Read More >>"> My Dangerious Darling (Chapter 1 Jalan Gelap) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - My Dangerious Darling
MENU
About Us  

Hah, sial~

Gara-gara ayah dan Nicky, aku harus membeli peralatan tugasku lagi! Bagaimana bisa, mereka membuang peralatan itu ketika aku gak di rumah?! Aku sudah menghabiskan banyak tabunganku dan bekerja keras untuk membelinya. Bahkan, peralatan yang dulu ku beli itu bermerk mahal dan berkualitas tinggi agar hasil karyaku bisa memuaskan. Ya ampun....

Sampai kapan mereka tidak bisa menerima impianku ini?

Aku tahu, impianku memang aneh untuk seorang laki-laki. Tapi aku menikmatinya. Ini jalan yang sudah ku pilih dan membuatku bahagia. Yang ingin ku lakukan berkreasi sebanyak dan sebagus mungkin hingga semua orang mengakuiku.
Haha. Aku menantikan hari itu, ketika mereka semua mengakuiku dan memuji namaku atas semua karyaku. Haha, tawa jahatku dalam hati.

Hah, lebih baik aku fokus pada masalah sekarang. Untung tabunganku masih ada, jadi aku bisa beli peralatan lagi –walaupun tidak sebagus peralatanku yang dibuang mereka. Hiks. Setidaknya aku bisa mendapatkannya lagi. Penderitaanku semakin lengkap dengan motorku yang tiba-tiba mogok di jalan. Pasti ini ulah si Nicky –dasar anak SMK jurusan teknik otomotif- yang mengotak-atik motorku, sehingga aku terpaksa meninggalkannya di bengkel dan aku pulang dengan jalan kaki. Mau pesan ojek daring, tapi semua menolakku. Alasannya, daerah yang ku lewati ini terdapat banyak preman di malam hari. Yaelah, padahal pas aku lewat tadi pun sepi gak ada apa-apa. Mungkin premannya lagi pindah lokasi untuk ikut arisan antar geng kali ya. Jadi ku putuskan untuk berjalan kaki melewati jalan kecil yang gelap dan sepi itu seperti sekarang dengan mengandalkan Google Maps.

Jangan tanya kenapa aku tidak beli peralatannya secara daring aja. Jika pengantar paketnya datang ke rumah saat aku gak ada, sama saja mempersilahkan ayahku untuk membuangnya lagi. Mau nitip ke temanku juga gak enak, takut mereka tahu rumitnya keluargaku. Jadi aku memilih datang sendiri ke toko dan membelinya sendiri.

Oh ya, ngomong-ngomong, kenapa jalan ini gelap sekali. Padahal terdapat rumah warga, walaupun cuma beberapa dan kebanyakan tanah kosong. Tapi tidak ada satupun rumah yang menyalakan lampu. Adapun lampu jalan, cuma terlihat hanya ada dua. Itu pun nyalanya kedip-kedip kaya bintang di langit. Cuma cahaya bulan yang bersinar dengan baik menerangi jalan. Seram kalau tiba-tiba ada setan yang muncul.

Drap, drap, drap.

Terdengar suara derap banyak langkah kaki yang sedang mendekat. Aku terkesiap. Mati aku! Siapa yang akan muncul di tengah jalan gelap tak jelas ini?!

Tenang, setan gak punya kaki. Jika itu benar mereka, bukan gini suaranya, yakinku dalam hati.

Cahaya rembulan bersembunyi di balik awan, menambah suasana mencekam ini. Suara langkah kaki itu berasal dari tikungan jalan di depanku. Aku memperlambat langkah kakiku untuk mengantisipasi apa yang muncul disana. Semoga bukan....

Loh?

Mereka muncul. Ada banyak preman yang berlari dari tikungan itu ke arahku. Aku terkejut hingga tubuhku terasa kaku, sulit untuk bergerak. Ada apa ini? Kenapa mereka berlari ke arahku? Padahal aku tak berbuat apa-apa pada mereka! Jangan-jangan mereka mau datang untuk mengeroyokku? Aku harus memaksa kakiku untuk segera berbalik dan lari, meski rasa takut membuat seluruh tubuhku kaku.

Sial! Kenapa hari ini aku sial sekali! Aku harus lari dari para preman itu!

Bruk!

“Tolong!”

Aku menoleh kaget. Seseorang meraih bagian belakang jaketku hingga aku jatuh terjengkang dan mengaduh. Tas belanjaanku ikut jatuh dan isinya berhamburan di tanah. Sial!
Preman yang menarikku itu tak peduli dengan keadaanku ini. Dia malah menatapku dengan panik. Suaranya memelas minta belas kasihan, “Tolong aku! Nyawaku dalam bahaya! Aku gak mau mati disini!”

Apa? Preman ini malah minta tolong?! Kagetku dalam hati sambil berusaha bangkit dari posisi jatuhku yang memalukan.

“Hei, sudah ku bilang kan! Jangan ganggu cewek!” bentak seseorang yang tiba-tiba datang dari tikungan gelap ke hadapan kami. Tangannya memegang sebuah linggis jumbo. Suaranya yang serak penuh ancaman pun keluar lagi, “Dasar laki-laki memuakkan! Bahkan sekarang kau tega membuat gadis terjatuh.”

Preman-preman yang sedari tadi terlihat panik dan pucat disekitarku pun langsung lari tunggang-langgang. Sementara bapak paruh baya yang membuatku terjatuh itu memohon ampun pada laki-laki yang wajahnya gelap karena tak ada lampu disini. "Tolong, mas! Saya minta maaf! Ampuni saya! Saya punya istri dan anak di rumah!" Pintanya dengan panik.

"Oh, punya istri ya," kata orang itu dingin dan datar. "Aku prihatin. Jadi...."

Bruk!!! Dia mengayunkan linggis itu ke punggung preman itu tanpa perasaan. Aku bisa melihat muncratan darah keluar menghiasi jalanan. Erangan sakit dari bapak paruh baya itu terdengar mengenaskan. Seketika aku bisa merasakan apa yang dirasa preman-preman ini.

Takut. Panik. Bahaya.

Para preman itu bukan lari untuk mengejarku, tapi karena psikopat ini.

Gawat.

Aku dalam bahaya!

"Aku prihatin dengan anak istrimu karena punya kepala keluarga sepertimu. Sebaiknya ku hancurkan saja syaraf tulang belakangmu agar jadi cacat sekalian, sehingga kamu gak bisa mengganggu orang lain. Anak istrimu pun tak akan malu lagi punya kepala keluarga seorang preman," oceh pria linggis itu dengan dingin.
Gawat. Aku panik. Tanganku segera membereskan peralatanku dan ku masukkan ke dalam tas.

Aku harus pergi. Atau aku akan mati disini.

"Hoy!" Panggilnya.

Aku terkesiap dan tak berani menoleh. Gawat! Gawat! Gawat!
Tiba-tiba orang itu jongkok di hadapanku dan bertanya, "Kamu gak apa-apa?"

Cahaya bulan kembali muncul dari balik awan. Aku dapat melihat wajah orang itu, meski belum terlalu jelas. Tapi aku tahu, bagaimana wajah manisnya atau ekspresi khawatirnya.

Sial! Aku takut! Aku segera berlari meninggalkan orang itu dan tidak memperdulikan barang belanjaanku lagi. Aku terlalu takut menghadapinya! Semoga orang mengerikan itu tidak mengejarku, meskipun suaranya selalu memanggilku!

Ini memang hari sialku! Seharusnya aku tidak beli peralatan hari ini! Sial! Sial! Sial!

Sementara orang yang membawa linggis jumbo berdarah itu memungut benda yang ku tinggalkan. Orang itu heran dan mengernyitkan dahi.

"Make-up?"

***

How do you feel about this chapter?

1 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Dear Diary
592      388     1     
Short Story
Barangkali jika siang itu aku tidak membongkar isi lemariku yang penuh buku dan tumpukan berkas berdebu, aku tidak akan pernah menemukan buku itu. Dan perjalanan kembali ke masa lalu ini tidak akan pernah terjadi. Dear diary, Aku, Tara Aulia Maharani umur 25 tahun, bersedia melakukan perjalanan lintas waktu ini.
IMAGINATIVE GIRL
2232      1153     2     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?
I Just Wanna to Know
413      303     0     
Short Story
Jam pelajaran tambahan memang menyebalkan. Ini waktunya tidur
When Home Become You
393      291     1     
Romance
"When home become a person not place." Her. "Pada akhirnya, tempatmu berpulang hanyalah aku." Him.
Faith Sisters
1859      1135     3     
Inspirational
Kehilangan Tumbuh Percaya Faith Sisters berisi dua belas cerpen yang mengiringi sepasang muslimah kembar Erica dan Elysa menuju kedewasaan Mereka memulai hijrah dari titik yang berbeda tapi sebagaimana setiap orang yang mengaku beriman mereka pasti mendapatkan ujian Kisahkisah yang relatable bagi muslimah muda tentang cinta prinsip hidup dan persahabatan
Kisah Kasih di Sekolah
536      338     1     
Romance
Rasanya percuma jika masa-masa SMA hanya diisi dengan belajar, belajar dan belajar. Nggak ada seru-serunya. Apalagi bagi cowok yang hidupnya serba asyik, Pangeran Elang Alfareza. Namun, beda lagi bagi Hanum Putri Arini yang jelas bertolak belakang dengan prinsip cowok bertubuh tinggi itu. Bagi Hanum sekolah bukan tempat untuk seru-seruan, baginya sekolah ya tetap sekolah. Nggak ada istilah mai...
Penantian
2217      1125     16     
Romance
Asa. Jika hanya sekali saja, maka...
Acropolis Athens
3798      1649     5     
Romance
Adelar Devano Harchie Kepribadian berubah setelah Ia mengetahui alasan mendiang Ibunya meninggal. Menjadi Prefeksionis untuk mengendalikan traumanya. Disisi lain, Aram Mahasiswi pindahan dari Melbourne yang lamban laun terkoneksi dengan Adelar. Banyak alasan untuk tidak bersama Aram, namun Adelar terus mencoba hingga keduanya dihadapkan dengan kenyataan yang ada.
The Reason
9158      1681     3     
Romance
"Maafkan aku yang tak akan pernah bisa memaafkanmu. Tapi dia benar, yang lalu biarlah berlalu dan dirimu yang pernah hadir dalam hidupku akan menjadi kenangan.." Masa lalu yang bertalian dengan kehidupannya kini, membuat seorang Sean mengalami rasa takut yang ia anggap mustahil. Ketika ketakutannya hilang karena seorang gadis, masa lalu kembali menjerat. Membuatnya nyaris kehilan...
Another Word
578      329     2     
Short Story
Undangan pernikahan datang, dari pujaan hati yang telah lama kamu harap. Berikan satu kata untuk menggambarkannya selain galau.