Read More >>"> Mencari Pangeran Yang Hilang (BAB 15 ~ KEJUTAN BERLIPAT GANDA) - TinLit
Loading...
Logo TinLit
Read Story - Mencari Pangeran Yang Hilang
MENU
About Us  

 

ERI berdiri di depan sebuah bangunan megah. Dia berhenti tepat di sebuah gerbang besar yang tingginya tidak bisa dia pikirkan. Menghela napas panjang setelah berjalan beberapa puluhan meter dari jalan raya. Eri masih tak habis pikir kenapa supir angkot tidak mau mengantarnya sampai di depan gebang rumah megah bak istana itu. Karena yang dia tahu hanya setelah Eri turun, sang supir langsung tancap gas dengan wajahnya yang pucat pasi.
Walaupun di sepanjang jalan yang hanya di tumbuhi deretan pohon palem yang menjulang tinggi, Eri menikmati dedaunannya yang rimbun terlihat sejuk memanjakan mata. Menambah indah pemandangan jalan beraspal dengan bukit kecil yang luas berwarna hijau.
Eri memandang sejenak kertas kecil yang ada di tangannya. Memastikan isi tulisannya dengan alamat yang tertulis di depan gerbang berwarna hitam dengan gradasi emas menyala yang membentuk ukiran bunga matahari. Lambang itu seperti mengingatkan Eri pada sesuatu. Sebelum akhirnya pikirannya lenyapa setelah mendengar suara pintu gerbang terbuka.
Laki-laki dengan tubuh besar berpakaian serba hitam terlihat menundukkan kepala setelah sebelumnya memandang dari ujung kaki hingga kerudung Eri. Dia membuka kacamata hitam yang menutupi kedua matanya. 
“Apakah Anda Nona Eri?” Tanya laki-laki bertubuh kekar itu. Eri mengangguk mengiyakan. Masih diam tanpa bertanya, berusaha mengatur suara deguban jantungnya yang tiba-tiba berdetak cepat.
“Silahkan ikuti Saya.” Seru laki-laki itu membalikkan badan. Memasuki gerbang yang sedikit terbuka. 
“Tunggu! Bagaimana bisa kau tahu namaku? Apakah benar jika-“ 
“Ya. Tuan sudah menunggu Nona di dalam.” Potong laki-laki itu mengabaikan pertanyaan Eri. 
“Setidaknya berhentilah memanggilku Nona.” Gerutu Eri memasukkan secarik kertas yang Ibunya beri kemarin. 
Seseorang memberitahu informasi kepadanya jika ada pekerjaan yang lebih baik dan bergaji besar daripada menjaga lapak di pasar. Eri yang masih ragu hanya bisa menuruti permintaan Ibunya yang terlihat bersihkeras untuk segera mengunjungi alamat tersebut. Dia sama sekali tak menyangka jika pekerjaan itu membawanya pada rumah mewah yang justru terlihat seperti istana di film-film. 
Setelah memasuki gerbang tinggi yang tak bisa dia ukur tingginya itu. Puluhan pohon tanjung menyambuntya dengan daunnya yang lebat. Ranting-rantingnya yang kokoh dan tebal menjulang tinggi. Membuat pohon itu terlihat besar dan menyejukkan mata dengan rindangnya warna hijau daun yang lagi-lagi menyenjukkan mata.
Pohon itu tumbuh dengan subur di sepanjang kanan kiri jalan setapak yang menghubungkan dengan pintu masuk rumah mewah itu. Batu-batu kecil berwarna putih tertata rapi di sepanjang jalan. Membuatnya merasa seakan di sambut secara istimewa. Atau memang inilah kali pertama dalam hidup Eri mengunjungi rumah mewah. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana isinya jika dia memasuki rumah bercat putih dan emas yang terlihat menyilaukan matanya itu. 
Di samping kanan kiri pintu masuk, terdapat sebuah patung marmer berbentuk anak kecil bersayap. Eri pernah melihatnya sekali di TV suatu hari. Kedua mata Eri terganggu dengan bagian lain tempat itu. Di sebelah kanan yang terlihat jauh dari pandangannya.
Sebuah halaman luas dengan rumput hijau yang di kelilingi dinding bebatuan membuat Eri bertanya-tanya dalam hati. Tempat itu sungguh terlihat seperti istana dan benteng di cerita kerajaan.
Pandangan Eri teralihkan pada laki-laki bertubuh kekar yang mengetuk pintu. Ukurannya kali ini lebih kecil dari pintu gerbang sekitar lima meter. Lambang bunga matahari juga terlihat di depannya. Pintu itu terbuka setelah tiga detik menunggu. Tidak berhenti membuat Eri takjub, pemandangan luar biasa pun terlihat di depan mata. 
Deretan sofa berwarna emas menyambut kedatangannya. Di setiap sudut ruangan berdiri guci berwarna perak dan emas yang tingginya bahkan melebihi tinggi laki-laki bertubuh kekar yang mengantarnya. Sebuah lampu gantung dengan puluhan cahaya terpasang di atap ruangan bernuansa putih keemasan itu. 
“Silahkan duduk dimana saja sesuka hati Nona. Anggap saja rumah sendiri. Tuan akan segera datang.” Laki-laki besar itu membuyarkan rasa kagum Eri. Dia menutup pintu masuk. Meninggalkannya sendiri di ruangan luas dengan lukisan besar yang terpasang di setiap dinding. 
Rumah sebesar itu terlihat sangat sepi. Seperti tidak ada penghuni. Namun, suara murotal orang sedang mengaji terdengar sayup-sayup menggema di setiap sudut ruangan. Alunan yang menenangkan itu mengalihkan perhatiannya dari sebuah foto yang membuatnya berjalan mendekat ke dinding yang menyambut kedatangannya saat masuk. 
Foto itu terpasang kuat di dinding bercorak bunga elegan yang mewah. Foto yang mengalihkan perhatiannya dari lemari kaca berisi barang-barang antik di sebelah kanannya. Atau karpet putih yang mengelilingi sofa yang terbuat dari beruang putih. Apalagi lift yang terlihat di sebelah kirinya. Itu semua tidak membuat Eri berlama-lama kagum.
Kedua mata Eri hanya semakin tertarik dengan foto berukuran 3x3 meter dengan bingkai ukiran bunga berwarna keemasan. Sebuah foto yang di dalamnya terdapat gambar laki-laki dan perempuan setengah baya yang sedang duduk berdampingan. Sedangkan seorang anak laki-laki yang terlihat masih muda duduk di tengahnya. 
Tidak perlu berjalan lebih dekat lagi untuk mengetahui anak laki-laki yang duduk dengan jas rapi putih yang membalut tubuhnya. Wajahnya yang terlihat cool dan cuek dengan rambut mengkilap yang tersibak ke belakang, membuat kedua mata Eri terbelalak terkejut. Dia mundur beberapa langkah sembari menutup mulutnya tak percaya. 
“Di-Dia bukankah… Cowok itu… Dia…” Eri tergagap memandang foto itu tanpa berkedip. Jantungnya kini kembali berdetak kencang.
Ting! Bunyi lift tiba-tiba terdengar. Membuat Eri terlonjak kaget. Pandangannya teralihkan dengan seseorang yang keluar dari dalamnya. Berjalan pelan ke arahnya dengan senyum yang sudah tak asing lagi di matanya. Memandangnya dengan tatapan tak bersalah. 
“Kau! Naru kan?!” Pekik Eri menunjuk Naru yang hanya tersenyum malu ke arahnya. 
“A-Aku bisa jelaskan!” Jawab Naru berusaha menenangkan. 
Percuma. Karena sekarang Eri terduduk di sofa empuk dengan rasa terkejutnya yang kini berlipat ganda. Dia menyentuh dadanya yang semakin berdegub kencang.
“Tuan… Ini pakaian dan alat yang Tuan minta.” Sebuah suara membuat Eri harus menunda rasa keterkejutannya. Sedangkan Naru langsung menghela napas seolah kedatangannya itu sedang dia tunggu. 
Seorang pelayan dengan pakaian butler berjalan mendekat. Rambutnya terlihat sudah memutih. Di kedua tangannya terpasang sarung tangan yang berwarna senada. Dia memegang setelan baju muslim lengkap dengan peci dan sajadah hitam keemasan. Sedangkan di sisi tangannya yang lain sebuah Al Quran bersampul warna senada dia pegang dengan sangat hati-hati. 
“Ah. Iya. Terima kasih. Kau datang di saat yang tepat Pak Yus.” Seru Naru terlihat lega. Dia menerimanya dengan senang hati. Pelayan bernama Pak Yus itu menundukkan badan. Mundur beberapa langkah dan pergi meninggalkan ruangan yang kini kembali sepi. Hening. Hanya hembusan napas rasa kesal Eri yang tak berhenti memandang Naru dengan tajam. Beberapa kali dia terlihat mengalihkan pandangan. 
“Aku menunggu!” Kata Eri tiba-tiba membuat Naru terlonjak kaget. 
“Oke. Aku akan jelaskan. Tapi sebelum itu-“ 
“Apalagi?! Apakah kau masih mau bermain-main lagi? Menurutmu ini lelucon dengan membawaku ke tempat ini? Tunggu! Sebenarnya kau siapa?” Tanya Eri mencecarnya dengan pertanyaan beruntun. Naru terlihat menggaruk kepalanya yang tak gatal. Dari mana dia harus memulai? 
“Aku ingin belajar mengaji. Jadi, karena itulah aku memanggilmu ke sini untuk bekerja paruh waktu. Sebagai guru mengaji. Bukankah itu ide yang bagus?” Jawab Naru setelah sekian lama terdiam. 
“Bagaimana kau tahu alamat rumahku? Jadi kau sudah bertemu dengan Ibuku? Apa saja yang kalian bicarakan? Kenapa-” 
“Hei tenanglah. Aku tidak melakukan hal yang salah atau melanggar. Aku sungguh ingin belajar mengaji. Aku tak tahu harus memintanya pada siapa. Karena hanya kau yang aku tahu bisa mengaji dengan suara indah. Jadi-”
“Aku tak tahu harus bersikap bagaimana. Aku sungguh kecewa!” Balas Eri hendak pergi keluar. Naru mencegahnya cepat dengan menarik lengannya. Eri yang melihat hal itu langsung menghentakkan tangan Naru. Memandangnya dengan tatapan tak mengerti. 
“Maaf. Aku sungguh minta maaf. Jadi, tolong. Dengarkan penjelasanku dulu.” Kata Naru berusaha menenangkan situasi. Eri berhenti dan menimang usulannya yang mungkin tidak ada salahnya untuk di dengar. 
Namun, suasana genting itu kembali terganggu dengan suara berisik yang datang dari arah pintu masuk. Tepat setelah pintu terbuka. Anggota Geng Perfect muncul. Membuat Eri semakin terkejut sekaligus tak mengerti. Rencana apalagi yang Naru sembunyikan. 
“Kalian? Kenapa bisa- Johni! Bukankah aku sudah mengatakan padamu jika-” Johni terlihat pasrah. Tara, Leon dan Dion terlihat berdiri di belakang Johni dengan tatapan yang sama seperti Eri. Meminta penjelasan. 
“Jadi, darimana kau mau menjelaskan pada kami, pangeran?” Seru Dion yang di amini Leon dan Tara. Naru menghela napa panjang.
“Mereka menunggumu, Naru…” Kata Johni sembari membenarkan letak kacamatanya. Naru menepuk dahi. Meremas rambutnya yang tak gatal. Urusan ini terasa semakin kapiran.

 
🙥🙧

Tags: twm23

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Luka atau bahagia?
3588      1143     4     
Romance
trauma itu sangatlah melekat di diriku, ku pikir setelah rumah pertama itu hancur dia akan menjadi rumah keduaku untuk kembali merangkai serpihan kaca yang sejak kecil sudah bertaburan,nyatanya semua hanyalah haluan mimpi yang di mana aku akan terbangun,dan mendapati tidak ada kesembuhan sama sekali. dia bukan kehancuran pertama ku,tapi dia adalah kelanjutan dari kisah kehancuran dan trauma yang...
Girl Power
1740      736     0     
Fan Fiction
Han Sunmi, seorang anggota girlgrup ternama, Girls Power, yang berada di bawah naungan KSJ Entertainment. Suatu hari, ia mendapatkan sebuah tawaran sebagai pemeran utama pada sebuah film. Tiba-tiba, muncul sebuah berita tentang dirinya yang bertemu dengan seorang Produser di sebuah hotel dan melakukan 'transaksi'. Akibatnya, Kim Seokjin, sang Direktur Utama mendepaknya. Gadis itu pun memutuskan u...
AKSARA
4807      1857     3     
Romance
"Aksa, hidupmu masih panjang. Jangan terpaku pada duka yang menyakitkan. Tetaplah melangkah meski itu sulit. Tetaplah menjadi Aksa yang begitu aku cintai. Meski tempat kita nanti berbeda, aku tetap mencintai dan berdoa untukmu. Jangan bersedih, Aksa, ingatlah cintaku di atas sana tak akan pernah habis untukmu. Sebab, kamu adalah seseorang yang pertama dan terakhir yang menduduki singgasana hatiku...
Aku Biru dan Kamu Abu
625      360     2     
Romance
Pertemuanku dengan Abu seperti takdir. Kehadiran lelaki bersifat hangat itu benar-benar memberikan pengaruh yang besar dalam hidupku. Dia adalah teman curhat yang baik. Dia juga suka sekali membuat pipiku bersemu merah. Namun, kenapa aku tidak boleh mencintainya? Bukannya Abu juga mencintai Biru?
SEMPENA
3077      1068     0     
Fantasy
Menceritakan tentang seorang anak bernama Sempena yang harus meraih harapan dengan sihir-sihir serta keajaiban. Pada akhir cerita kalian akan dikejutkan atas semua perjalanan Sempena ini
My Doctor My Soulmate
74      65     1     
Romance
Fazillah Humaira seorang perawat yang bekerja disalah satu rumah sakit di kawasan Jakarta Selatan. Fazillah atau akrab disapa Zilla merupakan seorang anak dari Kyai di Pondok Pesantren yang ada di Purwakarta. Zilla bertugas diruang operasi dan mengharuskan dirinya bertemu oleh salah satu dokter tampan yang ia kagumi. Sayangnya dokter tersebut sudah memiliki calon. Berhasilkan Fazillah menaklukkan...
Aku Milikmu
1526      706     2     
Romance
Aku adalah seorang anak yang menerima hadiah terindah yang diberikan oleh Tuhan, namun dalam satu malam aku mengalami insiden yang sangat tidak masuk akal dan sangat menyakitkan dan setelah berusaha untuk berdamai masa lalu kembali untuk membuatku jatuh lagi dengan caranya yang kejam bisakah aku memilih antara cinta dan tujuan ?
Hello, Kapten!
1085      576     1     
Romance
Desa Yambe adalah desa terpencil di lereng Gunung Yambe yang merupakan zona merah di daerah perbatasan negara. Di Desa Yambe, Edel pada akhirnya bertemu dengan pria yang sejak lama ia incar, yang tidak lain adalah Komandan Pos Yambe, Kapten Adit. Perjuangan Edel dalam penugasan ini tidak hanya soal melindungi masyarakat dari kelompok separatis bersenjata, tetapi juga menarik hati Kapten Adit yan...
Sweet Equivalent [18+]
3471      994     0     
Romance
When a 19 years old girl adopts a 10 years old boy Its was hard in beginning but no matter how Veronica insist that boy must be in her side cause she thought he deserve a chance for a better live Time flies and the boy turn into a man Fact about his truly indentitiy bring another confilct New path of their life change before they realize it Reading Guide This novel does not follow the rule o...
Seutas Benang Merah Pada Rajut Putih
1153      615     1     
Mystery
Kakak beradik Anna dan Andi akhirnya hidup bebas setelah lepas dari harapan semu pada Ayah mereka Namun kehidupan yang damai itu tidak berlangsung lama Seseorang dari masa lalu datang menculik Anna dan berniat memisahkan mereka Siapa dalang dibalik penculikan Anna Dapatkah Anna membebaskan diri dan kembali menjalani kehidupannya yang semula dengan adiknya Dalam usahanya Anna akan menghadap...