Kirana turun di sebuah halte bus yang dekat sekali dengan sebuah pemakaman. Taman pemakaman umum (TPU) Sirnaraga Bandung. Tempat di mana Mamanya di makamkan. Tempat peristirahatan abadi Ayyana. Jika sedang rindu, Kirana memang selalu datang ke sini. Tak lupa membawa sebuah foto yang selalu Kirana simpan, di ajak berbicara bagaikan itu sedang berbicara dengan Mama. Seakan-akan Mama ada di sana dan mendengarkan setiap kali Kirana bercerita.
Foto yang selalu menjadi tempatnya berkeluh-kesah. Foto yang bisa mendamaikan hati dan perasaannya. Foto yang membuat Kirana selalu ditemani tanpa harus merasa sendiri.
“Hallo, Ma, apa kabar? Aku rindu.” Ucap Kirana sambil berjongkok di samping pusara sang Mama. Pusara bertuliskan ‘Karin Ayyana Nur Syifa’ di atas sebuah batu nisan. Kirana menaburkan bunga-bunga yang sengaja dia beli tadi sebelum memasuki area TPU.
“Makasih bukunya, Ma. Aku bahagia banget bisa baca kisah Mama. Ceritanya bagus, gregetan, nyesek dan endingnya gak ketebak!” Air mata Kirana jatuh dengan mulusnya. Sampai seseorang datang menyodorkan sebuah sapu tangan tepat di depannya.
Kirana menengadah ke arah orang itu. Dia bangkit saat tahu siapa orang yang tiba-tiba hadir dihadapannya itu.
Kenapa orang aneh ini ada di sini?
“Lo ngapain di sini?” tanya orang itu.
“Hah?” Kirana menelan salivanya. Mendadak dia jadi sedikit salah tingkah. Orang itu mengangguk kecil sambil menunggu jawaban yang akan di katakan Kirana. “Ini makam Mama gue!” jawab Kirana.
“Jadi ini Mama lo?” katanya lagi.
“Lo sendiri ngapain?”
Dia lalu melangkah menjauh dari Kirana. Lalu mulai mendekat ke sebuah pusara yang letaknya ada di samping kanan pusara sang Mama. Orang itu menatap pusara itu dengan tatapan nanar. Dia menghela napas panjang, lalu berkata, “Ini makam Papa gue,”
Kirana lalu melirik ke arah pusara yang ditunjukkan oleh orang itu tadi. Dia mulai mengeja nama yang tertulis di batu nisan itu. ‘Daalex Reyhan Megantara’.
Ya ampun?!
“Jadi... lo-“
“Gue Sam. Perlu nama lengkap gue?” ucapannya terjeda. Namun tanpa harus menunggu respon Kirana, Sam kembali meneruskan ucapannya. “Nama gue Samudera Daalex Wijaiman.”
“Gue Kirana. Kirana Ayyana Kai.” Ucap Kirana yang kali ini berdiri saling bersisian di samping Samudera. Mereka sama-sama menatap makam orang tuanya masing-masing dengan penuh kerinduan.
“Jadi lo anaknya tante Ayyana?” tanya Samudera. Kirana mengangguk. Lalu tersenyum kecil.
“Gue seneng bisa ketemu sama anaknya seorang Reyhan dalam kisah Mama gue di buku hariannya!” Ucap Kirana. “Seneng bisa kenal lo, Sam. Dan semoga Mama dan Om Reyhan bisa bahagia di surga sana.”
“Aamiin.”
Kirana dan Samudera saling menatap dengan mata yang sama-sama berbinar terang. Lalu sama-sama saling melemparkan senyum kelegaan. Bahagia.
Makasih untuk segalanya. Kami berdua merindukan kalian. I Love You.
-oOo-
SELESAI
Wow spechless
Comment on chapter Bab 6 : Bagian 1