Loading...
Logo TinLit
Read Story - Dunia Tanpa Gadget
MENU
About Us  

 

              Pak Bert adalah nama Guru Bahasa Indonesia kami. Ia pernah mengatakan dan menulis nama panjangnya di papan tulis. Bert Gaton Nakula Sadewa Suharso. Ia berkata, “Kalian sungguh beruntung karena kalian boleh memanggil saya Pak Bert, tidak usah menyebut saya dengan nama panjang.”

              “Anak-anak, kalian boleh menyontek, tapi kalau sampai ketahuan, kalian harus tanggung akibatnya,” lanjutnya.

              Pak Bert adalah orang yang menyuruh seisi kelas membaca Rongg*ng Dukuh Paruk jilid 1, 2, dan 3. Ia yang pertama-tama menjuluki seorang gadis di kelas kami dengan sebutan Ciblek. Ia iseng berdiri di pintu kelas saat kami ujian. Yang sudah selesai duluan boleh pulang. Setiap murid yang melewati pintu dipegang kepalanya satu persatu.

             Saat itu, kelas satu dan kelas dua ujian bersama dalam satu ruangan dan tempat duduk mereka diselang-seling agar tidak mudah untuk menyontek. Seorang kakak kelas berkulit putih, bermata sipit, dan berekor kuda selesai mengerjakan soal-soal ujian dan mencoba keluar dari ambang pintu tanpa terpegang dengan menyabet-nyabetkan penggaris plastik panjangnya ke arah Pak Bert. Alhasil, jadilah ia ditekan-tekan kepalanya dengan keras oleh Pak Bert seperti menekan-nekan adonan bakpau saja. Kepala dan lehernya mengangguk-angguk sebatas dada. Sementara itu, murid-murid lain yang tidak melawan cuma dipegang biasa saja kepalanya.

           Ketika sebagian murid diharuskan untuk menyepi ke tempat yang sunyi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, Pak Bert yang memimpin. Murid-murid berdatangan ke sekolah. Ada yang berangkat sendiri naik sepeda motor, sepeda, bus, dan jalan kaki kalau rumahnya dekat. Ada yang diantar oleh kedua orangtuanya.

          Satu persatu murid masuk ke dalam bus yang sudah disediakan oleh sekolah. Mereka harus menempuh jarak yang cukup panjang dan memakan waktu yang lama karena tempat yang mereka tuju jauh dari kota dan keramaian, suatu tempat yang dekat dengan gunung berapi yang statusnya saat itu masih aman.

         Di dalam bus, Lia dibuat terheran-heran dengan seorang gadis berkulit hitam dengan rambut ekor kuda yang terus saja bicara dengan cepat dan tanpa berhenti. Lia heran karena gadis itu kelihatan tidak pernah kehabisan bahan pembicaraan.

          Akhirnya, bus sampai di sebuah wisma yang hawanya teramat dingin sampai menembus daging dan menusuk tulang. Murid-murid memakai jaket masing-masing yang sebelumnya disuruh bawa oleh Bu Guru yang memperingatkan bahwa tempat itu bakalan dingin sekali. Kabut tipis terlihat menyelimuti tempat itu.

         Wisma ini besar dan terdiri dari dua bangunan. Yang satu bangunan untuk laki-laki, yang satunya lagi bangunan untuk perempuan. Setiap bangunan dilengkapi dengan satu pintu dan beberapa jendela.

         Lia dan teman-temannya memasuki bangunan khusus untuk perempuan. Ia memandang ke bawah. Ternyata tidak ada ubin, hanya lapisan semen saja. Namun, tempat ini kelihatan bersih seperti habis disapu. Di sudut ruangan ada meja pendek dan beberapa kursi pendek untuk tamu.

         Setelah melewati satu pintu lagi, mereka mendapati kamar-kamar untuk tidur. Terdapat empat buah ranjang berjajar di masing-masing kamar. Mereka mengambil tempatnya masing-masing dan menaruh tas pakaian mereka di ranjang yang mereka pilih. Lalu, mereka berkeliling dan memasuki kamar-kamar teman mereka satu persatu.

        Lia masuk ke sebuah kamar. Terlihat ada tulisan di sebuah ranjang dekat pintu. Lia mendekat dan membacanya. Ia merinding. Isi tulisan itu: Di r*njang ini aku p*srah, Mas. Teman-temannya yang lain mendekati Lia dan ikut membaca tulisan itu.

        Sebentar kemudian, mereka sudah antri untuk mandi. Seorang gadis berkulit putih, bermata sipit, dan berambut cepak masuk ke kamar mandi dan tidak keluar-keluar, sementara antrian makin panjang. Temannya menggedor-gedor pintu. Gadis itu berteriak dari dalam kamar mandi. “Aku lagi tidur!”

         Akhirnya, setelah semuanya selesai mandi, mereka berkumpul di aula. Murid laki-laki di sebelah kiri dan murid perempuan di sebelah kanan. Pak Bert mewanti-wanti agar tidak ada murid laki-laki yang masuk ke bangunan khusus perempuan dan sebaliknya, karena pernah terjadi kejadian m*sum di sini. Lia jadi teringat tulisan di salah satu ranjang di bangunan khusus perempuan itu.

        Saat makan malam tiba. Murid-murid perempuan dipersilahkan mengambil makanan duluan, karena murid laki-laki yang dianggap banyak makannya. Mereka dikhawatirkan akan menghabiskan makanan sehingga murid-murid perempuan tidak akan kebagian.

        Sesi berikutnya, ceramah tentang kasih dan kebaikan Tuhan, serta penderitaan sesama. Seorang gadis berkulit sawo matang dengan rambut sebahu terlihat menangis tersedu-sedu.

        Ketika harus menuliskan dosa-dosa di atas selembar kertas dan membawanya ke depan untuk dibakar dengan lilin, gadis yang mandinya lama itu terkena lilin. Ia mengaduh kesakitan sambil cepat-cepat menarik tangannya.

              Besoknya, Lia dan teman-teman sekamarnya bangun jam tiga pagi untuk mandi karena mereka tidak mau terkena antrian yang panjang sehingga terlambat mengikuti sesi berikutnya.

              Sesi demi sesi berhasil mereka lewati dan di hari ketiga, mereka semua boleh pulang dengan diantar bus menuju ke sekolah. Di sana, mereka bisa lanjut pulang ke rumah masing-masing.

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • kapijogja

    Nice story

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Hyeong!
187      162     1     
Fan Fiction
Seok Matthew X Sung Han Bin | Bromance/Brothership | Zerobaseone "Hyeong!" "Aku bukan hyeongmu!" "Tapi—" "Seok Matthew, bisakah kau bersikap seolah tak mengenalku di sekolah? Satu lagi, berhentilah terus berada di sekitarku!" ____ Matthew tak mengerti, mengapa Hanbin bersikap seolah tak mengenalnya di sekolah, padahal mereka tinggal satu rumah. Matthew mulai berpikir, apakah H...
Kisah Kemarin
6792      1674     2     
Romance
Ini kisah tentang Alfred dan Zoe. Kemarin Alfred baru putus dengan pacarnya, kemarin juga Zoe tidak tertarik dengan yang namanya pacaran. Tidak butuh waktu lama untuk Alfred dan Zoe bersama. Sampai suatu waktu, karena impian, jarak membentang di antara keduanya. Di sana, ada lelaki yang lebih perhatian kepada Zoe. Di sini, ada perempuan yang selalu hadir untuk Alfred. Zoe berpikir, kemarin wak...
KSATRIA DAN PERI BIRU
179      147     0     
Fantasy
Aku masih berlari. Dan masih akan terus berlari untuk meninggalkan tempat ini. Tempat ini bukan duniaku. Mereka menyebutnya Whiteland. Aku berbeda dengan para siswa. Mereka tak mengenal lelah menghadapi rintangan, selalu patuh pada perintah alam semesta. Tapi tidak denganku. Lalu bagaimana bisa aku menghadapi Rick? Seorang ksatria tangguh yang tidak terkalahkan. Seorang pria yang tiba-tiba ...
Drifting Away In Simple Conversation
440      304     0     
Romance
Rendra adalah seorang pria kaya yang memiliki segalanya, kecuali kebahagiaan. Dia merasa bosan dan kesepian dengan hidupnya yang monoton dan penuh tekanan. Aira adalah seorang wanita miskin yang berjuang untuk membayar hutang pinjaman online yang menjeratnya. Dia harus bekerja keras di berbagai pekerjaan sambil menanggung beban keluarganya. Mereka adalah dua orang asing yang tidak pernah berpi...
GAARA
8318      2552     14     
Romance
"Kalau waktu tidak dapat menyembuhkan luka, maka biarkan aku menjadi mentari yang dapat membuat hidupmu bahagia." Genandra Mahavir Aditama, si kutub Utara yang dipaksa untuk mencintai seorang perempuan bernama Akira Magenta Valencia, dalam kurun waktu lima belas hari saja. Genandra diminta agar bersikap baik dan memperlakukan gadis itu sangat spesial, seolah-olah seperti dia juga mencin...
Marry
1506      742     0     
Fantasy
Orang-orang terdekat menghilang, mimpi yang sama datang berulang-ulang, Marry sempat dibuat berlalu lalang mencari kebenaran. Max yang dikenal sebagai badut gratis sekaligus menambatkan hatinya hanya pada Orwell memberi tahu bahwa sudah saatnya Marry mengetahui sesuatu. Sesuatu tentang dirinya sendiri dan Henry.
The Skylarked Fate
6925      2076     0     
Fantasy
Gilbert tidak pernah menerima takdir yang diberikan Eros padanya. Bagaimanapun usaha Patricia, Gilbert tidak pernah bisa membalas perasaannya. Seperti itu terus pada reinkarnasi ketujuh. Namun, sebuah fakta meluluhlantakkan perasaan Gilbert. Pada akhirnya, ia diberi kesempatan baru untuk berusaha memperbaiki hubungannya dengan Patricia.
Through This Letter (Sudah Terbit / Open PO)
5414      1527     0     
Romance
Dia—pacarku—memang seperti itu. Terkadang menyebalkan, jail, sampai-sampai buatku marah. Dan, coba tebak apa yang selalu dia lakukan untuk mengembalikan suasana hatiku? Dia, akan mengirimkanku sebuah surat. Benar-benar berbentuk surat. Di tengah-tengah zaman yang sudah secanggih ini, dia justru lebih memilih menulis sendiri di atas secarik kertas putih, kemudian dimasukkan ke dalam sebuah a...
Tanpa Kamu, Aku Bisa Apa?
120      95     0     
Romance
Tidak ada yang pernah tahu bahwa pertemuan Anne dan Izyan hari itu adalah hal yang terbaik bagi kehidupan mereka berdua. Anne tak pernah menyangka bahwa ia akan bersama dengan seorang manager band indie dan merubah kehidupannya yang selalu menyendiri menjadi penuh warna. Sebuah rumah sederhana milik Anne menjadi saksi tangis dan canda mereka untuk merintis 'Karya Tuhan' hingga sukses mendunia. ...
MAMPU
7099      2366     0     
Romance
Cerita ini didedikasikan untuk kalian yang pernah punya teman di masa kecil dan tinggalnya bertetanggaan. Itulah yang dialami oleh Andira, dia punya teman masa kecil yang bernama Anandra. Suatu hari mereka berpisah, tapi kemudian bertemu lagi setelah bertahun-tahun terlewat begitu saja. Mereka bisa saling mengungkapkan rasa rindu, tapi sayang. Anandra salah paham dan menganggap kalau Andira punya...