Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Aku berdiri di sana, di ambang pintunya, seperti waktu pertama kali aku hendak memasuki ruang kantornya di Foothill bertahun-tahun silam. Kejadian yang sepertinya terjadi di kehidupan yang lain tapi di saat yang sama juga terasa seperti kemarin. Dia sedang bersiap-siap untuk pergi tapi langsung terdiam saat melihatku seolah diriku sesuatu yang tidak dapat dipercaya. Aku tersenyum. Tidak, aku tidak akan melangkah masuk ke dalam ruang kelas itu sampai ...

              “Apakah kau hanya akan berdiri di sana seperti patung atau akan masuk?” tanyanya. Itu yang kutunggu-tunggu. Aku masuk dan melangkah ke mejanya. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya.

              “Memangnya aku harus punya alasan baru boleh datang ke ruang kelasmu?” tanyaku.

              “Karena kau bukan lagi muridku, tentu saja harus ada alasan,” katanya.

              “Tapi kau sering datang ke kantorku tanpa alasan. Kau baru melakukannya kemarin!” kataku. Ia tersenyum.

              “Tapi setiap kali aku datang itu aku selalu punya alasan,” katanya.

              “Apa?” tanyaku.

              “Aku kangen kamu,” katanya.

              “Tapi kita toh bertemu beberapa kali seminggu,” kataku.

              “Memangnya ada batasan waktu? Harus selama apa waktu berlalu sebelum aku boleh kangen dirimu?” tanyanya. Sejujurnya, aku datang ke sana dengan alasan yang sama. “Kau tahu, sebenarnya aku sedang bersiap-siap untuk pergi ke kantormu,” tambahnya.

              “Benarkah?” tanyaku. Ia menangguk.

              “Ya. Dan kali ini aku punya alasan tambahan. Aku punya sesuatu untukmu!” katanya. Ia lalu membuka tas ranselnya dan mengeluarkan sebuah kotak. Bukan, itu bukan kotak perhiasan. Kami berdua tahu bahwa belum tiba waktunya bagi sebuah kotak perhiasan berisi cincin untuk muncul. Ia membuka kotak itu dan mengeluarkan sebuah ... mistletoe. Hanya yang terbuat dari plastik karena pastinya susah mencari mistletoe sungguhan di Indonesia. Tapi itu benar-benar mistletoe dengan daun hijau dan beberapa buah merah kecil. Dan tiba-tiba aku tahu apa yang ada di benaknya. Jantungku berdetak lebih cepat. Kulitku seolah digelitik. Seluruh tubuhku menghangat. “Ingat ciuman pertama kita?” bisiknya. Tentu saja aku ingat. Saat itu aku bahkan bukan kekasih sungguhannya. Walaupun demikian, aku tahu ciuman singkat di bawah mistletoe itu sebuah ciuman sungguhan. Setiap sel pada tubuhku bergetar karena harapan. Udara di ruang itu begitu tebal dengan antisipasi sampai dunia terlihat melengkung seolah dilihat dari balik seonggok agar-agar. Mungkin ini konyol karena kami toh sudah sering berciuman sebelumnya. Tapi itu sudah begitu lama. Tidak, aku belum mencium Dayton sejak ia pindah ke Jakarta karena sepertinya itu bukan sesuatu yang benar untuk dilakukan. Namun sekarang karena semua rahasia kami sudah terbuka, rupanya ia berpikir beda. Dayton mengenyahkan jarak di antara kami. Aku memandang mistletoe yang ada di tangannya. Ia mengangkatnya ke atas kepala kami. “Anna,” bisiknya. Aku memandang wajahnya. “Kurasa sudah waktunya untuk ciuman pertama kita yang kedua,” katanya. Aku tidak menjawab. Kami berdua diam seolah waktu sendiri sedang membeku. Lalu tidak jelas siapa yang bergerak lebih dulu. Tapi kami berdua bereaksi cepat. Begitu bibirku menemukan bibirnya, ia sudah meletakkan kedua tangannya pada tubuhku, memelukku dengan erat dan aku sudah meletakkan kedua tanganku di belakang lehernya untuk memastikan dia tidak ke mana-mana. Dua puluh satu tahun, tiga bulan dan dua puluh empat hari telah berlalu sejak terakhir kali kami berciuman tapi tubuh kami ingat. Kami berciuman untuk bilang bahwa kami tidak akan pergi ke mana-mana lagi. Kami berciuman untuk bilang bahwa tidak pernah ada rasa sesal. Kami berciuman untuk bilang bahwa kali ini, ini untuk selamanya. Dan mungkin ruang kelas sekolah bukan tempat paling romantis di dunia tapi kami berdua tahu bahwa yang penting memang bukan di mana kita berada, tapi dengan siapa.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Po(Fyuh)Ler
928      500     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Gue Mau Hidup Lagi
434      288     2     
Short Story
Bukan kisah pilu Diandra yang dua kali gagal bercinta. Bukan kisah manisnya setelah bangkit dari patah hati. Lirik kesamping, ada sosok bernama Rima yang sibuk mencari sesosok lain. Bisakah ia hidup lagi?
Because I Love You
1343      743     2     
Romance
The Ocean Cafe napak ramai seperti biasanya. Tempat itu selalu dijadikan tongkrongan oleh para muda mudi untuk melepas lelah atau bahkan untuk menghabiskan waktu bersama sang kekasih. Termasuk pasangan yang sudah duduk saling berhadapan selama lima belas menit disana, namun tak satupun membuka suara. Hingga kemudian seorang lelaki dari pasangan itu memulai pembicaraan sepuluh menit kemudian. "K...
Dikejar Deretan Mantan
532      327     4     
Humor
Dikejar Deretan Mantan (Kalau begini kapan aku bertemu jodoh?) Hidup Ghita awalnya tenang-tenang saja. Kehidupannya mulai terusik kala munculnya satu persatu mantan bak belatung nangka. Prinsip Ghita, mantan itu pantangan. Ide menikah muncul bagai jelangkung sebagai solusi. Hingga kehadiran dua pria potensial yang membuatnya kelimpungan. Axelsen, atau Adnan. Ke mana hati berlabuh, saat ken...
Bottle Up
3075      1267     2     
Inspirational
Bottle Up: To hold onto something inside, especially an emotion, and keep it from being or released openly Manusia selalu punya sisi gelap, ada yang menyembunyikannya dan ada yang membagikannya kepada orang-orang Tapi Attaya sadar, bahwa ia hanya bisa ditemukan pada situasi tertentu Cari aku dalam pekatnya malam Dalam pelukan sang rembulan Karena saat itu sakitku terlepaskan, dan senyu...
PurpLove
373      306     2     
Romance
VIOLA Angelica tidak menyadari bahwa selama bertahun-tahun KEVIN Sebastian --sahabat masa kecilnya-- memendam perasaan cinta padanya. Baginya, Kevin hanya anak kecil manja yang cerewet dan protektif. Dia justru jatuh cinta pada EVAN, salah satu teman Kevin yang terkenal suka mempermainkan perempuan. Meski Kevin tidak setuju, Viola tetap rela mempertaruhkan persahabatannya demi menjalani hubung...
Mr.Cool I Love You
135      119     0     
Romance
Andita harus terjebak bersama lelaki dingin yang sangat cuek. Sumpah serapah untuk tidak mencintai Andrean telah berbalik merubah dirinya. Andita harus mencintai lelaki bernama Andrean dan terjebak dalam cinta persahabatan. Namun, Andita harus tersiksa dengan Andrean karena lelaki dingin tersebut berbeda dari lelaki kebanyakan. Akankah Andita bisa menaklukan hati Andrean?
ARMY or ENEMY?
14776      4171     142     
Fan Fiction
Menyukai idol sudah biasa bagi kita sebagai fans. Lantas bagaimana jika idol yang menyukai kita sebagai fansnya? Itulah yang saat ini terjadi di posisi Azel, anak tunggal kaya raya berdarah Melayu dan Aceh, memiliki kecantikan dan keberuntungan yang membawa dunia iri kepadanya. Khususnya para ARMY di seluruh dunia yang merupakan fandom terbesar dari grup boyband Korea yaitu BTS. Azel merupakan s...
My Selenophile
653      444     2     
Short Story
*Selenophile (n) : A person who love the moon Bagi Lasmi, menikmati keheningan bersama Mahesa adalah sebuah harapan agar bisa terus seperti itu selamanya. Namun bagi Mahesa, kehadiran Lasmi hanyalah beban untuk ia tak ingin pergi. \"Aku lebih dari kata merindukanmu.\"
Meet You After Wound
269      225     0     
Romance
"Hesa, lihatlah aku juga."