“Irsa ....”
Panggilan yang begitu lirih dari sosok yang berdiri di depannya membuat Irsa merasa iba. Wajahnya begitu kuyu, bahunya lunglai, kedua matanya merah menahan tangis, rambut yang biasanya rapi kini berantakan.
Tanpa ragu, Irsa membawa orang itu ke pelukannya.
Semalaman, orang itu menangis di depan Irsa.
Semalaman, orang itu menceritakan penyebab kesedihannya pada Irsa.
Semalaman, Irsa memeluk orang itu.
Semalaman, Irsa membisikkan kata-kata semangat.
Semalaman, Irsa menenangkannya.
Bertahun-tahun setelahnya, Irsa berusaha menghibur agar orang itu bisa kembali tersenyum.
Dan pada akhirnya, Irsa juga yang ditinggalkan tanpa pamit, tepat di hari wisuda.
Namanya Kavindra Wibisana. Satu-satunya teman laki-laki yang sangat akrab dengan Irsalina Putri saat menempuh pendidikan sarjana di sebuah institut.
Kavindra Wibisana, laki-laki yang entah bagaimana kabarnya hari ini. Setelah menghilang begitu saja di hari wisuda. Terakhir Irsa melihat sosoknya saat prosesi wisuda. Setelah itu, Kavin seolah hilang ditelan bumi.
Nyesek sekali, hiks
Comment on chapter Prologhallo,
Saya mampir membaca, kalau berkenan saya mau jadi temen untuk saling mengisi dan mensupoort karya.