Read More >>"> ARMY or ENEMY? (Kau Seorang ARMY?) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - ARMY or ENEMY?
MENU
About Us  

“Ini aku, Jimina!” ucap Park Jimin dari luar. Mendengar itu, Azel sontak menghela napasnya panjang dengan kedua matanya yang memejam lega.

Perlahan Azel berjalan maju untuk membuka pintu kamarnya yang tidak dikunci itu. 

Tampak punggung Park Jimin yang berdiri di depan pintu dengan kedua tangannya yang masuk ke dalam saku celana.

Mendengar suara pintu yang terbuka, Park Jimin menoleh dan mengulas senyumannya begitu melihat wajah Azel yang sudah berdiri di balik pintu kamarnya.

“Jimina, ada apa?” tanya Azel dengan kedua matanya yang tampak memincing ke arah sekitar luar kamar. Tampaknya Park Jimin sendirian datang ke kamarnya itu.

“Kau sedang apa? Aku ingin memberimu ini,” ucap Park Jimin seraya menyodorkan sebuah buku dengan sampul berwarna ungu.

Azel menatap buku dan Park Jimin itu secara bergantian. “Buku apa ini?” tanya Azel yang tidak langsung menerima buku itu. Ia tak mau mengulang kesalahan sebelumnya waktu ia menerima sebuah buku yang berisi banyak peraturan di tempat itu dari Kim Seok Jin. Dan Azel khawatir bahwa itu ada kaitannya dengan peraturan juga.

“Terima lah,” pinta Park Jimin pun tidak langsung memberitahu Azel tentang isi buku itu.

Dengan ragu-ragu, Azel menerima buku bersampul polos dengan warna ungu itu. 

“Bukalah,” lanjut Park Jimin memberi perintah.

Azel pun mulai membuka bukunya begitu mendapat perintah itu dari Park Jimin.

Tampak foto wajah para member BTS itu terpampang di halaman depan setelah cover. Dimana di bawahnya terdapat kalimat yang bertuliskan "Bangtan love ARMY".

Azel mengangkat wajahnya dan kembali menatap wajah Park Jimin yang tampak mengulas senyuman kecil.

Kembali Azel menatap buku itu dan membukanya satu per satu halaman dari buku itu. Banyak sekali foto para member BTS dan army yang terselip di sana. Bahkan di sana juga terdapat foto lightstik dari para ARMY untuk Bangtan.

Selain potongan foto-foto yang terlampir di sana, terselip potongan kata-kata yang menginspirasi berdekatan dengan foto-foto itu.

“Bangtan memang sedikit lebay begitu mendapat kata-kata indah dari para ARMY. Jadi, kami sengaja menyalinnya dan menempelnya di sana,” ucap Park Jimin mulai menjelaskan.

Azel menatap wajah Park Jimin yang berbicara itu sekilas, lalu kembali membuka tiap lembar halamannya dengan pelan karena sembari membaca tiap kalimat yang terselip di buku buatan itu.

Sampai di akhir halaman, Azel menemukan sebuah CD berwarna putih dimana itu adalah rekaman member BTS konser di kota Seoul beberapa tahun yang lalu.

“Nah, itu adalah rekaman video waktu member konser. Kalau kau mau, kau bisa mengambilnya.”

Ye? Jinja?” tanya Azel dengan wajahnya yang terkejut.

Ye! Buku dan CD itu untukmu,” ucap Park Jimin membuat Azel semakin membulatkan matanya bersinar senang.

Gomawo, Jimina!” tukas Azel dibawa anggukan Park Jimin.

“Ngomong-ngomong, kau yang buat ini sendiri?” tanya Azel lagi-lagi di anggukkan oleh Park Jimin.

“Aku membuatnya dengan Jin Hyung. Tapi, karena waktu itu aku ada jadwal shooting, jadi aku tidak ikut menyelesaikan. Jin Hyung yang menyelesaikan ini. Tapi begitu selesai, Jin Hyung memberikannya padaku.”

Azel kembali menatap buku bersampul ungu itu begitu mengetahui Kim Seok Jin yang telah membuat buku bersampul ungu itu.

“Dan dia bilang kalau aku menemukan seorang ARMY yang menyenangkan, buku ini harus aku berikan dengannya.”

Azel sontak terkejut mendengarnya. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Kim Seok Jin memiliki niat sebaik itu.

“Tapi, aku bukan ARMY, Jimina. Aku,”

Jinja?” sahut Park Jimin memotong seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Azel.

“Apa kau yakin, kau bukan ARMY?” tanya Park Jimin tampak tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Azel.

Azel terdiam sejenak dengan raut wajahnya yang tampak gugup. Pertanyaan yang dilontarkan itu seolah menandakan bahwa Park Jimin sudah tahu apa yang menjadi rahasianya itu. Namun, dengan cepat Azel menetralkan wajahnya menghilangkan rasa gugupnya itu agar hilang kecurigaan Park Jimin itu dengannya. 

“Ye! Aku memang bukan ARMY. Aku juga tidak tahu kenapa aku yang harus lulus di pemilihan untuk masuk di sekolah Bangtan ini. Padahal, bukan aku yang benar-benar menginginkannya.”

Park Jimin sontak mengernyitkan keningnya samar mendengar jawaban Azel dengan nada bicaranya yang kasar dan tidak selembut sebelumnya.

“Benarkah? Tapi, kalau memang kau bukan ARMY, kenapa kau terlihat senang saat menerima buku itu?” tanya Park Jimin seraya menunjuk buku bersampul ungu yang saat ini sudah berada di tangan Azel.

Menyadari itu, Azel sampai lupa bahwa hal itu bisa membongkar identitasnya sebagai seorang ARMY.

Tanpa ragu, Azel mengembalikan buku bersampul ungu itu kepada Park Jimin.

“Ini, aku tidak bisa menerimanya!” ucap Azel seraya menyodorkan buku bersampul ungu itu kepada Park Jimin.

Park Jimin yang menerimanya tampak heran melihat sikap Azel yang demikian. Namun, saat Azel berjalan mundur hendak menutup pintunya lagi, tiba-tiba Park Jimin menahan Azel yang hendak menutup pintu kamarnya itu.

“Beri aku bukti kalau memang kau bukan seorang ARMY,” titah Park Jimin membuat Azel mendelikkan matanya kaget melihat tangan Park Jimin yang sudah menahan pintu kamarnya Azel itu.

“Apa maksudmu? Bukankah sikapku pada kalian semua itu sudah jelas menunjukkan kalau aku bukan seorang ARMY? Apa lagi?” sontak Azel kali ini menampakkan sifat kasarnya lagi.

Park Jimin tersentak diam dengan wajah terkejutnya. Ia tak mengerti kenapa Azel bersikap kasar lagi setelah jelas-jelas ia sudah mengetahui semuanya.

Wae? Kenapa kamu bersikeras untuk tidak mengakuinya?” tanya Park Jimin yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Azel.

Azel yang masih berdiri di sana tampak diam dan bingung untuk menjawabnya.

“Itu apa?” sontak Park Jimin bertanya seraya mengangkat dagunya kecil dan mengarahkan tatapannya itu sekilas ke dalam kamarnya Azel. Azel yang berdiri tegak di dekat pintu, seketika melebarkan matanya kaget mengingat bahwa yang ada di belakangnya itu adalah lemari putih dengan boneka RJ yang sudah ia susun dengan rapi.

“Bias kau adalah Jin Hyung?” lanjut Park Jimin bertanya. “Itu artinya kau adalah ARMY-nya,” sambung Park Jimin membuat Azel tersentak diam dengan raut wajahnya yang tampak sudah menegang.

‘Tidak, bagaimana ini? Park Jimin sudah tahu semuanya!’ batin Azel dengan wajahnya yang sudah panik.

“Boneka RJ yang tersusun rapi dengan lightstik Bomber dengan nama grup BTS dan juga Kim Seok Jin. Apa itu semua masih kau anggap bukan seorang ARMY?” tanya Park Jimin terus memojokkan Azel supaya Azel mengakui identitasnya itu.

“Azel, tolong katakan dengan jujur sekali lagi. Kau seorang ARMY kan? Dan kalau benar kau adalah ARMY, kenapa kau bersikeras untuk tidak mengakuinya? Apa kau tidak bangga untuk menjadi seorang ARMY untuk kami?” timpal Park Jimin terus bertanya.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (16)
  • fiat76

    Seru! Lnjut thor

    Comment on chapter Kekhawatiran Azel
  • dea00

    Waduh!!

    Comment on chapter Dipulangkan?
  • sgdhi

    Sabar ya jin ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

    Comment on chapter Azel Semakin Berulah?
  • dila33

    Seruuuu.... Lanjut thor

    Comment on chapter Azel Semakin Berulah?
  • jeni7

    Lanjut thor mereka lucu ๐Ÿ˜

    Comment on chapter Tanggung Jawab!
  • nisa22

    Jin ngamuk mulu wkwk

    Comment on chapter Park Jimin Peduli?
  • istritae1

    Azel yg gitu, aku yg ketat ketir๐Ÿ˜ฌ

    Comment on chapter Kekesalan Member BTS
  • dwi90

    Jiminnn๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    Comment on chapter Park Jimin Peduli?
  • dini12

    Lanjut thor

    Comment on chapter Tanggung Jawab!
  • hari19

    Baru kali ini baca novel tapi tokoh utama nya dibenci๐Ÿ˜‚ bisa ya, azel gk tremor dan malah cool gitu. Kalau aku didepan bangtan palingan udh pingsan! ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜

    Comment on chapter Tiba di Sekolah Bangtan
Similar Tags
Pacarku Arwah Gentayangan
3869      1328     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
Gray November
2394      926     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
936      486     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
Hello, Kapten!
929      484     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Under a Falling Star
657      399     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Aku Istri Rahasia Suamiku
7449      1853     1     
Romance
Syifa seorang gadis yang ceria dan baik hati, kini harus kehilangan masa mudanya karena kesalahan yang dia lakukan bersama Rudi. Hanya karena perasaan cinta dia rela melakukan hubungan terlarang dengan Rudi, yang membuat dirinya hamil di luar nikah. Hanya karena ingin menutupi kehamilannya, Syifa mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungannya. Setiap wanita yang telah menikah pasti akan ...
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
4945      2046     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Maraโ€”sahabat perempuannyaโ€”menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
Luka atau bahagia?
2946      964     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Jelita's Brownies
2681      1174     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
KEPINGAN KATA
331      215     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!