Read More >>"> Samudra di Antara Kita (Sembilan puluh dua : Amanda) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Samudra di Antara Kita
MENU
About Us  

              Kampus sudah sepi karena semester musim panas sudah selesai minggu lalu. Kebanyakan dosen sudah memulai liburan mereka. Hanya staff administrasi yang masih ada untuk membereskan beberapa urusan. Dan seperti biasa aku selalu menggunakan waktu ini untuk membereskan kantor. Lebih mudah melakukannya saat tidak ada orang lain di gedung ini. Dan kebiasaan ini memberikan rasa damai di hatiku, membuatku siap menghadapi tahun ajaran baru yang akan datang. Aku sedang memindahkan beberapa pot tanaman di dekat pintu masuk, saat Prof. Lee masuk.

              “Amanda, bisa bicara sebentar?” tanyanya.

              “Tentu,” kataku. Kami berjalan ke mejaku. “Ada yang bisa kubantu?” tanyaku.

              “Aku perlu memberitahumu bahwa aku tidak akan ada di sini di hari pertama semester musim gugur nanti tapi aku akan meninggalkan rekaman untuk diputar di ketiga kelasku hari itu,” katanya.

              “Kau sudah dapat ijin dari Dean?” tanyaku sambil mengambil jarum rajutku untuk meneruskan syal yang sedang kubuat. Ia mengangguk. “Kau akan pergi berlibur?” tanyaku. Aku tahu itu bukan urusanku tapi memang ada alasannya kenapa aku dipanggil si maha tahu Amanda.

              “Tidak,” katanya.

              “Oh berarti ini acara yang berhubungan dengan bukumu lagi?” tanyaku. Cukup mengasyikan melihat Dayton di youtube, IG lives dan lainnya. Rasanya seperti mengenal seorang selebriti.

              “Begitulah,” katanya.

              “Ke mana kali ini?” tanyaku.

              “Kuala Lumpur,” katanya.

              “Sejauh itu! Waah!” kataku.

              “...dan Jakarta,” tambahnya. Aku meletakkan rajutanku di atas meja dan memandangnya.

              “Jakarta, Indonesia?” tanyaku. Dia mendesah seolah satu ton beban baru saja diletakkan di pundaknya. “Kenapa? Kau tidak ingin pergi ke sana?” tanyaku, berpura-pura tidak tahu walau aku sebenarnya tahu apa yang sedang berkecamuk di benaknya.

              “Aku menolak tapi kata Ben aku harus pergi,” katanya.

              “Ben tidak dapat membuatmu melakukan apa yang tidak ingin kau lakukan,” kataku. “Dan kupikir... harusnya kau punya keinginan pergi ke sana,” tambahku. Ia mendesah lebih panjang lagi, bahunya merosot. “Benar, tidak?” desakku.

              “Aku tidak tahu, Amanda. Dan tidak penting apa yang kuinginkan,” katanya.

              “Sudah... sudah tiga tahun kau tidak bertemu dengannya,” kataku.

              “Tiga tahun, dua bulan, delapan hari,” katanya perlahan. Giliranku yang mendesah. Jelas sekali dia masih mengharapkan gadis itu.

              “Kau tentu ingin menemuinya?” tanyaku. Ia hanya mengangkat bahu.

              “Seperti yang kubilang, tidak penting apa yang kuinginkan,” katanya.

              “Apakah dia...”

              “Ya, dia sudah menikah. Dia punya seorang anak laki-laki,” katanya tanpa menanti aku menyelesaikan pertanyaanku.

              “Kau tahu dari mana?” tanyaku.

              “Ada di instagramnya,” katanya. Benar juga. Sekarang ini memang lebih mudah untuk mengetahui hal-hal seperti ini.

              “Yah, kupikir tidak ada salahnya bila dua orang sahabat lama minum teh bersama,” kataku. Ia menggeleng.

              “Kurasa bukan ide yang baik,” katanya.

              “Oh ya, apakah kau butuh bantuanku untuk book tiket dan hotel?” tanyaku. Ia menggeleng.

              “Penerbit sudah mengurusnya,” katanya. Aku menyodorkan selembar kertas dan pulpen ke hadapannya.

              “Tolong tulis jadwalmu. Tanggal berapa ada di KL, tanggal berapa di Jakarta dan akan tinggal di hotel mana dan tanggal berapa mendarat di sini lagi jadi bila Dean Hueg atau pamanmu bertanya, aku bisa menjawab,” kataku. Ia menuliskannya dan menyodorkan kertas itu kepadaku.

              “Semoga musim panasmu menyenangkan, Amanda,” katanya sambil berdiri.

              “Kau juga,” kataku. Dan seraya aku melihatnya berjalan keluar gedung dengan lesu, aku mulai berpikir apakah ada yang dapat kulakukan tentang urusan ini.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • mprilla

    One of my favorite authors / writers

    Comment on chapter opening page
Similar Tags
Po(Fyuh)Ler
786      412     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Call Me if U Dare
3469      1167     1     
Mystery
Delta Rawindra: 1. Gue dituduh mencuri ponsel. 2. Gue gak bisa mengatakan alibi saat kejadian berlangsung karena itu bisa membuat kehidupan SMA gue hancur. 3. Gue harus menemukan pelaku sebenarnya. Anulika Kusumaputri: 1. Gue kehilangan ponsel. 2. Gue tahu siapa si pelaku tapi tidak bisa mengungkapkannya karena kehidupan SMA gue bisa hancur. 3. Gue harus menuduh orang lain. D...
Bilang Pada Lou, Aku Ingin Dia Mati
892      480     4     
Horror
Lou harus mati. Pokoknya Lou harus mati. Kalo bisa secepatnya!! Aku benci Lou Gara-gara Lou, aku dikucilkan Gara-gara Lou, aku dianggap sampah Gara-gara Lou, aku gagal Gara-gara Lou, aku depression Gara-gara Lou, aku nyaris bunuh diri Semua gara-gara Lou. Dan... Doaku cuma satu: Aku Ingin Lou mati dengan cara mengenaskan; kelindas truk, dibacok orang, terkena peluru nyasar, ketimp...
Lily
1184      554     4     
Romance
Apa kita harus percaya pada kesetiaan? Gumam Lily saat memandang papan nama bunga yang ada didepannya. Tertulis disana Bunga Lily biru melambangkan kesetiaan, kepercayaan, dan kepatuhan. Lily hanya mematung memandang dalam bunga biru yang ada didepannya tersebut.
Bukan Bidadari Impian
71      57     2     
Romance
Mengisahkan tentang wanita bernama Farhana—putri dari seorang penjual nasi rames, yang di jodohkan oleh kedua orang tuanya, dengan putra Kiai Furqon. Pria itu biasa di panggil dengan sebutan Gus. Farhana, wanita yang berparas biasa saja itu, terlalu baik. Hingga Gus Furqon tidak mempunyai alasan untuk meninggalkannya. Namun, siapa sangka? Perhatian Gus Furqon selama ini ternyata karena a...
Mencari Malaikat (Sudah Terbit / Open PO)
4675      1718     563     
Action
Drama Malaikat Kecil sukses besar Kristal sang artis cilik menjadi viral dan dipujapuja karena akting dan suara emasnya Berbeda dengan Viona yang diseret ke luar saat audisi oleh mamanya sendiri Namun kehidupan keduanya berubah setelah fakta identitas keduanya diketahui Mereka anak yang ditukar Kristal terpaksa menyembunyikan identitasnya sebagai anak haram dan mengubur impiannya menjadi artis...
Behind The Scene
1170      484     6     
Romance
Hidup dengan kecantikan dan popularitas tak membuat Han Bora bahagia begitu saja. Bagaimana pun juga dia tetap harus menghadapi kejamnya dunia hiburan. Gosip tidak sedap mengalir deras bagai hujan, membuatnya tebal mata dan telinga. Belum lagi, permasalahannya selama hampir 6 tahun belum juga terselesaikan hingga kini dan terus menghantui malamnya.
DELUSION
4025      1403     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Little Spoiler
874      540     0     
Romance
hanya dengan tatapannya saja, dia tahu apa yang kupikirkan. tanpa kubicarakan dia tahu apa yang kuinginkan. yah, bukankah itu yang namanya "sahabat", katanya. dia tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, rahasianya, cinta pertamanya, masalah pribadinya bahkan ukuran kaos kakinya sekalipun. dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu dariku, tapi aku yang menyembunyikan sesuatu dariny...
Arloji Antik
334      201     2     
Short Story
"Kalau langit bisa dikalahkan pasti aku akan ditugaskan untuk mengalahkannya" Tubuh ini hanya raga yang haus akan pengertian tentang perasaan kehidupan. Apa itu bahagia, sedih, lucu. yang aku ingat hanya dentingan jam dan malam yang gelap.