Read More >>"> DAMAGE (E N A M) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - DAMAGE
MENU
About Us  

            Masih terlalu pagi untuk membuka mata, tetapi suara grasak-grusuk di sekitar kamar membuat Selgi terjaga. Netranya menyipit, menyesuaikan dengan sorot lampu yang menyala. Ia menggeliat sebelum bersandar pada kepala ranjang, menatap sosok wanita dewasa yang tengah bersiap di depan meja rias.

            “Oh, maaf, aku membangunkanmu.”

            Selgi tersenyum, menoleh sekilas pada jam dinding yang masih menunjuk pada angka setengah lima. “Kak Airin udah mau berangkat?”

            Airin mengangguk.

            “Tumben pagi banget.”

            Airin merapikan kembali alat make up yang sudah selesai digunakan. Tampilannya yang sederhana tidak mengurangi kecantikan wanita itu. “Aku udah janji harus ada di sana sebelum dia bangun. Takutnya kalau telat, dia akan ngamuk. Tahu sendiri, ‘kan, pasienku nggak bisa diprediksi.”

            “Pasien baru, ‘kah?”

            “Heum, dia baru datang kemarin dan katanya langsung menyukaiku.”

            “Seorang pria?”

            Airin menggeleng. “Wanita itu sepertinya seusia ibuku atau mungkin lebih muda? Dia sangat cantik, tapi sayangnya ….” Airin tidak melanjutkan kalimatnya. Terlalu sakit mengingat kondisi wanita itu saat pertama kali datang.

            “Kak Airin pasti bisa membantunya,” kata Selgi, tidak ingin melihat Airin bersedih.

            “Pasti, aku akan berusaha.”

            Airin berdiri, menyambar tas jinjing yang sudah dipersiapkan sebelumnya di kasur. Ia mendekat di sisi Selgi, menatap teduh gadis itu. “Aku berangkat, ya. Jangan terlalu keras bekerja sampai membuatmu stres!”

            Selgi mengangguk patuh, meskipun seringnya abai akan pesan Airin. “Kak Airin juga nggak boleh lupa makan.”

            Airin tersenyum manis, melambai sebelum keluar kamar dan menutup pintu perlahan.

            Kamar itu kembali sunyi. Selgi termenung, mengingat awal pertemuannya dengan Airin di rumah sakit satu bulan lalu. Selaras dengan parasnya yang menawan, julukan dokter berhati malaikat sangat cocok disematkan padanya. Airin dengan tangan terbuka menerima Selgi untuk tinggal di apartemennya karena kondisinya yang tidak stabil kala itu, dan terus berlanjut hingga sekarang.

            Selgi meraih scrunchie di nakas, mencepol rambut panjangnya. Ia merapikan kasur sebelum ke kamar mandi. Langkahnya terhenti, tidak sengaja melihat saputangan asing yang tergantung di sisi pintu.

            Sudah seminggu berlalu, dan mereka tidak pernah bertemu lagi.

= DMG =

            Jarak apartemen ke rumah sakit yang tidak jauh hanya membutuhkan waktu lima menit, didukung oleh lalu lintas yang masih sepi di pagi buta ini. Setelah memarkirkan mobil di basement, Airin bergegas menuju departemennya. Yang namanya rumah sakit selalu ramai sepanjang hari, sehingga ia tidak perlu was-was berjalan seorang diri.

            “Hoaaam … Perasaan baru tidur, udah pagi aja,” gumam Bayu seraya menarik kedua tangannya ke atas guna menghilangkan pegal karena tidur dalam posisi duduk. Ia keluar dari ruang dokter, dan belum menyadari kehadiran Airin.

            Berbalik, Bayu terlonjak mendapati Dokter Airin berdiri di belakangnya. Ekspresi kagetnya langsung berubah jadi senyum buaya. “Haduh, makin semangat, nih, pagi-pagi didatangi bidadari.”

            Airin tertawa kecil, semakin membuat Bayu terpesona.

            “Mau visit ibu cantik, Dok?”

            “Hm, bagaimana kondisinya semalam?”

            “Aman, Dok. Semuanya stabil, meskipun harus dibantu dengan obat penenang agar bisa tidur.”

            Airin mengangguk. “Oke, sebisa mungkin kita harus memperhatikannya dengan baik. Mengingat kondisinya kemarin, lengah sedikit aja bisa berakibat fatal. Untuk keluarganya sendiri, apa udah ada kabar?”

            Bayu menggeleng lesu. “Mungkin kita harus menunggu, Dok, karena pihak dinas sosial menemukan ibu itu mengamuk di pinggir jalan, dan tidak ditemukan kartu identitas apa pun bahkan untuk bertanya nama aja, ibu itu masih sulit diajak berkomunikasi.”

            “Iya, kamu benar … Yaudah, kamu siap-siap dulu, kita mulai jam delapan.”

            “Siap, Dok.” Bayu membuat posisi hormat, memperhatikan Dokter Airin yang melenggang pergi sampai sesosok makhluk tidak diundang mencemari penglihatannya.

            “Biasa aja itu mata, minta dicolok,” sindir Salsa.

            Bayu berdecak, telunjuknya mendorong pelan dahi Salsa yang berada tepat di hadapannya. “Ganggu aja, Kutil.”

            Salsa mencibir, tak urung mengekori Bayu.

            Di sisi lain, Airin masuk ke ruangan khusus. Di dalam ruangan putih itu hanya ada sebuah brankar dengan seorang wanita di atasnya. Tubuh wanita itu terbelit kain putih, menyisakan kepala dan telapak kaki yang lecet.

            Airin berdiri di sisi kepala, memperhatikan wajah pucat yang masih damai di alam mimpi. Terbesit rasa iba melihat wanita cantik itu terbaring di sana. Airin tetap di posisinya, menunggu sampai wanita itu membuka mata.

= D M G =

“Tidak perlu menunggu menjadi orang terdekat untuk saling mengulurkan tangan. Sekecil apa pun kebaikan, selagi dilakukan dengan tulus, sangat bermakna bagi  yang membutuhkan.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Niscala
299      190     14     
Short Story
Namanya Hasita. Bayi yang mirna lahirkan Bulan Mei lalu. Hasita artinya tertawa, Mirna ingin ia tumbuh menjadi anak yang bahagia meskipun tidak memiliki orang tua yang lengkap. Terima kasih, bu! Sudah memberi kekuatan mirna untuk menjadi seorang ibu. Dan maaf, karena belum bisa menjadi siswa dan anak kebanggaan ibu.
A Freedom
102      88     1     
Inspirational
Kebebasan adalah hal yang diinginkan setiap orang. Bebas dalam menentukan pilihan pun dalam menjalani kehidupan. Namun sayang kebebasan itu begitu sulit bagi Bestari. Seolah mendapat karma dari dosa sang Ayah dia harus memikul beban yang tak semestinya dia pikul. Mampukah Bestari mendapatkan kebebasan hidup seperti yang diinginkannya?
ALTHEA
74      57     0     
Romance
Ini adalah kisah seorang perempuan riang yang memiliki perasaan lebih ke manusia es batu, manusia cuek yang telah menyukai seorang perempuan lain di sekolahnya. Walaupun ia tahu bahwa laki laki itu bukan menyukai dirinya, tetap saja ia tak akan kunjung lelah untuk mendapatkan perhatian dan hati laki laki itu. Akankah ia berhasil mendapatkan yang dia mau? "Dasar jamet, bales chat nya si...
Orange Haze
345      240     0     
Mystery
Raksa begitu membenci Senja. Namun, sebuah perjanjian tak tertulis menghubungkan keduanya. Semua bermula di hutan pinus saat menjelang petang. Saat itu hujan. Terdengar gelakan tawa saat riak air berhasil membasahi jas hujan keduanya. Raksa menutup mata, berharap bahwa itu hanyalah sebuah mimpi. "Mata itu, bukan milik kamu."
The Maiden from Doomsday
9888      2121     600     
Fantasy
Hal yang seorang buruh kasar mendapati pesawat kertas yang terus mengikutinya. Setiap kali ia mengambil pesawat kertas itu isinya selalu sama. Sebuah tulisan entah dari siapa yang berisi kata-kata rindu padanya. Ia yakin itu hanya keisengan orang. Sampai ia menemukan tulisan tetangganya yang persis dengan yang ada di surat. Tetangganya, Milly, malah menyalahkan dirinya yang mengirimi surat cin...
ALMOND
748      454     1     
Fan Fiction
"Kamu tahu kenapa aku suka almond?" Anara Azalea menikmati potongan kacang almond ditangannya. "Almond itu bagian penting dalam tubuh kita. Bukan kacang almondnya, tapi bagian di otak kita yang berbentuk mirip almond." lanjut Nara. "itu amygdala, Ra." Ucap Cio. "Aku lebih suka panggilnya Almond." Nara tersenyum. "Biar aku bisa inget kalau Almond adalah rasa yang paling aku suka di dunia." Nara ...
Rembulan
760      420     2     
Romance
Orang-orang acap kali berkata, "orang yang gagal dalam keluarga, dia akan berhasil dalam percintaan." Hal itu tidak berlaku bagi Luna. Gadis mungil dengan paras seindah peri namun memiliki kehidupan seperti sihir. Luna selalu percaya akan cahaya rembulan yang setiap malam menyinari, tetapi sebenarnya dia ditipu oleh alam semesta. Bagaimana rasanya memiliki keluarga namun tak bisa dianggap ...
Lebih dari Cinta Rahwana kepada Sinta
822      584     0     
Romance
Pernahkan mendengarkan kisah Ramayana? Jika pernah mendengarnya, cerita ini hampir memiliki kisah yang sama dengan romansa dua sejoli ini. Namun, bukan cerita Rama dan Sinta yang akan diceritakan. Namun keagungan cinta Rahwana kepada Sinta yang akan diulas dalam cerita ini. Betapa agung dan hormatnya Rahwana, raksasa yang merajai Alengka dengan segala kemewahan dan kekuasaannya yang luas. Raksas...
Premium
Dunia Tanpa Gadget
8901      2504     32     
True Story
Muridmurid SMA 2 atau biasa disebut SMADA menjunjung tinggi toleransi meskipun mereka terdiri dari suku agama dan ras yang berbedabeda Perselisihan di antara mereka tidak pernah dipicu oleh perbedaan suku agama dan ras tetapi lebih kepada kepentingan dan perasaan pribadi Mereka tidak pernah melecehkan teman mereka dari golongan minoritas Bersama mereka menjalani hidup masa remaja mereka dengan ko...
Tumpuan Tanpa Tepi
7325      2574     0     
Romance
Ergantha bercita-cita menjadi wanita 'nakal'. Mencicipi segala bentuk jenis alkohol, menghabiskan malam bersama pria asing, serta akan mengobral kehormatannya untuk setiap laki-laki yang datang. Sialnya, seorang lelaki dewasa bermodal tampan, mengusik cita-cita Ergantha, memberikan harapan dan menarik ulur jiwa pubertas anak remaja yang sedang berapi-api. Ia diminta berperilaku layaknya s...