Read More >>"> Titik Kembali (Prolog) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Titik Kembali
MENU
About Us  

Gadis cantik bersurai panjang itu tersenyum menatap pantulan dirinya di cermin meja rias. Selesai membersihkan diri, dia menyempatkan diri memoles wajahnya agar tak terlihat pucat. Begitu dirasa cukup, dia segera menyambar tas dan keluar dari kamarnya. 

Namun, di pertengahan tangga langkahnya terhenti demi menilik pesan yang masuk ke ponselnya. Sedetik kemudian wajah cantik itu berubah kesal. 

"Pagi Bella sayang, ada bimbingan?" 

Gadis itu mendongak ke arah sang ibu yang menyapanya. Dengan mengenyahkan rasa kesalnya, Bella tersenyum menatap wajah ibunya.

"Nggak jadi, Bunda. Aku baru saja dapat pesan dari dosen pembimbing, katanya beliau nggak bisa ngasih waktu hari ini, ada urusan mendadak."

"Ya sudah, ayo ikut Bunda saja ke rumah Bu Salya," ajak Mala—Bunda Bella. 

Kening Bella mengkerut. "Ngapain, Bunda?"

"Bantu nyiapin ini-itu buat pernikahan putra sulungnya."

"Emang Bu Salya punya putra lain selain Laksmana?"

Mala menganggukinya. "Namanya Rama, emang jarang pulang ke rumah orangtuanya, jadi kamu nggak tahu. Dia itu tampan, mapan, mandiri, sama satu lagi—sayang keluarga."

"Emang ada ya yang kayak gitu di zaman sekarang?" Bella tergelak merespons ucapan Mala yang seolah hanya karangan. 

"Ish, kamu ini. Sudah, ayo ikut Bunda saja."

"Oke, Bun."

Begitu keluar rumah, Bella menyapa orang-orang yang dilihatnya. Dari yang dia kenal sampai tak dikenal, bahkan orang-orang yang sibuk memasang tenda pun Bella sapa. 

Sesampainya di rumah Bu Salya, Bella menghampiri wanita paruh baya itu dan menyalami tangannya. Dia langsung berkerumun dengan ibu-ibu lain dan membantu menyiapkan bahan-bahan masakan untuk prasmanan nanti. 

"Bu Salya, calon mantunya kayak gimana kok nggak pernah lihat?" tanya Bu RT. 

"Pasti cantik," cetus Bella.

Bu Salya terkekeh mendengarnya. "Cantik seperti kamu Bella."

"Ah, Bu Salya bisa aja."

"Bella," panggil seseorang. Bella menoleh cepat, lalu tersenyum seraya melambaikan tangan. "Sini sebentar, Bel."

Menurut, Bella bangkit dari duduknya. Dia menjauhi kerumunan untuk menghampiri Laksmana. "Ada apa?" tanyanya. 

"Nih, bantuin pilih tas." Laksmana menyerahkan ponselnya ke tangan Bella. 

"Buat siapa?" 

"Buat hadiah kakak ipar gue, masa buat lo. Udah buruan pilihin ya, gue mau ke dapur dulu ambil minum."

"Oke."

Bella masih berdiri di tempat untuk memilih tas yang ada di layar ponsel Laksmana. Dalam beberapa detik memilih, gadis itu kemudian menemukan satu yang menurutnya sangat cantik. 

Ketika merasa ada yang menghampiri, Bella pun menoleh. "Nih, gue udah pilih satu."

"Maaf?"

Mata Bella membola saat tak mengenali sosok di hadapannya. Dia pikir itu Laksmana yang telah kembali dari dapur, ternyata orang lain. Wajah yang asing, Bella tidak mengenalnya. 

"Maaf, tadinya saya pikir Laksmana."

"Saya kakaknya, tidak apa-apa."

Bella menggigit bibir bawahnya mengamati wajah rupawan itu. Wah, ternyata Laksmana yang tampan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kakaknya. 

"Mas ini Mas Rama ya?" tanya Bella. 

"Iya."

"Saya tetangga Bu Salya, juga temannya Laksmana. Nama saya Bella, anaknya Ibu Mala."

Tanpa diduga Rama kemudian tersenyum. Senyum terindah yang belum pernah Bella lihat dari siapapun. Selang tiga detik kemudian Rama mengulurkan tangan kanannya yang langsung disambut baik oleh Bella. 

"Salam kenal, Bella."

"Woy, Bell!" 

Bella dan Rama sama-sama terkejut mendapati teriakan dari Laksmana yang datang tanpa diduga. 

"Apa sih lo teriak-teriak?" kesal Bella. 

"Ngapain lo salaman segala sama kakak gue?"

"Kenalan doang, Mana. Ya, kan, Mas Rama?" 

Rama mengangguk untuk pembelaan tersebut. Namun, Laksmana tetaplah Laksmana yang tak percaya pada Bella. 

"Lo pasti modus doang, Bel. Gue mah udah nebak."

"Nggak ya," elak Bella. 

"Kakak juga, jangan dekat-dekat sama Bella, Kak. Pokoknya gue nggak mau kalau sampai si nenek gayung ini jadi kakak ipar gue."

Bella menoyor kening Laksmana sedikit kasar. "Hati-hati kejadian, bego!"

Sementara kedua sahabat itu tengah berdebat, Rama justru tertawa dibuatnya. Hingga ketika Bella menoleh pada laki-laki itu, sudut-sudut bibirnya terangkat. Dia seperti terhipnotis oleh tawa paling indah itu. 

"Tuh, kan, modus sampai mimisan gitu!" seru Laksmana. 

Bella buru-buru menutup hidungnya. "Permisi ke kamar mandi, Mas!"

Seperginya Bella, Rama menatap Laksmana dengan raut cemas. "Itu... Dia nggak apa-apa?"

"Nggak apa-apa, Kak. Dia emang kalau lihat orang genteng gitu, pasti mimisan kayak yang di komik-komik."

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 1 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (1)
  • aiana

    tanda-tanda bel takdir berbunyi ini mah

    Comment on chapter Prolog
Similar Tags
The Past or The Future
405      322     1     
Romance
Semuanya karena takdir. Begitu juga dengan Tia. Takdirnya untuk bertemu seorang laki-laki yang akan merubah semua kehidupannya. Dan siapa tahu kalau ternyata takdir benang merahnya bukan hanya sampai di situ. Ia harus dipertemukan oleh seseorang yang membuatnya bimbang. Yang manakah takdir yang telah Tuhan tuliskan untuknya?
Tokoh Dalam Diary (Diary Jompi)
530      390     3     
Short Story
You have a Daily Note called Diary. This is my story of that thing
My Daily Activities
859      424     1     
Short Story
Aku yakin bahwa setiap orang bisa mendapatkan apa yang ia inginkan asal ia berdo\'a dan berusaha.
My LIttle Hangga
748      480     3     
Short Story
Ini tentang Hangga, si pendek yang gak terlalu tampan dan berbeda dengan cowok SMA pada umunya. ini tentang Kencana, si jerapah yang berbadan bongsor dengan tinggi yang gak seperti cewek normal seusianya. namun, siapa sangka, mereka yang BEDA bisa terjerat dalam satu kisah cinta. penasaran?, baca!.
SECRET IN KYOTO
501      358     6     
Short Story
Musim semi adalah musim yang berbeda dari empat musim lainnya karena selalu ada kesempatan baru bagiku. Kesempatan untuk tumbuh dan mekar kembali bersama dengan kenangan di masa lalu yang kuharap akan diulang kembali.
Perihal Waktu
372      256     4     
Short Story
"Semesta tidak pernah salah mengatur sebuah pertemuan antara Kau dan Aku"
Bismillah.. Ta\'aruf
771      475     0     
Short Story
Hidup tanpa pacaran.. sepenggal kalimat yang menggetarkan nurani dan menyadarkan rasa yang terbelenggu dalam satu alasan cinta yang tidak pasti.. Ta\'aruf solusi yang dia tawarkan untuk menyatukan dua hati yang dimabuk sayang demi mewujudkan ikatan halal demi meraih surga-Nya.
Si Mungil I Love You
562      329     2     
Humor
Decha gadis mungil yang terlahir sebagai anak tunggal. Ia selalu bermain dengan kakak beradik, tetangganya-Kak Chaka dan Choki-yang memiliki dua perbedaan, pertama, usia Kak Chaka terpaut tujuh tahun dengan Decha, sementara Choki sebayanya; kedua, dari cara memperlakukan Decha, Kak Chaka sangat baik, sementara Choki, entah kenapa lelaki itu selalu menyebalkan. "Impianku sangat sederhana, ...
Danau Toba and My English Man
530      332     0     
Romance
Tentang Nara dan masa lalunya. Tentang Nara dan pria di masa depan.
Noterratus
367      245     2     
Short Story
Azalea menemukan seluruh warga sekolahnya membeku di acara pesta. Semua orang tidak bergerak di tempatnya, kecuali satu sosok berwarna hitam di tengah-tengah pesta. Azalea menyimpulkan bahwa sosok itu adalah penyebabnya. Sebelum Azalea terlihat oleh sosok itu, dia lebih dulu ditarik oleh temannya. Krissan adalah orang yang sama seperti Azalea. Mereka sama-sama tidak berada pada pesta itu. Berbeka...