Loading...
Logo TinLit
Read Story - Bee And Friends
MENU
About Us  

Setelah Khalisya pergi, ia melanjutkan perkerjaan rumah lainnya. Seperti menjemur pakaian. Matahari naik, dan bersinar sangat terang. Hangatnya sinar matahari mulai merasuk kulitnya yang belum mandi. Memang, tak seperti kebanyakan anak remaja seperti dirinya yang akan mulai beraktivitas mandi terlebih dahulu. Dirinya tidak, melakukan tugas rumah itu yang utama. Bila seperti itu, keringat mulai keluar. Selesai menyapu halaman, berlanjut menyapu di samping rumah yang terdapat bunga-bunga Algronema milik ibunya disertai bunyi cit-citan burung peliharaan ayahnya. Semua sudah selesai, meletakkan cingkrak dan sapu di samping rumah. Kadang ia mengeluh, bukan, malah setiap hari, ia akan disuguhkan pemandangan yang sama sekali tak mengenakan mata cokelatnya—di samping rumah, selalu berserakan sampah, dan bekas makanan yang berjatuhan dari peliharaan-burung-burung Love Bird milik ayahnya yang melakukannya tak bersalah. Bukan hanya mengeluh yang didapatnya, melainkan perasaan sebal dan marah sering menghinggapinya.

Itulah rasanya menjadi anak perempuan, pikirnya.

Lanjut menjemur pakaian. Ia menjemur pakaiannya di halaman rumah. Pakaian, tentu saja. Pakaian selalu menumpuk tiap harinya.

Memang, ia kerap mengeluh tiap hari ada saja pekerjaannya. Kata ibu, kalau capek, istirahat. Pekerjaan rumah selesai tepat jam 10.00. Kadang paling lambat, jam 11.00 siang. Siang harinya, ia tak sempat bersantai di rumah. Melainkan pergi ke tempat penggilingan padi yang jaraknya 15 menit dari rumah. Penggilingan padi yang besar itu sebenarnya bukan miliknya, tetapi milik sang kakek. Kakeknya, dulu pernah membangun tempat besar itu sebelum ia lahir dan diwariskan pada anak lelakinya-ayahnya. Yang menurut Bee, mirip karakter kelinci berbulu pink di kartun The World of Gumball yang pernah ditontonnya.

Kakeknya mewariskannya setelah beliau meninggal akibat sakit kanker hati yang diidapnya sejak lama. Ia berjalan ke sana, tak lupa merenteng buku bacaan yang dibawanya untuk dibacanya. Kadang kala ia bosan, membuka internet untuk bahan ceritanya ataupun sekedar membaca berita. Jujur saja, ia jarang sekali bermain ataupun jalan-jalan seperti teman-temannya maupun saudara-saudaranya yang lain. Kerap kali ia sering diejek oleh saudara-saudara dan keluarganya karena dirinya suka sekali di rumah. Salah satunya budhenya yang kerap mengunjungi rumahnya bersama suaminya. Kadang bersama anaknya. Pernah sekali dari mulut budhenya mengatainya,"Kamu ya jangan sering di rumah terus. Kayak kakak-kakak dan adikmu yang lain gitu lho. Mesti keluar jalan bareng teman-temannya. Kalau di rumah terus yang ada kamu enggak punya teman."

Untuk apa teman? Pikirnya apabila budhenya mulai membedakannya dengan saudara-saudara. Bukan mulai, malah sering. Membuatnya malu dan merasa tidak percaya diri. Tetapi walau kerap dikatai seperti itu, ia mulai terbiasa dan kebal. Sebenarnya ia memiliki teman. Temannya dari sewaktu SD dulu. Jarang-jarang ia ke rumahnya. Hanya sewaktu ia membeli paket data. Rumah temannya itu rumahnya bersebarangan dengan toko pulsa langganan. Kadang mampir dan kadang tidak. Untuk apa memiliki teman yang menurutnya adik sepupunya pernah katakan solid itu? Pernah ia mempunyai teman baik dan menjelang temannya menikah ia dan Dee datang hingga usai pernikahannya sama sekali tak ada kontak dari SMS maupun Whatssap. Pupus dimakan Aragog. Alih-alih chat lagi, ia mengurungkannya. Ia berpikir, yang ada nanti dirinya ditanya yang macam-macam. Tahu, kan, maksudnya? Dalam lubuk hatinya yang mendalam, masih belum lepas dari orang yang sangat dekat dengannya. Ya, tantenya. Bila ia susah, sedih selalu mencurahkannya pada tantennya itu. Orang sangat mengerti akan dirinya. Bila ia sama sekali tak chat di Whatssap, tantenya akan mencarinya bahkan menanyakan di chat melalui Whatssap sang ibu. Sekarang, sekarang tak ada lagi yang menanyakan dirinya. Hidupnya dalam duka terus. Semua orang sepertinya melupakannya barang kedipan mata. Sedangkan ia? Ia sama sekali tidak melupakannya. Sedih dan kecewa memang. Ia diam-diam selesai melakukan aktifitasnya, mengirimkan chat di LINE dan di pesan seperti biasanya, seperti sewaktu orang terdekatnya masih hidup. Tahu keadaannya seperti itu, teman khayalannya—Khalisya yang akan datang lebih dulu. Menyapanya seperti biasa saat bertemu.

"Hai, Bee!" tangannya melambaikan ke arahnya.

"Oh, Keke."

"Ada apa lagi?"

"Enggak."

"Kamu mikirin sesuatu? Dan, oh! Jangan berbohong padaku lagi. Kamu kayak gini diejek sama saudaramu?"

"Bukan."

"Bukan?"

"Hal lain," kata Bee, duduk di kursi kayu panjang masih melanjutkan membaca majalah.

"Jadi? Hal lain apa?" Khalisya ikut duduk di sampingnya, siap mendengarkan.

"Aku rindu," kata Bee pelan.

"Rindu sama siapa?"

"Aku rindu banget sama tanteku."

"Tantemu yang meninggal karena sakit itu?" Khalisya mencoba memastikan.

Bee mengangguk.

Tiga teman khayalannya itu pernah sewaktu ada kabar duka dari keluarganya-dari Bee sendiri memberitahu kepada ketiganya ia dalam keadaan duka dan waktu mendengar kabar ini mereka kaget. Bee yang itu seperti tak ada kejadian apa-apa. Melakukan kegiatannya membersihkan rumah, sama sekali tak ada yang memberitahunya. Ia ingat betul, tengah malam hari itu dan di bulan yang akan menjelang hari ulang tahunnya. Lupa di tengah malam itu jam berapa ia di dalam kamar, Dee sudah terlelap dalam tidur, ia mendengar jelas saat ayahnya ditelpon ibunya waktu itu berada di Kalimantan Timur. Tepatnya di kota Samarinda. Di Bulan itu masih musimnya virus yang datang dari negara China-Kota Wuhan yang melanda. Di musim pandemi kala itu masuk negara Indonesia sudah menyebar saat luas. Banyak yang terkena dampaknya. Di musim itu hawa yang menurut biasanya sangat tak mengenakan. Di tengah malam, ayahnya mengatakan yang jelas di telinga. Ayah tak berani bilang padanya bila orang terdekatnya tiada malam itu. Menjelang fajar, ayahnya sama sekali tak mengatakan apa-apa padanya. Saat mencoba mengirim kepada pamannya. Ia bertanya seperti biasanya. Menanyakan kabar tantenya. Namun saat menanyakannya, seperti ini,"Tante rewel lagi kah, Oom?"

Balasannya? Sungguh membuat seperti dihantam Bludger telak mengenai kepala. Perasaannya sangat kacau.

Tante sudah enggak ada.

Begitu balasannya.

Perasaaannya hancur saat membacanya. Lalu ia mencoba menelepon sang ibu. Bukannya ibunya yang mengangkatnya melainkan adik sepupunya. Dalam percakapannya telepon adiknya disambar dan kali ini tantennya, yang mana adiknya dari tantenya yang meninggal. Suaranya lantang."Jangan kaget, ya, Nduk. Gini..."

Dalam percakapannya, ia terkejut bukan main. Mendengarnya merasa tak percaya. Suara tersendak, ada bulir air mata turun di pipinya. Ia pun menangis. Bukan cuma ia saja, adik kembarnya ikut menangis, memeluk daster putih bermotif batik kotak-kotak abu-abu-merah pemberiannya.

Mengingatnya membuatnya kembali sedih. Hari dan bulan itu orang yang paling dekat dengannya sudah menghilang dari muka bumi. Ketiga temannya datang—Khalisya mengunjunginya waktu ia di dalam kamar. Gadis tersebut masih dalam keadaan menangis.

"Hai, Bee-eh, ada apa denganmu?" melihatnya tampak kacau. Dua mata gadis jelek yang penyuka berbau lucu dan imut tersebut.

Bee terdiam.

"Ada apa denganmu?" tanyanya lagi.

Suaranya tersendat dan parau."Aku... Tanteku... Sudah enggak ada hari ini..."

Khalisya amat kaget. Muka manisnya sedih, merasakan ikut berduka cita.

"Aku turut berduka cita," katanya.

Bee dalam keadaannya berusaha tersenyum. Melihat gadis manis lolita tersebut ikut berduka cita, ia merasa ada seseorang yang ikut merasakan pahitnya. Tak hanya dalam keadaan senang, keadaan lain pun bisa ada untuknya. Tak cuma itu, Khalisya berusaha menghiburnya.

How do you feel about this chapter?

0 0 0 0 0 0
Submit A Comment
Comments (0)

    No comment.

Similar Tags
Let Me be a Star for You During the Day
968      501     16     
Inspirational
Asia Hardjono memiliki rencana hidup yang rapi, yakni berprestasi di kampus dan membahagiakan ibunya. Tetapi semuanya mulai berantakan sejak semester pertama, saat ia harus satu kelompok dengan Aria, si paling santai dan penuh kejutan. Bagi Asia, Aria hanyalah pengganggu ritme dan ambisi. Namun semakin lama mereka bekerjasama, semakin banyak sisi Aria yang tidak bisa ia abaikan. Apalagi setelah A...
Chloe & Chelsea
8469      1820     1     
Mystery
30 cerita pendek berbentuk dribble (50 kata) atau drabble (100 kata) atau trabble (300 kata) dengan urutan acak, menceritakan kisah hidup tokoh Chloe dan tokoh Chelsea beserta orang-orang tercinta di sekitar mereka. Menjadi spin off Duo Future Detective Series karena bersinggungan dengan dwilogi Cherlones Mysteries, dan juga sekaligus sebagai prekuel cerita A Perfect Clues.
Dear Vienna
375      286     0     
Romance
Hidup Chris, pelajar kelas 1 SMA yang tadinya biasa-biasa saja sekarang jadi super repot karena masuk SMA Vienna dan bertemu dengan Rena, cewek aneh dari jurusan Bahasa. Ditambah, Rena punya satu permintaan aneh yang rasanya sulit untuk dikabulkan.
Seiko
601      456     1     
Romance
Jika tiba-tiba di dunia ini hanya tersisa Kak Tyas sebagai teman manusiaku yang menghuni bumi, aku akan lebih memilih untuk mati saat itu juga. Punya senior di kantor, harusnya bisa jadi teman sepekerjaan yang menyenangkan. Bisa berbagi keluh kesah, berbagi pengalaman, memberi wejangan, juga sekadar jadi teman yang asyik untuk bergosip ria—jika dia perempuan. Ya, harusnya memang begitu. ...
Premium
Beauty Girl VS Smart Girl
11068      2810     30     
Inspirational
Terjadi perdebatan secara terus menerus membuat dua siswi populer di SMA Cakrawala harus bersaing untuk menunjukkan siapa yang paling terbaik di antara mereka berdua Freya yang populer karena kecantikannya dan Aqila yang populer karena prestasinya Gue tantang Lo untuk ngalahin nilai gue Okeh Siapa takut Tapi gue juga harus tantang lo untuk ikut ajang kecantikan seperti gue Okeh No problem F...
DELUSION
6128      1816     0     
Fan Fiction
Tarian jari begitu merdu terdengar ketika suara ketikan menghatarkan sebuah mimpi dan hayalan menjadi satu. Garis mimpi dan kehidupan terhubung dengan baik sehingga seulas senyum terbit di pahatan indah tersebut. Mata yang terpejam kini terbuka dan melihat kearah jendela yang menggambarkan kota yang indah. Badan di tegakannya dan tersenyum pada pramugari yang menyapanya dan menga...
Photograph
1639      784     1     
Romance
Ada banyak hal yang bisa terjadi di dunia dan bertemu Gio adalah salah satu hal yang tak pernah kuduga. Gio itu manusia menyenangkan sekaligus mengesalkan, sialnya rasa nyaman membuatku seperti pulang ketika berada di dekatnya. Hanya saja, jika tak ada yang benar-benar abadi, sampai kapan rasa itu akan tetap ada di hati?
Sebelas Desember
4701      1355     3     
Inspirational
Launa, gadis remaja yang selalu berada di bawah bayang-bayang saudari kembarnya, Laura, harus berjuang agar saudari kembarnya itu tidak mengikuti jejak teman-temannya setelah kecelakaan tragis di tanggal sebelas desember; pergi satu persatu.
Mawar Putih
1433      761     4     
Short Story
Dia seseorang yang ku kenal. Yang membuatku mengerti arti cinta. Dia yang membuat detak jantung ini terus berdebar ketika bersama dia. Dia adalah pangeran masa kecil ku.
Cazador The First Mission
8211      2279     21     
Action
Seorang Pria yang menjadi tokoh penting pemicu Perang Seratus Tahun. Abad ke-12, awal dari Malapetaka yang menyelimuti belahan dunia utara. Sebuah perang yang akan tercatat dalam sejarah sebagai perang paling brutal.