Loading...
Logo TinLit
Read Story - Potongan kertas
MENU
About Us  

"Sial sial, Dhala kalau kita telat gimana?" 

"Dhala huwee, gua enggak mau dijemur lebih lama lagi, bawanya ngebut cepetan, Dhal-- Ahh! Sialan!" Nayya semakin melingkarkan dua tangannya pada perut Dhala ketika Dhala menancap gas semakin tinggi. 

"Ngebut mode on. Pegangan kuat-kuat Nay kalau lo enggak mau terbang, soalnya kalau lo jatuh gua enggak mau bantu. Buruan pegangan!" 

Tahan. Nayya ingin mengumpati dan menjambak rambut Dhala habis-habisan, namun tunggu sebentar, ini bukan saatnya untuk membuang lagi waktu, maka yang ia lakukan hanyalah menurut. Dibalik helm nya, Dhala tersenyum penuh kemenangan, disela-sela jantungnya berdegup kencang, ia membelah kerumunan jalan dan sampai ke sekolah dengan waktu yang pas. 

Pukul tujuh lewat lima menit, semua siswa mulai berhamburan untuk pergi ke lapangan, Nayya turun dari atas motor, langsung aja melenggang pergi, namun baru tiga langkah, Dhala sudah mencekal tangannya lebih dulu. 

"Ck, apa? Oh iya lo sadar diri juga, gua belum pukul pukul lo tadi, bawa motor kaya orang mabok lo, sini gua pukul!" Nayya memukul lengan Dhala dengan tas kecilnya. Sedangkan laki-laki itu terkekeh tak habis pikir. 

"Lepasin woy, gua mau ke kelas simpan tas, Dhala sialan, jelek, ngeselin, tukang ngibul, lepasin gua! Wah ini namanya pencitraan lo terhadap perempuan," kata Nayya menaikkan sedikit nada bicaranya. 

"Gua mewakili seluruh dunia mengucapkan, bodo amat, tapi tunggu." Dhala semakin mendekat pada Nayya. 

Gadis itu mundur beberapa langkah sampai tubuhnya mengenai tembok besar sekolah. "Dha--Dhala lo mau ngapain anjir!" 

Dua mata tajam milik Dhala menelisik inci wajah Nayya. Jarak mereka semakin dekat, Nayya memejamkan mata kuat-kuat, lalu setelah itu, ia bisa merasakan, kepalanya yang sedikit tertoleh, rupanya, Dhala hanya mengambil helm yang masih menempel pada kepalanya itu. 

"Helm. Enggak nyadar lo? Padahal pake helm kepala terasa berat, atau jangan-jangan lo itu bukan manusia lo si--"

Dua mata Dhala membulat saat tangan Nayya membekap mulutnya. Kembali, dua mata mereka saling bertemu, dan menciptakan debaran aneh, baik Nayya maupun Dhala masih dalam posisi yang sama, juga perasaan yang tak karuan. 

Disela-sela keromantisan, seseorang mengejutkan mereka membuat keduanya sama-sama berdehem dan memalingkan wajah mencari sebuah alasan. 

"A--aduh, duh, Bapak! Kok saya dicubit sih." Dhala menggaduh sambil mengusap lengannya yang terasa perih. 

"Heh Dhala! Ini tuh masih pagi, udah pacaran, mana ditempat umum, 'kan jiwa jomblo saya meronta-ronta minta dinikahin gitu lho, iya enggak Nayya?" 

Nayya yang mendengarnya cengengesan, sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"Dih, ingat umur Pak, bapak ini duda anak satu mau nikahin Nayya yang masih perawan? Hih, tamatlah dunia ini. Udahlah, ayo Nay pergi, virus Pak Wawan bisa terciprat nanti." Dhala menarik tangan Nayya menjauhi tempat tadi, dengan Pak Wawan yang masih teriak-teriak memangil nama Dhala dan Nayya bergantian. 

Dengan Dhala yang menarik napas, lalu membuang napas menahan kesal. Nayya justru mencuri-curi pandang terus menerus, dalam batinnya, Dhala kenapa? Seperti orang yang terlihat kesal. 

Nayya tersenyum jahil, ia mundur dua langkah lalu membiarkan Dhala berjalan sendirian tanpa menyadari jika Nayya sudah tertinggal di belakang. Gadis itu menahan tawa, lalu bersembunyi dibalik tembok kelas. 

"Nay, lo tahu toko kue yang rekomendasiin kue buat penderita deabet?" 

"Nay?" Dhala berhenti berjalan, merasakan tidak ada orang disampingnya, kemudian menoleh. Kosong, tidak ada siapapun. 

"Nayya?!" 

"Nayyanika! Woy!" 

Nayya tertawa, pelan sekali. Menyadari langkah kaki Dhala yang kembali mendekat, Nayya membekap mulutnya agar tidak mengeluarkan suara apapun, bayangan Dhala sudah terlihat, laki-laki itu celingak-celinguk di belakang Nayya. Melangkah pelan, Nayya menarik rambut belakang Dhala membuat sang empu dengan nyaring berteriak. 

"Ngapain sih woy! Lo-"

"Udah-udah gua cuman, cuman bosan, enggak ada kerjaan jadi begini. Udahlah, buruan ke kelas simpan tas. Lo bilang jangan buang-buang waktu, waktu adalah uang, uang adalah duit, dan duit bisa bikin perut gua kenyang dengan membeli semangkuk batagor." 

Gadis itu? Ck. Dhala mengumpat dalam hati, lalu ikut mengejar Nayya. Kembali ada drama dipagi hari yang kerap kali membuat orang-orang, sudah menganggap dua sejoli itu memang memiliki sebuah hubungan khusus. Padahal lama mereka berjumpa atau bahkan dekat, itu sudah belasan tahun lamanya. 

Membuang waktu kurang lebih setengah jam, atau bahkan lebih, berdiri didepan tiang bendera, dan berbaris setiap kelas, dibawah panasnya sinar matahari, Dhala menutup dua telinga mendengar ocehan-ocehan siswi yang katanya pegal lah, kulitnya terbakar lah, dan masih banyak lagi. 

"Bubar jalan!"

Helaan napas semua siswa terdengar lega. Dhala berjalan ke sisi lapangan, mencari tempat teduh setelah pagi-pagi seperti ini harus panas-panasan. 

"Dhala, lo tadi bawa jaket 'kan ya?" ia berjinjit, kaget, tiba-tiba saja Nayya sudah berdiri dan berjalan disampingnya. 

"Hooh, bawa kenapa?" 

"Mau pinjam." Nayya tercengir, membuat Dhala gemas. Tanpa sadar tangannya terangkat, dan mengusak rambut Nayya yang terurai panjang. 

"Ini 'kan gerah Nay, ngapain lo mau pinjam jaket gua?" tanya Dhala sedikit heran. 

"Ya enggak sekarang juga dong dipake nya, nanti gua ikut ke kelas lo dulu ya, ngambil jaket lo," ujarnya dibalas anggukan oleh Dhala.  

Berjalan menuju kelas 12 IPA 3. Nayya berdiri didepan pintu sambil menunggu-nunggu Dhala keluar dari kelas, tidak berselang lama karena setelah itu Dhala sudah kembali muncul dan menyodorkan apa yang Nayya pinta. 

"Makasiihh sepupuku, kalau gitu gua balik ke kelas ya, byee." 

Nayya berbalik, dan kejadian tidak terduga terjadi. Ia ditabrak seseorang, membuat keduanya jatuh. Mendengar dentuman suara orang jatuh, Dhala membalikan badan, dan mendapati Nayya dengan seorang laki-laki yang ia baru lihat hari ini. Seragamnya juga beda dari seragam siswa lain, ia tebak, laki-laki itu siswa baru. 

Dhala membantu Nayya berdiri, begitupun orang baru itu. Sempat saling diam. Sebelum pada akhirnya si lelaki itu lebih memilih berjalan meninggalkan keduanya tanpa sepatah kata pun, Nayya yang memang ceplas ceplos langsung saja berteriak lantang tidak terima. 

"Ada ya orang yang udah nabrak duluan enggak ada ucapan maaf, apa kek basa-basi. Murid baru, belagu lo!" 

"Enggak usah diladenin. Sana masuk kelas," ucap Dhala menengahi. Ia tepikal orang yang malas berurusan dengan masalah yang dibuat dan dibangun sendiri. Jadi untuk mengindari konflik antara Nayya dan orang tadi, ia tidak ingin Nayya lebih banyak berurusan dengan orang tadi. 

Lagipun, tidak ada yang tahu. Sikap dan sifatnya seperti apa bukan? Bisa saja diam-diam begitu, tumbuh menjadi dendam dan menghancurkan kehidupan Nayya seperti kejadian tidak terduga tadi. Tidak ada yang tahu nasib kedepannya seperti apa. 

"Pagi-pagi bikin gua abrasi!"

"Emosi Nay, emosi, lo kata pengikisan tanah!" 

"Iya itu maksudnya, yaudahlah gua balik ke kelas. Awas aja itu cowok kalau ketemu gua lagi, geprek pala nya langsung, ish!" 

Dhala membuang napas, melihat gerutuan Nayya sepanjang gadis itu berjalan. Kembali, lembar ketiga ditutup oleh suasana hati Nayya yang berantakan, dan sebuah perasaan aneh muncul secara tiba-tiba pada sosok Mandhala ini. 

Kenapa ya? 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (4)
  • coretansha03

    Semangat ❤️❤️❤️

    Comment on chapter Bab 3
  • coretansha03

    Semangat bestieeeeee ❤️ yok bisa yok

    Comment on chapter Bab 2
  • coretansha03

    SEMANGAT BESTIEEEEEE ❤️ AKHIRNYA BISA LOGINNN😭

    Comment on chapter Chapter 1
  • senjaa_

    Ya ampun semangat diri sendiri hehe:)

    Comment on chapter Chapter 1
Similar Tags
Gray November
3914      1326     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Catatan 19 September
27172      3558     6     
Romance
Apa kamu tahu bagaimana definisi siapa mencintai siapa yang sebenarnya? Aku mencintai kamu dan kamu mencintai dia. Kira-kira seperti itulah singkatnya. Aku ingin bercerita sedikit kepadamu tentang bagaimana kita dulu, baiklah, ku harap kamu tetap mau mendengarkan cerita ini sampai akhir tanpa ada bagian yang tertinggal sedikit pun. Teruntuk kamu sosok 19 September ketahuilah bahwa dir...
Konfigurasi Hati
672      443     4     
Inspirational
Islamia hidup dalam dunia deret angka—rapi, logis, dan selalu peringkat satu. Namun kehadiran Zaryn, siswa pindahan santai yang justru menyalip semua prestasinya membuat dunia Islamia jungkir balik. Di antara tekanan, cemburu, dan ketertarikan yang tak bisa dijelaskan, Islamia belajar bahwa hidup tak bisa diselesaikan hanya dengan logika—karena hati pun punya rumusnya sendiri.
Pulpen Cinta Adik Kelas
496      292     6     
Romance
Segaf tak tahu, pulpen yang ia pinjam menyimpan banyak rahasia. Di pertemuan pertama dengan pemilik pulpen itu, Segaf harus menanggung malu, jatuh di koridor sekolah karena ulah adik kelasnya. Sejak hari itu, Segaf harus dibuat tak tenang, karena pertemuannya dengan Clarisa, membawa ia kepada kenyataan bahwa Clarisa bukanlah gadis baik seperti yang ia kenal. --- Ikut campur tidak, ka...
Po(Fyuh)Ler
951      511     2     
Romance
Janita dan Omar selalu berangan-angan untuk jadi populer. Segala hal telah mereka lakukan untuk bisa mencapainya. Lalu mereka bertemu dengan Anthony, si populer yang biasa saja. Bertiga mereka membuat grup detektif yang justru berujung kemalangan. Populer sudah lagi tidak penting. Yang harus dipertanyakan adalah, apakah persahabatan mereka akan tetap bertahan?
Tic Tac Toe
559      443     2     
Mystery
"Wo do you want to die today?" Kikan hanya seorang gadis biasa yang tidak punya selera humor, tetapi bagi teman-temannya, dia menyenangkan. Menyenangkan untuk dimainkan. Berulang kali Kikan mencoba bunuh diri karena tidak tahan dengan perundungannya. Akan tetapi, pikirannya berubah ketika menemukan sebuah aplikasi game Tic Tac Toe (SOS) di smartphone-nya. Tak disangka, ternyata aplikasi itu b...
Secangkir Kopi dan Seteguk Kepahitan
602      342     4     
Romance
Tugas, satu kata yang membuatku dekat dengan kopi. Mau tak mau aku harus bergadang semalaman demi menyelesaikan tugas yang bejibun itu. Demi hasil yang maksimal tak tanggung-tanggung Pak Suharjo memberikan ratusan soal dengan puluhan point yang membuatku keriting. Tapi tugas ini tak selamanya buatku bosan, karenanya aku bisa bertemu si dia di perpustakaan. Namanya Raihan, yang membuatku selalu...
ORIGAMI MIMPI
33929      4013     55     
Romance
Barangkali, mimpi adalah dasar adanya nyata. Barangkali, dewa mimpi memang benar-benar ada yang kemudian menyulap mimpi itu benar-benar nyata. Begitulah yang diyakini Arga, remaja berusia tujuh belas tahun yang menjalani kehidupannya dengan banyak mimpi. HIngga mimpi itu pula mengantarkannya pada yang namanya jatuh cinta dan patah hati. Mimpi itu pula yang kemudian menjadikan luka serta obatnya d...
Phased
6326      1841     8     
Romance
Belva adalah gadis lugu yang mudah jatuh cinta, bukan, bukan karena ia gadis yang bodoh dan baperan. Dia adalah gadis yang menyimpan banyak luka, rahasia, dan tangisan. Dia jatuh cinta bukan juga karena perasaan, tetapi karena ia rindu terhadap sosok Arga, abangnya yang sudah meninggal, hingga berusaha mencari-cari sosok Arga pada laki-laki lain. Obsesi dan trauma telah menutup hatinya, dan mengu...
April; Rasa yang Tumbuh Tanpa Berharap Berbalas
1553      660     0     
Romance
Artha baru saja pulih dari luka masa lalunya karena hati yang pecah berserakan tak beraturan setelah ia berpisah dengan orang yang paling ia sayangi. Perlu waktu satu tahun untuk pulih dan kembali baik-baik saja. Ia harus memungut serpihan hatinya yang pecah dan menjadikannya kembali utuh dan bersiap kembali untuk jatuh hati. Dalam masa pemulihan hatinya, ia bertemu dengan seorang perempuan ya...