Loading...
Logo TinLit
Read Story - HIRAETH
MENU
About Us  

Antares berdiri di depan gerbang neraka. Ia menghadap sebuah sungai yang semakin mengering ketika sudah mendekati gerbang, aliran air ini yang mengantarkan jiwa-jiwa manusia ke alam bawah. Satu per satu jiwa manusia muncul dengan raut tidak menyenangkan, ditemani oleh iblis yang terus mengawasinya. Perjalanan mereka pasti sangat jauh dan suram, lalu semakin menderita ketika berada di dalam neraka nanti.

“Antares!”

Akhirnya, muncul juga sosok yang ditunggu Antares sejak tadi. Pemilik suara itu adalah Regulus, keduanya mempunyai takdir kelahiran yang sama. Mereka berdua bagian dari nephilim; separuh malaikat dan manusia. Kehadiran mereka di dunia adalah untuk membantu Lucifer—salah satu iblis terkuat—untuk menjerumuskan manusia ke dalam neraka.

“Kau berbicara cukup lama dengan Lucifer,” kata Antares, lalu menepis tangan Regulus yang mencoba merangkulnya.

“Aw.” Regulus pura-pura terluka dengan penolakkan Antares. Hanya sebentar, sebelum ia kembali tersenyum jail. “Ya. Ada sesuatu yang kami diskusikan.” 

“Apa itu?” tanya Antares.

“Sebaiknya kita jangan mengobrol di sini,” kata Regulus, mengalihkan ucapan Antares. Baru saja ada sosok iblis kelas rendah yang hendak mengantarkan seorang jiwa berpaling menatap ke arah mereka. “Ayo kita pergi.”

“Oke. Kau benar.” Antares setuju.

Antares dan Regulus pun segera pergi dari gerbang neraka untuk kembali ke bumi. Sebagai nephilim, mereka bisa melakukan teleportasi ke berbagai tempat di seluruh dunia. Itu memudahkan mereka untuk melaksanakan setiap perintah yang diberi oleh Lucifer. Mereka melakukan perjalanan selama beberapa sekon, lalu berhenti di sebuah kota.

“Ini Yokohama?” ucap Regulus ketika mengikuti Antares berhenti di gang sempit. Tempat yang jarang dilewati orang sehingga kehadiran mereka yang tiba-tiba tidak akan mengejutkan siapa pun.

“Ya,” sahut Antares. Ia berjalan keluar dari gang itu.

Regulus terburu-buru mengikuti Antares lagi. “Kenapa di sini?”

Antares tidak menjawab. Ia terus melangkah menuju bar bernama Canetis yang terkadang ia kunjungi saat senggang. Jaraknya cukup dekat untuk ditempuh dengan berjalan kaki. Sambil mengabaikan ocehan Regulus yang lebih suka datang ke London, Antares terus berpikir kenapa ia bisa tiba di sini.

Tadi, mendadak Antares memikirkan Nathalie saat melakukan teleportasi. Mungkin itulah kenapa ia terlempar ke Yokohama meskipun ia tidak membayangkan sebuah tempat. Seharusnya Nathalie berada tidak jauh dari sini … dugaan itu membuat Antares merasa takut.

“Bukankah sebaiknya kita teleportasi lagi?” oceh Regulus.

“Terlambat.” Antares mendorong pintu bar Canetis, lalu melangkah ke dalam.

Canetis terlihat damai seperti biasanya. Bar ini cenderung terasa sepi dengan musik jazz yang lembut, interior kayu yang rumahan, serta para tamu yang jarang berisik. Antares memesan red wine dan Regulus memilih mojito. Lalu, keduanya menepati tempat duduk di sudut terjauh dalam bar seusai membayar pesanan.

Setelah seorang bartender mengantarkan minuman mereka, Antares langsung memulai pembicaraan. “Jadi, Lucifer mendiskusikan apa denganmu?”

“Dia memintaku membuat keturunan.”

Jawaban Regulus hampir membuat Antares tersedak oleh minumannya sendiri. “Apa?”

“Yah, kau tahu …” Regulus menjeda ucapannya. Telunjuk pria itu memutari bibir gelas berisi mojito yang dingin, mempertimbangkan kata-kata. “Lucifer ingin kelahiran anak nephilim baru. Aku perlu mencumbu dengan sembarang wanita nephilim, siapa saja untuk menghasilkan keturunan.”

“Kau tidak bisa melakukannya. Itu sama dengan mempermainkan perempuan,” ucap Antares. Ia menggeser gelas wine-nya, lalu melipat kedua tangan di atas meja—gestur bahwa ia sedang serius sekarang. “Kau menolak permintaan itu, kan?”

“Tentu saja aku terima,” kata Regulus kesal. “Kau kira kita bisa menolak perintah Lucifer?”

“Sebaiknya kau melakukan itu dengan seseorang yang kau cintai, Regulus,” balas Antares.

Regulus tertawa datar, sesuatu yang jarang pria itu lakukan. “Itulah mengapa Lucifer tidak memintanya kepadamu, tapi aku. Kau yakin terhadap cinta sedangkan nephilim seperti kita tak berhak atas cinta. Kita ini terkutuk, Antares.”

Tengkuk Antares terasa dingin. Bukan hanya karena ucapan Regulus yang mengatakan bahwa mereka terkutuk, tetapi juga karena seorang perempuan yang baru saja masuk ke dalam bar Canetis. Nathalie yang terlihat ringkih sedang dirangkul oleh pria pemilik bar. Antares tahu pria itu, ia selalu melihatnya setiap kali berkunjung ke Canetis.

“Siapkan air panas dan seragam cadangan. Aku akan menjelaskannya nanti,” kata pria pemilik bar kepada sang bartender. Lalu ia menoleh ke arah Nathalie, membimbing perempuan itu ke bagian belakang—ruangan khusus karyawan.

“Terima kasih,” cicit Nathalie.

Antares masih melihat ke arah mereka sampai keduanya menghilang di balik pintu ruang karyawan. Lalu, ia melamun.

“Antares.”

“….”

“Ares!”

Antares mengerjapkan kedua mata, terkejut karena seruan Regulus. “Ada apa?”

“Aku yang seharusnya bertanya,” kata Regulus. “Siapa perempuan itu? Sepertinya kau kenal.”

“Ya. Aku pernah bertemu dengannya sekali,” jawab Antares, berusaha untuk tidak menjelaskannya dengan detail.

“Kau tertarik padanya?”

Antares tidak menjawab. Ia mengambil gelasnya, lalu menegak wine dengan perlahan. Sengaja berlama-lama untuk mengabaikan Regulus. Lagipula, ia tidak memiliki jawaban atas pertanyaan itu.

“Oi.” Regulus mengetuk-ketuk telunjuknya pada meja. “Kau jatuh cinta padanya, bukan?”

“Rahasia.” Antares memberikan jawaban tidak jelas.

“Apa pun bentuk perasaanmu kepadanya, kau harus berhati-hati,” kata Regulus, suaranya memelan. “Mungkin itu cinta, Antares.”

Antares berharap dugaan Regulus salah. Antares tahu ia tertarik kepada Nathalie, tetapi cinta … ia tidak menginginkannya. Ia percaya sekaligus takut terhadap cinta. Bentuk perasaan kuat seperti itu tampak berbahaya.

Selama beberapa waktu, hanya ada hening di antara mereka. Lalu, Regulus pun kembali berucap, “Oh, perempuan itu sudah keluar lagi.”

Antares sudah tahu tanpa perlu dikatakan Regulus. Sejak tadi diam-diam ia menunggu sampai Nathalie keluar dari ruang karyawan. Sekarang, perempuan itu telah mengenakan seragam bartender yang kebesaran untuknya. Nathalie juga tampak bersih dan segar setelah membersihkan diri.

“Kau tidak ingin menyapanya?” tanya Regulus.

“Tidak,” jawab Antares cepat.

Setelah itu, si pria pemilik bar muncul dan menemui Nathalie. Mereka berbincang dan Nathalie terlihat riang. Mereka duduk berdampingan di kursi tinggi dan langsung menghadap lemari yang berisi barisan botol alkohol.

Mereka akan jatuh cinta, pikir Antares. Hal itu membuatnya sedikit nyeri.

“Ayo pergi, Re,” jawab Antares. Mendadak ia berdiri kendati minumannya belum habis.

“Wow, tenanglah.” Regulus ikut berdiri. “Obrolan kita belum selesai.”

“Apa lagi yang perlu kita bicarakan?” ucap Antares. “Kau sudah menerima titah baru Lucifer, lalu kau akan memilih seorang wanita. Tidak ada lagi yang perlu didiskusikan.”

Regulus segera menyusul Antares yang berjalan ke luar bar. “Aku bahkan lupa kalau kita membicarakan itu sebelumnya.”

“Semoga kau beruntung,” kata Antares datar.

“Kau tahu apa yang aku pikirkan sekarang?” tanya Regulus, lalu menjajari langkah Antares yang tergesa. “Mungkin seharusnya kau yang menerima titah Lucifer. Maka, kau akan mempunyai alasan untuk mendekati perempuan itu.”

“Jangan.” Antares menghentikan langkah untuk menatap Regulus dengan tajam. “Kau sendiri yang mengatakan bahwa kita tidak berhak. Ia juga bukan nephilim seperti kita.”

“Aku tahu, Antares. Aku yang berkata seperti itu. Hanya saja, aku mengira kamu bisa mengatasinya.”

“Berhenti mengatakan berbagai perkiraan tak berdasar.”

Kemudian, Antares melihat Regulus tersenyum sedih. “Baiklah. Aku sungguh berharap kita bisa menjalani kehidupan normal sebagai manusia setelah percakapan kita malam ini.”

“Aku juga,” kata Antares lirih. “Aku juga.”

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
IMAGINATIVE GIRL
2659      1340     2     
Romance
Rose Sri Ningsih, perempuan keturunan Indonesia Jerman ini merupakan perempuan yang memiliki kebiasaan ber-imajinasi setiap saat. Ia selalu ber-imajinasi jika ia akan menikahi seorang pangeran tampan yang selalu ada di imajinasinya itu. Tapi apa mungkin ia akan menikah dengan pangeran imajinasinya itu? Atau dia akan menemukan pangeran di kehidupan nyatanya?
Alzaki
2133      876     0     
Romance
Erza Alzaki, pemuda tampan yang harus menerima kenyataan karena telah kejadian yang terduga. Di mana keluarganya yang hari itu dirinya menghadiri acara ulang tahun di kampus. Keluarganya meninggal dan di hari itu pula dirinya diusir oleh tantenya sendiri karena hak sebenarnya ia punya diambil secara paksa dan harus menanggung beban hidup seorang diri. Memutuskan untuk minggat. Di balik itu semua,...
Letter hopes
1108      615     1     
Romance
Karena satu-satunya hal yang bisa dilaukan Ana untuk tetap bertahan adalah dengan berharap, meskipun ia pun tak pernah tau hingga kapan harapan itu bisa menahannya untuk tetap dapat bertahan.
Bimbang (Segera Terbit / Open PO)
5876      1912     1     
Romance
Namanya Elisa saat ini ia sedang menempuh pendidikan S1 Ekonomi di salah satu perguruan tinggi di Bandung Dia merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara dalam keluarganya Tetapi walaupun dia anak terakhir dia bukan tipe anak yang manja trust me Dia cukup mandiri dalam mengurus dirinya dan kehidupannya sendiri mungkin karena sudah terbiasa jauh dari orang tua dan keluarganya sejak kecil juga ja...
Luka di Atas Luka
447      299     0     
Short Story
DO NOT COPY MY STORY THANKS.
Between Us
2813      1263     5     
Romance
Song Dami jelas bukanlah perempuan yang banyak bicara, suka tersenyum. Oke, mungkin iya, dulunya, tapi sekarang tidak. Entahlah, dia juga lupa alasan kenapa dia lebih banyak menyembunyikan emosinya dan memilih untuk melakukan apa yang disuruh padanya. Dan karna itu, Sangho, oppanya meminta dia untuk berhenti dari pekerjaannya yang sekarang karna Dami ternyata ditindas oleh sunbaenya. Siapa ya...
Wedding Dash [Ep. 2 up!]
2931      1109     8     
Romance
Arviello Surya Zanuar. 26 tahun. Dokter. Tampan, mapan, kaya, dan semua kesempurnaan ada padanya. Hanya satu hal yang selalu gagal dimilikinya sejak dulu. Cinta. Hari-harinya semakin menyebalkan saat rekan kerjanya Mario Fabrian selalu mengoceh panjang lebar tentang putri kecilnya yang baru lahir. Juga kembarannya Arnaferro Angkasa yang selalu menularkan virus happy family yang ti...
Dream
618      453     5     
Short Story
1 mimpi dialami oleh 2 orang yang berbeda? Kalau mereka dipertemukan bagaimana ya?
Foodietophia
525      396     0     
Short Story
Food and Love
KETIKA SEMUA DIAM
1442      844     8     
Short Story
Muhammad Safizam, panggil saja Izam. Dilahirkan di kota kecil, Trenggalek Jawa Timur, pada bulan November 2000. Sulung dari dua bersaudara, memiliki hobby beladiri \"Persaudaraan Setia Hati Terate\". Saat ini menjadi seorang pelajar di SMK Bintang Nusantara School Sepatan Tangerang, prog. Keahlian Teknik Komputer & Jaringan kelas 11. Hub. Fb_q Muhammad Safizam