Read More >>"> ARMY or ENEMY? (Kekesalan Member BTS) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - ARMY or ENEMY?
MENU
About Us  

“Sepertinya dia bukan perempuan biasa. Coba Hyung tanya, apa dia army?” bisik Kim Taehyung ke telinga Kim Seok Jin.

Kim Seok Jin mengangkat dagunya dengan kedua tangan yang sudah dimasukkan ke dalam saku celananya.

Annyeonghaseyo! Na-”

“Stop!” pinta Kim Seok Jin membuat Azel mengentikan bicaranya yang hendak menyapa ulang para member.

Waeyo?” tanya Azel dengan tatapan tajam.

“Apa kau seorang Army?” tanya Kim Seok Jin.

Azel terdiam membalas tatapan itu, tak lama kemudian mendesis pelan seperti meremehkan kalimat tanya yang diajukan itu.

“Apa kau ingin tahu?” jawab Azel balik bertanya.

Ye!” sontak Kim Seok Jin singkat.

Azel menghembuskan napasnya panjang hingga terdengar di telinga para member yang sudah menatap heran akan sikap wanita cantik di hadapannya itu.

Joh-ayo! Aku akan memberitahu siapa aku sebenarnya,” ucap Azel tak langsung memebritahu.

Na, gun-in-i anila.”

Kim Seok Jin melepaskan kerutan di keningnya yang semula tampak tegang. Tak hanya Kim Seok Jin, semua member di sana dibuat kaget dengan jawaban Azel yang mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang Army.

Daebak! Bagaimana bisa kau masuk sini tapi kau sendiri bukan Army?” sontak Kim Namjoon syok.

“Apa karena dia punya relasi kuat dengan pihak agency?” sahut J-Hope menatap wajah para member untuk meminta tanggapannya.

“Sepertinya begitu. Karena tidak sembarang orang bisa masuk ke sini,” timpal Min Yoongi menambahkan.

Azel mengerutkan bibirnya kesal mendengar tanggapan para member yang telah menghina dirinya.

Tapi, semarah apapun Azel, Azel mampu mengkondisikan dirinya agar tidak menampakkan amarahnya itu.

“Hei, bagaimana bisa ada seorang non army datang ke sini dan bersikap tidak sopan seperti ini?” tandas Kim Taehyung bertanya kepada salah staf-nya yang ada di sana.

Mianhae, tapi dia memang dikategorikan sebagai peserta yang lolos karena beberapa proses interview yang tidak mudah juga,” ujar staf itu menjelaskan.

“Apakah interview nya berkaitan dengan Bangtan?” sahut J-Hope penasaran.

Ye!” jawab staf itu seraya menundukkan wajahnya kecil.

“Aku memutuskan untuk membatalkan proses penyambutan,” tukas Kim Seok Jin beranjak pergi dari sana.

Perlahan semua member beranjak pergi meninggalkan Azel seorang diri di sana. Melihat itu, Azel pun tampak ketar-ketir kebingungan karena ia sendiri belum begitu hafal dengan lokasi tempat itu.

“Hei, Gidaryeo juseyo!” sontak Azel membuat semua member menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahnya.

Mendapat tatapan dari para member yang terlihat begitu tajam, netra Azel tampak bermuara  mencari jawaban.

“Ee, aniyo! Pergilah, kalau memang kalian mau pergi.”

Park Jimin mengernyitkan dahinya heran melihat sikap Azel yang demikian.

“Ayo, antar aku ke asrama!” perintah Azel pada dua bodyguard-nya itu.

Para member masih memantau Azel yang sudah melangkah pergi ke arah selatan. Melihat itu, tentu para member terkekeh pelan karena arah Azel pergi bukanlah ke asrama, melainkan ke arah kuburan.

“Hei, bagaimana kalau dia tersesat?” ujar Park Jimin panik begitu melihat Azel pergi dengan langkah yang pasti dan cepat.

Ani, dia tidak akan tersesat. Palingan dia syok,” timpal Min Yoongi membuat semua member sontak tertawa.

Benar saja. Semakin Azel menyusuri lorong-lorong itu, Azel semakin merasakan suasana yang mencekam. Benar-benar gelap dan tempatnya juga sunyi.

Tiba-tiba, Azel menghentikan langkahnya karena menginjak sesuatu yang ada di bawah kaki kanannya. Azel menunduk dan mulai mengangkat kaki kanannya dengan pelan.

Netra yang tampak membulat itu sudah disertai dengan napas yang sudah naik turun. Azel khawatir kalau itu adalah sesuatu yang menjijikkan.

“Hei!” teriak Kim Seok Jin membuat Azel tak jadi melihat sesuatu yang ada di bawah kakinya itu.

Azel menengok ke belakang dan melihat para member BTS sudah berdiri di belakangnya.

“Ngapain kalian ngikutin gue?” tampik Azel langsung sensi.

“Tceh! Ngikutin? Apa kau sadar kalau sekarang sedang berada di mana?” 

Azel hanya mendengikkan bahunya tidak tahu mendengar pertanyaan itu.

Kim Seok Jin menghela napasnya pelan berusaha untuk sabar dan meredam amarah yang sebenarnya ingin membludak detik itu juga.

“Kau akan diarahkan ke kuburan jika kau terus melanjutkan langkah mu!” tegas Kim Seok Jin membuat Azel membulatkan matanya lebar.

Jinja? Kuburan? Eodi? Masih jauhkah?” sontak Azel terlihat ngeyel dan tak percaya degan apa yang dikatakan oleh Kim Seok Jin barusan.

“Hei, sepertinya dia tidak mempercayai mu, Hyung!” tukas J-Hope mulai mengompori. Setelahnya, ia memasang wajahnya dalam mode julid.

Azel hanya mendenguskan napasnya pelan seraya memutarkan bola matanya ke sembarang arah dengan dua tangan yang sudah melipat di dada.

“Baiklah, kalau memang kau tidak mempercayai nya. Gada! Jangan pernah kembali atau teriak meminta tolong jika memang kau kesulitan di sana!” ucap Kim Seok Jin benar-benar habis sudah kesabarannya.

Gaja,” ajak Kim Seok Jin bersama para member untuk pergi dari sana.

Para member benar-benar terlihat pergi kali ini. Dan itu membuat Azel menjadi dilema dan ragu.

“Tceh! Kenapa gue harus takut. Palingan mereka cuma nakut-nakutin gue,” desah Azel masih dengan keras kepalanya.

“Nona, bagaimana kalau kita pergi balik lagi saja ke tempat semula. Kami sendiri juga belum tahu apakah benar arah sini menuju asrama atau bukan, takutnya,-”

“Kenapa?” sahut Azel memotong.

“Kalian takut?” lanjutnya dengan tatapan heran menatap dua bodyguard dari papanya itu.

Melihat kediaman para bodyguard itu, Azel mendesis pelan.

“Tceh! Kalau kalian takut, pergilah! Gue bisa pergi sendiri!” sergah Azel melanjutkan langkahnya pergi dari hadapan dua bodyguard-nya itu.

Dua bodyguard itu melihat bekas katak mati di bawah kaki Azel injak tadi. Melihat itu, dua bodyguard itu seketika langsung memegangi tubuhnya karena merinding dan jijik.

“Bagaimana ini dengan Nona Queen?” desah bodyguard satu ke bodyguard lainnya.

“Ayolah, kita ikuti lagi saja!” putus bodyguard satunya dibawa anggukkan oleh bodyguard satunya lagi.

Mereka bergegas pergi mencari Azel untuk mengawasinya lagi. Namun, langkah Azel yang cepat karena sedang kesal, membawa Azel tak sadarkan diri bahwa dirinya sudah melangkah jauh ke bangunan tua itu.

Azel mengentikan langkahnya sembari mendecak kesal.

“Mereka semua bodyguard nggak becus! Masa beginian aja mereka takut? Tceh! Yang benar saja,” decih Azel kesal. 

Menyadari suaranya barusan begitu terdengar jelas di lorong itu, membuat Azel menatap keliling ke arah sekitarnya.

“Ini tempat apaan sih? Kok bisa ya, di sekolah Bangtan ada tempat serem dan nggak ke urus gini?” sontak Azel spontan hingga terdengar suara benda jatuh dari arah yang Azel tidak ketahui.

Akibatnya, Azel tersentak kaget dan langsung memutarkan badannya mencari sumber suara yang ia sendiri tidak tahu dimana asalnya.

“Suara apaan tuh? Apa jangan-jangan, ada yang lagi ngerjain gue?” gumam Azel dengan suara pelannya.

“Woi! Siapa kalian? Keluar! Jangan coba-coba buat nakuti gue ya!” seru Azel namun tak membawa hasil apa-apa.

Napas Azel sudah semakin naik turun dan tidak beraturan. Azel merasakan sesuatu yang tidak enak di sana. Kedua tangannya seketika melingkar ke belakang leher seraya menelan salivanya kasar. Keringat dingin pun mulai bercucuran di kening Azel sebesar benih jagung.

Saat hendak membalikkan badannya untuk kabur dari sana, sebuah tangan menyentuh pundak Azel membuat Azel semakin jantungan seperti ingin copot dari tempatnya.

“Aaaaaa!” teriak Azel tak ada pilihan lain selain teriak seraya menutup kedua telinganya dengan tubuh yang sedikit membungkuk karena ketakutan.

Dulyeowo hajima!” sontak seseorang yang terdengar suaranya begitu lembut dan khas sembari melepaskan tangannya yang menyentuh pundak Azel.

Azel yang semula menutup matanya karena ketakutan, lantaran membuka dua matanya lagi secara perlahan.

Azel mengernyitkan matanya penasaran dengan suara yang tidak asing dan biasa Azel dengar suaranha lewat lagu-lagunya, bahkan juga melalui video lainnya.

Tanpa menunggu lama, Azel langsung membalikkan badannya ke belakang memastikan siapa yang ada di belakangnya itu?

Azel membulatkan matanya kaget melihat Park Jimin yang ternyata ada di hadapannya itu.

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 2 13 0 3 0
Submit A Comment
Comments (16)
  • fiat76

    Seru! Lnjut thor

    Comment on chapter Kekhawatiran Azel
  • dea00

    Waduh!!

    Comment on chapter Dipulangkan?
  • sgdhi

    Sabar ya jin ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

    Comment on chapter Azel Semakin Berulah?
  • dila33

    Seruuuu.... Lanjut thor

    Comment on chapter Azel Semakin Berulah?
  • jeni7

    Lanjut thor mereka lucu ๐Ÿ˜

    Comment on chapter Tanggung Jawab!
  • nisa22

    Jin ngamuk mulu wkwk

    Comment on chapter Park Jimin Peduli?
  • istritae1

    Azel yg gitu, aku yg ketat ketir๐Ÿ˜ฌ

    Comment on chapter Kekesalan Member BTS
  • dwi90

    Jiminnn๐Ÿ˜๐Ÿ˜

    Comment on chapter Park Jimin Peduli?
  • dini12

    Lanjut thor

    Comment on chapter Tanggung Jawab!
  • hari19

    Baru kali ini baca novel tapi tokoh utama nya dibenci๐Ÿ˜‚ bisa ya, azel gk tremor dan malah cool gitu. Kalau aku didepan bangtan palingan udh pingsan! ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜

    Comment on chapter Tiba di Sekolah Bangtan
Similar Tags
Pacarku Arwah Gentayangan
3868      1327     0     
Mystery
Aras terlonjak dari tidur ketika melihat seorang gadis duduk di kursi meja belajar sambil tersenyum menatapnya. Bagaimana bisa orang yang telah meninggal kini duduk manis dan menyapa? Aras bahkan sudah mengucek mata berkali-kali, bisa jadi dia hanya berhalusinasi sebab merindukan pacarnya yang sudah tiada. Namun, makhluk itu nyata. Senja, pacarnya kembali. Gadis itu bahkan berdiri di depannya,...
Gray November
2390      922     16     
Romance
Dorothea dan Marjorie tidak pernah menyangka status 'teman sekadar kenal' saat mereka berada di SMA berubah seratus delapan puluh derajat di masa sekarang. Keduanya kini menjadi pelatih tari di suatu sanggar yang sama. Marjorie, perempuan yang menolak pengakuan sahabatnya di SMA, Joshua, sedangkan Dorothea adalah perempuan yang langsung menerima Joshua sebagai kekasih saat acara kelulusan berlang...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
934      484     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...
Hello, Kapten!
928      483     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Under a Falling Star
657      399     7     
Romance
William dan Marianne. Dua sahabat baik yang selalu bersama setiap waktu. Anne mengenal William sejak ia menduduki bangku sekolah dasar. William satu tahun lebih tua dari Anne. Bagi Anne, William sudah ia anggap seperti kakak kandung nya sendiri, begitupun sebaliknya. Dimana ada Anne, pasti akan ada William yang selalu berdiri di sampingnya. William selalu ada untuk Anne. Baik senang maupun duka, ...
Aku Istri Rahasia Suamiku
7426      1833     1     
Romance
Syifa seorang gadis yang ceria dan baik hati, kini harus kehilangan masa mudanya karena kesalahan yang dia lakukan bersama Rudi. Hanya karena perasaan cinta dia rela melakukan hubungan terlarang dengan Rudi, yang membuat dirinya hamil di luar nikah. Hanya karena ingin menutupi kehamilannya, Syifa mulai menutup diri dari keluarga dan lingkungannya. Setiap wanita yang telah menikah pasti akan ...
Luka Dan Perkara Cinta Diam-Diam
4927      2033     22     
Romance
Kenangan pahit yang menimpanya sewaktu kecil membuat Daniel haus akan kasih sayang. Ia tumbuh rapuh dan terus mendambakan cinta dari orang-orang sekitar. Maka, ketika Maraโ€”sahabat perempuannyaโ€”menyatakan perasaan cinta, tanpa pikir panjang Daniel pun menerima. Sampai suatu saat, perasaan yang "salah" hadir di antara Daniel dan Mentari, adik dari sahabatnya sendiri. Keduanya pun menjalani h...
Luka atau bahagia?
2937      960     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Jelita's Brownies
2679      1172     11     
Romance
Dulu, Ayahku bilang brownies ketan hitam adalah resep pertama Almarhum Nenek. Aku sangat hapal resep ini diluar kepala. Tetapi Ibuku sangat tidak suka jika aku membuat brownies. Aku pernah punya daun yang aku keringkan. Daun itu berisi tulisan resep kue-kue Nenek. Aku sadar menulis resep di atas daun kering terlihat aneh, tetapi itu menjadi sebuah pengingat antara Aku dan Nenek. Hanya saja Ib...
KEPINGAN KATA
331      215     0     
Inspirational
Ternyata jenjang SMA tuh nggak seseram apa yang dibayangkan Hanum. Dia pasti bisa melalui masa-masa SMA. Apalagi, katanya, masa-masa SMA adalah masa yang indah. Jadi, Hanum pasti bisa melaluinya. Iya, kan? Siapapun, tolong yakinkan Hanum!