Loading...
Logo TinLit
Read Story - Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
MENU
About Us  

“Siapa di sini yang namanya Lolly?” teriakan Aksa mengagetkan seisi kantin FRSD. Suaranya lantang, mirip seperti aktivis yang meyuarakan suaranya dalam aksi unjuk rasa. Mata Aksa berkobar-kobar seperti jiwa petarung. Namun, untuk kali ini bukan karena sebuah perjuangan, melainkan menunut penjelasan dari seseorang.  Semua pasang mata tertuju pada Aksa. Tidak ada satu pun di antara mereka yang berani menjawab atau mengubah posisinya.

Tanganku sudah menahan Aksa ketika di parkiran kampus. Ethan yang badannya berotot saja sampai terjungkal karena tak mampu menahan tubuh Aksa yang sudah bertekad untuk maju.. Menghancurkan Wanita Bernama Lolly.

“Udah, nggak enak diliat banyak orang, Sa. Kita bisa selesaikan masalah ini dengan baik-baik.” Sebagai seorang sahabat, aku berusaha menangkan pikirannya, jangan sampai perilakunya saat ini dapat merugikan dirinya sendiri bahkan Mentari di kemudian hari.

“Gue nggak pernah peduli sama pemikiran orang tentang gue. Tapi kalau sudah mengangkut keluarga gue … gue maju paling depan! Sekarang jawab … siapa di sini yang namanya Lolly?!”

Semua orang masih diam, tidak berani menjawab satu patah kata pun. Lalu suara sepatu berhak tinggi terdengar mendakat ke arah kantin. Mendadak wajah orang-orang berubah  menjadi pucat pasi, tubuh mereka pun menegang, seolah-olah bisa menebak apa yang akan terjadi setelah ini.

“Gue yang namanya Lolly. Kenapa?” Lolly menjawab dengan nada tak kalah tinggi. Raut wajahnya tidak menampakan ketakutan sedikit pun. Bahkan ketika Aksa maju selangkah, perempuan itu tak gentar apalagi mundur.

“Jadi lo—”

“Ya, gue, kenapa? Lo kakaknya Mentari, kan?” Lolly bicara dengan nada menantang. Dua teman perempuan yang selalu mengekorinya kemana-mana mulai berbisik-bisik sembari tertawa membuat Aksa makin tersulut emosi.

“Lo sadar nggak sih kalau perbuatan lo itu keji? Lo sadar nggak kalau udah mencelakai orang lain sampai hampir mati? Dan ternyata … gue nggak melihat penyesalan di raut wajah lo setelah apa yang lo lakuin terhadap adik gue.”

“Harusnya lo tanya sama adik lo, kenapa gue bisa melakukan ini?” Lolly berjalan selangkah lebih maju. “Tentu saja dia nggak berani mengadu ke siapa pun atas perundungan ini meskipun punya seseorang yang bisa diajak berbagi. Karena dia merasa bersalah. Karena dia, adik gue jadi mayat hidup! Dia nggak bisa hidup normal layaknya anak-anak lain. Mentari udah menghancurkan masa depan Irgi.”

Pernyataan yang dilontarkan oleh Lolly sontak saja membuat geger. Semua orang di kantin ini langsung bisik-bisik. Tubuh Aksa yang tadinya berdiri tegak nyaris goyah sebab terkejut dengan apa yang didengarnya. “Nggak … itu nggak—”

“Semasa SMA, adik lo yang miskin itu harus mencuri uang kas sekolah untuk membeli buku. Irgi yang baik hati ingin menolongnya. Tapi perempuan nggak tahu diuntung itu malah menjebak Irgi agar terlihat sebagai sang pencuri!” Lolly tak kalah menggebu-gebu ketika menceritakan hal ini. “Irgi merasa sangat terpojokan oleh teman-temannya, merasa takut, lalu  kabur saat sidang berlangsung. Dalam perjalanannya ke rumah mengenakan motor, ia mengalami kecelakaan, dan koma hingga berbulan-bulan lamanya. Apa yang gue lakukan pada Mentari, itu nggak ada apa-apanya dibandingkan penderitaan adik gue selama ini!”

“Itu semua bohong!” kataku tak bisa lagi menahan semua. “Lo punya bukti kalau Mentari yang memang mencurinya? Dan lo punya bukti kalau adik lo nggak bersalah?”

Wajah Lolly makin tidak bersahabat. Ia tersenyum miring, lalu memberikan semua atensinya kepadaku. “Mentari itu miskin. Siswi paling miskin di SMP Yuanda. Masuk akal jika ia mencuri karena alasan kemiskinannya itu. Tapi kalau Irgi? Untuk apa dia mencuri? Dia punya segalanya! Orang tua gue mampu membelikan apa pun yang dia mau.”

“Meskipun miskin, bukan berarti pelakunya pasti Mentari. Lagi pula tuduhan itu berlangsung karena asumsi anak-anak, bukan suatu bukti yang konkret. Mentari sendiri berani bersumpah tidak memberikan keterangan apa-apa. Asal lo tahu … sampai detik ini, Mentari masih sangat sedih atas kejadian yang menimpa Irgi. Ia bahkan mengutuk dirinya sendiri.”

“Omong kosong!”

“Niel .. lo tahu tentang ini?” suara Aksa begitu pelan dan parau. Aku mengumpati diri sebab tak bisa menjaga rahasia dengan baik. Takut-takut, aku mendelik ke arah Aksa yang wajahnya sudah menatapku penuh kekecewaan. Aku bingung harus bagaimana. Rasanya, jika aku memberikan seribu alasan, hal itu tak akan mungkin membuat Aksa percaya lagi.

Suasana yang semula berisik berubah menjadi sunyi dan mencekam. Semua orang meninggalkan kegiatanya demi melihat kejadian ini, seolah-olah tidak ada yang lebih penting dari masalah kami.

 

**

Kejadian besar ini bermula dari Mara yang tidak sengaja bertemu dengan Aksa. Setelah mendengar kabar dari tentang Mentari, Mara pun menjenguk seorang diri tanpa memberitahuku lebih dulu. Komunikasi kami memburuk, setiap hari intensitasnya berkurang. Mara juga lebih sering menghabiskan waktu di kampus dan jarang menemani aku manggung lagi. Kami jarang bertemu dan hubungan kami makin meregang. Namun jika bertemu, semua nampak baik-baik saja. Antara aku dan Mara enggan membahas hal ini. Padahal kami sama-sama paham bahwa semuanya sudah berubah.

Sikapnya Mara humble bisa membuat siapa saja betah ngobrol berlama-lama, termasuk dengan keluarga Mentari. Dari situ Mara mulai menceritakan kejadian yang pernah ia lihat. Ia bahkan bercerita bahwa pernah menolong Mentari ketika di bully oleh Lolly.

Reputasi Lolly memang buruk. Selain suka merundung, ia juga dikenal sebagai perempuan bermulut pedas. Dibandingkan teman, ia lebih banyak memiliki musuh. Tapi siapa peduli? Meskipun begitu, tidak ada di antara mereka yang benar-benar berani melawannya.

Berita akibat pertengkaran Aksa dan Lolly cepat menyebar di seluruh warga kampus. Banyak orang yang mulai membela Lolly ketimbang Mentari yang jadi korban bully. Mereka menganggap wajar saja jika seorang kakak membela adiknya.

Keadaan Irgi membaik seiring berjalannya waktu, tetapi ia tidak bisa sekolah dan hidup normal lagi. Kecelakaan yang menimpanya membuat Irgi terbentur keras hingga membuat kepalanya cidera berat. Setelah melewati masa koma, hidupnya tidak akan seperti dulu lagi. Ia telah kehilangan banyak kemampuanya. Irgi bisa memahami apa yang dikatakan orang lain, tetapi tidak bisa meresponnya.

Semua orang di kampus membicarakan Mentari. Hingga ketika perempuan itu sudah mulai masuk kampus, semua pandangan tertuju padanya. Ada yang memandang dengan sinis, ada juga yang memandang jijik.

Aku mulai tertegun sebab bingung karena merasa tidak berguna. Hubunganku dengan Aksa juga  benar-benar sedang kacau. Aku tidak berani datang ke rumah dan masuk kuliah.

Ketika hendak melangkahkan kaki masuk ke fakultas FRSD, pergerakanku mendadak berhenti sebab melihat seseorang yang tak asing. Pria itu mengenakan kemeja abu-abu pendek dengan celana bahan. Tangan kanannya membawa sekantong belanjaan minmarket, tangan kirinya sedang memegang ponsel. Pria paruh baya itu terlihat sedang kebingungan menatap gedung-gedung tinggi di hadapannya.

Jantungku seolah ingin berhenti. Sesuatu yang dulu aku inginkan, ada di depan mata. Mungkin jika sepuluh tahun lalu aku akan menyambut dengan gembira. Namun untuk kali ini, aku berharap kejadian ini hanya mimpi yang tak nyata.

Sepersekian detik, pandangan kami bertemu. Pria paruh baya itu pun sama kagetnya. Kulihat ia menjatuhkan kantung belanjaan itu tanpa sengaja. Kemudian langkahnya makin mendekat. Air matanya mulai mengalir deras, dan bibir itu begetar sembari berkata, “Daniel … ini ayah, Nak. Kamu masih ingat ayah, kan?”

Harusnya aku berlari dan memeluknya dengan segenap rindu. Namun, kejadian kekerasaan yang aku alami sewaktu kecil menyadarkanku. Lukanya tidak seberapa, tetapi masih membekas sampai sekarang. Apalagi ketika aku mengingat ibu hampir mati di tangannya. “Maaf, sepertinya Bapak salah orang,” kataku lalu pergi meninggalkannya kebingungan seorang diri.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Aku Biru dan Kamu Abu
795      471     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
Sweet Equivalent [18+]
4676      1222     0     
Romance
When a 19 years old girl adopts a 10 years old boy Its was hard in beginning but no matter how Veronica insist that boy must be in her side cause she thought he deserve a chance for a better live Time flies and the boy turn into a man Fact about his truly indentitiy bring another confilct New path of their life change before they realize it Reading Guide This novel does not follow the rule o...
KataKu Dalam Hati Season 1
5734      1503     0     
Romance
Terkadang dalam hidup memang tidak dapat di prediksi, bahkan perasaan yang begitu nyata. Bagaikan permainan yang hanya dilakukan untuk kesenangan sesaat dan berakhir dengan tidak bisa melupakan semua itu pada satu pihak. Namun entah mengapa dalam hal permainan ini aku merasa benar-benar kalah telak dengan keadaan, bahkan aku menyimpannya secara diam-diam dan berakhir dengan aku sendirian, berjuan...
Story of April
2485      891     0     
Romance
Aku pernah merasakan rindu pada seseorang hanya dengan mendengar sebait lirik lagu. Mungkin bagi sebagian orang itu biasa. Bagi sebagian orang masa lalu itu harus dilupakan. Namun, bagi ku, hingga detik di mana aku bahagia pun, aku ingin kau tetap hadir walau hanya sebagai kenangan…
ARMY or ENEMY?
14500      4156     142     
Fan Fiction
Menyukai idol sudah biasa bagi kita sebagai fans. Lantas bagaimana jika idol yang menyukai kita sebagai fansnya? Itulah yang saat ini terjadi di posisi Azel, anak tunggal kaya raya berdarah Melayu dan Aceh, memiliki kecantikan dan keberuntungan yang membawa dunia iri kepadanya. Khususnya para ARMY di seluruh dunia yang merupakan fandom terbesar dari grup boyband Korea yaitu BTS. Azel merupakan s...
Girl Power
2366      897     0     
Fan Fiction
Han Sunmi, seorang anggota girlgrup ternama, Girls Power, yang berada di bawah naungan KSJ Entertainment. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran sebagai pemeran utama pada sebuah film. Tiba-tiba, muncul sebuah berita tentang dirinya yang bertemu dengan seorang Produser di sebuah hotel dan melakukan 'transaksi'. Akibatnya, Kim Seokjin, sang Direktur Utama mendepaknya. Gadis itu pun memutuskan u...
Mendadak Halal
8041      2198     1     
Romance
Gue sebenarnya tahu. kalau menaruh perasaan pada orang yang bukan makhramnya itu sangat menyakitkan. tapi nasi sudah menjadi bubur. Gue anggap hal ini sebagai pelajaran hidup. agar gue tidak dengan mudahnya menaruh perasaan pada laki-laki kecuali suami gue nanti. --- killa. "Ini salah!,. Kenapa aku selalu memandangi perempuan itu. Yang jelas-jelas bukan makhrom ku. Astagfirullah... A...
Melody untuk Galang
517      319     5     
Romance
Sebagai penyanyi muda yang baru mau naik daun, sebuah gosip negatif justru akan merugikan Galang. Bentuk-bentuk kerja sama bisa terancam batal dan agensi Galang terancam ganti rugi. Belum apa-apa sudah merugi, kan gawat! Suatu hari, Galang punya jadwal syuting di Gili Trawangan yang kemudian mempertemukannya dengan Melody Fajar. Tidak seperti perempuan lain yang meleleh dengan lirikan mata Gal...
Under a Falling Star
1036      611     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Pacarku Arwah Gentayangan
5783      1736     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...