingin menjaga dengan artian berbeda. Kau tidak benar-benar hidup dan terkenal karena mereka saja. namun usahamu menyenangi mereka, berlatih agar terlihat sempurna, bersikap hati-hati, menjaga perasaan mereka. Tidak hanya mereka yang mengorbankan uang dan waktu untuk melihatmu saja. namun, bukankah kau juga mengorbankan waktu, dan perasaanmu? Jadi. Mulai lah ikuti hatimu, ketika kau merasakan sesuatu pada lawan jenis ekspresikan saja. kau juga hanya manusia biasa minjae-ah”ucapan
yangjun membuatku tersenyum dan mengangguk “akan ku ingat selalu nasehatmu”ucapku." Jika chanhyuck yang mendengarmu mungkin ia akan mengejekmu” lanjutku sambil tertawa, yangjun ikut tertawa.
“aku sudah menyiapkan hati untuk ejekannya di pernikahanku nanti”ucap yangjun membuatku kembali tertawa.
tak lama mobil berhenti disalah satu café dekat gedung agensi milik herin. Aku memberitahunya jika aku sudah sampai. aku melihat gadis yang sedari tadi sudah berdiri jika di gambarkan gadis berambut pendek memakai rok pendek berwarna pink serta baju panjang berwarna putih, tak lupa baret pink terletak di kepala sebagai hiasannya dan tas mini yang ia selendangkan di pundak kanan. Aku menatapnya “dia tidak menggunakan masker?”ucap yangjun membuatku menggeleng tidak tahu “apa agensinya tidak menyuruhnya menyamar?”lanjut yangjun yang hanya gelengan lagi yang dapat aku lakukan.
“aku berharap tidak ada skandal kedepannya”ucapku pasrah
Suara ketukan di kaca mobil yang pelakunya sudah pasti herin. Mengetuk kaca mobil di bagian kemudi.
“buka saja”ucapku pada yangjun, yangjun membuka jendela mobil. dan aku melihat ekspersi herin yang terkejut sekaligus kecewa?mungkin. aku mengabaikan dan tersenyum kearahnya “masuk saja di kursi belakang herin”ucap ku pada herin. Setelah mendapat persetujuan herin membuka pintu belakang dan duduk di tengah.
“ahhh jadi,,, ber,,bertiga?”ucap herin membuatku mengangguk “tak apa kan?aku lupa jika hari ini akan membantu temanku untuk mempersiapkan pernikahannya.” Ucapanku memberi alasan. Aku menatap wajahnya dari balik kaca depan. Terlihat raut wajah enggan serta kecewa namun hanya beberapa saat saja.
“ah, anda herin-shi. Salam kenal”suara yangjun memecahkan keheningan
“ah ya salam kenal.anda temannya minjae?”ucap herin
“ya, aku temannya. Maaf ya gara-gara ku janji temu kalian terhalang”ucapan yangjun membuatku melihat ke arahnya dengan mata melotot ‘ jelmaan kucing liar ini benar-benar’kesalku.
“ahhh tak masalah kami hanya akan membahas beberapa naskah adegan saja”ucap herin.
“oh. Calon istriku sangat menyukai mu, bisa aku meminta tanda tanganmu”ucapan yangjun membuatku melihat ke arahnya ‘yang benar saja. hana bahkan terkadang selalu mengumati herin’batinku. Selama perjalanan herin dan yangjun berbicara banyak , terkadang herin pun bertanya padaku.
Kini kami sudah sampai agensi café perusahaanku. Memesan beberapa makan dan minuman untuk di antar ke ruangan yang lebih pribadi. Untuk yangjun dia pergi karena hana menelphone dan menyuruhnya untuk membawa pesanan sang calon.
“jadi herin-shi apa yang ingin kau diskusikan?”ucap ku menatapnya, herin tersenyum “eumm saat adegan di sungai han. Apakah menurutmu aku perlu menggunakan pengganti atau lebih baik aku saja yang melakukan adegan secara langsung”ucapannya membuatku mengerutkan dahi “bukankah jika hal seperti ini lebih baik di bicarakan dengan sutrada?”tanyaku
“sutradara memberikan pilihan, menurutmu lebih baik bagaimana?”ucapan herin membuatku berfikir “jika kau tidak takut ketinggian aku sarankan untuk lakukan sendiri. Tapi jika kau takut ketinggian maka gunakan pengganti” saranku
“baiklah sepertinya aku akan melakukan sendiri. Apakah itu baik?”tanyanya yang membuatku mengangguk. Banyak yang kami bahas hingga tak terasa kini sudah pukul 2 siang. Tak terasa kami membicarakan naskah selama satu jam setengah namun aku fikir apa yang di tanyakannya seharusnya ia tanyakan dengan beberapa patner serta sutra lainnya.
“minjae terimakasih karena sudah berdiskusi denganku. Oh ya, yang aku pinta itu, bisakah kita berangkat sekarang.”ucap herin saat kami sedang berjalan menuju luar gedung ‘sungguh aku ingin menolaknya’batin ku sengsara” tapi aku aku tidak bawa kendaraan”
“bagaimana jika naik taksi saja?”
“ kau tau itu tidak mungkin kan?”ucapku
“eummm kalau begitu, bagaimana jika aku menelphone terlebih dahulu asistenku untuk membawakan mobil. Jadi kita pergi menggunakan mob_
“MINJAE”teriakan tak asing dari arah dalam gedung membuatku tersenyum tipis.
“o. junlin kau tidak pulang?”tanyaku ketika junlin sudah berada di sampingku, aku melihat junlin yang sudah berada di sampingku, aku melihat kunci mobil di jinjingnya’pasti suruhan manajer hyung-nim’ seharusnya aku tahu junlin sangat pandai berakting tak salah jika manajer hyung-nim memintanya.
“ahh ada herin-shi”ucap junlin membungkuk, aku melihat junlin yang tersenyum dan menatapku dengan kedipan.
“ah, junlin-shi bukankah kalian sedang libur?”ucap herin menatap junlin, junlin mengangguk “aku sedang libur, di sini aku hanya mengembalikan infokus yang kupinjam pada salah satu staff . Herin-shi?apa kau juga sedang libur?”
“tidak. Beberapa memberku sedang ada kegiatan solo. Dan aku sedang tidak ada syuting hari ini”ucap herin, yang di angguki tanda mengerti oleh junlin. “oh kalian akan kemana?”
“aku hanya akan mengantar herin ke suat tempat.. oh kau bawa mobil?!!bisa kita menumpang?”ucapku menatap junlin. Yang di tatap memelototan matanya. “minjae, mungkin junlin-shi sedang ada keperluan.. aku akan menelphone asistenku bagaimana?”ucap herin. Aku menatap junlin yang di tatap tersenyum “taka pa herin-shi.aku sedang tak melakukan apapuningin ku antar kemana?”
“apa tak bisa jika kami meminjam mobilnya saja junlin-shi?”ucap herin membuatku dan junlin menatap gadis itu dengan tak percaya.aku memandang junlin begitupun sebaliknya. “hahahah,,, jika kalian memakainya, aku akan pulang dengan apa?”tawa junlin
“aku akan menghubungi asistenku untuk mengantar mu pulang”ucap herin, aku melihat herin “herin-shi, bagaimana jika kita pergi bertiga saja?”ucapku
“tidak. Aku hanya ingin pergi denganmu”balasnya dengan cepat, aku menghela nafas “tapi ini mobil milik junlin. Kita tidak ungkin menyuruh pemilik mobil untuk pergi dengan berjalan kaki, naik taksi, atau menunggu jemputan asisten mu bukan?”ucapku menjelaskan. Junlin menatapku dengan wajah kesal.
“tapi min_”
“pakai saja mobil ku. Herin-shi ketika kau mengajak seseorang maka kau yang seharusnya membawa mobil sejak awal”suara perempuan yang ternyata yerim sambil mengulurkan kunci mobil ke arah herin dan aku. ‘sungguh aku lelah dengan drama ini’ batinku. Beruntunglah meskipun ini di depan pintu keluar. Namun pintu keluar khusus staf dan artis.
“terimakasih yerim-shi. Minjae akan mengembalikan mobil mu.”ucap herin tanpa malu. Suara mobil yerim terdengar. Aku menghela nafas entah yang keberapa kali untuk hari ini
“pukul saja aku”kesalku yang sudah pasti terdengar oleh yerim dan junlin. Aku menghampiri mobil yang kini sudah terdapat herin. “yerim, aku akan mengembalikan mobilmu. maaf” ucapku dengan tidak enak “tenang saja. aku berada di sini sampai malam.lain kali tolak saja nenek sihir itu”ucap yerim menasihatiku. Aku hanya mengangguk dengan lesu.
Minjae pov finish
Kini kedua orang berbeda jenis kelamin tersebut terkikik menatap kepergian temannya “wahhh aku baru menemukan orang tak tahu malu seperti itu”ucap yerim menatap junlin “ jika kau mendengar cerita minjae kau akan tau betapa tak tahu malunya gadis itu”ucap junlin masihn merasa kesal dengan ucapan herin.
Keduanya kini berpamitan menuju aktivitas masing-masing dimana junlin akan pulang dan yerim kembali masuk kedalam gedung.